Anda di halaman 1dari 7

Survei Konsumsi Pangan Page 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan
yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Yayuk Farida
Baliwati. dkk, 2004 : 69).
Santosa dan Ranti (2004 : 89) mengungkapkan bahwa pola makan merupakan
berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan
yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
masyarakat tertentu.
Pendapat dua pakar yang berbeda-beda dapat diartikan secara umum bahwa pola
makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang dalam
memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi
jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor - faktor
sosial, budaya dimana mereka hidup.
Pola makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Sikap
orang terhadap makanan dapat bersifat positif dan negatif. Sikap positif atau negatif terhadap
makanan bersumber pada nilai - nilai affective yang berasal dari lingkungan (alam, budaya,
sosial dan ekonomi) dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh. Demikian juga
halnya dengan kepercayaan terhadap makanan yang berkaitan dengan nilai-nilai cognitive
yaitu kualitas baik atau buruk, menarik atau tidak menarik. Pemilihan adalah
prosespsychomotor untuk memilih makanan sesuai dengan sikap dan kepercayaannya
(Khumaidi, 1994).
Pola makan dapat didefinisikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang dalam
memilih makanan dan mengkonsumsi sebagai tanggapan pengaruh psikologi, fisiologi,
budaya, dan sosial (Soehardjo, 1996).

Survei Konsumsi Pangan Page 2

Perubahan gaya hidup suatu masyarakat dalam kaitannya dengan makanan berkaitan
juga pada perubahan budaya. Makanan alamiah yang berasal dari pertanian seperti beras,
gandum, jagung menjadi lebih menarik lagi apabila diolah dengan lebih modern sesuai
dengan tuntutan zaman. Makanan siap saji menjadi lebih diminati karena dianggap lebih
cepat dan praktis sebab dapat menunjang kebutuhan masyarakat urban yang sangat sibuk
bekerja. Dengan demikian perkembangan dan peningkatan perekonomian sebagian
masyarakat juga membentuk kebiasaan makannya. Perubahan gaya hidup muncul ketika
orang lebih tertarik dengan makanan siap saji yang ditawarkan di daerah pertokoan elit
(dengan tempat yang nyaman dan menarik) dan hal itu dianggapnya dapat memberikan nilai
tambah baginya.
Metode pengukuran pola makan untuk individu, antara lain :
1. Metode Food recall 24 jam
2. Metode estimated food records
3. Metode penimbangan makanan (food weighing)
4. Metode dietary history
5. Metode frekuensi makanan (food frequency)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan metode diet history?
2. Apa kelebihan dan kekurangan metode diet history ?
3. Komponen - komponen apa saja yang terdapat dalam metode diet history ?
4. Bagaimana langkah - langkah dalam metode diet history ?


1.3 Tujuan

2. Untuk mengetahui definisi metode diet history
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode diet history
4. Untuk mengetahui komponen - komponen yang terdapat dalam metode diet history
5. Untuk mengetahui langkah - langkah dalam metode diet history
Survei Konsumsi Pangan Page 3


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Definisi Dietary History Method (Metode Riwayat Makan)
Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola konsumsi
berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama (bisa 1 minggu, 1 bulan, 1
tahun).

Kegunaan dietary history antara lain, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui makanan yang sesungguhnya darii seseorang dalam jangka
waktu lama.
2. Menentukan proporsi masyarakat yang konsumsinya kurang dari seharusnya.


Burke (1947) menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1. Komponen pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam), yang
mengumpulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam
terakhir.
2. Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah bahan
makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah disiapkan, untuk
mengecek kebenaran dari recall 24 jam tadi.
3. Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai cek ulang.



Survei Konsumsi Pangan Page 4


2.2 Langkah - Langkah Metode Riwayat Makan:

1. Petugas menanyakan kepada responden tentang pola kebiasaan makannya.
Variasi makan pada hari-hari khusus seperti hari libur, dalam keadaan sakit dan
sebagainya juga dicatat. Termasuk jenis makanan, frekuensi penggunaan, ukuran
porsi dalam URT serta cara memasaknya (direbus, digoreng, dipanggang dan
sebagainya).
2. Lakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh dengan cara mengajukan
pertanyaan untuk kebenaran data tersebut.

Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan data adalah keadaan
musim-musim tertentu dan hari-hari istimewa seperti hari pasar, awal bulan, hari raya
dan sebagainya. Gambaran konsumsi pada hari-hari tersebut harus dikumpulkan.


2.3 Kelebihan Metode Riwayat Makan:

1. Dapat memberikan gambaran konsumsi pada periode yang panjang secara kualitatif
dan kuantitatif.
2. Biaya relatif murah.
3. Dapat digunakan di klinik gizi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang
berhubungan dengan diet pasien.


2.4 Kekurangan Metode Riwayat Makan:

1. Terlalu membebani pihak pengumpul data dan responden.
2. Sangat sensitif dan membutuhkan pengumpul data yang sangat terlatih.
3. Tidak cocok dipakai untuk survei-survei besar.
4. Data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif.
5. Biasanya hanya difokuskan pada makanan khusus, sedangkan variasi makanan
sehari-hari tidak diketahui.

Survei Konsumsi Pangan Page 5

2.5 Tabel Formulir Kuesioner Metode Riwayat Makan
( Dietary History Method )

Jenis Bahan
Makanan
Frekuensi
Konsumsi *)
Perkiraan Jumlah
Setiap Makan
Asal Bahan
Makanan
Keterangan



*) 1 = Lebih Dari Sekali Sehari
2 = Sekali Sehari
3 = 4 - 6 Kali Seminggu
4 = 1 - 3 Kali Seminggu
5 = Sekali Atau Beberapa Kali Setahun

Survei Konsumsi Pangan Page 6

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa
1. Metode diet history terdiri dari tiga komponen yaitu komponen pertama, komponen
kedua dan komponen ketiga.
2. Metode diet history dapat memberikan gambaran konsumsi pada periode yang
panjang secara kualitatif dan kuantitatif.
3. Dalam metode diet history harus memperhatikan konsumsi makanan pada hari-hari
tertentu.








Survei Konsumsi Pangan Page 7

DAFTAR PUSTAKA

Harijaya, Chindy . 12 April 2012 . Gizi Kesmas Pengukuran Konsumsi Makanan .
{Online} . {http://luhchindy.blogspot.com/2012/04/gizi-kesmas-pengukuran-
konsumsi-makanan.html, (diakses tanggal 20 April2014) }

I Dewa Nyoman Supariasa,MPS, Bachyar Bakri,SKM, MKes & Ibnu Fajar,SKM .
2001. Penilaian Status Gizi : Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai