PENDAHULUAN
Kunjungan ke BBG
Page 1
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
disingkat
Holstein dan di Eropa disebut Friesian. Sapi FH adalah sapi perah yang produksi susunya
tertinggi dibandingkan dengan sapi perah bangsa lainnya, tetapi kadar lemak susunya
rendah. Sebagai gambaran, rataan produksi susu sapi FH di Amerika Serikat rata-rata 7.245
kg/laktasi dengan kadar lemak 3,65 % (Sudono.,et al 2000).
Tanda tanda yang dimiliki bangsa ini antara lain memiliki warna putih dengan
belang hitam, dapat juga hitam dengan belang putih sampai warna putih. Ekor harus putih,
warna hitam tidak diperkenankan, juga tidak diperbolehkan warna hitam didaerah bawah
persendian siku dan lutut, tetapi warna hitam pada kaki mulai dari bahu atau paha sampai
ke kuku diperbolehkan ( Syarief dan Sumopratowo, 1990). Sapi FH tergolong bangsa sapi
yang paling rendah daya tahan panasnya, sehingga perlu dipertimbangkan iklim yang
ada di daerah pemeliharaan (Soetardi, 1995).
Manajemen Pedet
Pedet waktu kecil hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara
bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan
yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar
mengkonsumsi rumput (Imron, 2009). Pemberian pakan konsentrat dengan protein kasar
dan energi yang cukup pada pedet lepas sapih. Pakan tersebut sangat diperlukan
terutama untuk perkembangan ambing dan juga perkembangan tubuh (Siregar, 1990).
Pada kondisi lepas sapih atau sekitar umur empat bulan, sapi diberikan pakan hay secara
bertahap (Abbdullah, 2011).
Kunjungan ke BBG
Page 2
2.2.2
Sapi sebaiknya dimandikan setiap hari dan pembersihan kotoran yang menempel
dikulit (Siregar, 1990).
Dewasa tubuh pada sapi dara dapat dicapai pada umur 15-18
bulan. Sehingga pada umur tersebut sapi mulai dapat dikawinkan , hal ini sangat penting
supaya sapi betina cepat beranak pada umur 2,5 tahun. Pertumbuhan dari sapi dara ini
tergantung dari cara pemeliharaan dan pemberian makanannya. Biasanya setelah sapi tidak
mendapatkan susu lagi, sapi dituntut untuk makan konsentrat dan rumput yang telah
disediakan agar pertumbuhan sapi dara tetap stabil (Muljana, 1985). Kesehatan sapi bisa
dicapai dengan tindakan higienis, sanitasi lingkungan, vaksinasi, pemberian pakan , dan
teknis yang tepat (Sugeng, 2000).
2.2.3
Sapi harus selalu bersih setiap kali akan diperah, terutama bagian daerah lipatan
paha sampai bagian belakang tubuh sapi perah dan sebaiknya dimandikan sekurangnya satu
kali sehari (Syarif dan Sumoprastowo, 1990). Kandang dibersihkan setiap hari agar sapi
senantiasa bersih dan bebas dari kotoran sehingga susu yang diperoleh tidak rusak dan
tercemar. Sebelum melakukan pemerahan dilakukan pembersihan lantai kandang, tempat
pakan, tempat minum, dan kemudian membersihkan bagian ambing (Siregar, 1990). Pakan
sapi perah laktasi terbagi menjadi dua golongan yaitu pakan kasar dan pakan penguat atau
konsentrat (Prihadi, 1996).
diberikan setelah pemerahan agar mikrobia dalam rumen dapat dimanfaatkan dan
karbohidrat dapat dicerna (Reksohadiprojo, 1985). Konsentrat berfungsi sebagai suplai energi
tambahan dan protein, lebih lanjut dijelaskan bahwa protein ransun bervariasi langsung
dengan kandungan protein hijauannya, dimana campuran konsentrat dari bahan pakan
Kunjungan ke BBG
Page 3
protein dan energy kandungannya bervariasi antara 12% dan 18% PK (Tillman et al.,
1984).
Hijauan diberikan sepanjang hari secara ad libitum, hijauan juga diselingi dengan
jerami padi sebanyak 1 kg yang diberikan dua kali sehari. Pemberian konsentrat dilakukan
dua kali sehari sesudah pemerahan. Fungsi utama dari pemberian konsentrat adalah
mensuplai energi tambahan yang diperlukan untuk produksi susu secara maksimum dan
mengatur atau menyesuaikan tingkat protein suatu ransum tertentu
(Prihadi, 1996).
Pemeliharaan sapi perah, air minum harus selalu ada atau tersedia karena air mempunyai
fungsi sangat vital (Blakely dan Bade, 1994).
Konsentrat
yang
diberikan
biasanya
digunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan
pakan ( Sindoeredjo, 1970).
2.4.1
Fase Persiapan
telah
diperah
sapi
dimandikan terlebih dahulu, ekor diikat ke kakinya agar tidak mengibas-ibas ketika diperah,
pemerah juga harus dalam keadaan sehat serta setiap puting dicek kesehatannya (Syarief
dan Harianto, 2011).
Kunjungan ke BBG
Page 4
2.4.2
Pemerahan
Teknik pemerahan terdiri dari dua cara yaitu teknik pemerahan tangan dan
teknik pemerahan menggunakan mesin. Teknik pemerahan dengan tangan ada dua, yaitu
dengan dua jari dan empat jari,
dengan gerakan jari-jari tangan secara berturut turut dari atas ke bawah (Siregar, 1990).
Proses pemerahan yang baik harus dalam interval yang teratur, cepat, dikerjakan
dengan kelembutan, pemerahan dilakukan sampai tuntas, dengan menggunakan prosedur
sanitasi, serta efisien dalam penggunaan tenaga kerja (Prihadi, 1996). Teknik ini hanya
dilakukan pada sapi yang memiliki puting pendek. Teknik pemerahan yang kedua dilakukan
dengan cara menggunakan kelima jari. Puting dipegang antara ibu jari dan keempat jari
lainnya, lalu ditekan dengan keempat jari tadi (Syarief dan Harianto, 2011).
2.4.3
Pasca Pemerahan
menggunakan
kain
yang
desinfektan. Kemudian dilap kembali dengan kain yang kering. Setelah itu ,puting juga
dicelupkan ke dalam cairan desinfektan selama 4 detik. Semua peralatan yang digunakan
untuk memerah juga harus dibersihkan, kemudian dikeringkan. Susu hasil pemerahan juga
harus segera ditimbang, dicatat, kemudian disaring agar kotoran saat pemerahan tidak
ikut masuk ke dalam susu (Syarief dan Harianto, 2011). Sesudah pemerahan sebaiknya
bagian puting dicelupkan dalam larutan desinfektan untuk menghindari terjadinya mastitis
(Syarief dan Sumoprastowo, 1990).
Kunjungan ke BBG
Page 5
Page 6
pH
pH susu berkisar antara 6,6 6,7 dan bila terjadi cukup banyak pengasaman oleh
aktivitas bakteri, angka-angka ini akan menurun secara nyata.
2.7.2
Sifat-sifat Krim
Butiran-butiran lemak pada susu timbul ke permukaan bagian atas membentuk suatu
lapisan krim yang jelas. Tebal krim sering dipakai sebagi parameter mutu susu. Adanya
proses homogenisasi dapat menyebabkan kerusakan sifat-sifat krim susu tersebut.
2.7.3
Warna
Cita Rasa
Cita rasa asli susu hampir tidak dapat diterangkan, tetapi yang jelas, menyenangkan
dan agak manis. Rasa manis ini berasal dari laktosa sedangkan rasa asin berasal dari clorida,
sitrat dan garam-garam mineral lainnya.
Kerusakan fisik
Kerusakan fisik yang terjadi pada susu meliputi warna, tekstur, rasa, dan aroma.
Kerusakan tersebut dipengaruhi oleh adanya mikroba pembusuk yang ada di dalam susu dan
juga faktor lingkungan. Susu dikatakan rusak apabila warnanya sudah berubah, tekstur susu
menggumpal, rasanya sudah asam, aromanya sudah tidak segar (busuk dan tengik).
Kunjungan ke BBG
Page 7
2.8.2
Kerusakan kimiawi
Kerusakan kimiawi pada susu meliputi kerusakan kandungan protein, lemak, dan
laktosa. Kerusakan tersebut juga disebabkan oleh adanya bakteri dan faktor lingkungan yang
tidak mendukung. Misalnya terbentuknya gel selama proses penyimpanan, sweet curdling
(penggumpalan pada pH rendah).
2.8.3
Kerusakan mikrobiologis
Kerusakan mikrobiologis pada susu disebabkan oleh tingginya jumlah bakteri dalam
susu. Tinginya jumlah bekteri dipengaruhi oleh :
1. Jumlah bakteri yang mengkontaminasi susu saat diperah.
2. Lamanya waktu antara pemerahan sampai penggunaan susu/pengolaha.
3. Suhu selama pemerahan sampai penggunaan susu / pengolahan.
4. Terjadinya rekontaminasi pada susu olahan.
Kunjungan ke BBG
Page 8
Kunjungan ke BBG
Page 9
BAB III
PEMBAHASAN
Sapi Murni
Susu sapi murni adalah susu yang hanya dipanaskan dengan pasteurisasi tanpa adanya
penambahan bahan lainnya dan diperjualkan 10.000 rupiah untuk 1 liternya
Kunjungan ke BBG
Page 10
3.3.2
Yoghurt
Pembuatan yoghurt ditambahkan dengan bakteri dibuat dalam 1 hari. Setelah susu
ditambahkan bakteri, susu dipanaskan sampai menggumpal dengan api langsung, Kemudian
didiamkan. Yoghurt di jual dengan harga 6.000 rupiah pergolas ditambahkan aneka rasa dari
sirup tropicana slim.
3.3.3
Tahu susu
Pembuatan tahu susu hampir sama dengan pembuatan tahu biasa, hanya pada tahu
susu tidak menggunakan asam cuka tapi menggunakan air pembuatan tahu susu sebelumnya
yang disimpan selama satu malam sehingga menjadi asam. Komposisi pembuatan tahu susu
adalah 1 : 2 yaitu 1 kg kacang kedelai dengan 2 liter susu sapi. Satu cetakan tahu susu
menghasilkan 144 tahu susu, dan dijual dengan harga 1000 rupiah perbuah. Pembuatan tahu
susu setiap hari dibuat 4 kg, untuk sabtu 8 kg dan minggu 10 kg.
Kunjungan ke BBG
Page 11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama proses kunjungan ke BBG, khususnya pada kunjungan pengolahan susu sapi
banyak hal yang dapat dipelajari. Baik dari proses pemerahannya maupun hingga pada proses
akhir sampai kekonsumen.
4.2 Saran
Untuk mendapatkan susu yang berkualitas dan bermutu, perlu diperhatikan proses-proses
dari awal saat pemerahannya sampai pada saat pengolahan hingga pendistribusian
kekonsumen.
Kunjungan ke BBG
Page 12
DAFTAR PUSTAKA
Lordbroken. 2011. Pengemasan dan penyimpanan produk pangan susu dan kemasannya.
{online}. [http://lordbroken.wordpress.com/2011/01/25/pengemasan-dan
penyimpananproduk-pangan-susu-dan-kemasannya/]. (8 Juni 2014)
Kunjungan ke BBG
Page 13
LAMPIRAN
Kunjungan ke BBG
Page 14
Kunjungan ke BBG
Page 15
Kunjungan ke BBG
Page 16
Kunjungan ke BBG
Page 17
Kunjungan ke BBG
Page 18
Kunjungan ke BBG
Page 19
Kunjungan ke BBG
Page 20