Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini dalam menilai tingkat kecukupan zat gizi individu ataupun
masyarakat bukan lagi perkara yang sulit untuk dilakukan. Banyak metode yang
kini dapat dilakukan sesorang untuk menilai tingkat kecukupan zat gizi individu
maupun kelompok masyarakat. Salah satu metode yang dapat di lakukan untuk
menilai tingkat kecukupan zat gizi individu maupun kelompok masyarakat yaitu
dengan cara tidak langsung dengan menggunakan metode survei konsumsi
pangan.
Survey konsumsi makanan merupakan metode yang dapat
digunakan untuk menentukan status gizi perorangan atau kelompok. Tujuan
survey konsumsi makanan adalah untuk pengukuran jumlah makanan yang
dikonsumsi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan, sehingga
diketahui kebiasaan makan dan dapat dinilai kecukupan makanan yang
dikonsumsi seseorang.
Terdapat dua macam jenis penilaian survei konsumsi pangan ini, yaitu
secara kualitatif dan kuantitatif. Metode yang bersifat kualitatif antara lain metode
frekuensi makanan (food frequency), metode dietary history, metode telepon,
metode pencatatan makanan (food list). Sedangkan untuk metode kuantitatif salah
satunya dapat menggunakan metode recall 24 jam, yang mana akan di bahas lebih
mendalam dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang disampaikan terdapat beberapa masalah
yang menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut.
 Apa yang dimaksud dengan food recall 24 jam?
 Bagaimana prinsip dari metode food recall 24 jam?
 Bagaimana prosedur saat melakukan food recall 24 jam?
 Apa saja manfaat dari food recall 24 jam?
 Apa saja kelebihan dan kekurangan metode food recall 24 jam?
 Apa saja kesalahan yang terjadi saat melakukan food recall 24 jam?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui bahwa tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
 Mengetahui pengertian food recall 24 jam.
 Mengetahui prinsip dari metode food recall 24 jam.
 Mengetahui prosedur saat melakukan food recall 24 jam.
 Mengetahui manfaat dari food recall 24 jam.
 Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode food recall 24 jam.
 Mengetahui kesalahan yang terjadi saat melakukan food recall 24 jam.

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat, baik
manfaat teoritis maupun manfaat praktis mengenai pengertian, prinsip dari
metode food recall 24 jam, prosedur, manfaat, kelebihan dan kekurangan metode
food recall 24 jam dan dapat mengtahui kesalahan apa saja yang dapat terjadi saat
melakukan food recall 24 jam.
BAB 2
ISI

2.1 Pengertian Food Recall 24 Jam


Food recall 24 jam merupakan salah satu jenis penilaian survey konsumsi
pangan yang kuantitatif. Artinya dalam food recall 24 jam lebih menekankan pada
kuantitas bahan makanan yang dimakan. Lebih lanjutnya food recall adalah
metode penilaian diet terorganisir yang digunakan untuk menentukan semua
makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh klien dalam periode 24 jam.
Termasuk juga jumlah dari setiap makanan dan minuman, cara pengolahan, cara
penyajian serta merek makanan dan minuman jika makanan tersebut bermerek.

2.2 Prinsip Dari Metode Food Recall 24 Jam


Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Biasanya
dimulai sejak responden bangun pagi kemarin sampai istirahat saat tidur malam
harinya atau juga dapat dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke
belakang sampai 24 jam penuh. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah
terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Hal penting yang perlu diketahui bahwa dengan recall 24 jam data yang
diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data
kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti
dengan menggunakan alat URT ( sendok, gelas, piring, dll) atau ukuran lainnya
yang biasa dipergunakan sehari-hari.
Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1x24 jam), maka data yang
diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan
individu.. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam
tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal
dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake.harian individu (Sanjur,
1997).

2.3 Prosedur Saat Melakukan Food Recall 24 Jam


Secara umum dalam melakukan food recall 24 jam terdapat beberapa
prosedur yang harus dilakukan diantaranya sebagai berikut.
 Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua
makanan atau minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah
tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam, 48 jam hingga 3 hari yang lalu
tergantung pada tujuan survey konsumsi makanan. Kemudian petugas
melakukan konversi dari Ukuran Rumah Tangga (URT) seperti potong, ikat,
gelas, piring dan alat atau ukuran lain yang biasa digunakan di rumah tangga
ke dalam ukuran berat (gram). Daftar URT digunakan dalam menaksirkan
jumlah bahan makanan, bila ingin mengkonversi dari URT kedalam ukuran
berat (gram)dan ukuran volume (liter ).Pada umumnya URT untuk setiap
daerah dan rumah tangga berbeda-beda, oleh karena itu sebelum
menggunakan daftar URT perlu dilakukan koreksisesuai dengan URT yang
digunakan. Terutama untuk ukuran- ukuran potong, buah, butir,iris, bungkus,
biji, batang, ikat dan lain-lainnya, sehingga informasi dan pencatatan
harusdilengkapi dengan besar dan kecil ukuran bahan makanan atau makanan
tersebut MenurutSusanto (1987) untuk memudahkan dalam mengingat
kembali jumlah makanan yangdikonsumsi setiap orang maka diperlukan
bantuan contoh bahan makanan (food models) yang telah dibakukan beratnya.
 Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM). DKBM adalah daftar yang memuat
susunan kandungan zat-zat gizi berbagai jenis bahan makanan atau makanan.
Zat gizi tersebut meliputi energi, protein,lemak, karbohidrat, beberapa
mineral penting (kalsium, besi, dan vitamin, (Vitamin A,Vitamin B, Niasin
dan Vitamin C).
 Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
(DKGA)atau AngkaKecukupan Gizi (AKG ) untuk Indonesia. Untuk menilai
tingkat konsumsi makanan diperoleh suatu standar kecukupan yangdianjurkan
atau Recomended Dietary Allowance (RDA ) untuk populasi yang diteliti.
Untuk Indonesia, Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang digunakan saat ini
secara nasional adalah Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998
(Supariasa, 2001).
Selain itu terdapat beberapa hal lain yang perlu diperhatikan ketika
melakukan wawancara dengan responden. Hal-hal yang perlu diperhatikan
diantaranya sebagai berikut,
 Jelaskan pada responden bahwa pewawancara perlu mengetahui apa saja jenis
makanan yang dimakan oleh responden. Beritahu juga bahwa responden tidak
perlu malu akan apa saja yang ia makan baik itu yang baik atau juga yang
buruk.
 Jangan mengekspresikan baik dengan kata-kata maupun juga dengan mimik
wajah ketika responden menjelaskan bahan makanan yang dimakan
 Jangan memotong ataupun menanyakan pertanyaan lain ketika responden
sedang menjelaskan apa yang ia makan.
 Gunakan food recall kit untuk menghitung jumlah makanan yang dikonsumsi.
 Buat lah Quick List yaitu catatan daftar pertanyaan mengenai makanan
seperti berapa banyak porsinya, bagaimana cara memasaknya dll.
 Ulang kembali hasil dari wawancara yang dilakukan dengan responden
 Mengucapkan terimakasih untuk mengakhiri wawancara.
Dalam proses pencatatan yang sebelumnya dilakukan, disetiap negara
tidaklah memiliki format yang sama, terdapat perbedaaan dalam setiap formanya,
dan berikut perbandingan format recall 24 jam disetiap negaranya. (terlampir)
Supariasa, I Dewa Nyoman, et al., Penilaian Status Gizi, (Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran EGC,2002)

Anda mungkin juga menyukai