serangkaian kegiatan pengukuran konsumsi makanan pada individu, keluarga dan kelompok masyarakat dengan menggunakan metode pengukuran yang sistematis, menilai asupan zat gizi dan mengevaluasi asupan zat gizi sebagai cara penilaian status gizi secara tidak langsung. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Metode dietary history merupakan metode pengukuran yang bersifat kualitatif yang memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama ( dapat selama 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun). Metode dietary history ini terdiri dari tiga komponen yaitu :
1) Komponen pertama adalah wawancara (termasuk
recall 24 jam), yang mengumpulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam terakhir. 2) Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah bahan makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah disiapkan untuk mengecek kebenaran dari recall 24 jam tadi. 3) Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai cek ulang. Prinsip Penggunaan Dietary History
Prinsip umum dalam DH adalah
pencatatan riwayat makan dari aspek keteraturan waktu, komposisi gizi, kecukupan asupan gizi. Kepatuhan diet, dan makanan pantangan. Kelebihan Metode Dietary History (DH)
Kelebihan metode DH adalah ketepatan dalam
membuat daftar bahan makanan atau minuman pada formulir DH dan akurasi porsi. Metode ini sangat sistematis karena semua bahan makanan dan minuman adalah yang nyata dikonsumsi sesuai bukti catatan harian. Kelemahan Metode Dietary History (DH) Kelamahan metode DH dibanding dengan banyak metode survei konsumsi pangan yang lain adalah : 1) Pelaksanaan memerlukan waktu lama 2) Memerlukan enumerator yang banyak, jika survei pada populasi 3) Memerlukan tenaga pengumpul data yang sangat terlatih