Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM GIZI : PSG INDIREK

A. Tujuan
Mengetahui status gizi dengan metode kuantitatif tidak langsung yaitu dengan cara Food Recall
24 jam
B. Dasar teori
Penilaian Tidak Langsung
a. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data yang
didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui
jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui
frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai
dengan kebutuhan gizi (Baliwati, 2004).
Penggunaan metode dengan pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei
ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.Ada dua metode untuk
mengukur konsumsi makanan tingkat individu, yaitu metode kuantitatif dan metode
kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1) Metode Recall 24 jam
24 hour Food Recall (recall 24 jam) merupakan metode yang paling sederhana dan
mudah dilakukan yaitu dengan meminta responden untuk mengingat seluruh makanan yang
dikonsumsi dalam 24 jam sebelumnya. Hal penting yang perlu diketahui bahwa
dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan data kuantitatif maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan
secara teliti dengan menggunakan alat Ukuran Rumah Tangga (URT) seperti sendok, gelas,
piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari
(Supariasa, 2012).
Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram). Dalam
menaksir/memperkirakan ke dalam ukuran berat (gram) pewawancara menggunakan alat
bantu seperti contoh URT atau dengan menggunakan model dari makanan (food model).
Setelah itu menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM).Selanjutnya membandingkan dengan Daftar
Kecukupan Gizi yang diAnjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk
Indonesia.
Sebelum melakukan perhitungan Tingkat Konsumsi Energi (TKE) individu, dilakukan
perhitungan BB ideal dan AKG individu (energi).
Perhitungan tersebut sebagai berikut:
BB ideal =
AKG individu (energi) =BB idealBB standar x Energi Standar
TKE individu =Konsumsi individuAKG individu (energi) x 100%
Kriteria :
Baik : > 130% AKG
Sedang : 100 - <130% AKG
Kurang : 70 - < 100% AKG
Defisit :< 70% AKG

Perhitungan Tingkat Konsumsi Protein (TKP) juga didahului dengan perhitungan AKG
individu (protein). Perhitunan tersebut sebagai berikut:
AKG individu (protein) =BB idealBB standar x Protein Standar
TKP individu =Konsumsi proteinAKG individu (protein) x 100%
Kriteria:
Lebih : > 120% AKG
Baik : 100 - <120% AKG
Kurang : 80 - <100% AKG
Sangat Kurang : < 80% AKG
Sumber : (SDT, 2014)

2) Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ)


Food Frequency Methode adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi
sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu,
bulan dan tahun. Frekuensi konsumsi bahan pangan dapat digunakan untuk melihat kebiasaan
makan seseorang. Metode ini dapat dilakukan dengan cepat baik diisi sendiri oleh responden
atau dengan wawancara.Disamping itu tidak merepotkan responden disbanding metode
lainnya (Supariasa, 2012). Langkah-langkah pelaksanaan metode frekuensi makanan yaitu:
a) Responden diminta member tanda pada daftar makanan yang tersedia pada kuesioner
mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran proporsinya.
b) Melakukan rekapitulasi tentang penggunaan jenis bahan makanan terutama bahan makanan
yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula (Supariasa,
2012).
b. Statistik Vital
Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-data
mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian menurut
umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan
angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti dan Triyanti,
2007).
c. Faktor Ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat terjadi
karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan
budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab
kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat berguna
untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa, 2012).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Alat tulis
b. Kuesioner
c. Lembar Recall 24 jam
d. Lembar Food Frequency Questioner (FFQ)

2. Bahan
Food Model yang terdiri dari :

a. Nasi 100 gram

b. Sayur

1) Kacang-kacangan : kacang 100 gram, buncis 100 gram

2) Daun-daunan : daun singkong 100 gram

c. Lauk

1) Daging ayam 50 gram


2) Ikan asin 50 gram

3) Tahu 100 gram

4) Tempe 100 gram

d. Buah

1) Pisang 75 gram

2) Pepaya 100 gram

C. Prosedur Pelaksanaan
Recall Konsumsi Makanan dalam Sehari
a. Menyiapkan formrecall konsumsi makanan dalam sehari.
b. Menyiapkan alat tulis.
c. Menanyakan kepada orang tua/pengasuh (pada responden balita) makanan dan minuman
apa saja yang dikonsumsi responden sehari sebelum diwawancara dalam ukuran rumah
tangga (URT).
d. Membantu responden mengingat apa saja yang dimakan.
e. Mencatat semua informasi yang diperoleh selama wawancara.
f. Setelah wawancara selesai lakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram).
g. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Tabel Komposisi
Pangan Indonesia (TKPI).
h. Membandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia yang terbaru
(tahun 2014).
Prosedur pengisian Form Food Frequency Questionare
a. Menyiapkan form FFQ.
b. Menyiapkan alat tulis.
c. Menanyakan kepada orang tua/pengasuh (pada responden balita) makanan dan minuman
apa saja yang sering dan seberapa sering makanan/minuman tersebut dikonsumsi selama
sebulan kebelakang.
d. Membantu responden mengingat apa saja sering yang dimakan.
e. Mencatat semua informasi yang diperoleh selama wawancara.
f. Setelah wawancara selesai hitung poin yang didapat dan di total secara keseluruhan.
KECUKUPAN GIZI

Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) dalah taraf
konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan
hampir semua orang sehat di suatu negara. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat
dan tinggi badan, genetika, serta keadaan hamil dan menyusui. Dalam perhitungan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan sudah diperhitungkan faktor variasi kebutuhan individual, dimana kebutuhan yang dianjurkan sudah
mencakup hampir 97,5 % populasi, dan untuk ekcukupan beberapa zat gizi seperti vitamin, mineral sudah
diperhitungkan sampai cadangan zat gizi dalam tubuh. Sehingga perhitungan kecukupan zat gizi sudah
memperhitungkan penambahan sebesar dua kali simpang baku (standar deviasi) dari kebutuhan rata-rata
penduduk yang sehat.

Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umur, gender, dan aktifitas fisik. Dalam penggunaannya bila kelompok penduduk yang dihadapi
mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat
badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, maka AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.
AKG yang dianjurkan tidak dipergunakan untuk perorangan atau individu, namun lebih menggambarkan
kelompok penduduk/masyarakat.

Angka Kecukupan gizi dianjurkan digunakan untuk tujuan seperti :

1. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk; perlu
diketahui pola pangan dan distribusi penduduk
2. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan atau kelompok; perlu ditetapkan patokan
berat badan untuk masing-masing gender, dan bila menyimpang dari patokan berat badan dilakukan
penyesuaian
3. Perencanan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri, asrama, dan lain-lain
4. Menetapkan standar bantuan pangan; misalnya dalam keadaan darurat, dan untuk kelompok penduduk
yang berisiko seperti balita, anak sekolah, ibu hamil
5. Menilai kecukupan persediaan pangan nasional
6. Merencanakan program penyuluhan gizi
7. Mengembangkan produk pangan baru di industri
8. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan

Langkah pertama dalam penyusunan AKG adalah menetapkan kebutuhan faali rata-rata penduduk yang sehat
dan mewakili tiap golongan umur dan gender menurut kriteria yang telah ditetapkan. Untuk itu, perlu diketahui
perbedaan-perbedaan di dalam tiap golongan yang memungkinkan perkiraan jumlah yang perlu ditambahkan
pada kebutuhan rata-rata untuk memenuhi kebutuhan sesungguhnya semua orang sehat. Karena alasan mahal
dan perlu waktu lama eksperimen tersebut tidak dilakukan, hanya digunakan perkiraan kebutuhan dan variasinya
berdasarkan informasi yang terbatas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan AKG, seperti :

 Adanya variasi individual masing-masing orang yang mempengaruhi utilisasi zat gizi oleh tubuh
 Adanya perbedaan komposisi zat gizi yang terkandung dalam setiap sumber makanan
 Adanya saling mempengaruhi antar zat gizi dalam tubuh
 Adanya perubahan komposisi zat gizi akibat proses pemasakan, atau pengolahan sampai makanan
siap dikonsumsi.

