Anda di halaman 1dari 62

Penilaian Konsumsi Pangan

Iin Fatmawati
Pelaksanaan Survei Konsumsi Pangan

 Konsumsi pangan masyarakat adalah salah satu point


penting yang harus diketahui oleh ahli gizi
 Terkait dengan profesi ahli gizi yang yang dituntut
untuk mampu menilai konsumsi pangan baik individu,
keluarga maupun masyarakat
 Hasil penilaian konsumsi akan menjadi rekomendasi
dalam terapi gizi baik dalam tingkat individu, keluarga
maupun masyarakat
 Pelaksanaan survei konsumsi pangan harus dapat
dilakukan dengan cara yang tepat dan dapat
dipertangggung jawabkan hasilnya secara ilmiah
Pengertian
 Pengukuran konsumsi makanan adalah salah satu metode
pengukuran status gizi secara tidak langsung dengan cara
mengukur kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi baik
tingkat individu, rumah tangga dan masyarakat.

 Metode ini efektif digunakan untuk melihat tanda awal dari


kekurangan gizi  untuk melengkapi data pengukuran
antropometri, biokimia dan klinis.

 Hasilnya nantinya berguna untuk intervensi program gizi seperti


pendidikan gizi dan pedoman pemberian makanan.
Alasan Penggunaan Metode Pengukuran Konsumsi Pangan

 Untuk menilai dan memonitor asupan zat gizi  mengetahui persediaan


pangan, memperkirakan kecukupan konsumsi zat gizi dan makanan dan
untuk memperkirakan paparan bahan tambahan makanan dan
pencemaran makanan
 Untuk menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang pertanian dan
kesehatan  perencanaan distribusi dan produksi pangan, peraturan di
bidang pangan dan gizi, program pendidikan gizi dan penurunan risiko
penyakit gizi serta menilai keberhasilan dan efektifitas program pendidikan
gizi
 Untuk mempelajari hubungan antara kesehatan dan gizi (mengidentifikasi
golongan rawan gizi dan berisiko terkena masalah gizi)
 Untuk membantu tujuan komersial atau perdagangan seperti kampanye
iklan makanan dan kampanye produk makanan yang baru
Tujuan Survei Konsumsi
 Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional
kelompok dan individu
 Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga individu
 Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program
pengadaan pangan
 Sebagai dasar perencanaan dan pengembangan program
gizi
 Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat khususnya
golongan rawan gizi
 Menetukan peraturan perundang-undangan yang berkenaan
dengan makanan, kesehatan dan gizi masyarakat
Metode Survei Konsumsi Pangan

Berdasarkan Jenis Data yang Diperoleh:

1. Kualitatif
- Metode frekuensi makan (Food Frequency)
- Merode riwayat makan (Dietary History)
- Metode telepon
- Metode pendaftaran makanan (Food List)
2. Kuantitatif:
- Metode recall 24 jam (Food Recall 24 hours)
- Metode perkiraan makanan (Estimated Food
Records)
- Metode penimbangan makanan (Food
weighing)
- Metode pencatatan (Food account)
- Metode inventaris (Inventory Method)
- Metode pencatatan (Household food records)
Berdasarkan Sasaran Pengamatan atau Pengguna

1. Tingkat Nasional:
a.Metode survei tingkat nasional yang digunakan
adalah food balance sheet (FBS)
b.Penggunaan metode adalah untuk menentukan
kebijakan di bidang pertanian, memperkiirakan
pola konsumsi masyarakat dan mengetahui
perubahan pola konsumsi masyarakat
2. Tingkat Rumah Tangga
a.Metode Pencatatan (Food account)
b.Metode pendaftaran (Food list)
c.Metode inventaris (Inventory Method)
d.Metode pencatatan rumah tangga
(Household food records)
e.Metode telepon
3. Tingkat Individu/ Perseorangan:
a.Metode recall 24 jam
b.Metode perkiraan makanan
c.Metode penimbangan makanan
d.Metode riwayat makan
e.Metode frekuensi makan
Berdasarkan Waktu Pengumpulan Data
Metode prospektif (Data dikumpulksn saat ini
dan hari-hari berikutnya)

Metode retrospektif (Data yang dikumpulkan


adalah data pada masa yang telah berlalu

Metode kombinasi antara prospektif dengan


retrospektif (Data yang dikumpulkan adalah
data masa lalu dan masa sekarang)
Pemilihan Metode Survei Konsumsi
 Tidak ada satupun metode yang cocok untuk semua tujuan pengumpulan
data survei konsumsi. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan
kelemahan, sehingga terdapat pertimbangan dalam menentukan
metode:
1. Tujuan pengumpulan data  tujuan kualitatif atau kuantitatif, tingkat
keakuratan data, apakah untuk mengetahui kebiasaan makan, pola
makan (Contoh: untuk mendapatkan data yang akurat menggunakan
metode penimbangan makanan dan untuk mengetahui makanan yang
sering dikonsumis menggunakan metode frekuensi makan
2. Jumlah responden yang diteliti  jika jumlah responden tidka besar,
metode penimbangan makanan cocok digunakan, jika responden dalam
jumlah besar bias menggunakan metode recall 24 jam
3. Umur responden  umur perlu diperhatikan, sebagai contoh adalah
metode recall 24 jam hanya dapat dilakukan pada rentang usia 8 – 60
tahun. Anak usia dibawah 8 tahun belum dapat diwawancarai secara
efektif, sedangkan responden usia di atas 60 tahun biasanya memiliki daya
ingat yang mulai terganggu
4. Keadaan sosial dan ekonomi responden  keadaan sosial ekonomi yang
rendah belum memungkinkan seseorang memiliki fasilitas komunikasi
seperte telepon genggam atau telepon rumah, pada kondisi seperti ini
metode survei telepon tidak cocok digunakan
5. Ketersediaan dana  ada beberapa metode yang memerlukan dana
yang relative besar, contohnya pengukuran neraca bahan makanan
(food balance sheets)
6. Ketersediaan tenaga  secara konseptual tenaga pengumpul data survei
konsumsi pangan minimal tamatan D1 Gizi. Tenaga survei harus
memahami penggunaan daftar komposisi bahan makanan, angka
kecukupan gizi, daftar bahan makanan penukar, penyerapan minyak, dan
teknik wawancara. Jika tidak terapat tenaga dengan syarat minimal,
maka harus dilakukan pelatihan yang memadai pada calon tenaga
pengumpul data. Hal ini untuk menghindari bias secara sistematik dan
acak
7. Pendidikan responden  responden dengan pendidikan yang
lebih tinggi diasumsikan sebagai responden yang memiliki kontribusi
lebih besar terhadap validitas dan akurasi data (beberapa yang
menjadi pertimbangan diantaranya adalah kematangan psikologi
yang didapatkan dari proses pendidikan, tangkat rasionalitas
berfikir yang lebih dalam dan tingkat pengetahuan yang lebih
memadai)
8. Bahasa sehari-hari yang digunakan responden  perlu
diperhatikan karena sering dikaitkan dengan kemampuan
berbahasa pengumpul data (jika mewawancarai responden di
suatu daerah, gunakan Bahasa daerah setempat untuk
memudahkan komunikasi dan proses wawancara)
9. Pertimbangan logistik  ada beberapa metode survei konsumsi
yang memerlukan logistic yang memadai (seperti metode
penimbangan makanan, membutuhkan timbangan khusus
makanan dan metode recall 24 jam atau frekuensi makan
memerlukan formulir pengumpulan data.
Kesalahan dalam Survei Konsumsi Pangan
 Kesalahan dari kuesioner  kuesioner tidak dirancang dengan baik, dari urutan
pertanyaan, isi pertanyaan dan disain pertanyaan
 Kesalahan pewawancara  disebabkan karena pewawancara belum
memenuhi kriteria sebagai pewawancara (selain itu juga situasi saat
wawancara, hubungan pewawancara dan responden harus diperhatikan)
 Kesalahan responden  beberapa faktor diantaranya daya ingat responden,
jawaban yang tidak tepat dalam memperkirakan bahan makanan, the flat
shope syndrome, penambahan makanan yg memiliki nilai sosial yang tinggi,
keinginan untuk menyenangkan pewawancara, kesalahan mencatat (khusus
metode food records).
 Kesalahan alat  alat yang digunakan harus akurat dan dikalibrasi
 Kesalahan daftar komposisi bahan makanan  tidak semua bahan makanan
terdapat di daftar komposisi bahan makanan (DKBM yang lama jenis
makanannya lebih sedikit daripada yg terbaru, sehingga kadang
menggunakan bahan serupa untuk mengeestimasi komposisi bahan pangan)
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi bias

 Menggunakan sampel dalam jumlah yang besar


(semakin besar sampel semakin kecil variasi datanya
 Melakukan pengulangan pengukuran, contohnya
metode recall 24 jam minimal dilakukan selama 3 hari
berturut atau 2 hari (tidak berturut)
 Selalu melaksanakan kalibrasi pada alat-alat secara
rutin
 Melaksanakan pelatihan kepada petugas pengumpul
data
Pelaksaan Survei Konsumsi Pangan

Tahap persiapan
Pelaksanaan
Quality control
Pelaksaan Survei Konsumsi Pangan

 Menyusun pedoman pelaksanaan survei (sampel dan daftar pertanyaan)


 Formulir survei konsumsi pangan disesuaikan dengan metode yang digunakan
 Selanjutnya menyusun food photograph dan food utensil (sebagai media peraga)

*daftar pertanyaan dibagi menjadi dua, yaitu indentitas responden dan formulir survei
konsumsi pangan
Food Photograph

Prinsip  memberi estimasi yang tepat tentang porsi makan yang dikonsumsi
responden melalui penampilan gambar replika porsi menurut takaran saji
masyarakat.

*Semakin mendekati porsi aktual, kualitas hasil recall konsumsi akan semakin
baik.
Kegunaan:

 sebagai media visualisasi makanan (food Photograph) dan visualisasi


alat saji (food utensil)
 Agar responden mudah mengingat ukuran atau jumlah makanan yang
dimakan menurut ukuran porsi yang nyata.
 Untuk meminimalisasi rendahnya daya ingat responden terhadap
makanan yang telah dikonsumsi 24 jam yang lalu
Implementasi

 Food Photograph  di Indonesia didasarkan pada kelompok bahan


makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah dan makanan
selingan.

 Food Photograph  divalidasi dengan melakukan penimbangan terhadap


bobot makanan yang dideskripsikan dalam gambar

 Food Photograph  penimbangan dilakukan untuk menjamin ketepatan


gambar/ visual dengan ukuran bobot yang akan dipublikasikan sebagai
alat bantusurvei konsumsi pangan (pada Studi Diet Total 2014)
 Food Photograph Validasi harus dilakukan terhadap ketepatan
responden menyesuaikan konsumsinya dengan gambar/ visual yang
dijadikan alat bantu recall konsumsi.
 Food Photograph  validasi harusnya dilakukan dengan menguji pada
subjek, untuk menguji tingkat pemahaman subjek terhadap gambar visual
yang disediakan sebelum dilakukan survei konsumsi.
Food Utensil

Sebagai media peraga  Food utensil


berfungsi sebagai media peraga
 Food Photograph  pengembangan food photograph sebaiknya
dilakukan pada setiap survei konsumsi pangan jika terdapat perbedaan
subjek yang diteliti (makanan tiap daerah berbeda)

 Food Photograph  untuk meminimalisir kesalahan sistematis pada


pengukuran konsumsi pangan
Alur Estimasi Ukuran dan Berat Makanan
Cara Membuat Food Photograph

 Tentukan jenis bahan makanan dan hasil olahannya yang akan


dideskripsikan  tiap wilayah memiliki jenis makanan yang berlainan
 Timbang bahan makanan mentah dan bahan makanan masak
kemudian tulis beratnya (dalam gram)
 Tulis identitas ukuran yang digunakan (urt)
 Lakukan pengambilan gambar dengan cara proporsional sebaik mungkin
 Alat pemotret harus diperhatikan, agar memberikan efek ukuran yang konsisten
 Gambar yang diambil harus sesuai dengan ukuran yang sebenarnya

 Bobot gambar yang diambil ditulis di atas kertas dengan jelas


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai