Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PAPER

MATA KULIAH PROGRAM PENYULUHAN PEMBANGUNAN

“PROGRAM PENYULUHAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN


PRODUKTIVITAS DAN PENGETAHUAN MELALUI PELATIHAN
PENGOLAHAN TELUR ASIN MENJADI KERUPUK DAN TELUR ASIN
PANGGANG UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT
BERBASIS KELUARGA PADA KELOMPOK PKK DESA ROSOWARI”

DISUSUN OLEH:

DINI DAYANTI

(20060950000)

KELAS A

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

Pendekatan pengembangan masyarakat dalam pembangunan mengandung


arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari
proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunan. Istilah penyuluhan dikenal
secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja di dalam organisasi pemberi jasa
penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya bagi masyarakat luas. Karena belum ada
definisi yang disepakati, diperlukan untuk memberikan pandangan serta dampak
yang ditimbulkannya.

Penyuluhan adalah sebuah proses belajar pada suatu pendidikan yang


bersifat non-formal bagi masyarakat dan keluarganya agar berubah perilakunya
untuk berani lebih baik, berusaha untuk lebih menguntungkan, berusaha hidup lebih
sejahtera, bermasyarakat lebih baik dan menjaga kelestarian lingkungannya pun
lebih baik. Selain dari pada itu Penyuluhan juga dapat menyebar luaskan informasi
tentang pentingnya ikut serta (Partisipasi) dalam pelaksanaan program pemerintah.
Penyuluhan secara umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses
perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang
lebih baik sesuai dengan harapan. Penyuluhan pembangunan, sebagai ilmu sosial
terapan, seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM), terutama dalam membentuk dan mengubah perilaku masyarakat untuk
mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas.

Kegiatan penyuluhan mencakup tidak hanya penyebarluasan pesan-pesan


pembangunan, tetapi meliputi bidang konsultasi, demostrasi usaha, pelatihan, dan
aktivitas lainnya yang bersifat persuasif untuk secara sistematik dapat merubah
perilaku masyarakat agar semakin maju dan tangguh. Pelatihan masyarakat
merupakan salah satu kegiatan penyuluhan dalam rangka memberdayakan
masyarakat khususnya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
masyarakat sasaran penyuluhan. Keberadaan masyarakat yang memiliki sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam bidang yang revelan dengan

2
pembangunan yang ingin dicapai, diharapkan akan dapat mendukung dan berperan
serta dalam proses pembangunan. Oleh karena itu pelatihan masyarakat perlu
dilaksanakan dan dikembangkan dengan memperhatikan faktor efisiensi,
efekivitas, dan relevansi.

Berbeda dengan Pendidikan umum yang diselenggarakan di sekolah-


sekolah, pelatihan masyarakat berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi di masyarakat. Pada dasarnya, pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan dapan diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pelatihan pada prinsipnya harus digali dari
masyarakat itu sendiri, terkecuali pelatihan masyarakat dalam rangka
menumbuhkan penyuluh-penyuluh swadaya masyarakat yang diperlukan untuk
mewujudkan penyuluh dari, untuk dan oleh masyarakat kelak.

Salah satu program penyuluhan yang dilakukan dalam bentuk pelatihan


yaitu pengolahan telur asin menjadi kerupuk dan telur asin panggang yang
dilakukan di Desa Rosowari. Pembuatan produk kerupuk telur asin ini merupakan
alternatif untuk meningkatkan nilai jual dari telur asin itu sendiri. Selain itu juga
terdapat inovasi dari telur asin menjadi telur asin panggang. Pengabdian masyarakat
yang dilakukan di Desa Rowosari ini bertujuan untuk memberikan pelatihan
tentang proses pembuatan kerupuk telur asin dan telur asin panggang. Selain itu
juga bertujuan meningkatkan ekonomi masyarakat berbasi keluarga dengan cara
membuat UMKM untuk produk-produk dari telur asin. Paper ini merupakan studi
kasus terhadap “Program penyuluhan masyarakat dalam menungkatkan
produktivitas dan pengetahuan melalui pelatihan pengolahan telur asin menjadi
kerupuk dan telur asin panggang untuk meningkatan ekonomi masyarakat berbasis
keluarga pada Kelompok PKK desa Rosowari” yang diterbitkan oleh jurnal Pusat
Inovasi Masyarakat, Januari 2021,Vol 3 (1) 2021: 12‒19. Adapun rumusan masalah
dalam paper ini yaitu untuk mengetahui unsur-unsur penyuluhan pembangunan
yang terdapat pada jurnal penelitian tersebut berdasarkan unsur-unsur penyuluhan
pembangunan menurut Dwi Siswanto yang terdiri dari, penyuluh, sasaran, metode,
media, materi, tempat dan waktu (2012).

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyuluhan Pembangunan

Menurut Van Den Ban, penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang


untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu sesamanya
memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (1999).
Hubies menyatakan bahwa penyuluhan adalah sebagai proses Pembelajaran
(Pendidikan nonformal) yang ditujukan untuk petani dan keluarganya dalam
pencapaian tujuan pembangunan (2007). Dengan demikian penyuluhan
pembangunan merupakan proses perubahan perilaku manusia yang di lakukan
melalui sistem Pendidikan sehingga mampu melakukan pertimbangan dalam
mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

B. Unsur dalam Penyuluhan Pembangunan

Unsur-unsur penting yang ada dan harus diperhatikan dalam


penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pembangunan agar dapat berhasil. Unsur-
unsur tersebut adalah penyuluh, sasaran, metode, media, materi, tempat dan waktu.

1. Penyuluh

Penyuluh dapat diartikan seseorang yang mempunyai peran melakukan


penyuluhan dalam rangka memajukan sasaran penyuluhan. Peran penyuluh tidak
hanya terbatas pada fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi,
ia harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga
penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakat sasaran.

Menurut Roggers, istilah “penyuluh” berarti seseorang yang atas nama


pemerintah atau Lembaga penyuluh berkewajiban untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi
inovasi (Mardikanto, 1993:45). Dapat dikatakan bahwa peran penyuluh ada 3 (tiga)
macam yang terdiri dari kegiatan-kegiatan: (a) pencariran diri dengan masyarakat

4
sasaran; (b) menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan;
dan (c) pemantapan hubungan dengan masyarakat sasaran. Mosher
mengungkapkan bahwa setiap penyuluh harus mampu melaksanakan peran ganda
sebagai: (a) guru; (b) penganalisa; (c) penasehat; (d) organisator (Merdikanto,
1993:47-48).

2. Sasaran

Sasaran penyuluh dapat dilihat dari dua pendapat, yaitu: pertama, bertolak
dari pendapat Benor dan Harrison (1977), mereka menginformasikan bahwa
sasaran penyuluhan adalah meningkatkan produktivitas usahanya. Kedua bertolak
dari pendapat Kelsey dan Hearne (1955), Leagans dan Kamath (1961), Soejitno
(1968) maupun Coombs dan Ahmed (1974) bahwa sasaran penyuluhan adalah
meningkatkan perilaku seseorang ataupun warga masyarakat yang ditunjukkan oleh
peningkatan hierarki Kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik dalam menerima
dan menggunakan ide baru perbaikan usahanya dalam hidup. Singkat kata dapat
katakanaan, bahwa sasaran penyuluh adalah perubahan dan peningkatan perilaku
orang perorang atau warga masyarakat yang sekaligus meningkatkan produktivitas
usaha dalam hidup (Jarmic, 1994: 5).

3. Metode

Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh adalah
mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah perilaku masyarakat sasaran
agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi untuk tercapainya mutu hidupnya.
Ragam metode penyuluhan berdasarkan hubungan penyuluh dan sasarannya dapat
dibedakan menjadi dua macam.

• Komunikasi langsung, baik melalui percakapan tatap-muka atau


lewat media tertentu yang memungkinkan penyuluh dapat
berkomunikasi secara langsung dari sasarannya dalam waktu yang
relatif singkat.
• Komunikasi tak langsung, baik lewat perantaraan orang lain, lewat
surat, atau media yang lain, yang tidak memungkinkan penyuluh

5
dapat menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relatif
singkat.
4. Media
• Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung, maupun tidak
secara langsung.
• Media cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan, yang dibagi-
bagikan, disebarkan, atau dipasang di tempat-tempat strategis yang
mudah dijumpai oleh sasaran (di jalan, pasar, dan lain-lain)
• Media terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat: slide,
pertunjukan film, dan lain-lain.

5. Materi

Materi penyuluhan pada hakikatnya merupakan segala pesan yang ingin


dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasaran. Pesan yang
disampaikan dalam proses penyuluhan harus bersifat inovatif yang mampu
mengubah atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan kearah terjadinya
pembaharuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat sasaran, demi selalu
terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga
masyarakat yang bersangkutan (Mardikanto, 1993: 95).

Berkaitan dengan sifat-sifat materi penyuluh, Merdikanto (1985: 105-106)


membedakan adanya tiga macam sifat materi penyuluhan, yaitu:

a. Materi berisikan pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi


b. Materi berisikan petunjuk atau rekomendasi yang harus dilaksanakan
c. Materi yang bersifat instrumental

6. Tempat dan Waktu

Kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan di lingkungan pekerjaan


(kegiatan) sasarannya dan waktu pelaksanaannya juga perlu ada kesepakatan
dengan sasaran penyuluhan. Hal ini dimaksudkan agar:

• Tidak banyak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinnya

6
• Penyuluh dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk
masalah-masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka
• Kepada sasaran dapat ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang
masalah dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di
lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan
diresapi serta dingat oleh sasarannya.
C. Fungsi Penyuluhan Pembangunan

Fungsi penyuluhan adalah membuat perubahan pada tindakan manusia


dengan Pendidikan.

• Perubahan dalam pengetahuan adalah perubahan tentang sesuatu


yang diketahui orang, perubahan dari tidak tahu menjadi tahu
• Perubahan dalam keterampilan adalah perubahan dalam teknis
mengerjakan sesuatu.
• Perubahan dalam sikap melibatkan perubahan dalam perasaan atau
reaksi terhadap hal-hal tertentu
• Perubahan dalam pemahaman berarti perubahan dalam pengertian.
• Perubahan dalam sasaran adalah jarak yang ditempuh untuk
periode waktu tertentu.
• Perubahan dalam tindakan berarti perubahan dalam penampilan
atau mengerjakan sesuatu.
• Perubahan dalam kepercayaan terhadap diri sendiri mengharuskan
adanya keyakinan terhadap kemampuan diri. Adanya
perkembangan kepercayaan terhadap diri.
D. Prinsip Penyuluhan Pembangunan
• Minat dan kebutuhan. Kebutuhan apa saja yang yang dapat dipenuhi
sesuai dengan tersedianya sumber daya, serta minat dan kebutuhan
apa yang menjadi prioritas untuk dipenuhi terlebih dahulu.

7
• Organisasi masyarakat bawah, artinya penyuluhan harus
memperhatikan adanya keragaman budaya, mampu
menyentuh/melibatkan organisasi masyarakat bawah.
• Kerja sama dan partisipasi, artinya penyuluhan hanya akan efektif
jika mampu menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu
bekerja sama dalam melaksanakan program-program yang telah
dirancang.
• Kepemimpinan artinya penyuluh harus mampu mengembangkan
kepemimpinan. Penyuluh harus mampu menumbuhkan pemimpin-
pemimpin lokal atau memanfaatkan pemimpin lokal yang telah ada
untuk membantu kegiatan penyuluhannya.
• Penyuluhan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan,
karena adanya kepuasan akan sangat menentukan keikutsertaan
sasaran pada program program penyuluhan selanjutnya.
E. Tujuan Penyuluhan Pembangunan

Ialah bertujuan untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik


dari keadaan yang ada. Perubahan kehidupan masyarakat tersebut mencakup setiap
bidang, di segala segi dan dalam semua lapangan. Menurut Kartasapoetra, terdapat
dua tujuan penyuluhan pembangunan di Masyarakat, yaitu tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka Panjang (1987).

1. Tujuan jangka Pendek


• Perubahan tingkat pengetahuan
• Perubahan tingkat kecakapan dan kemampuan
• Perubahan sikap
• Perubahan motif Tindakan
2. Perubahan jangka Panjang
• Better farming, mau dan mampu mengubah cara-cara usaha dengan
cara-cara yang lebih baik
• Better business, berusaha yang lebih menguntungkan

8
• Better living, menghemat dan tidak berfoya-foya setelah tujuan
utama telah tercapai.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Penyuluhan Pembangunan masyarakat melalui pelatihan pengolahan
telur asin menjadi kerupuk dan telur asin panggang untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat

Menurut Van Den Ban, penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang


untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu sesamanya
memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (1999).
Menelisik dari pernyataan Van Den Ban jika dikaitkan dengan penelitian tersebut
bahwa penyuluhan melalui kegiatan pelatihan pengolahan telur asin menjadi
keripik dan telur asin panggang merupakan suatau proses komunikasi langsung
yang dilakukan secara sadar oleh penyuluh yaitu tim LAWET IGTF (IPB Goes To
Field) Domisili kepada pada ibu-ibu Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) dengan memberikan inovasi baru yaitu pengembangan telur asin menjadi
kerupuk dan telur asing panggang sehingga mampu mengembangkan potensi yang
ada di Desa Rosowari yaitu keberlimpahan produksi telur itik.

Kegiatan pelatihan pengolahan telur asin menjadi keripik dan telur asin
panggang ini merupakan salah satu proses pembelajaran berupa Pendidikan
nonformal yang ditujukan kepada pada ibu-ibu Kader Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) yang ada di Desa Rosowari yang bertujuan untuk meningkatan
kesejahteraan ekonomi keluarga. Dengan demikian dengan hadirnya penyuluhan
tersebut melalui kegiatan pelatihan terhadap pengelolaan telur itik menjadi kerupuk
dan telur asin panggang merupakan proses perubahan perilaku masyarakat yang ada
di desa Rosowari khususnya pada ibu-ibu Kader Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) melalui edukasi dan pemberian keterampilan sehingga mampu
menjadi solusi pemecahan masalah yang di hadapi oleh pada ibu-ibu Kader
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

9
B. Unsur-unsur dalam penyuluhan “Pelatihan pengelolaan telur asin
menjadi kerupuk dan telur asing panggang pada kelompok PKK desa
Rosowari”

Unsur-unsur penting yang harus ada dalam penyuluhan pembangunan, antara lain:

1. Penyuluh

Penyuluh dapat diartikan seseorang yang mempunyai peran melakukan


penyuluhan dalam rangka memajukan sasaran penyuluhan. Peran penyuluh tidak
hanya terbatas pada fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi,
ia harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga
penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakat sasaran. Berdasarkan pernyataan
diatas yang berperan sebagai penyuluh dalam kegiatan pelatihan tersebut adalah tim
LAWET IGTF (IPB Goes To Field) Domisili yang dimana tidak hanya berperan
menyampaikan inovasi yaitu pengelolaan telur asin menjadi karupuk dan telur asin
panggang yang memiliki cita rasa khas desa Rosowari tapi juga bagaimana tim
penyuluh ini mampu membangun etos semangat ibu-ibu PKK dalam memproduksi
kerupuk telur asin dan telur asin panggang dan mejadikannya sebagai suatu
penghasilan dan berkelanjutan dan meningkatkan perekonimoan keluarga.
Sehingga melihat dari peran yang ditelah dijalankan oleh tim penyuluh yaitu tim
LAWET IGTF (IPB Goes To Field) Domisili sesuai dengan yang disebutkan oleh
Mosher bahwa peran penyuluh ada 3 (tiga) macam yang terdiri dari kegiatan-
kegiatan: (a) pencariran diri dengan masyarakat sasaran; (b) menggerakkan
masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan; dan (c) pemantapan hubungan
dengan masyarakat sasaran. Mosher mengungkapkan bahwa setiap penyuluh harus
mampu melaksanakan peran ganda sebagai: (a) guru; (b) penganalisa; (c)
penasehat; (d) organisator.

2. Sasaran

Sasaran penyuluh ada dua yaitu yang pertama menurut Benor dan Harrison
(1977), bahwa sasaran penyuluhan adalah meningkatkan produktivitas usahanya

10
jika melihat dari penyuluhan melalui pelatihan dalam penelitian tersebut yang
menjadi sasaran penyuluh yaitu bagaimana mengelola telur asin menjadi kerupuk
dan telur asin panggang sehingga memiliki nilai jual yang lebih dan melihat dari
potensi desa rosowari tersebut dimana sebagai peternak itik dengan hasil telur itik
yang melimpah. Kedua, yang dimaksud sasaran penyuluh menurut Kelsey dan
Hearne (1955) bahwa sasaran penyuluhan adalah meningkatkan perilaku seseorang
ataupun warga masyarakat yang ditunjukkan oleh peningkatan hierarki Kawasan
kognitif, afektif dan psikomotorik dalam menerima dan menggunakan ide baru
perbaikan usahanya dalam hidup dimana dalam pelatihan dalam penelitian tersebut
yang menjadi sasaran penyuluh yaitu bagaimana meningkatkan produktivitas dan
pengetahuan ibu-ibu PKK desa Rosowari dalam pengelolaan telur asin menjadi
kerupuk dan telur asin panggang sehingga mmpu meningkatkan ekonomi keluarga.

3. Metode

Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh adalah
mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah perilaku masyarakat sasaran
agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi untuk tercapainya mutu hidupnya.
Metode penyuluhan berdasarkan hubungan penyuluh dan sasarannya yaitu
berdasarkan pada penyuluhan dalam kegiatan pelatihan tersebut antara tim LAWET
IGTF (IPB Goes To Field) Domisili dengan ibu-ibu PKK desa Rosowari dilakukan
metode Komunikasi langsung dimana dilakukan dengan percakapan tatap-muka
penyuluh berkomunikasi langsung dengan sasarannya melalui sosialisasi yang
dilakukan tim penyuluh dalam rangka memberikan pngetahuan dan keterampilan
tentang pengelolaan telur bebek yaitu telur asin menjadi kerupuk dan telur asing
panggang.

4. Media

Media penyuluhan yang digunakan dalam pelatihan pengelolaan telur asin menjadi
kerupuk dan telur asin panggang pada ibu-ibu PKK desa Rosowari yaitu melalui
media lisan yang disampaikan secara langsung melalui sosialisasi.

11
5. Materi

Materi penyuluhan pada hakikatnya merupakan segala pesan yang ingin


dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasaran. Materi yang
disampaikan penyuluh dalam kegiatan pelatihan di desa Rosowari tersebut berupa
penyuluhan pelatihan, dan sosisalisasi langsung kepada Ibu-Ibu PKK yang
disampaikan diharapkan mampu mengubah atau mendorong terjadinya perubahan-
perubahan kearah terjadinya pembaharuan dalam aspek kehidupan ibu-ibu PKK di
desa Rosowari khususnya dalam meningkatkan ekonimu keluarga, demi
terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap keluarga yang ada di desa
Rosowari.

Kegiatan sosialisasi dalam pelatihan ini dilakukan untuk memberikan


pengetahuan tentang pengolahan telur bebek dan memberikan solusi untuk
memecahkan permasalahan persoalan yang dihadapi yaitu kurangnya pemanfaatan
telur bebek yang begitu melimpah di desa ini. Dapat dilihat bahwa materi yang
Materi yang disampaikan berisikan pemecahan masalah dan petunjuk atau
rekomendasi yang harus dijalankan seperti introduksi alat dan bahan untuk
membuat kerupuk telur asin dan telur panggang, penyuluhan dan pembuatan
kerupuk telur asin dan telur asin panggang. Pelatihan dilakukan sebanyak tiga kali
yang meliputi pelatihan pembuatan kerupuk telur asin, pembuatan telur asin dan
telur asin panggang, dan pengemasan (packaging).

Dampak dari adanya pelatihan ini juga dirasakan oleh warga masyarakat di
desa sekitar yang beternak bebek, karena tidak perlu menjual telur kepada pengepul.
Penyuluhan pembuatan telur asin yang menekankan higienitas telur juga
berdampak pada hasil telur bebek yang menjadi lebih bersih, serta pengolahan telur
asin yang lebih efektif dengan tanah lempung. Telur asin yang dihasilkan juga tidak
banyak yang pecah atau terlampau busuk dengan metode baru. Selain itu nilai jual
telur asin dengan dijadikan kerupuk dan telur asin panggang menjadi bertambah.
Umur simpan kerupuk telur asin dan telur asin panggang yang lebih lama dibanding
telur asin biasa membuat ibu-ibu bisa menyimpan produk tersebut lebih lama tanpa
khawatir terjadi kerusakan pada kerupuk telur asin dan telur asin panggang.

12
6. Tempat dan Waktu

Kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan di lingkungan pekerjaan


(kegiatan) sasarannya dan waktu pelaksanaannya juga perlu ada kesepakatan
dengan sasaran penyuluhan maka dari itu kegiatan penyuluhan melalui pelatihan
pengelolaan telur asin menjadi kerupuk dan telur asin panggang dilakukan di lokasi
sasaran yaitu di balai desa Rowosari, RT 04/RW 01 Kecamatan Bonorowo,
Kabupaten Kebumen. Dan dilaksanakan mulai bulan November 2020–Januari
2021. Hal ini dimaksudkan agar tidak banyak mengganggu (menyita waktu)
kegiatan sehingga lebih efektif dan efisien dan penyuluh dapat memahami betul
keadaan sasaran karena di lakukan di tempat atau lokasi sasaran

C. Fungsi Penyuluhan Pembangunan dalam “Pelatihan pengelolaan telur


asin menjadi kerupuk dan telur asing panggang pada kelompok PKK desa
Rosowari”

Fungsi penyuluhan adalah membuat perubahan pada tindakan manusia


dengan Pendidikan. Berdasarkan pernyataan tersebut fungsi program penyuluhan
pada pelatihan pengelolaan telur asin menjadi kerupuk dan telur asing panggang di
desa Rosowari yaitu mampu merubah tindakan ibu-ibu kader PKK melalui
Pendidikan yaitu pelatihan dari yang tidak tahu bagaimana memanfaatkan potensi
telur asin yang ada di desa Rosowari tersebut menjadi tahu, pandai dan memiliki
keterampilan. Dan juga adanya perubahan dalam sikap dimana ibu-ibu kader PKK
desa Rosowari mampu berproduktivitas lebih di kehidupan sehari-hari. Dengan
adanya kegiatan pelatihan ini juga membangun kepercayaan diri ibu-ibu kader PKK
desa Rosowari bahwa mereka juga ternyata mampu berpenghasilan dan memiliki
keterampilan menghasilkan suatu prroduk yang bernilai jual dan inovatif yang
dapat membantu perekonomian keluarga.

13
D. Prinsip Penyuluhan Pembangunan dalam “Pelatihan pengelolaan telur
asin menjadi kerupuk dan telur asing panggang pada kelompok PKK desa
Rosowari”

Adapun prinsip yang terkandung dalam pelatihan pengelolaan telur asin


menjadi kerupuk dan telur asin panggang pada ibi-ibu PKK di desa Rosowari yaitu
yang pertama minat dan kebutuhan, kebutuhan apa saja yang dapat dipenuhi
penyuluh sesuai dengan tersedianya sumber daya dimana kita lihat karena
keberlimpahan produksi telur asin yang ada di desa Rosowari maka penyuluh
berinisiatif memberikan inifatif pelatihan pembuatan telur asin menjadi kerupuk
dan telur asin panggang yang tidak biasa sehingga mampu bernilai jual lebih.
Prinsip yang kedua bahwa kita lihat adanya kerja sama dan partisipasi antara
penyuluh yaitu tim LAWET IGTF (IPB Goes To Field) Domisili dengan ibu-ibu
Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di desa Rosowari dimana
dilihat dari antusiasme ibu-ibu PKK mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Prinsip
ketiga yaitu kepemimpinan dimana dengan adanya kegiatan pelatihan ini mampu
menciptakan para ibu rumah tangga khususnya yaitu ibu-ibu PKK yang ada di desa
Rosowari untuk memiliki jiwa-jiwa kepemimpinan, pantang menyerah dalam
mendirikan usaha dan membangun produktivitas. Prinsip yang keempat yaitu
kepuasaan. Penyuluhan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan,
kepuasan dalam pelatiahan ini dapat dilihat dari salah satu komentar dari ibu PKK
menurutnya kegiatan penyuluhan ini merupakan ilmu dan gerakan transformasi
masyarakat melalui pengembangan potensi yang dimiliki dengan pendekatan
edukasi, melakukan upaya penyelesaian masalah, supaya masyarakat dapat
berproduktivitas lebih di kehidupan sehari-hari. Dengan beberapa prinsip yang
terkandung dalam pelatihan pengelolaan telur asin menjadi kerupuk dan telur asin
panggang terhadap ibu-ibu PKK di desa Rosowari tersebut sudah memenuhi
prinsip-prinsip penyuluhan pembangunan yang sayogyanya harus ada dalam
kegiatan penyuluhan.

14
E. Tujuan Penyuluhan Pembangunan dalam “Pelatihan pengelolaan telur
asin menjadi kerupuk dan telur asing panggang pada kelompok PKK desa
Rosowari”

Menurut Kartasapoetra, terdapat dua tujuan penyuluhan pembangunan di


Masyarakat, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka Panjang. Dalam
pelatihan ini mengarahkan ibu-ibu PKK untuk melakukan perubahan jangka
Panjang dimana adanya keinginan oleh ibi-ibu PKK untuk mengubah cara-cara
usaha dengan cara-cara yang lebih baik melalui pelatihan yang diberikan dalam
pengelolaan telur asin menjadi kerupuk dan telur asin panggang yang belum pernah
dilakukan sebelumnya, yang kedua yaitu better business, berusaha yang lebih
menguntungkan dimana dengan adanya pelatihan ini mampu menjadi nilai jual
lebih terhadap produk telur asin yang telah dikelola menjadi kerupuk dan telur asin
panggang yang tentu saja lebih menguntungkan dari pada sebelumnya yang hanya
berupa telur asin saja. Ketiga yaitu better living dimana setelah tujuan dari
penyuluhan ini tercapai dimana ibu-ibu PKK sudah bisa mandiri dan mendirikan
usahanya sendiri diharapkan mampu menghemat dan tidak berfoya-foya demi
keberlangsungan usaha yang telah dijalani.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat saya berikan setelah melkukan studi kasus terhadap
program penyuluhan melalui pelatihan pengelolaan telur asin menjadi kerupuk dan
telur asin panggang terhadap ibu-ibu PKK di desa Rosowari bahwasannya
penyuluhan memanglah sangat penting untuk dilakukan dengan melihat potensi-
potensi yang ada di setiap daerah dan bagaimana memanfaatkannya untuk
meningkatkan perekonomian msyarakata. dan bagaimana penyuluhan itu dikatakan
berhasil jika berkelanjutan dimana walaupun penyuluhan berupa pelatihan telah
selesai dilakukan tapi sasaran masih tetap semangat dan penuh dengan motivasi
untuk melanjutkan pelatihan yang telah diberikan seperti yang kita lihat dalam
proses pelatihan dalam jurnal tersebut dimana penyuluh yaitu tim LAWET IGTF
(IPB Goes To Field) Domisili mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan
kelompok Ibu PKK Desa Rowosari, sehingga diharapkan dapat mandiri dalam
pengolahan kerupuk telur asin sebagai sarana peningkatan nilai ekonomis telur itik.
Pembuatan kerupuk telur asin dapat dimanfaatkan sebagai sarana inovasi pangan
dan menambah nilai ekonomis telur.

B. Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu baiknya agar supaya tim penyuluh
tetap melakukan pemantauan terhadap ibu-ibu PKK dengan memastikan tidak ada
kendala yang didapat pasca penyuluhan atau pelatihan yang diberikan sehingga
dapat berkelanjutan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hawkins dan Van den Ban. (1999). Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius

Jarmie, M. Y., (1994), Sistem Penyuluhan Pembangunan Pertanian Indonesia,


Program Pasca Sarjana IPB, Bogor.

Kartasapoetra. (1987). Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka


Cipta.

Mangkuprawira. S dan Aida V. Hubies. (2007). Manajemen Mutu Sumber Daya


Manusia. Ghalia Indonesia. Bogor.

Mardikanto, T., (1993) Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Sebelas Maret


University Press, Surakarta.

Siswanto, D. (2012). Hakikat Penyuluhan Pembangunn dalam Masyarakat. Jurnal


Filsafat, Vol. 22 (Nomor 1), hlm. 51-68.

17

Anda mungkin juga menyukai