KEBUTUHAN GIZI

Angka Kebutuhan Gizi atau Dietary Requirements adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan
seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat. Kebutuhan tubuh akan zat gizi berbeda-beda
menurut kelompok umur, pada bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang memuaskan, sedangkan untuk orang dewasa merupakan jumlah yang dibutuhkan
untuk memelihara berat badan normal dan mencegah deplesi zat gizi dari tubuh yang diperkirakan melalui
penelitian keseimbangan serta pemeliharaan konsentrasi normal zat gizi didalam darah dan jaringan tubuh.
Untuk zat-zat gizi tertentu, kebutuhan mungkin didasarkan atas mulah yang diperlukan baik untuk mencegah
ketidakmampuan tubuh melakukan suatu fungsi khusus, yaitu jumlah yang mungkin sangat berbeda dengan
kebutuhan guna mempertahankan simpanan tubuh. Dengan demikian, penetapan kebutuhan setiap zat gizi
berbeda-beda sesuai dengan umur dan keadaan gizi seseorang.
Energi merupakan merupakan hasil katabolisme zat gizi yang terdapat dalam tubuh dan yang berasal dari
makanan yang dikonsumsi, dan digunakan sebagai sumber kalori untuk semua proses yang terjadi dalam tubuh.
Oleh karena itu istilah lebih sempit dari kebutuhan zat gizi juga lebih sering disebutkan sebagai kebutuhan
energi.

Zat gizi yang menghasilkan energi adalah karbohidrat, protein, dan lemak, sehingga untuk istilah kebutuhan
energi lebih banyak akan dibicarakan adalah kebutuhan ketiga zat gizi tersebut. Untuk perhitungan zat gizi yang
lain, seperti mineral, vitamin, dan zat gizi mikro kebutuhannya relatif konstan untuk masing-masing kelompok
umur, sehingga tidak banyak dibicarakan atau dibahas dalam kebutuhan zat gizi.

Kebutuhan energi orang sehat dapat diartikan sebagai tingkat asupan energi yang dimetabolisasi dari makanan
yang akan menyeimbangkan keluaran energi, ditambah dengan kebutuhan tambahan untuk pertumbuhan,
kehamilan dan menyusui yaitu energi makanan yang diperlukan untuk memelihara keadaan yang telah baik.
Kebutuhan energi dihitung dengan memerlukan beberapa komponen, yaitu :

 Basal Metabolic Rate (BMR); merupakan pengekspresian sejumlah kalori (kilokalori) yang dikeluarkan
oleh tubuh per meter persegi luas permukaan tubuh setiap jam (kal/jam/m²) untuk aktivitas vital tubuh
seperti denyut jantung, bernafas, transmisi elektrik pada otot, sirkulasi darah, peristaltik usus, tonus otot,
temparatur tubuh, kegiatan kelenjar, serta fungsi vegetatif lainnya.
 Specific Dynamic Action (SDA)/Food Induced Thermogenesis (FIT); merupakan jumlah energi yang
dibutuhkan untuk mengolah makanan dalam tubuh, antara lain untuk proses pencernaan dan
penyeapan zat-zat gizi oleh usus, atau segala sesuatu yang tidak berbuhubungan dengan aktifitas otot.
 Aktifitas Fisik; pengeluaran energi untuk aktifitas fisik harian yang ditentukan oleh jenis, intensitas, dan
lamanya akifitas fisik dan olah raga.
 Faktor Pertumbuhan; pengeluaran energi untuk pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh.

Formula (rumus) yang banyak digunakan dalam menghitung kebutuhan energi seseorang adalah :

Energi Requirement = BMR + SDA + Aktifitas Fisik + Faktor Pertumbuhan

Besarnya penggunaan energi untuk Basal Metabolisme Rate (BMR) dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :

Faktor Primer :

 luas permukaan tubuh (tinggi dan berat badan)


 umur, jenis kelamin
 cuaca, ras
 aktifitas hormonal

Faktor Sekunder :

 status gizi
 penyakit
 aktifitas fisik

Beberapa cara untuk menentukan BMR seperti :

1. Rumus Harris Benedict :

Laki-laki = 66 + (13,7 BB) + (5 TB) – (6,8 U)

Perempuan = 65,5 + (9,6 BB) + (1,8 TB) – (4,7 U)

2. Cara Cepat I :

Laki-laki = 1 kkal x kgBB x 24 jam


Perempuan = 0,95 kkal x kgBBx 24 jam

3. Cara Cepat II :

Laki-laki = 30 kkal x kg BB

Perempuan = 25 kkal x kg BB

4. Cara FAO/WHO/UNU :

BMR (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan

60,9 BB- 54
0–3 61,0 BB – 51
22,7 BB + 495
3 – 10 22,5 BB + 499
17,5 BB + 651
10 – 18 12,2 BB + 746
15,3 BB + 679
18 – 30 14,7 BB + 496
11,6 BB + 879
30 – 60 8,7 BB + 829
13,5 BB + 487
≥ 60 10,5 BB + 596

Specific Dynamic Action (SDA) diperkirakan besarnya 10 % dari BMR. Beberapa faktor yang mempengaruhi
besarnya SDA :

 Suhu tubuh (panas atau demam)


 Suhu lingkungan
 Termik makanan
 Jenis konsumsi makanan
 Status gizi
 Aktifitas tubuh (olehragawan)

Kegiatan Fisik diperhitungkan sesuai dengan berat ringannya pekerjaan karena makin berat maka penggunaan
energi akan lebih banyak, dan makin ringan pekerjaan penggunaan energi akan lebih sedikit. Sehingga kegiatan
fisik tersebut dapat dikategorikan sebagai :

o sangat ringan = 1,4 BMR

o ringan = 1,6 BMR

o sedang = 2,5 BMR

o berat = 6,0 BMR

WHO/FAO/UNU juga merekomendasikan pengelompokan kegiatan fisik menjadi :

o Kerja ringan = 20% BMR

o Kerja sedang = 30% BMR


o Kerja berat = 40% BMR

o Kerja sangat berat = 50% BMR

Kegiatan ringan contohnya : seorang profesional (guru, dokter, arsitek, pengacara, akuntan, dll), pekerja kantor,
penjaga toko, dan pengangguran. Kegiatan sedang contohnya : pekerja industri, pelajar, pemancing, polisi dalam
keadaan aman, tentara tidak dalam peperangan, pekerja bangunan. Kegiatan berat contohnya : pekerja kasar,
sebagian besar pekerjaan petani, pekerja tambang, atlet (pelari, pemain sepak bola, perenang), pekerja
kehutanan. Kegiatan sangat berat contohnya : pandai besi, penebang pohon, penarik becak/gerobak barang,
buruh bangunan, kuli pabrik, pekerja pembongkar muatan di pelabuhan.

Keperluan energi untuk faktor pertumbuhan diperhitungkan sesuai dengan golongan umur, karena faktor umur
menentukan sedang terjadinya pertumbuhan yang menyeluruh dari jaringan tubuh, seperti pertumbuhan tulang
baru, pertumbuhan organ baru seperti gigi, serta pertambahan volume cairan tubuh. Berdasarkan kelompok
umur, besar pertambahan energi untuk faktor pertumbuhan adalah :

 10 – 14 tahun = 2 kkal/KgBB
 15 tahun = 1 kkal/KgBB
 16 – 18 tahun = 0,5 kkal/KgBB

DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN KECUKUPAN GIZI USIA TERTENTU (REMAJA)

Kecukupan gizi Remaja

Dasar perhitungan kecukupan gizi pada adalah :

1. Menetapkan berat badan patokan untuk masing-masing kelompok umur; sesuai dengan anjuran WHO
untuk kelompok umur remaja di Indonesia memakai patokan berat badan seperti berikut :

Pria :

10 – 12 tahun : 30 kg

13 – 15 tahun : 40 kg

16 – 19 tahun : 55 kg

Wanita :

10 – 12 tahun : 39 kg

13 – 15 tahun : 42 kg

16 – 19 tahun : 45 kg

2. Menggunakan rujukan WHO, FAO, dan Amerika Serikat; kecukupan masing-masing zat gizi disusun
berdasarkan kelompok umur, berat badan dan tinggi badan, dan untuk kelompok remaja seperti dalam tabel
berikut ini :
Ribo-
Tia- Nia Vit
Gol.
BB Energi Pro Ca P Fe Zn I Vit. A flav
Umur
min sin C
kg (Kal) (g) mg mg mg mg μg IU (mg)
(tahun)
(mg) mg mg

Pria

10-12 30 1.950 46 600 400 10 15 150 3.450 0,9 1,2 14 30

13-15 40 2.100 56 600 400 18 15 150 4.000 0,9 1,3 15 30

16-19 53 2.500 58 600 500 18 15 150 4.000 1,0 1,4 17 30

Wanita

10-12 32 1.750 49 600 350 10 15 150 3.500 0,9 1,1 11 30

13-15 42 1.900 56 600 400 18 15 150 3.500 0,8 1,2 13 30

16-19 45 1.950 46 600 450 24 15 150 3.500 0,8 1,1 13 30

Untuk melihat kecukupan gizi seorang remaja maka di buat catatan konsumsi harian makanan yang telah
dikonsumsi sehari sebelumnya (recall 24 hours), kemudian dihitung banyaknya masing-masing zat gizi yang
telah dikonsumsi, dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Kemudian dikonversikan
kedalam kalori, dan selanjutnya dibandingkan dengan angka kecukupan yang dianjurkan masing-masing zat
gizi. Untuk umur yang sudah tercantum, bila tidak sesuai dengan berat badan kenyataan, maka dilakukan koreksi
dengan berat badan patokan yang telah ditentukan.

Contoh :

Seorang remaja laki-laki, masih sekolah SMU umur 17 tahun, berat badan 54 kg, tinggi badan 156 cm. Untuk
mengetahui kecukupan zat gizi yang dikonsumsi oleh remaja tersebut dilakukan recall 24 hours, dan didapatkan
hasil pencatatan sebagai berikut :

Waktu Makanan Komposisi URT Gram


Pagi Nasi Bungkus Nasi putih ¼ prg 50

Telur ayam ½ btr 15

Daging ayam ½ ptg kcl 10

Daun sawi 4 helai 5

Kopi Gula 2 sdk teh 5

Siang Kue lapis Tepung beras 2 sdk mkn 20

Gula 2 sdk teh 5

Santan kelapa 1 sdk teh 10

Makan siang Nasi putih ½ prg 100

Telur ayam 1 btr 30

Daging ayam 2 ptg kcl 20

Daun Bayam 3 sdk mkn 30

Sore Kue dadar Tepung beras 2 sdk mkn 20

Gula 1 sdk teh 2,5

Teh Gula 2 sdk teh 5

Malam Makan malam Nasi putih 1 prg 150

Ikan baker ¼ ptg 15

Udang 4 bj 20

Kerang 4 bj 5

Kangkung ½ prng 10

Minyak sawit 3 sdk teh 7,5


Teh Gula 2 sdk teh 5

Pagi Nasi bungkus Nasi putih ½ prg 75

Telur ayam 1 btr 30

Daging ayam ¼ ptg 10

Pisang goreng Tepung beras 1 sdk mkn 10

Minyak klp 1 sdk mkn 10

Teh manis Gula 2 sdk teh 5

Bila dilihat dalam tabel kecukupan gizi yang dianjurkan per hari, maka kecukupan gizi remaja laki-laki ini adalah :

Energi : 2.500 kal Iodium : 150 μ

Protein : 58 gr Vit. A : 4.000 IU

Calsium : 600 mg Thiamin : 1,0

Pospor : 500 mg Riboflavin : 1,4 mg

Fe : 18 mg Niasin : 17,0 mg

Zn : 15 mg Vit. C : 30 mg

Dari hasil perhitungan recall 24 hours, setelah dikonvesikan ke dalam DKBM maka didapatkan hasil konsumsi
zat gizi dari remaja diatas :
Energi : 1418 kal Vit A : 8360,5 IU

Protein : 37,62 gr Vit B1 : 0,289 mg

Calsium : 217,2 gr Vit C : 32,5 mg

Karbohidrat : 217,575 gr Fe : 8,045 mg

Lemak : 37,94 gr

Bila dibandingkan denganAKG maka kecukupan zat gizi remaja tersebut adalah:

Kecukupan Energi : 1418/2500 x 100% = 56,72% AKG

Kecukupan Karbohidrat : 60% x 2500 = 1500 kalori = 1500/4 =375 gram

217,575/375 x 100% = 58,02% AKG

Kecukupan Protein : 37,62/58 x 100% = 64,8% AKG

Kecukupan Lemak : 10% x 2500 kal = 250 kal = 250/9 = 27,7 gram

37,94/27,7 x 100% = 136,9% AKG

Kecukupan Calsium : 217,2/600 x 100% = 36% AKG

Kecukupan Vit A : 8360,5/4000 x 100% = 209%AKG

Kecukupan Vit B1 : 0,289/1,0 x 100% = 28,9% AKG

Kecukupan Fe : 8,045/18 x 100% = 44,7% AKG

Kecukupan Vit C : 32,5/30 x 100% = 108,3% AKG

Kesimpulan bila hasil recall 24 hours remaja tersebut benar maka kecukupan zat gizi yang dikonsumsi adalah
rata-rata belum memenuhi AKG, hanya kecukupan Lemak, Vit.A, dan Vit C sudah melebihi Angka Kecukupan
Gizi yang dianjurkan.

Kebutuhan Gizi Remaja

Cara ringkas untuk memperkirakan kebutuhan energi remaja :

1. Tentukan BMR dengan patokan yang digariskan oleh WHO/FAO, atau dengan menggunakan rumus
Harris-Benedict, Cara cepat I, atau Cara cepat II.

Berat badan yang digunakan dalam menghitung BMR adalah menggunakan Berat badan IMT(Indeks
Massa Tubuh)/BMI(Boddy Mass Indeks) normal

1. Tentukan perkiraan derajat kegiatan fisik


2. Tentukan SDA, biasanya 10% dari BMR
3. Perkiraan tambahan energi untuk pertumbuhan sesuai umur

Contoh :

Bila contoh remaja diatas dihitung kebutuhan gizi adalah seperti berikut ini :
Berat Badan = 54 Kg, Tinggi Badan = 156 cm, Umur 17 tahun, Aktifitas Ringan

IMT saat ini = BB(kg)/TB²(m)

= 54/ (1,56)²

= 22,18

Bila dilihat dari IMT saat ini maka remaja tersebut termasuk kategori normal, maka berat badan yang digunakan
untuk menghitung BMR adalah berat badan saat ini.

Perhitungan BMR dengan rumus Harris Benedict :

BMR = 66 + (13,7 BB) + (5 TB) – (6,8 U)

= 66 + (13,7x54) + (5x156) – (6,8x17)

= 66 + 739,8 + 780 – 115,6

= 1470,2 kkal/cm/24 jam

SDA dihitung 10 % dari BMR

= 10% x 1470,2

= 147,02 kkal

Remaja diatas beraktifitas ringan, maka faktor aktifitas akan menambah kebutuhan nergi sebesar 1,6 x BMR

= 1,6 x 1470,2 kkal

= 2352,32 kkal

Umur 17 tahun maka tambahan energi untuk pertumbuhan adalah sebanyak 0,5 kkal/Kg BB :

= 0,5 x 54 kkal

= 27 kkal

Untuk energi oleh raga, tidak diperhitungkan karena remaja diatas sangat jarang melakukan olah raga

Kebutuhan Energi Remaja diatas adalah :

= BMR + SDA + Aktifitas Fisik + Olah Raga + Pertumbuhan

= 1470,2 kkal + 147,02 kkal + 2352,32 kkal + 0 kkal + 27 kkal

= 3996,54 kkal

Kebutuhan Energi dari Karbohidrat ( 60 – 75 % energi total) :

= 60 % x 3996,54

= 2397,92 kkal

Kebutuhan karbohidrat dari makanan sebanyak (jumlah kalori/4):


= 2397,92/4 gram

= 599,48 gram

Kebutuhan Energi dari Protein ( 10 – 15 % energi total) :

= 15 % x 3996,54

= 599,48 kkal

Kebutuhan protein dari makanan sebanyak (jumlah kalori/4):

= 599,48/4 gram

= 149,87 gram

Kebutuhan Energi dari Lemak ( 10 – 25 % energi total):

= 25 % x 3996,54

= 999,14 kkal

Kebutuhan lemak dari makanan sebanyak (jumlah kalori/9):

= 999,14/9 gram

= 111,02 gram

Anda mungkin juga menyukai