Anda di halaman 1dari 8

Analisis Tingkat Konsumsi Beras dan Pola Konsumsi Pangan Kelompok

Rumah Pangan Lestari (KRPL) Melati di Kecamatan Haur Gading


Kabupaten Hulu Sungai Utara

Analysis of Rice Consumption Levels and Food Consumption Patterns for Sustainable
Food House Groups (KRPL) Melati in Haur Gading District,
Hulu Sungai Utara Regency

Ashlin Nurraniati1, Ahmad Suhaimi2, Purna Kusumayana3


1
Alumnus Program Studi Agribisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai
email: aslinituaku16@gmail.com1
2&3
Program Studi Agribisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai
email:ahmad99ec@gmail.com2
email:kusumayanapurna@yahoo.com3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsumsi pangan beras, dan pola konsumsi
pangan rumah tangga. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jingah Bujur Kecamatan Haur Gading
Kabupaten Hulu Sungai Utara, Waktu penelitian pada bulan Februari 2019 sampai Juli 2019
dengan anggota Kelompok Wanita Tani Melati sebagai respondennya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan pendekatan Skor PPH. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah bahwa tingkat konsumsi pangan beras daerah penelitian berada di atas angka
daripada tingkat konsumsi pangan Provinsi Kalimantan Selatan dan juga tingkat konsumsi pangan
Nasional. Pola konsumsi pangan daerah penelitian masih didominasi oleh kelompok pangan padi-
padian yakni beras dengan angka 266,53 gr/kap/hari atau 959,41 kkal/hari. Skor PPH daerah
penelitian dari data yang ada yaitu 75,7 dengan demikian nilai tersebut masih kurang dari angka
standar yang ditetapkan pemerintah yakni 100. Ini dapat diartikan bahwa keragaman pangan di
daerah penelitian masih kurang beragam.

Kata Kunci: Pangan, tingkat konsumsi, beras, pola.

ABSTRACT

This study aims to determine the level of rice food consumption, and household food
consumption patterns. This research was conducted in Jingah Bujur Village, Haur Gading District,
Hulu Sungai Utara Regency, with members of the Melati Women's farmer Group as respondents. The
method used in this research is quantitative descriptive analysis and PPH score approach. The results
obtained from this study are the level of rice food consumption in the study area is above the level of
the food consumption level of South Kalimantan Province and also the level of National food
consumption. The pattern of food consumption in the study area is still dominated by grain food
groups, namely rice, with 266.53 gr / cap / day or 959.41 kcal / day. The PPH score of the research
area from the existing data is 75.7 so that the value is still less than the standard figure set by the
government, which is 100. This can be interpreted that the diversity of food in the research area is still
less diverse.

Keywords: Food, level of consumption, rice, pattern.

PENDAHULUAN

Sektor pertanian merupakan hal yang penting dan sangat berperan dalam
pembangunan nasional. Bisa dilihat dari banyaknya impor beras yang dilakukan pemerintah
guna mencukupi ketersediaan pangan. Tingginya tingkat kepadatan penduduk berpengaruh
pada tingginya tingkat konsumsi pangan di negara ini. Negara Indonesia memiliki pedoman
untuk mengukur diversifikasi konsumsi pangan termasuk pangan pokok yang dikenal dengan
Pola Pangan Harapan(PPH). Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan
yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama dari suatu pola
ketersediaan atau pola konsumsi. Pola konsumsi pangan masyarakat belum beragam karena
masih didominasi oleh kelompok padi-padian (56,3%) terutama beras (86,3%) (Baliwati dkk,
2004).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan
ketentuannya memutuskan bahwa diantaranya dalam pasal 1 membahas tentang
penganekaragaman pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan
yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber daya lokal. Upaya dalam
memantapkan ketahanan pangan Dewan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian telah
mengembangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Tujuan adanya pengembangan
KRPL ini yakni untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan mengurangi belanja
keluarga sehingga meningkatkan pendapatan keluarga dan kesejahteraannya.
Tingkat konsumsi pangan pokok nasional yakni beras dalam data BPS Kementerian
Pertanian (2018) pada tahun 2017 konsumsi beras adalah sebesar 114,6 Kg per kapita per
tahun. Provinsi Kalimantan Selatan tingkat konsumsi beras tercatat sebesar 132,4 Kg
perkapita/tahun. Tingginya potensi konsumsi pangan dan diversifikasi pangan memberikan
masyarakat akses untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi yang sesuai dengan program anjuran
pemerintah yakni Pola Pangan Harapan (PPH). Meskipun begitu masih ada beberapa faktor
lain yang menentukan tingkat konsumsi beras dan pola konsumsi pangan dalam rumah
tangga. Alasan inilah yang membuat peneliti merasa perlu mengetahui seberapa tingginya
potensi konsumsi pangan di Kecamatan Haur Gading dan apakah sebanding dengan hasil
produksi yang dimiliki rumah tangga dan pola konsumsi yang mereka terapkan.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat konsumsi pangan beras Kelompok
Rumah Pangan Lestari (KRPL) Melati di Kecamatan Haur Gading dan mengetahui pola
konsumsi panganKelompok Rumah Pangan Lestari (KRPL) Melati di Kecamatan Haur
Gading.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jingah Bujur Kecamatan Haur Gading Kabupaten
Hulu Sungai Utara. Waktu penelitian pada bulan Februari 2019 sampai Juli 2019, mulai tahap
persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai penulisan laporan.

Metode Penarikan Sampel


Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Pertimbangan pemilihan metode penarikan sampel (desa) dilakukan secara sengaja
(purposive), yaitu cara pengambilan sampel dengan alasan-alasan tertentu yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Efendi, 2008).
Lokasi yang dijadikan tempat penarikan contoh berdasarkan pertimbangan yang ada
yakni Desa Jingah Bujur. Alasan desa tersebut menjadi desa penarikan contoh karena telah
memenuhi syarat di atas selain itu pertimbangan lainnya desa tersebut menjalankan program
pemerintah Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan meningkatkan pemanfaatan
pekarangan rumah untuk mencukupi kebutuhan pangan rumah tangga.

Metode Pengumpulan Data

Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung
objek penelitian yang berupa kondisi wilayah responden.
Wawancara
Wawancara adalah sebuah teknik mendapatkan data primer yang dilakukan dengan
cara memberikan pertanyaan kepada responden dengan menggunakan kuesioner yang berisi
daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu.

Pencatatan
Pencatatan yakni teknik pengumpulan data sekunder yang dilaksanakan dengan
berbagai instansi terkait dalam penelitian yang dilaksanakan.

Recall 24 jam
Recall adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh
data konsumsi pangan setiap individu. Prinsip dari metode recall adalah mencatat jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi dalam periode 24 jam yang lalu (Supariasa et al., 2002).

Analisis Data

Tingkat Konsumsi Beras


Menjawab tujuan yang pertama dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis
deskriptif kuantitatif untuk mengetahui tingkat konsumsi beras yang telah disesuaikan dengan
tingkat konsumsi beras pada skor Pola Pangan Harapan, dengan pemberian kuesioner atau
mengajukan pertanyaan ditujukan kepada responden di daerah penelitian.
Nilai dari perhitungan skor pola pangan harapan yang telah diketahui yang akan
dibandingkan dengan data tingkat konsumsi beras pada Tingkat Nasional dan Tingkat
Provinsi Kalimantan Selatan.

Pola Konsumsi Pangan Rumah tangga


Menjawab tujuan yang kedua yakni pola konsumsi pangan rumah tangga didapatkan
dengan pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH). Berbagai jenis makanan telah dikonversi
dengan satuan sama yaitu gram/hari. Rumus yang digunakan dalam menjawab tujuan kedua
ini sebagai berikut:
1. Konsumsi Aktual
konsumsi pangan rumah tangga
Konsumsi aktual=
jumlah anggota rumah tangga
2. Energi aktual
konsumsi aktuial x Kandunganenergi x 100 % : BDD
Energi aktual =
100
3. % Angka Kecukupan Energi (AKE)
Energi Aktual
%AKE = x 100
2150
4. Skor AKE = %AKE × Bobot

HASIL DAN PENELITIAN

Hasil
Karakteristik Responden

Umur
Kelompok umur dengan jumlah terbanyak berkisar antara 38-42 tahun atau 27,5 %
jumlahnya yakni 11 orang dan kelompok umur 48-52 tahun dengan %tse dan jumlah yakni
22,5 % atau 9 orang. Sedangkan kelompok umur dengan jumlah terkecil ditempati kisaran
umur 43-47 tahun dengan %tase 7,5 % dan jumlah 3 orang. Berikut di bawah ini tabel
pengelompokan umur.

Tabel 5. Jumlah Responden Berdasarkan Kelompok Umur Petani di Kecamatan


Haur Gading.

Kelompok Umur
No Jumlah Responden Persentase (%)
(Tahun)
1 23-27 5 12,5
2 28-32 7 17,5
3 33-37 5 12,5
4 38-42 11 27,5
5 43-47 3 7,5
6 48-52 9 22,5
Jumlah 40 orang 100

Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan pola pikir
masyarakat dalam pengambilan keputusan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan
semakin cepat dan tepat dalam mengambil keputusan. Berikut ini adalah tabel tingkat
pendidikan responden.

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden di Kecamatan Haur Gading

Jumlah Responden
No Uraian Persentase (%)
(orang)
1 Tamat SD/Sederajat 26 65
2 Tamat SMP/Sederajat 4 10
3 Tamat SMA/Sederajat 9 22,5
4 Tamat S1 1 2,5
Jumlah 40 Orang 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2019

Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang ditanggung kepala
keluarga yang terdiri dari istri, anak, dan anggota keluarga yang lain atau orang lain yang
hidup serumah. Berikut ini tabel jumlah tanggungan keluarga responden.

Tabel 7. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Kecamatan Haur Gading

Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Responden


No Persentase (%)
(jiwa) (orang)
1 1 2 5
2 2 8 20
3 3 12 30
4 4 14 35
5 5 4 10
Jumlah 40 Orang 100
Sumber : Hasil Pengolahan data Primer, 2019

Tingkat Konsumsi Beras


Tingkat konsumsi beras menggambarkan jumlah bahan makanan konsumsi dalam
kelompok pangan padi-padian yakni beras yang rata-rata dikonsumsi anggota KRPL.Hasil
dari penelitian ini diperoleh tingkat konsumsi beras dan non beras anggota KRPL Melati Desa
Jingah Bujur, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten Hulu Sungai Utara yang terdapat pada
tabel berikut.

Tabel 8. Tingkat Konsumsi Pangan Beras dan Non Beras KRPL Melati Desa
Jingah Bujur, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten Hulu Sungai Utara

Konsumsi Pangan
No Kelompok Pangan Energi Aktual
Gr/Kap/Hr
A Padi-padian Beras 266,53 959,41
Total Beras 266,53 959,41
B Padi-padian Non Beras 16,73 56,29
Umbi-umbian 19,07 21,56
Pangan Hewani 157,22 394,01
Minyak dan Lemak 31,38 283,11
Buah/Biji Berminyak 3,5 4,26
Kacang-kacangan 86,81 58,26
Gula 17,10 62,24
Sayur dan Buah 112,33 67,87
Dan Lain-lain 64,05 129,40
Total Non Beras 508,19 1077
Total Beras dan Non Beras 774,72 2036,41
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2019

Setelah diketahui tingkat konsumsi pangan beras di atas kemudian akan dibandingkan
dengan menggunakan tabel dibawah ini.

Tabel 9. Perbandingan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras Nasional,


Provinsi Kalimantan Selatan, dan KRPL Melati Desa Jingah Bujur

KRPL Melati
Nasional Kalimantan Selatan
No Kelompok Pangan Jingah Bujur
Gr/Kap/Hr Gr/Kap/Hr
Gr/Kap/Hr
1 Padi-padian Beras 261,3 257,0 266,5*
Padi-padian Non 42,2 42,6* 16,73
Beras
2 Umbi-umbian 56,3* 36 19,07
3 Pangan Hewani 121,3 144,7 157,22*
Minyak dan Lemak
4 28,3 33* 31,38
5 Buah/Biji Berminyak 6,5* 6,3 3,5
6 Kacang-kacangan 25,7 21,4 86,81*
7 Gula 28,2 35,6* 17,10
8 Sayur dan Buah 224,8* 185,9 112,33
9 Lain-lain 27,5 116,4* 64,05
Keterangan : *) Nilai Tertinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Berdasarkan hasil dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi pangan
kelompok pangan padi-padian beras KRPL Melati yakni 266,5 gr/kap/hari, angka tersebut
berada di atas angka tingkat konsumsi Provinsi Kalimantan Selatan yaitu 257,0 gr/kap/hari
dan Nasional sebesar 261,3 gr/kap/hari. Begitupula kelompok pangan hewani dan kacang-
kacangan tingkat konsumsi pangan KRPL Melati berada di atas angka Nasional dan Provinsi
yaitu 157,22 gr/kap/hari dan 86,81 gr/kap/hari. Tetapi pada KRPL Melati kelompok pangan
padi-padian non beras, umbi-umbian, buah/biji berminyak, gula, sayur dan buah dan lain-
lainnya berada dibawah angka Provinsi Kalimantan Selatan dan Nasional.

Pola Konsumsi Pangan


Hasil dari penelitian Pola Konsumsi Pangan KRPL Melati di Desa Jingah Bujur
Kecamatan Haur Gading dengan pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH) adalah pada tabel
berikut.

Tabel 10. Skor PPH KRPL Melati Desa Jingah Bujur Kecamatan Haur Gading

%
N Kelompok AKE Skor Skor Skor
Energi aktual Bobot
o Pangan (2150 kkal AKE Maks. PPH
/kap/hr)

1 Padi-padian 1015,7 47,24 0,5 23,62 25,0 23,62

2 Umbi-umbian 21,56 1,0 0,5 0,5 2,5 0,5

3 Hewani 394,01 18,32 2,0 36,64 24,0 24,0

4 Minyak/Lemak 283,11 13,20 0,5 6,6 5,0 5,0

5 Buah/biji berminyak 4,26 0,20 0,5 0,1 1,0 0,1

6 Kacang-kacangan 58,26 2,70 2,0 5,4 10 5,4

7 Gula 62,24 2,90 0,5 1,45 2,5 1,45

8 Sayur dan buah 67,87 3,15 5,0 15,75 30,0 15,75

9 Lain-lain 129,40 6,0 0,0 0 0,0 0

Jumlah 2036,41 94,71

Skor PPH 75,7


Sumber : Pengolahan Data Primer, 2019
Tabel di atas menunjukkan bahwa konsumsi energi rata-rata responden berjumlah
2036,41 kkal, nilai ini menunjukkan bahwa kuantitas energi rata-rata responden masih kurang
dari angka yang dianjurkan pemerintah pada tahun 2012 yakni sebesar 2150 kkal, ini berarti
asupan kalori responden belum terpenuhi. Begitu juga dengan skor PPH yang masih kurang
yakni 75,7 dari skor maksimal yaitu 100, hal ini menunjukkan bahwa diversifikasi konsumsi
pangan responden belum beragam.

Pembahasan

Tingkat Konsumsi Pangan Beras


Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pangan beras responden berada
diatas angka tingkat konsumsi beras Provinsi Kalimantan Selatan dan tingkat konsumsi beras
Nasional. Akan tetapi tingkat konsumsi pangan beras KRPL Melati ini masih rendah karena
masih kurang dari angka yang dianjurkan pemerintah. Hal ini berbanding lurus dengan daerah
penelitian yang keadaan usahatani padi sulit dilakukan dengan maksimal karena terkendala
keadaan tanah dan iklim, selain hal ini luas daerah lahan yang bisa diusahakan terbatas.
Ketika musim tanam tiba petani responden tidak bisa langsung menggarap seluas lahan yang
dimilki hal ini dikarenakan keadaan lahan yang sebagian terendam air. Hal di atas yang
menyebabkan produksi padi atau gabah daerah ini tidak maksimal dan sulit diperhitungkan
besaran jumlah panen.
Besar kecilnya tingkat konsumsi pangan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yaitu
pendapatan keluarga, ketersediaan pangan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, kebiasaan
makan dan umur anggota rumah tangga. Sesuai dengan Suhaimi (2008) dalam bukunya yang
berjudul Ketahanan Pangan bahwa tingkat konsumsi pangan dipengaruhi oleh tiga faktor
yakni faktor sosial, budaya, dan ekonomi. Sesuai juga dengan pernyataan Den Hartog, Van
Staveren dan Brouwer (1995) dalam Suhaimi (2008) ukuran keluarga (household size)
merupakan penentu penting dalam konsumsi pangan.

Pola Konsumsi Pangan


Pola konsumsi pangan pada penelitian ini berada pada Skor PPH yaitu 75,7 dari skor
PPH ideal yaitu 100. Pada kelompok pangan padi-padian memiliki energi aktual yang belum
memenuhi angka ideal yaitu sebesar 1015,7 kkal. Pada skor PPH tiap kelompok pangan ada
terdapat dua kelompok pangan yang melebihi skor maksimal yakni kelompok pangan hewani
dengan nilai sebesar 36,64 dan kelompok pangan minyak dengan nilai yaitu 6,6, sedangkan
kelompok pangan lainnya memiliki nilai kurang dari skor maksimal.
Hal di atas berarti pola konsumsi pangan pada penelitian ini masih kurang beragam,
karena dari sembilan kelompok pangan hanya dua kelompok pangan saja yang terpenuhi.
Pangan yang beragam dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Sesuai
dengan Suhaimi (2019) tingginya skor mutu pangan menunjukan situasi pangan yang semakin
beragam dan semakin baik komposisi maupun mutu gizinya. Sesuai dengan Pranadji (1998)
yang menyatakan bahwa kebiasaan makan sehari-hari mempengaruhi perilaku konsumsi
pangan.

KESIMPULAN

Hasil dari penelitian Analisis Tingkat Konsumsi Pangan Beras dan Pola Konsumsi
Pangan Kelompok Rumah Pangan Lestari (KRPL) Melati di Kecamatan Haur Gading
Kabupaten Hulu Sungai Utara didapat kesimpulan adalah Tingkat konsumsi pangan beras
KRPL Melati berada di atas angka tingkat konsumsi pangan beras pada Provinsi Kalimantan
Selatan dan Nasional yaitu dengan perbandingan KRPL Melati 266,5 gr/kap/hari, Nasional
261,3 gr/kap/hari, dan Provinsi Kalimantan Selatan 257,0 gr/kap/hari. Begitu juga dengan
kelompok pangan hewani angkanya berada di atas tingkat Provinsi Kalimantan Selatan dan
Nasional. Pola konsumsi pangan KRPL Melati berada pada skor PPH 75,7 nilai ini masih
kurang dari angka PPH ideal yakni 100, hal ini menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan
responden kurang beragam.

DAFTAR PUSTAKA
Baliwati, F. Y., Khomsan, Ali., dan Dwiriani, M,C., 2004. Pengantar Pangan dan
Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Badan Pusat Statistik., 2018. Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara
Dalam Angka 2018. Hulu Sungai Utara .
Bappenas. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Badan
Perencanaan Pembangunan nasional. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2018. Optimis Produksi Beras 2018.
http://www.pertanian.go.id/. Diakses tanggal 6 Februari 2019.
Singarimbun, M., Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survey. Pustaka LP3ES
Indonesia. Jakarta.
Suhaimi, A., 2008. Ketahanan Pangan; Konsumsi Pangan dan Status Gizi
Berbasis Sumberdaya Lokal. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarmasin.
Suhaimi, A., 2019. Pangan, Gizi, dan Kesehatan. CV. Budi Utama. Banjarbaru
Supariasa, I., B, Bakri, dan I, fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai