Anda di halaman 1dari 42

MODUL PRAKTIKUM

DIETETIK COMMUNICABLE DISEASES

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
2020/2021
DAFTAR PUSTAKA

BAB I. MAKANAN ENTERAL DAN PARENTERAL........................................3


BAB II. HATI, ANEMIA, GIZI KURANG DAN GIZI BURUK..........................8
BAB III. DBD, TYPOID DAN CIKUNGUNYA..................................................16
BAB IV. HIV/AIDS...............................................................................................19
BAB V. PEUMONIA, BRONKITIS, TBC, DAN ISPA.......................................21
BAB VI. FOOD BORNE DISEASES...................................................................28
BAB VIII. CACAR AIR, CAMPAK DAN POLIO..............................................32
BAB IX. SALURAN CERNA ATAS...................................................................36
BAB X. SALURAN CERNA BAWAH................................................................39
BAB I. MAKANAN ENTERAL DAN PARENTERAL

1. Zonde FCM
Jam 09.00, 12.00, 15.00, Malam Pagi
17.30
Bahan Susu FCM 60 g Entrasol/200cc Entrasol/200cc
Susu skim 40 g 4 sendok takar 4 sendok takar
Tepung maizena 20 g (46 g) (46 g)
Gula pasir Minyak 100 g
jagung 5g
Telur ayam 50 g
Air 1000cc
Nilai gizi
(1000cc)
1010,4 kcal 200 kcal 200 kcal
Energi 33,6 g 5,6 g 5,6 g
Protein 22,5 g 4,8 g 4,8 g
Lemak 170,3 g 33,6 g 33,6 g
Karbohidrat 1344,8 mg 144 mg 144 mg
Kalium 475,2 mg 104 mg 104 mg
Natrium 235,4 mg 0 0
Cholesterol

Cara Membuat:
1. Campurkan susu FCM, susu skim, dan tepung maizena lalu cairkan
dengan sedikit air matang
2. Rebus air 1000 cc hingga mendidih
3. Masukkan campuran (step 1) ke dalam air mendidih, aduk hingga
larut dan tercampur rata
4. Masukkan gula dan minyak jagung, aduk hingga larut (kecilkan api)
5. Kocok telur dengan tambahan sedikit larutan sonde di atas
6. Masukkan telur yang sudah dikocok dengan larutan sonde dalam
panci, diaduk sampai rata
7. Matikan api
8. Saring larutan sonde
9. Sonde siap didistribusikan
2. Zonde DM
Jam 09.00, 12.00, Malam Pagi
15.00, 17.30
Bahan Wortel 100 g Diabetasol/Dia Diabetasol/Dia
Tempe 75 g neral 200cc neral 200cc
Tep. Beras 60 g 3 sendok takar 3 sendok takar
Susu FCM 80 g (45 g) (45 g)
Susu skim 25 g
Gula pasir 25 g
Air 1000cc
Nilai gizi
(1000cc)
951,6 kcal 200 kcal 200 kcal
Energi 45,5 g 6,75 g 6,75 g
Protein 22,1 g 5,18 g 5,18 g
Lemak 144,4 g 28,44 g 28,44 g
Karbohidrat 1826,1 mg 161 mg 161 mg
Kalium 457,3 mg 82,5 mg 82,5 mg
Natrium 25,3 mg 0 0
Cholesterol

Cara membuat:
1. Potong wortel dan tempe bentuk dadu
2. Rebus wortel dan tempe sampai matang dan blender setelah dingin
3. Campurkan tepung beras, susu skim dan susu FCM dengan sedikit air
matang hingga rata
4. Rebus air 1000 cc hingga mendidih
5. Masukkan campuran (step 2 dan 3) ke dalam air mendidih, aduk
hingga larut dan tercampur rata
6. Masukkan gula pasir, aduk hingga larut
7. Matikan api
8. Saring larutan sonde
9. Sonde siap didistribusikan

3. Zonde Tak Susu


Jam 09.00, 12.00, 15.00, Malam Pagi
17.30
Bahan Kacang hijau 120 g Entrasol/200cc Entrasol/200cc
Wortel 50 g 4 sendok takar 4 sendok takar
Tepung beras 10 g (46g) (46g)
Gula pasir 75 g
Minyak jagung 15 g
Telur ayam 75 g
Air 1000cc
Nilai gizi
(1000cc)
727,0 kcal 200 kcal 200 kcal
Energi 19,9 g 5,6 g 5,6 g
Protein 23,7 g 4,8 g 4,8 g
Lemak 111,1 g 33,6 g 33,6 g
Karbohidrat 582,8 mg 144 mg 144 mg
Kalium 128,7 mg 104 mg 104 mg
Natrium 318,1 mg 0 0
Cholesterol

Cara membuat:
1. Potong wortel bentuk dadu
2. Rebus wortel dan kacang hijau sampai matang dan blender setelah
dingin
3. Campurkan tepung beras dengan sedikit air matang hingga rata
4. Rebus air 1000 cc hingga mendidih
5. Masukkan campuran (step 2 dan 3) ke dalam air mendidih, aduk
hingga larut dan tercampur rata
6. Masukkan gula pasir dan minyak jagung, aduk hingga larut (kecilkan
api)
7. Kocok telur dengan tambahan sedikit larutan sonde di atas
8. Masukkan telur yang sudah dikocok dengan larutan sonde dalam
panci, diaduk sampai rata
9. Matikan api
10. Saring larutan sonde
11. Sonde siap didistribusikan

4. Zonde RP (Zonde DH)


Jam 09.00, 12.00,
Malam Pagi
15.00, 17.30
Bahan Susu FCM 50 g Nephrisol/200cc Nephrisol/200cc
3,25 sendok 3,25 sendok
Tepung beras 25 g
takar (50g) takar (50g)
Gula pasir 100 g
Atau Atau
Minyak jagung 20 g
Hepatosol/200cc Hepatosol/200cc
Apel hijau 100 g
3,25 sendok 3,25 sendok
Susu skim 15 g
takar (52,5g) takar (52,5g)
Nilaigizi
(1000cc)
999,9 kcal 200/200 kcal 200/200 kcal
Energi
18 g 3,375/7,9 g 3,375/7,9 g
Protein
30,3 g 5,58/2,2 g 5,58/2,2 g
Lemak
168,6 g 76,5/38,5 g 76,5/38,5 g
Karbohidrat
883,9 mg 0/38,5 mg 0/38,5 mg
Kalium
243,1 mg 85,2/113,75 mg 85,2/113,75 mg
Natrium
15,8 mg 0 0
Cholesterol

Cara membuat:
1. Timbang apel tanpa kulit 100 g, kemudian diblender
2. Campurkan tepung beras, susu FCM, dan susu skim dengan sedikit air
matang hingga rata
3. Rebus air 1000 cc hingga mendidih
4. Masukkan campuran(step 1 dan 2) ke dalam air mendidih, aduk hingga
larut dan tercampur rata
5. Masukkan gula pasir dan minyak jagung, aduk hingga larut
6. Matikan api
7. Saring larutan sonde
8. Sonde siap didistribusikan

5. Zonde Free Lactose Milk


Jam 09.00, 12.00, 15.00, Malam Pagi
17.30
Bahan Susu LLM 138 g Peptamen/200cc Peptamen/200cc
Gula pasir 50 g 5 sendok 5 sendok
Tep.maizena 10 g takar/43g takar/43g
Telur ayam 50 g Atau Atau
Minyak jagung 5g Susu LLM Susu LLM
Air 1000cc 30g/200cc 30g/200cc
Gula pasir 20 g Gula pasir 20 g
Nilai gizi
(1000cc)
1043 kcal 200/223,1 kcal 200/223,1 kcal
Energi 21,2 g 7,96/3,9 g 7,96/3,9 g
Protein 44,1 g 7,74/7,5 g 7,74/7,5 g
Lemak 143,5 g 24,6/35,6 g 24,6/35,6 g
Karbohidrat 735 mg 250/264 mg 250/264 mg
Kalium 284,3 mg 156/74,8 mg 156/74,8 mg
Natrium 230 mg 0/0 0/0
Cholesterol

Cara membuat:
1. Campurkan tepung maizena dan susu LLM dengan sedikit air matang
hingga rata
2. Rebus air 1000 cc hingga mendidih
3. Masukkan campuran (step 1) kedalam air mendidih, aduk hingga larut
dan tercampur rata
4. Masukkan gula pasir dan minyak jagung, aduk hingga larut (kecilkan
api)
5. Kocok telur dengan tambahan sedikit larutan sonde di atas
6. Masukkan telur yang sudah dikocok dengan larutan sonde dalam panci,
diaduk sampai rata
7. Matikan api
8. Saring larutan sonde
9. Sonde siap didistribusikan
BAB II. GANGGUAN HATI, ANEMIA, GIZI KURANG DAN GIZI
BURUK

1. Tn. P seorang petani di Desa X. Berusia 65 tahun (NRM: 501-49-56) masuk


ke ruang rawat inap penyakit RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tanggal
3 Agustus 2019 dengan diagnosa medis Coronary Artery Disease (CAD) +
Chronic Kidney Disease + Anemia ec Chronic Disease. Os datang dengan
keluhan nyeri dada 8 jam SMRS (skala nyeri +++). Os sudah didiagnosa
memiliki penyakit ginjal sejak 1 tahun yang lalu. Os datang dengan kondisi
kesadaran umum lemah, kesadaran compos mentis, GCS 4-5-6, tekanan darah
150/80 mmHg, nadi 75x/menit, RR 20x/menit dan suhu 360C disertai sesak
nafas dari satu hari yang lalu, kesulitan mengunyah, dan penurunan nafsu
makan. Screening gizi dilakukan pada saat Os masuk rumah sakit dengan hasil
sebesar 2 (menggunakan MST atau Malnutrition Screening Tools). Hasil
pengukuran antropometri, yaitu LiLA 33 cm dan Tilut 45cm cm. Obat-obatan
yang diberikan berupa IVFD 500 Ml/24, Laxadin 1x1C, dan Lisinopril 1x10
mg PO. Cairan dalam sehari (output) sebesar 1200 mL/24 jam. . Data
laboratorium menunjukkan kolesterol total 195mg/dL (N<200 mg/dL),
trigliserida 112mg/dL (N<150 mg/dL), ureum/creatinin 76/1.7 mg/dL, Hb 8.0
g/dL, leukosit/trombosit 17000/18800 /uL, Egfr 35 mL/menit/1.73m2. Os
sudah didiagnosa memiliki penyakit ginjal sejak delapan bulan yang lalu
namun tidak kontrol dan tidak minum obat teratur. Riwayat keluarga
menunjukkan, Ibu Os meninggal karena kelumpuhan secara mendadak. Os
memiliki kebiasaan merokok dan dapat menghabiskan 1 pak rokok dalam
sehari. Os memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan gorengan, bersantan
dan jeroan. Pada siang hari, Os sering mengonsumsi cemilan keripik usus,
tempe goreng tepung dan gehu goreng di sawah. Os tidak memiliki alergi
makanan. Di bawah ini merupakan hasil dietary assessment pasien yang
dilakukan dengan cara metode recall 24 hours kepada keluarga pasien
Sebelum masuk rumah sakit (SMRS) Sarapan : nasi 1.5p, tempe goreng
tepung 2p, sayur tumis kacang 1p, teh tawar 1p Selingan I : combro 1p,
singkong goreng 1p, kopi manis 1p Siang : nasi 1.5p, sayur lodeh 2p, gulai
ayam 1p, tahu goreng 2p Selingan II : keripik usus 2p, tempe goreng tepung
2p, kopi manis 1p Malam : nasi 1p, rica-rica ati ampela 2p, sayur lodeh 1p,
keripik usus 1p. Buatlah proses asuhan gizi terstandar dari kasus diatas!
2. Tn. JS seorang supir taxi di sebuah kota di Provinsi Jawa Barat dan berusia 54
tahun. Tn Js datang dan dirawat di rumah sakit pukul 05.00 pagi (tanggal 7
Juni 2019, NRM: 301-69-76) dengan keluhan utama masuk rumah sakit, yaitu
sesak nafas yang sudah berlangsung satu bulan sebelum Os masuk rumah
sakit. Sesak yang dialami semakin memberat tiga hari sebelum masuk rumah.
Selain sesak nafas, Os juga mengeluh dada berdebar pada saat malam hari,
batuk tidak berdahak, dan kaki membengkak tiga hari terakhir. Os didiagnosa
memiliki penyakit CHF ec HHD + Hipertensi dengan penyerta gangguan
fungsi hati. Os datang dengan kondisi kesadaran umum lemah, kesadaran
compos mentis, GCS 3-3-5, tekanan darah 145/90 mmHg, nadi 78x/menit, RR
20x/menit dan suhu 360C disertai sesak kesulitan mengunyah, dan penurunan
nafsu makan. Screening gizi dilakukan pada saat Os masuk rumah sakit
dengan hasil sebesar 3 (menggunakan MST atau Malnutrition Screening
Tools). Hasil pengukuran antropometri, yaitu BB 54kg dan TB 165cm. Obat-
obatan yang diberikan berupa Furosemide 5mg/jam, Spironolakton 1x12.5 mg
PO, Lisinopril 1x10 mg/PO, ISDN 5mg SL, Morfin 2mg IV, dan IVFD max
500 mL/jam (cairan maksimal 1500 mL/24 jam). Data laboratorium
menunjukkan ureum/creatinin 75/1.7 mg/dL, Hb 9.3 g/dL, Ht 28,
leukosit/trombosit 16500/18500 /uL, GDS 83 mg/dL, SGOT/SGPT 55/70
U/L, albumin 3.5 mg/dL, Na 135 mmol/L, K 3.7 mmol/Ldan Cl 95 mmol/L.
Os sudah didiagnosa memiliki penyakit hipertensi satu tahun yang lalu namun
tidak kontrol dan tidak minum obat teratur. Riwayat keluarga menunjukkan,
ayah Os meninggal karena hipertensi. Os memiliki kebiasaan merokok dan
dapat menghabiskan 1 pak rokok dalam sehari. Semenjak mengalami sesak
nafas (satu bulan yang lalu) Os mengalami penurunan nafsu makan dan cepat
merasa kenyang dan sesak. Os memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan
gorengan, bersantan dan jeroan. Pada siang hari, Os sering mengonsumsi
cemilan keripik usus, tempe goreng tepung dan gehu goreng di sawah. Os
tidak memiliki alergi makanan. Di bawah ini merupakan hasil dietary
assessment pasien yang dilakukan dengan cara metode recall 24 hours kepada
keluarga pasien Sebelum masuk rumah sakit (SMRS) Sarapan : bubur 1p,
sayur tumis kacang 1p, teh tawar 1p, telur ceplok 1p Selingan I : singkong
goreng 1p Siang : nasi 1p, gulai kambing 1p, kerupuk 1p Selingan II : mie
instan goreng 1p Malam : nasi 1p, rica-rica ayam 1p, sayur lodeh 1p, keripik
usus 1p.
3. Ny. A seorang ibu rumah tangga berusia 35 tahun dan beragama Islam, masuk
RSCM pada tanggal 11 Februari 2019 di Ruang Rawat Inap Kelas III Gd. A
Kamar 617 F (NRM: 376-97-80). Os didiagnosis medis mengalami Atrial
Fibrilasi Rapid Respon (AFRR), Congestive Heart Failure (CHF) FC II,
Aorta Linier Failure, Acute Liver Injury (ALI), Acute Kidney Injury
(AKI), dengan riwayat penurunan kesadaran, riwayat gagal nafas,
riwayat hipoglikemia, riwayat asidosis metabolik berat, dan riwayat
hemophisis. Os pernah didiagnosis sakit jantung (kelainan katup) enam tahun
yang lalu dan direncanakan operasi namun menolak. Satu bulan yang lalu Os
dirawat di RS Agung dengan keluhan nyeri ulu hati. Satu minggu sebelum
masuk rumah sakit (SMRS), Os mengeluh nyeri ulu hati, nafsu makan
menurun, serta buang air besar mencret dan kadang berdarah. Setengah jam
SMRS Os kembali dibawa ke RS Agung karena nyeri perut yang semakin
hebat, sadar lemas, dan cenderung tidur. Pasien kemudian dirujuk ke RSCM.
Saat tiba di RSCM, pasien tiba-tiba tidak sadarkan diri, mata tertutup, dan
tidak dapat dibangunkan. Hasil pengukuran atropometri menunjukkan panjang
badan Os adalah 160 cm, sementara lingkar lengan atasnya adalah 25 cm.
Data Biokimia menunjukkan kadar Hb 10,80 g/dl, hematokrit 35,4%, eritrosit
3,94 106µL, trombosit 101 103/µL, massa protrombin 22,6 detik, SGOT 113
U/L dan SGPT 381 U/L. Data klinis/fisik Os dapat dilihat pada Tabel berikut :
Diperoleh informasi bahwa tidak ada riwayat penyakit terdahulu, namun
terdapat riwayat penyakit pada keluarga berupa pembengkakan jantung dan
hipertensi, namun tidak ditemukan adanya riwayat penyakit diabetes melitus.
Berdasarkan informasi yang diberikan Os, diketahui bahwa pola makan Os
Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS) adalah dua kali makan utama yaitu
pagi dan malam dengan dua kali makan selingan. Satu kali waktu makan
utama terdiri dari nasi 1 penukar dan lauk hewani/nabati 1 penukar. Pasien
jarang mengonsumsi sayur dan buah. Kecukupan asupan pasien SMRS
adalah 60% untuk energi, 51% untuk protein, 59% untuk lemak, dan 63%
untuk karbohidrat. Sejak Masuk Rumah Sakit (MRS) pada tanggal 11
Februari 2019, nafsu makan Os cenderung menurun karena mengalami
demam. Namun, asupan Os cukup baik karena mampu menghabiskan
minimal setengah dari diet yang diberikan rumah sakit. Hal ini berkaitan
dengan rasa nyeri di ulu hati yang dialami Os dan kejenuhan pasien terhadap
diet yang diberikan. Pasien juga menyukai susu dan roti.
4. An. P.A.A perempuan usia 1 tahun 5 bulan masuk RS dengan keluhan demam
selama 7 hari, demam yang dialami tidak menentu, biasanya meninggi pada
malam hari. Anak juga mengalami batuk yang sudah lama, terkadang sesak,
mual, dan muntah setiap makanan masuk. Terlihat bengkak pada kedua
punggung tangan dan kaki, perut membesar yang dialami sejak 4 hari yang
lalu. Anak malas makan nasi dan bubur hanya biskuit dan makanan ringan
yang lebih disukai. Nafsu makan anak menurun dibanding sebelum sakit dan
berat badan sulit bertambah walau banyak makan. Riwayat penyakit dahulu
diare, morbili, kejang demam. Tidak ada riwayat penyakit keluarga. BB lahir
3 kg, BB saat ini 5 kg, PB 68,5 cm. LILA saat ini 7,5 cm, LK 43 cm. Keadaan
umum sadar, wajah tampak tua dan kusam, tampak anemis, rewel dan
cengeng, turgor jelek, tonus menurun, rambut tipis, kusam, coklat, mudah
tercabut, baggy pants, edema pada ekstremitas. Nadi 120 x /menit, RR
32x/menit, suhu 36,30C. Pemeriksaan darah leukosit 17400 m, Hb 6,6 g/dl,
PLT 146000 m. Ayah bekerja wiraswasta. Ibu meninggalkan anak pada usia 2
hari di rumah tantenya dan tidak pernah kembali lagi dan sekarang anak
dirawat oleh tantenya yang mempunyai 3 orang anak. Usia tante Z 38 tahun
ibu rumah tangga. ASI tidak pernah diberikan sejak lahir karena ditinggal
ibunya sehingga diberi susu formula sejak lahir. Pada saat umur beberapa
bulan susu formula dihentikan karena alasan ekonomi sehingga anak hanya
diberi teh dan air putih. Anak jarang mengkonsumsi daging, ikan, dan sayur.
Tentukan asuhan gizinya menggunakan NCP!
5. An. B laki-laki 18 bulan PB 67 cm, BB 4,8 kg ke rumah sakit karena batuk
sejak 2 hari yang lalu. Tampak letargis dan pucat. Pemeriksaan fisik
pernafasan 50x/menit, nadi 160x/menit, suhu 38,50C, cuping hidung kembang
kempis, iga terlihat menonjol, terdapat tarikan dinding dada dan ada edema di
kedua punggung kaki. Hanya mendapat ASI hingga usia 4 bulan dan sejak
lahir sudah diberi makan pisang serta makanan lain seperti biscuit dan roti.
Konsumsi makan 3x/hari, sekitar 4-5 sdm (lauk, kuah sayur, tempe atau tahu),
jarang konsumsi buah, tidak suka makan ikan dan daging. Konsumsi ayam
dan telur (sebulan sekali) dan sering jajan permen, es, kerupuk, biscuit, dan
terkadang makan bakso keliling. Berikut recall SMRS :
Pagi : biskuit 4 keping, teh manis ½ gelas (gula 1 sdm)
Snack pagi : permen gulas 2 buah
Siang : nasi ½ piring (50 gram), kuah sup ½ mangkuk, tahu goreng 1
potong (50 gram), teh manis ½ gelas (gula 1 sdm)
Malam : lontong kecil (50 gram), tahu goreng 1 potong (50 gram), teh
manis ½ gelas (gula 1 sdm)
Tentukan asuhan gizinya menggunakan NCP!
6. Ny SR 62 tahun menderita hepatitis. Os masuk RS dengan keluhan nyeri perut
sejak 3 hari yang lalu, wajah dan mata kuning, pusing, lemas, mual, muntah,
kurang nafsu makan, data antropometri didapatkan 68,8 kg, TB 158 cm, hasil
pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 37,10C, respirasi 22 x/menit,
nadi 110 x/menit. Os memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur 2 kali
sehari. Os sering membeli makanan untuk makan nya, karena kesibukannya
berdagang os jarang masak. Os suka mengonsumsi makanan yang pedas,
bakso, sirup, sayur asam tapi hanya kuahnya, tidak suka makan sayur, suka
mengonsumsi ayam, soto dan makanan yang bersantan. Os mengkonsumsi
buah−buahan 2 kali dalam seminggu, buah yang Os sukai jeruk dan pisang, Os
tidak memiliki alergi makanan. Asupan SMRS Os: Pagi : bubur ayam 2
sendok makan, teh manis 1 gelas (menggunakan gula pasir 1 sdm) Siang : nasi
1 sendok makan, sayur bening timun 1 mangkok kecil dan 1 buah pisang
Malam : nasi 1 sendok makan, sayur bening timun 1 mangkok Asupan makan
Os <80%.

7. Tn G. umur 46 tahun, mengalami cirosis hati. Os masuk RS dengan


keluhan BAB hitam, mual, muntah, lemas dan perut terasa begah,
merasakan ada pembesaran diperut sekitar 1 minggu, data antropometri
didapatkan ULNA : 27,5 cm, LILA : 22,4 cm, hasil pemeriksaan tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 360C, respirasi 20 x/menit.
Hasil pemeriksaan USG abdomen : cirosis hati. Riwayat penyakit
sebelumnya adalah cirosis hati sering dirawat dan sudah sering
mendapatkan edukasi tentang diet yang harus dijalani dari Dietisien, tetapi
Os mengaku tidak nafsu makan bila makan makanan yang tidak digoreng.
Pola makan Os 3 kali dalam sehari, dengan porsi kecil. Os suka
mengkonsumsi gorengan dan lauk pauk yang digoreng seperti tempe
goreng, ayam goreng dan ikan goreng. Os jarang mengkonsumsi daging
dan sayuran meskipun di rumah tersedia. Buah-buahan yang Os suka
adalah melon, jeruk dan semangka. Os tidak memiliki pantangan maupun
alergi terhadap makanan. Asupan makan SMRS :
- Pagi : bubur ayam 5 sendok, teh manis 1 gelas (menggunakan gula
pasir 1 sdm)
- Siang : biskuit regal 3 keping
- Malam : nasi putih ½ p, ayam goreng 1 potong Asupan makan SMRS
<80% Os merupakan seorang wiraswasta

8. Pasien bernama Ny. My, usia 41 tahun, seorang ibu rumah tangga yang tidak
bekerja. Pasien datang ke RSCM (13/2/2014) dengan keluhan nyeri di perut
kanan atas tembus ke pinggang sejak 2 bulan SMRS. Nyeri juga dirasakan di
daerah ulu hati sehingga timbul rasa sangat mual dan ingin muntah. Nafsu
makan pun menurun karena jika masuk makanan perut terasa mual. Desember
2012 lalu, pasien pernah dirawat di RS Budi Asih karena kuning di seluruh
badan, mual, nyeri ulu hati, BAK kuning pekat, oleh dokter dikatakan
hepatitis A. Pasien dirawat 6 hari lalu minta pulang. Setelah 2 hari MRS,
pasien melakukan USG (15/2/2014). Berdasarkan hasil diagnosis dokter-sppd
dan hasil USG, pasien dinyatakan mengalami ikterus obstruktif pro ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography) dan ectasis bilier intra-
ekstra hepar ec. suspect choledocolithiasis. Tidak terdapat riwayat penyakit
serupa dalam keluarga pasien, maupun penyakit DM, jantung, ginjal, dan
paru. Pemeriksaan antropometri didapatkan BB 49 kg, TB 150 cm, dan LLA
25.2 cm. Pemeriksaan fisik dan klinis didapatkan kesadaran sadar penuh
(compos mentis), TD 110/70 mmHg, nadi 104 x/min, frekuensi napas 20
x/min, suhu 37˚C. Pasien mengalami mual, muntah, pusing, rasa tidak nyaman
di bagian perut, tampak kelelahan dan jaundice. Tidak terdapat kesulitan
kunyah dan telan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11.9 g/dL,
Ht 35.1 %, bilirubin total 4.17 mg/dL, bilirubin direk 3.91 mg/dL, SGOT 219
μL, SGPT 90 μL, dan albumin 3.54 g/dL. Berdasarkan hasil wawancara
dengan pasien, dapat diketahui bahwa pola makan pasien di rumah sejak
sebulan terakhir mengalami penurunan karena mual dan kurangnya nafsu
makan. Dalam sehari, pasien dapat mengkonsumsi nasi 5 penukar, lauk
hewani 1 penukar, lauk nabati 2 penukar, dan sayur 1 penukar. Pasien
menyukai lauk/panganan yang diolah dengan digoreng seperti telur goreng,
mendoan, tahu goreng, dsb dan jarang konsumsi buah-buahan. Pasien alergi
terhadap udang. Saat ini, pasien direncanakan mendapat tindakan ERCP untuk
menghancurkan batu empedu. Sehari sebelum dan setelah tindakan ERCP,
pasien mendapatkan diet cair formula RS 6x200ml (1 kkal/ml) dan hanya
dapat dihabiskan setengahnya karena mual dan tidak nafsu makan. Setelah dua
hari pasca tindakan ERCP, kondisi pasien masih lemah dan terdapat mual,
namun ingin mulai makan makanan seperti biasa. Saat ini, lakukan Proses
Asuhan Gizi Terstandar (NCP) pada pasien tersebut!
BAB III. DBD, TYPOID DAN CIKUNGUNYA

1. Anak N, perempuan usia 13 tahun 6 bulan didiagnosa Dengue Hemorrhagic


Fever dan Dispepsia. Sebelum masuk rumah sakit, Os mengeluh nyeri ulu
hati, lemas, mual, dan nafsu makan menurun yaitu orang tua Os menyatakan
Os hanya mengonsumsi 25% dari konsumsi makanan biasa Os. Hasil
pengukuran antropometri menunjukkan berat badan Os yaitu 46 kg dan
pengukuran tinggi badan Os yaitu 155 cm. Hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan 110/60 mmHg, suhu 39oC, nafas 24x/menit dan nadi
113x/menit.

Pola makan Os sehari-hari teratur. Os makan 3 kali sehari. Jika Os tidak


sempat sarapan, Os dibawakan bekal oleh orang tua Os. Os selalu minum susu
di pagi hari. Os menyukai ayam goreng dan telur ceplok goreng. Os makan
sayur 2 porsi sehari. Os makan buah 2-3 porsi sehari. Os sering jajan
sembarangan di pinggir sekolah. Os menyukai makanan pedas. Hasil recall
pasien antara lain Energi 945 kkal, protein 15 gram, Lemak 20 gram dan KH
100 gram. Tentukan asuhan gizi terstandar dari pasien diatas!

2. An. KA 10 tahun, perempuan diagnose DHF, Pasien memiliki riwayat penyakit


terdahulu yaitu DHF. Riwayat makan pasien:
Frekuensi makanan
Nama Porsi Rata rata
makanan g/hari
H M B TP URT Gram
Sumber makanan pokok
Nasi putih 2x 1 centong 100 200
Roti 2x 1 buah 75 150
Jagung 1x 1 buah 100 100
Lauk Hewani
Ayam 1x 2 potong 80 80
Ikan 1x 1 potong 40 40
Daging 2x 1 potong 40 80
Lauk nabati
Tempe 2x 1 potong 50 100
Tahu 1x 1 potong 50 50
Sayuran
Kangkung 3x 2 sdm 20 40
Kacang 2x 2 sdm 20 40
panjang
Sawi 2x 1 sdk 10 20
Tauge 2x 1 sdk 10 20
Wortel 2x 1 sdk 10 20
Buah
Pisang 1x 1 potong 100 100
Semangka 2x 1 potong 100 200
Pepaya 1x 1 potong 100 100

Implementasi Energi (kcal) Protein ( g) Lemak (g) KH (g)


Hasil Recall 1036,3 36 34,3 143,4

Data antropometri pasien antara lain TB 122 cm, BB 26 kg. tekanan darah 90/60
mmHg, respirasi 20x/menit, Nadi 90 x/menit, suhu 38 0C. Keadaan umum pasien
dalam keadaan cukup. Pemeriksaan klinis menunjukkan suhu tinggi, respirasi
rendah, tekanan darah rendah dan nadi rendah.

Pemeriksaan Nilai normal/ Awal kasus Keterangan


satuan
Hemoglobin 10 – 16 g/dl 13,9 Normal
Trombosit 200-400 ribu 158 ribu/ml Rendah
Hematocrit 41 33-38 % Tinggi

3. Tn D umur 40 tahun menderita demam thypoid, BB 45 kg TB, suhu 40 oC.


Tn.D, tidak memiliki pola makan yang teratur semenjak bercerai.
Pekerjaan Tn.D sebagai supir pribadi juga berperan dalam pengaturan pola
makan Tn.D yang tidak teratur. Tn.D Bekerja dari jam 10.00-19.00 dan
tidak pernah berolahraga dalam kehidupannya sehari- hari. Tekanan darah
pasien 100/90 mmHg, Nadi 80x/menit, RR 20 x/menit. Hasil recall pasien
E: 1050 kkal, Protein 15 gram, Lemak 25 gram dan KH 150 gram. Buatlah
NCP dari kasus diatas!

Pemeriksaan Aktual Nilai Rujukan Normal


Leukosit 4.280 mm3 3200 – 10.000/mm3
Hemoglobin 13.1 g/dl 13-18 g/dl
Trombosit 391 mm3 170 – 380. 103/mm3
Hematokrit 40% 40-60%
Albumin 3.4 g/dL 3.5- 5.0 g/Dl
Globulin 2,3 g/dL
Protein Tot 6,7 g/dL
Tes Widal
S Typhi O 1/80
S Parathypi BO 1/320
S Parathypi BH 1/80
S Parathypi CO 1/320

BAB IV. HIV/AIDS


1. Amanda adalah mahasiswa ekonomi semester dua umur 19th yang juga
bekerja di salah satu model agency TB = 175 cm, BB = 55 kg. Masuk rumah
sakit karena tiba–tiba pingsan. Keadaan pasien lemah, pucat, mual muntah.
Keadaan umum dehidrasi dari hasil pengukuran tekanan darah 140/90 mmHg,
N 120x/mnt, RR 22x/menit, Suhu 390C. Sejak tiga minggu yang lalu
mengalami sesak nafas dan diare. Beberapa hari terakhir pasien tidak mau
makan nasi, Tidak suka lauk hewani berwarna merah dan hanya makan satu
kali pada siang hari. Merasa Mengingkari,cemas,depresi,takut,menarik diri,
marah. Hasil laboratorium sebagai berikut : Hb 8 gr/dL, Leukosit 4,4 x 10 9/L,
trombosit 543 X 10 9L, SGOT 54,4/L, BUN 32 mg/dl.. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan ELISA I & II positif HIV. Tentukan asuhan gizinya
menggunakan NCP!
2. Tuan W dirawat diruang medikal bedah karena diare sudah sebulan tak
sembuh-sembuh meskipun sudah berobat ke dokter. Pekerjaan Tn W adalah
supir truk dan dia baru saja menikah dua tahun yang lalu. Tn W mengatakan
bahwa dia diare cair ±15 x hari dan BB menurun 7 kg dalam satu bulan serta
sariawan mulut tak kunjung  sembuh meskipun telah berobat dan tidak nafsu
makan. Hasil foto thorax ditemukan pleural effusi kanan, hasil laboratorium
sebagai berikut : Hb 11 gr/dL, leukosit 20.000/Ul, trombosit 160.000/UL, LED
30 mm, Na 8 mmol/L, K 2,8 mmol/L, Cl 11o mmol/L, protein 3,5. Hasil
pemeriksaan ditemukan TD 120/80 mmHg, N 120x/mnt, P 28x/menit, S 390C,
konjungtiva anemis, sklera tak ikterik, paru-paru : ronchi +/+ dan wheezing +/.
Diagnosa Medis pada kasus diatas adalah AIDS. Tentukan asuhan gizinya
menggunakan NCP!
3. Anita, 4,5 tahun, 75 cm. 8 kg. Wajah tampak seperti orang tua, rambut jarang,
kemerahan dan mudah dicabut, conjungtiva tampak pucat. Pasien mengalami
kesulitan menelan (Disfagia). Tujuh bulan sebelum masuk RS pasien
mengalami batuk pilek dan demam, berat badan cenderung tidak naik. Hb 7.4
g/dl, Hematokrit 22.6 %, Nadi 120 x/menit, Respirasi 30 x/menit. Pasien
tersebut lahir dari ibu berumur 19 thn, cukup bulan (9 bulan), BBLR 1800 gr,
selama hamil ibu dirawat di RS 2x karena thypus dan sesak nafas (pada usia
kehamilan 4 bulan dan 7 bulan), ibu pasien minum jamu-jamuan sejak pasien
berusia 5 bulan. Pasien sering batuk pilek sejak usia 2 tahun sampai sekarang
dan terdiagnosa TB Paru dari pemeriksaan darah / thorax. Ayah pasien tidak
mempunyai pekerjaan tetap dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Mereka
mempunyai penghasilan yang tidak tetap. Pasien merupakan anak pertama dari
2 bersaudara. Kebiasaan makan utama sebanyak 3 x sehari dengan makanan
pokok nasi, lauk hewani telur,lauk nabati tahu, tempe, tidak suka sayuran, tidak
suka buah sedangkan minumnya teh dan susu. Tentukan asuhan gizinya
menggunakan NCP!
4. Tn. Riri, dan keluarga adalah vegetarian yang hanya mengkonsumsi nasi dan
sayuran sejak 20 tahun yang lalu. MRS karena mengalami kecelakaan lalu
lintas dengan pendarahan yang tidak segera berhenti. Riwayat penyakit dahulu
pernah masuk RS dengan diagnosa Ileum distal dengan reseksi sepanjang 15
am, dan berobat jalan hingga sekarang. Sejak saat itu pasien sering mengalami
anorexia, steatorrhea, epitaksis (mimisan) dan mengalami penurunan berat
badan drastis sebanyak 10 kilo (dalam 1 tahun). Pada saat ini pasien terlihat
pucat. Kulit kering bersisik, pasien mengalami glossitis pada lidahdan xerosis
(kekeringan) pada konjunctiva dan kornea mata. Hasil pemeriksaan
antropometri menunjukkan TB 180 cm, BB 52 kg. Hasil pemeriksaan fisik dan
klinis: keadaan umum pasien lemah, kesadaran composmenthis, tensi 100/70
mm/Hg, HR 80 x/mnt, RR 20 x/mnt, suhu tubuh 36°C. Riwayat nutrisi: hanya
mengkonsumsi nasi, sayur, dan lauk nabati. Kebiasaan makan 3x sehari dengan
jumlah sedikit. Recall 24 jam sebelum mengalami kecelakaan E: 1650 kkal,
P:38 gr, L: 34 gr, KH: 298 gr. Tentukan asuhan gizinya menggunakan NCP!
5. Ny. Purwati, 55 Tahun, TB 161 cm, BB 61 Kg, Tempat dirawat :Ruang Bedah/
IRNA II R. 21/2.2. Diagnosa : HIV (pasca bedah). Pasien tidak sadar setelah
keluar perdarahan pada telinga kanan, nyeri pada kaki kanan, perdarahan (+).
Pukul 19.00 WIB dilakukan operasi sampai pukul 21.50 dengan diagnosa
prabedah internal bleeding. Keluhan utama: pasien mengatakan nyeri pada luka
post operasi. Keadaan umum pasien lemah. Adanya gangguan rasa nyaman,
pasien takut luka post op nya robek. Keadaan umum: Lemah, mual Tensi:
170/100 mmHg, Recall makan tanggal 10 April 2006. Hasil Recall Energi:
1286.25 Kal, Protein : 46.5 gr, Lemak: 39.75 gr. Albumin 2,7 g/d, Hb: 9 gr/dl
dan trombosit 145.000 /ul. Tentukan asuhan gizinya menggunakan NCP

BAB V. PEUMONIA, BRONKITIS, TBC, DAN ISPA

1. Ny. T berusia 66 tahun, seorang pensiunan, beragama Islam, dirawat di Ruang


Bougenville (Kelas I). Os datang ke RS pada hari Minggu tanggal 19
November 2017 pukul 22.42 melalui poli Instalasi Gawat Darurat (IGD)
dengan keluhan mudah ngos-ngosan, sesak nafas selama beraktifitas dan
istirahat, batuk dengan sedikit gumpalan darah pada dahak dan mudah
berkeringat. Diagnosis medis Os adalah Hipertensi stage II tidak terkontrol,
CHF FCII-IIIdd/ALO hemoptoe ec. Susp. Tuberculosis Pneumonia.
Selawa rawat inap Os diberi terapi medis berupa obat ISDN, Ambroxol,
mikardis, CPG, trombostilet, B-Beta, Lasix dan infus RL. Pengukuran
antropometri dilakukan pada hari pertama rawat inap yaitu pada tanggal 20
November 2017. Data antropometri OS menunjukkan berat badan (BB) : 54
kg, dan Tinggi Badan (TB) 155 cm. Data hasil pemeriksaan biokimia pada
tanggal 19 November 2017 disajikan pada tabel berikut :

Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan tekanan darah 215/90 mmHg, Nadi 58


x/menit, suhu 37,5oC, laju pernafasan 28 x/ menit. Hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan keadaan umum Compos Mentis, demam, mual, muntah, sesak
nafas, batuk, Hemoptoe dan banyak keringat. Os terbiasa makan 3x/hari dalam
jumlah yang sedikit. Os jarang mengonsumsi sayuran dan lebih sering
konsumsi buah-buahan. Sejak didiagnosa hipertensi Os memiliki kebiasaan
mengonsumsi susu kambing dan madu lambung 1x/hari saat sarapan,
mengurangi konsumsi santan, dan tidak mengonsumsi daging. Os sudah
membiasakan mengonsumsi garam dengan jumlah sedikit namun masih
mengonsumsi makanan yang digoreng seperti ikan goreng, donat goreng, dan
kue-kue manis. Os tidak memiliki riwayat alergi makanan. Os merupakan
lulusan SMTA yang bekerja sebagai guru PAUD namun telah pensiun.
Setelah pensiun Os hanya tinggal di rumah dan lebih banyak berkegiatan
mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Os tidak pernah di rawat sebelumnya
namun sudah 5 tahun mengalami hipertensi. Os juga telah mengalami
pembengkakan pada jantung. Sejak didiagnosa mengalami hipertensi Os rutin
mengonsumsi obat, namun sejak maag selalu kambuh sejak 3 tahun yang lalu
Os berhenti minum obat dan beralih mengonsumsi madu dan susu kambing.
Buatlah proses asuhan gizi terstandardari pasien diatas!
2. Tn. TT berusia 59 tahun, di rawat di ruang ICU RS Karya Bhakti Bogor
(NRM 10052019, tanggal 10 Mei 2019) dengan keluhan sesak nafas yang
semakin berat selama lima hari terakhir. Sesak nafas pasien sudah dirasakan
sejak tiga bulan terakhir. Sehari sebelum masuk rumah sakit, Os merasa sesak
nafas bertambah parah, jantung berdebar pada malam hari, batuk berdahak,
demam dan kaki bengkak, BAB (+), BAK (+). Os didiagnosa CHF FC III-IV
ec HHT + HT + Community Acquired Pneumonia + ISK+
hipoalbuminemia. Kesadaran Os lemah, tampak sakit berat, compos mentis,
GCS 2-1-4, tekanan darah 165/90 mmHg, nadi 110x/menit, RR 35x/menit dan
suhu 380C, kondisi bedridden, kesulitan dalam melakukan genggaman tangan.
Pengukuran antropometri didapatkan hasil LiLA 29cm dan TB 160cm.
Screening gizi dilakukan pada saat Os masuk rumah sakit dengan hasil sebesar
3 (menggunakan NRS 2002 atau Nutritional Risk Screening). Data
laboratorium menunjukkan Hb 10 g/dL, Ht 30%, leukosit 17.5x103/uL,
trombosit 170x103/uL, GDS 95 mg/dL, Ur/Cr 75/1.8, albumin 3 mg/dL, Na
130 mmol/L, K 3.5 mmol/L, Cl 105 mmol/L. Terapi obat yang diberikan di
rumah sakit, yaitu Furosemide 3x2 mg, Spironolakton 1x12.5 mg, Captopril
1x12.5 mg, ISDN 5mg, IVFD max 500 mL/jam (cairan maksimal 1500 mL/24
jam). Os menderita penyakit hipertensi sejak tiga tahun yang lalu. Tahun
2018, Os masuk rumah sakit karena penyakit jantung. Dari data penyakit
riwayat keluarga, tidak ada keluarga Os yang mengalami penyakit seperti
pasien. Os tidak pernah kontrol dan tidak minum obat teratur. Os memiliki
kebiasaan merokok dan dapat menghabiskan 1 pak rokok dalam sehari.
Namun sudah berhenti sejak setahun yang lalu. Os jarang melakukan olahraga.
Os memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan gorengan, ikan asin setiap hari
dan jeroan. Di bawah ini merupakan hasil dietary assessment pasien yang
dilakukan dengan cara metode recall 24 hours.
Sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
- Os memiliki kebiasaan makan tidak teratur <3kali sehari
- Susunan makanan pokok Os terdiri dari makanan pokok, protein
hewani, protein nabati, sayuran, dan buah
- Makanan yang dikonsumsi : nasi 1.5p, protein hewani 1p, protein
nabati 1p, dan sayur (jarang) untuk setiap kali makan
- Protein hewani yang sering dikonsumsi Os, yaitu jeroan dan ayam. Os
alergi seafood
- Protein nabati yang sering dikonsumsi Os yaitu tempe goreng, tahu
goreng
- Os sering mengonsumsi ikan asin setiap hari
- Os dapat menghabiskan 1 pak rokok dalam sehari
Masuk rumah sakit (MRS)
- Selama satu hari di rumah sakit, asupan Os sebagai berikut :
o Asupan Os selama di RS : Energi : 850 kkal Protein : 20 gram
Lemak : 15 gram Karbohidrat : 130 gram Cairan: 1500 mL
3. Nama Tn. A, umur 80 tahun, seorang pensiunan dengan diagnosis
Adenocarsinoma Sigmoid T4N2M1 (Hepar) Pro Sigmoidektomi,
Tuberkulosis Paru on OAT Kategori 1 Fase Lanjutan, Diabetes
Mellitus Tipe 2. Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 6 bulan
terakhir. BAB darah tidak ada dan BAB sebanyak ± 10 kali dalam sehari.
Gejala berupa nyeri perut tidak ada, mual muntah tidak ada. Pasien
mengalami penurunan berat badan sebanyak 12 kg dalam 4 bulan terakhir.
Hasil pengukuran antropometri BB 63 kg, TB 170 cm. Tekanan darah
120/80 mmHg, denyut nadi 88 x/menit, laju napas 16 x/menit, suhu tubuh
36oC. Berikut ditampilkan hasil lab pasien.

Pasien tidak memiliki alergi pada makanan tertentu. Riwayat gizi


menggambarkan sikap pasien terhadap makanan seperti pola makan
sehari-hari. Pasien terbiasa makan utama 3 kali sehari dan jarang sekali
makan selingan. Menu makan pagi selama di rumah biasanya adalah nasi
dan ayam. Makan siang biasanya merupakan menu lengkap kecuali
prorein hewani yaitu nasi, tempe orek, tahu goreng, sayur sop. Makan
malam pasien biasa mengonsumsi nasi, lauk ikan, tahu, dan sayur sop.
Pasien mengonsumsi susu anlene 2 kali sehari dengan 3 sendok takar
dilarutkan dalam setengah gelas air pada pagi dan malam hari. Berikut
merupakan kebiasaan makan pasien sebelum dirawat di rumah sakit.

Tidak ada riwayat operasi, kemoterapi, dan radiasi. Riwayat hipertensi


tidak ada. Memiliki riwayat diabetes mellitus dan tidak rutin minum obat
selama 4 bulan terakhir. Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit
serupa. Pasien memiliki pembesaran hepar tetapi batasnya sulit dinilai.
4. Ny. M umur 58 tahun, mengalami keluhan sakit dibagia punggung kanan
terutama setelah beraktifitas, kaki sulit digerakkan, pusing, sering
kesemutan dan cepat lelah. Pasien didiagnosa Spondilitis Tuberculosis.
Berat badan pasien 45 kg dan TB 155 cm. Hasil pemeriksaan biokimia
antara lain:

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Natrium 135 135-147 mmol/L
Kalium 2,9 3,5-5 mmol/L
GDS 80 <170 mg/dl
SGOT 20 <37
SGPT 14 <42
Kreatinin 0.44 <1,5 mg/dl
Hb 13.1 12-14 g/dl
Hematocrit 40% 40-48%

Pasien mual namun tidak muntah, lemas, megalami gangguan mobilitas,


kesadara compos mentis dan tidak ada gangguan pencernaan. Tekanan
darah pasien 100/77 mmHg, nadi 78x/menit, suhu 380C, pernafasan
17x/menit. Riwayat makan pasien antara lain:
Ny M makan berat 3 kali sehari berupa nasi 100 gram untuk sekali makan
dan lauk protein 1 penukar, biasanya ayam goreng atau telur dadar, protein
nabati tahu kukus atau tempe kukus, dan setiap makan harus ada sayuran
yang dimasak bening atau tumis. Ny M tidak menyukai wortel, minum
vitamin c 1000 mg 1 botol perhari. menu makanan yang dikonsumsi 1 hari
SMRS :
- Makan pagi : nasi 1 centong ceper, sayur bayem ½ mangkuk kecil,
perkedel jagung
- Snack pagi : Arem-arem  Makan siang : nasi ½ centong munjung,
opor ayam 1 potong, teh manis 1 gelas.
- Snack sore : -
- Makan sore : Nasi 1 piring, telur dadar 1 butir, melon 1 juring Makan
dirumah yang biasa dimasak oleh asisten rumah tangga, terkadang beli
di warung nasi.
5. Ny. A , 44 tahun menderita CKD, CHF, Anemia dan Penumonia, Os
masuk RS dengan keluhan muntah, mual, sesak nafas, batuk berdarah 1
hari sebelum masuk RS, kaki terasa nyeri dan kaku bila berjalan, oedem
kedua kaki, data antropometri didapatkan LILA 25 cm, TILUT 42 cm,
hasil pemeriksaan tekanan darah 170/110 mmHg, Suhu 37,10C, Nadi
104x/menit, Respirasi 28x/menit Kebiasaan makan os teratur 3x makan
utama, selingan selalu mengkonsumsi gorengan, setiap hari os
mengkonsumsi makanan terdiri dari sumber kerbohidrat, lauk hewani, lauk
nabati, sayur dan buah, lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah ikan
asin dan daging ayam. Sayur yang disuaki hanya bayam dan daun
singkong. Asupan makan SMRS didapatkan :
- Pagi : Nasi uduk 5 sdm
- Siang : Nasi 3 sdm, ayam semur 1 potong
- Selingan : Dukuh 4 buah
- Malam : - Asupan SMRS os <80% Os merupakan seorang ibu rumah
tangga denngan aktifitas ringan, sebelumnya mempunyai penyakit
darah tinggi.
BAB VI. FOOD BORNE DISEASES

1. Nama Tn. A, umur 30 tahun, merasakan mual dan muntah, pusing dan
lemas setelah mengkonsumsi makanan kenduri. Hasil pengukuran
antropometri BB 63 kg, TB 165 cm. Tekanan darah 120/80 mmHg, denyut
nadi 88 x/menit, laju napas 16 x/menit, suhu tubuh 36 oC. Pasien tidak
memiliki alergi pada makanan tertentu. Riwayat gizi menggambarkan
sikap pasien terhadap makanan seperti pola makan sehari-hari. Pasien
terbiasa makan utama 3 kali sehari dan jarang sekali makan selingan.
Menu makan pagi selama di rumah biasanya adalah nasi 2 centong dan
ayam goreng bagian paha 1 potong. Makan siang biasanya merupakan
menu lengkap kecuali prorein hewani yaitu nasi 2 centong, tempe goreng
2 potong, tahu goreng 1 potong, dan sayur lodeh 1 sendok sayur. Makan
malam pasien biasa mengonsumsi nasi 1 centong, lauk ikan goreng bagian
ekor 1 potong, tahu 1 potong, dan sayur sop 1 sendok sayur. Buatlah NCP
dari kasus di atas!
2. An S, Umur 10 tahun perempuan, mengalami keracunan makanan di
sekolahnya. An S mengalami mual dan muntah serta diare. Kesadaran
compos mentis. Tekanan darah pasien 110/90 mmHg, RR 20x/menit, Nadi
80x/menit. Suhu pasien 380C. Riwayat pola makan pasien antara lain pagi:
nasi 1 centong, tempe orek 1 sendok dan nuget 2 potong, selingan: es
doger 1 gelas, siang: nasi 1 centong, sop ayam 1 centong sayur. Malam:
susu full cream 1 gelas dan tidak makan nasi. Buatlah NCP dari kasus
diatas!
3. Nama Ny Y, umur 28 tahun, merasakan mual dan muntah, pusing dan
lemas setelah mengkonsumsi jajanan pasae. Hasil pengukuran
antropometri BB 50 kg, TB 158 cm. Tekanan darah 100/80 mmHg, denyut
nadi 80 x/menit, laju napas 20 x/menit, suhu tubuh 37 oC. Pasien memiliki
alergi pada makanan laut. Pasien terbiasa makan utama 3 kali sehari dan
jarang sekali makan selingan. Menu makan pagi selama di rumah biasanya
adalah nasi 1 centong dan ayam goreng bagian paha 1 potong. Makan
siang yaitu nasi 1 centong, tempe orek 2 sdm, pepes tahu 1 potong, dan
sayur kangkung 1 sendok sayur. Makan malam pasien biasa mengonsumsi
nasi 1 centong, ikan goreng bagian ekor 1 potong. Buatlah NCP pada
kasus diatas!
BAB VII. DIFTERI, PERTUSIS DAN TETANUS

1. Tn I, 55 tahun seorang PNS menderita Tetanus Generalisataec Vulnus


Ictium Region Manus Dextra Digiti V. pasien mengeluh sukar membuka
mulut. Riwayat pasien sekarang
- Pasien rujukan RSU Puri Raharja dengan diagnosa obs. trismus susp.
tetanus. Terapi yang telah diberikan tetagam 20 ampul, ceftriaxone 2x1
gr iv, IVFD RL + diazepam 30 mg 12 tpm
- Pasien datang dengan keluhan kakusaat membuka mulut sejak 3 hari
SMRS.
- Pasien dengan riwayat 12 hari SMRS tertusuk bambu pada jari tangan
kanan. Pada saat itu, pasien mengatakan tidak melakukan perawatan
luka pada jari tangan nya.
- Sejak 4 hari SMRS, pasien mengatakan sulit menelan.
- Sejak3 hari SMRS, pasien mengatakan sulit membuka mulut.
- Sejak 2 jam SMRS, pasien mengeluh kaku pada perut, lalu pasien
dibawa ke RSU Puri Rahardja oleh keluarga. Dari RSU Puri rahardja,
pasien di rujuk ke RSUP Sanglah
- Oleh TS Bedah Syaraf pasien mendapatkan terapi Diazepam 10
mgdalam D5% @24 jam, NGT, rawat luka, metronidazole 500 mg @
24jam
Tekanan darah pasien 110/70 mmHg, nadi 81 kali/menit, RR 16
kali/menit. Data biokimia pasien antara lain:
- Elektrolit: K 3,59mmol/L : Na 139,67mmol/L : Ca 5,40mg/dL : Mg
5,64mg/dL
- Kimia Darah: Alb 4,31 g/dL: SGPT 12,3 U/L: SGOT 23,1 U/L: GD
puasa 94 mg/dL: BUN 12 mg/dL: Na 146 mmol/L:K 4,07 mmol/L: Cl
102,3 mmol/L
- AGDpagi: pH 7,37 : pCO2 50 mmHg: pO2 70mmHg: BEecf 3,6
mmol/L: HCO3-28,9 mmol/L:SO2c 93%: TCO2 30,4 mmol/L
- WBC10,30.103/μL:Hb14,6g/dL : Hct 44,7%: PLT 227.103 /ulEKG:
VES Trigemin.
Hasil recall pasien antara lain Energi 940 kkal, Protein 10 gram, Lemak 15
gram dan KH 140 gram. Buatlah NCP dari kasus diatas!
2. Tn P, Umur 44 tahun didiagnosa pertussis dengan keluhan batuk rejan. Tn P
tingal bersama kelurganya ditempat yang padat penduduk. Satu minggu
terakhir Tn P mengeluh pusing, mual dan muntah kepada istrinya. Suhu tubuh
Tn P mencapai 38.5oC. Setiap kali batuk Tn P disertai rasa mual sampai
muntah. Nafsu makan menurun karena seringnya batuk. Riwayat penyakit
terdahulu tidak ada. Keadaan umum compos mentis, Nadi 102x/menit, Tekanan
darah 110/80 mmHg, RR 30x/menit. Pola nafas tidak teratur, suara nafas ronchi
terdapat retraksi otot bantu nafas. Pasien mengalami keluhan pusing, gangguan
tidur, penglihatan kabur, dan tidak ada gangguan pada telingan dan hidung.
Elektrolit: K 3,59mmol/L : Na 139,67mmol/L : Ca 5,40mg/dL : Mg 5,64mg/Dl.
Riwayat pola makan pasien sebelum masuk rumah sakit antara lain
- Pagi : Nasi goreng 1 centong, telur dadar 1 buah
- Selingan : -
- Siang : Nasi 1 centong, sop ayam 1 sendok makan
- Selingan : bubur kacang hijau 1 mangkuk
- Malam : nasi ½ centong dan ayam kecap 1 poton
Pasien dan keluarga tidak pernah mendapatkan konseling gizi sehingga belum
mengetahui diet yang tepat pada penyakit pertusis. Pasien jarang berlohraga
dan makan tidak teratur. Buatlah NCP dari kasus diatas!
3. Kasus pertama, seorang anak perempuan usia 4 tahun dirujuk dari Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Bekasi pada tanggal 17 September 2013 dengan napas
berbunyi sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien demam mencapai
38oC dan batuk sejak 5 hari sebelumnya. Tiga hari sebelum masuk rumah sakit,
leher terlihat membesar, makan minum masih biasa. Dua hari sebelum masuk
rumah sakit tampak bercak putih di tenggorok, pasien mulai merasa sesak dan
gelisah. Pasien mempunyai riwayat hipertropi tonsil dan tidur mengorok sejak
usia 2 tahun. Riwayat imunisasi tidak lengkap, hanya mendapat imunisasi
Hepatitis B saat lahir. Pasien selalu demam setiap kali akan di imunisasi. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum somnolen, terdapat dispneu,
stridor dan retraksi pada suprasternal, epigastrium dan interkostal. Pada
tenggorok didapatkan arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T3-T3
dengan pseudomembran. Pasien didiagnosis obstruksi jalan napas atas grade
III, suspek difteri. Pasien direncanakan trakeostomi cito. Dilakukan
trakeostomi di ruang resusitasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) selama 40 menit
dengan jumlah perdarahan 3cc. Membran putih kekuningan ditemukan pada
lumen trakea, membran diambil untuk pemeriksaan mikrobiologi. Dilakukan
swab pada tonsil kanan kiri untuk pemeriksaan mikrobiologi. Membran tidak
mudah berdarah. Pasien diberikan terapi serum anti difteri 1x100.000 IU,
penicilin procain 1x1.500.000 IU im, paracetamol 3x150 mg, deksamethason
3x2,5 mg. Setelah pemberian terapi penicilin procain satu hari didapatkan
pasien dalam keadaan klinis sepsis, kemudian terapi antibiotik diganti dengan
cefotaxim 4x750 mg, dan diberikan terapi tambahan amiodaron 26 mcq/kgbb/
mnt karena didapatkan gambaran takikardi supraventrikular pada
elektrokardiogram. Persentase asupan pasien antara lain E: 50%, P: 45%, L:
60%, KH : 55%. Buatlah NCP dari kasus diatas!
BAB VIII. CACAR AIR, CAMPAK DAN POLIO

1. Pasien Anak A berusia 31 bulan, diantar kedua orang tuanya ke RSAM


dengan keluhan demam sejak 5 hari SMRS. Ibu pasien mengatakan demam
dirasakan terus-menerus, terutama pada malam hari, disertai menggigil tetapi
tidak kejang. Ibu pasien juga mengeluhkan anaknya batuk berdahak, pilek, dan
sariawan sejak 3 hari yang lalu. Batuk dengan dahak yang sulit dikeluarkan.
Selain itu juga terdapat pilek dengan lendir encer, tidak disertai sesak napas.
Pasien mengalami penurunan nafsu makan dikarenakan sariawan. Pasien juga
dikeluhkan orang tuanya timbul bercak-bercak merah dan mata merah serta
berair sejak 1 hari SMRS. Bintik-bintik merah pada tubuh awalnya muncul di
belakang telinga dan menyebar ke wajah, dada, dan perut. Bintik-bintik merah
tidak gatal atau nyeri. Pasien muntah berisi makanan sebanyak 2 kali, masing-
masing sebanyak satu gelas belimbing, sehingga pasien terlihat lemas. Buang
air besar konsistensi lembek, berampas, warna kecokelatan, tidak disertai
lendir dan darah, tidak berbau busuk dan berbusa dengan intensitasnya 1
kali/hari. Buang air kecil dikatakan tidak terdapat keluhan. Keluhan serupa
sebelumnya disangkal. Kejang demam disangkal. Keluarga tidak ada yang
mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Keluhan batuk berdahak dan
batuk lama disangkal. Riwayat kontak dengan orang yang terkena campak dan
cacar disangkal. Riwayat kehamilan Ibu, kunjungan Ante Natal Care (ANC)
teratur dengan bidan, ibu hanya mengonsumsi obat zat besi, kalsium, dan folat
masa kehamilan, ibu tidak pernah sakit selama masa kehamilan, tidak ada
penyulit selama kehamilan. Riwayat persalinan, lahir dari ibu G2P1A0,
persalinan normal tanpa menggunakan alat, ditolong oleh bidan, lahir
langsung menangis kuat, cukup bulan dan tidak ada kelainan bawaan. Berat
badan lahir 2900 gr dengan panjang badan 46 cm. Riwayat makanan pasien
saat berusia 0 sampai 6 bulan hanya diberikan ASI. Frekuensi pemberian
tergantung permintaan bayi ±10 kali per hari. Pada usia 6 sampai 9 bulan
meliputi susu formula dengan frekuensi ±8 kali per hari, sebanyak 60 ml tiap
pemberian dan nasi tim instan diberikan 4 x/hari sebanyak ±60 ml tiap
pemberian. Pada usia 9 sampai 12 bulan meliputi susu formula dengan
frekuensi ±8 kali per hari, sebanyak 120 ml tiap pemberian, bubur nasi
ditambah sayur bayam, wortel, buncis, jagung manis dengan lauk pauk seperti
tempe atau telur yang diberikan 3 x/hari sebanyak 200 ml. Riwayat imunisasi
pasien tedapat dalam buku Kartu Menuju Sehat (KMS). Pasien sudah
mendapatkan imunisasi BCG (usia 0 bulan), DPT 3 kali (usia 2, 3, dan 4
bulan), polio 4 kali (usia 0, 2, 3, dan 4 bulan), hepatitis B 4 kali (usia 0, 2, 3,
dan 4 bulan), dan imunisasi campak pada usia 10 bulan. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran
komposmentis, suhu aksial 39,2 °C, frekuensi nadi 130 x/menit, frekuensi
nafas 28 x/menit, berat badan awal 11 kg, berat badan sekarang 11 kg, tinggi
badan 101 cm dengan status gizi (Z-score) BB/U -2 SD s/d -1 SD (gizi baik),
TB/U 2 SD s/d 3 SD (tinggi), BB/TB <-3 SD (sangat kurus). Status generalis
kulit tampak papul eritematosa berbatas jelas, berkonfluensi menjadi bercak
yang lebih besar, tidak gatal, di wajah, dada, dan perut. Pada status lokalis
ditemukan konjungtiva hiperemis (+/+), stomatitis (+), akral hangat, auskultasi
paru vesikuler, turgor kulit cukup baik. Pemeriksaan penunjang darah lengkap
dalam batas normal dengan laju endap darah meningkat menjadi 15 mm/jam.
Diagnosis dari pasien ini adalah morbili. Tatalaksana yang diberikan pada
pasien ini meliputi edukasi kepada orang tua pasien mengenai penyakit yang
diderita pasien dan komplikasi penyakit serta pemberian medikamentosa
berupa infus D5 ¼ NS 500 cc/12 jam, Paracetamol sirup 4x1 cth, ranitidin
3x¼ tablet, Oxomemazine sirup 3x1 cth, Apialys sirup 2x1 cth, Cefadroxil
sirup 2x5 ml. Buatlah NCP dari kasus diatas!
2. An W umur 3 tahun laki-laki dilarikan ke rumah sakit dengan keluhan lemas
disekujur tubuhnya, gelisah dan pusing. Pasien didiagnosa Poliomyelitis.
Kakak pasien menyatakan bahwa adiknya tiba-tiba merasa lemas disekujur
tubuhnya dengan gejala awal demam hingga 39oC kemudian disertai pusing
hingga tidak mampu berdiri dan berjalan. Pasien diketahui belum pernah
mendapatkan imunisasi Polio. Riwayat tumbuh kembang anak: Imunisasi
Hepatitis B diberikan 12 jam setelah lahir, BCG diberikan saat lahir. BB
pasien 12 kg dengan PB 100 cm. RR normal, Tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan. Pasien mengalami mual muntah, anoreksia dan konstipasi,
letargi atau kelemahan, tungkai kanan mengalami kelumpuhan, pasien tidak
mampu berdiri dan berjalan. Pada pemeriksaan sampel fesesditemukan adanya
Poliovirus. Pada pemeriksaan serumditemukan adanya peningkatan antibody.
Persentase asupan pasien SMRS antara lain E 40%, P: 20%, L: 23% dan KH
45%. Buatlah NCP dari kasus diatas!
3. Ny. E, perempuan, 28 tahun datang ke Poli Penyakit Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek dengan keluhan utama
gelembunggelembung kecil berisi air di badan sejak ± 2 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan badan terasa panas serta rasa lemah badan, sakit kepala dan
gatal pada daerah lepuhan gelembung yang pecah. Menurut pasien
gelembung-gelembung kecil berisi air muncul di badan sudah sejak ± 2 hari
yang lalu. Awalnya timbul bentol-bentol kemerahan pada daerah punggung
yang kemudian menyebar ke leher, wajah, punggung, perut dan lengan.
Bentol-bentol merah kemudian berubah menjadi gelembung gelembung kecil
dan berisi cairan. Penderita juga mengeluhkan adanya rasa gatal pada daerah
yang terdapat lepuh, rasa nyeri disangkal penderita. Demam dialami pasien
sejak ± 5 hari yang lalu, dan disertai dengan rasa lemah badan, sakit kepala.
Menurut keterangan pasien, anak pasien menderita penyakit dengan gejala
yang sama sejak 2 minggu yang lalu. Pasien awalnya belum berobat
kemanapun. Namun, setelah muncul gelembung-gelembung berisi air pasien
kemudian memutuskan datang ke poliklinik penyakit kulit dan kelamin untuk
mendapat pengobatan. Pasien mengaku belum pernah mendapat sakit seperti
ini. Riwayat penyakit lain seperti gangguan pada hati, ginjal, jantung, ataupun
diabetes melitus disangkal oleh pasien. Riwayat alergi terhadap makanan,
suhu dingin ataupun obat juga disangkal pasien Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum pasien baik, kesadaran compos mentis dari
pemeriksaan vital sign didapatkan Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg, Nadi: 88
x/menit, Respirasi: 22 x/menit, Suhu Tubuh: 37,5 0C. Pada pemeriksaan fisik,
konjungtiva ananemis, sclera anikterus, lesi pada mulut negatif, tidak
ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening, pada pemeriksaan
thoraks pergerakan dada kiri sama dengan kanan, suara pernapasan vesikuler,
tidak ada wheezing dan rhonki, stem fremitus kiri sama dengan kanan bunyi
jantung I-II dalam batas normal, tidak ada murmur dan gallop, pada abdomen
tampak datar, lemas, tidak ada nyeri tekan, bising usus dalam batas normal,
hati dan limpa tidak teraba, pada pemeriksaan ektremitas akral teraba hangat,
dan tidak ditemukan adanya edema. Status dermatologis regio fasialis, coli,
thorakalis, abdomen, antebrachii, skapularis : ditemukan adanya vesikulae dan
papul dengan dasar eritematosus, tidak terdapat erosi. Pasien mengalami
penurunan nafsu makan namun tidak disertai mual dan muntah. Asupan
makanan pasien SMRS E: 55%, P: 30% L: 50%, KH: 55%. Buatlah NCP pada
kasus diatas!
BAB IX. SALURAN CERNA ATAS

1. Seorang laki-laki bernama Tn TM berumur 56 tahun BB 48 kg,TB 156 cm,


dirawat di RS kelas III, sejak 2 bulan sering merasa nyeri di ulu hati + 1 jam
setelah makan, diperiksakan ke puskesmas dan diberi obat sembuh tetapi
kambuh lagi lalu dirujuk ke RS, dan dianjurkan oleh dokter untuk dirawat.
Penderita pernah dirawat di rumah sakit 5 tahun yang lalu karena gastritis
kronis, awal masuk 3 hari, kadang-kadang buang air besar berwarna hitam dan
encer, selama perawatan tidak ada melena.
Hasil pemeriksaan :
Keadaan umum : sadar,lemah,pucat
T : 120/80 mmHg
Suhu : 36,7 ºC
Hb : 10,5 gr%
Leukosit : 6 juta/mm³
Kolesterol : 180 mg/dl
Pemeriksaan radiology : ada tukak lambung
Hasil Anamnesa Gizi :
Pola makan 3x sehari tidak suka daging sapi dan kambing, senang minum kopi
3-4 gelas kurang begitu suka sayuran dan tahu/tempe
Gambaran asupan :
Energi :1950 kal
Protein : 50 gr
Lemak : 45 gr
Pengobatan : sedative, ferrous sulfat, vit B komplek dan Vit C
Penderita bekerja diperusahaan swasta sebagai tenaga kasar dengan
penghasilan rata-rata Rp 750.000 dan mempunyai seorang istri dan 2 orang
anak. Istri seorang ibu rumah tangga. Tentukan asuhan gizinya menggunakan
NCP!
2. Wati 12 tahun perempuan murid SD, BB= 25kg TB = 140 cm, Berobat ke
puskesmas, pasien mengeluh mual, muntah, sakit perut, dan gelisah, serta mual
dan muntah 3 kali berisi air. Riwayat Penyakit Keluarga Nenek pasien
menderita Diabetes Mellitus. Dokter memberi Diagnosa gastritis akut.
Penghasilan orang tua Rp. 1.750.000/ bulan. Bapak : buruh, ibu : penjahit.
Frekuensi makan : 2-3 kali sehari. Makannya susah dan sedikit. Senang jajanan
yang manis : pop ice, marimas. Tidak suka makan telur, tempe, sayur
kangkung dan bayam. Hasil recall asupan makanan 1 hari sebelum ke
puskesmas adalah energi : 947.3 kal, protein : 25.4 g, lemak : 40.3 g, KH :
123.5 g. Berdasarkan AKG maka asupan energi yang dikonsumsi hanya 46.2%,
protein 50.8%, lemak 70.77% dan KH 36.93%. Tentukan asuhan gizinya
menggunakan NCP!
3. Ny. A usia 23 tahun, suku Minang, sebagai ibu rumah tangga, usia kehamilan 6
minggu dengan diagnosis gastritis. Px mengeluh mual muntah terutama pagi
hari. Tidak memiliki riwayat penyakit DM dan hipertensi. Alergi konsumsi
buah markisa. BB sebelum hamil 48 kg, BB setelah hamil 47kg. TB 155 cm,
LILA 23,7 cm. Pasien sadar, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82x/menit,
suhu 360C. Pemeriksaan konjungtiva mata merah muda. Hb 9,2 gram%. Recall
SMRS 1500 kkal, protein 30 gram, lemak 30 gram, KH 210 gram. Tentukan
asuhan gizinya menggunakan NCP!
4. Ny. Y adalah ibu rumah tangga berusia 43 tahun, BB : 60 kg TB  : 152 cm
datang ke rumah sakit dengan keluhan merasakan sakit di perut bagian kanan
sampai ke belakang sehingga tidak bisa tidur. Pasien didiagnosa Dokter sejak 5
tahun yaitu gantritis kronik, 2 bulan yang lalu pernah masuk rumah sakit
dengan keluhan yang sama yaitu keluhan yang dialami sudah 5 tahun.
kemudian sekarang masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama yaitu
merasakan sakit di perut bagian kanan. Ny. Y Mengkonsumsi obat KB sejak itu
berat badan meningkat. Asupan makanan/ zat gizi px kurang karena kebiasaan
makannya yang dengan porsi kecil bahkan hanya 2 sendok makan.
Pengetahuan tentang gizi Ny. Y cukup mengerti karena sudah pernah
bersekolah akan tetapi prilaku gizi masih kurang yaitu dilihat dari kebiasaan
makan di keluarga Ny. Y terutama kebiasaan makannya sendiri yaitu sarapan
pagi dengan nasi porsi kecil yaitu hanya 1 sendok nasi dengan oseng-oseng
sayuran, alasannya cepat saji dan kesukaannya sayuran. Kebiasaan makannya
sama siang maupun malam porsi nasi kecil akan tetapi untuk siang dan malam
terkadang ada lauk seperti telur, ikan, atau kadang ayam. Ny. W yang tidak
suka minum air putih bahkan sehari kadang tidak pernah minum air putih
namun di ganti dengan teh manis dan di minum bersamaan dengan makan.
Pengkajian Data biokimia SGOT : 48 u/l, SGPT  : 57 u/l ( lebih). Sebelum
MRS lemas, 3 hari sebelum MRS mengeluh sakit di perut bagian kanan atas
sampai tidak bisa tidur, TD : 140/90 mmHg, Nadi : 86x/ menit, RR : 20 x/
menit. Hasil recall menunjukkan asupan px E 45%, P 69% L 66% dan KH
54%. Tentukan asuhan gizinya menggunakan NCP!
5. Pasien Ny. Y usia 31 tahun merupakan ibu rumah tangga dan bekerja sebagai
buruh laundry dengan pendidikan terakhir SD. Ekonomi social pasien
tergolong kurang mampu. Px didiagnosis medis gantritis akut. Keluhan utama
px adalah mengalami nyeri pada punggung sebelah kiri nyeri terjadi sejak tadi
malam, sesak nafas semakin parah menjelang dini hari. Px menderita sakit
pinggang sejak 1 tahun yang lalu dan belum pernah mendapat pengobatan.
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menderita penyakit tertentu. BB px
64 kg dan TB 150 cm. Kondisi umum lemah, Kesadaran compos mentis, ada
mual dan muntah, nadi 88x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,6°C, TD
180/90 mmHg. Pola makan px 2xmakan utama dalam sehari, suka konsumsi
sayur setiap hari, buah yang paling disukai pepaya dan pisang, suka
mengonsumsi makanan berlemak, sering mengonsumsi snack kerupuk;
roti;gorengan diwaktu luang, jarang minum air setiap hari ½ L/hari. Hasil recall
menunjukkan E 144,9%, P 106,2%, L 165%, KH 142,6%. Hasil lab Hb 11
g/dL, hematokrit 37,9%, leukosit 9,70 ribu/uL, Trombosit 222 ribu/mm³,
eritrosit 4,49 juta. Tentukan asuhan gizinya menggunakan NCP!
BAB X. SALURAN CERNA BAWAH

1. Seorang anak laki-laki An. FG berumur 4 tahun 3 bulan berat badan 13,5 kg
tinggi badan 101 cm, masuk rumah sakit karena diare kurang lebih 8 kali
sehari, berat badan sebelum diare 13 kg dan dari pemeriksaan fisik diperolah
kepala mesosefal/cekung, batuk, pilek, dan radang tenggorokan, feces warna
kuning dan berbau amis. Pemeriksaan klinis suhu 38 C, T 90/60 mmHg nadi
120 x/menit.Hasil pemeriksaan laboratorium:
Hb : 12,6 gr/dl, Ht: 31 gr/dl, Na :131 mmol, Calsium : 1,77 mmol, GD
sewaktu 78gr/dl, Intoleransi laktosa +
Pengobatan : infus RL, pemberian KCL,antibiotika,vit B dan B komplek
Pola makan 3x sehari,setiap pagi mengkonsumsi indomie rebus tanpa sayur
dan lauk.dan minum susu dancow 1 gls/sehari. Asupan zat gizi 1352 kal, 30,5
gr protein, 15,5 gr lemak. Orang tuanya wiraswasta dan ibu PNS gol IIIA
penderita merupakan anak tunggal. Tentukan asuhan gizinya menggunakan
NCP!
2. Seorang bapak Tn. BP umur 45 tahun, mempunyai 2 orang anak yang
masih sekolah SMP dan SMA. Istrinya sudah meninggal 5 tahun lalu. Ia
bekerja sebagai penanggung jawab redaksi sebuah mass media. Ia sangat sibuk
karena selalu dikejar dead line tulisan-tulisan untuk mass medianya. Selain itu
ia juga harus mengurus anak-anaknya, ia juga sering keluar kota untuk meliput
kegiatan mass medianya. Karena kesibukannya ia sering makan tidak teratur. Ia
banyak minum kopi merokok yang menurutnya bisa mengurangi stres. Selama
beberapa bulan terakhir ia mengeluh sering sakit di ulu hati, kurang lebih satu
jam setelah makan, dan cepat lelah. Karena seringnya timbul keluhan, maka ia
dirawat di rumah sakit untuk pengobatan. Selain sakit di ulu hati ia juga merasa
capai dan pucat, berat badanya turun 2,5 kg, dan akhir-akhir ini sering sakit
kepala. Berat badan saat ini 45 kg dan tinggi badannya 158 cm. Dari hasil
pemeriksaan : Ulcus Peptikum, melena, kadar Hb 10 mg%. Terapi yang
diberikan selain istirahat, obat sedative, Ferrous Sulfate. Ia dianjurkan
menghindari makanan yang merangsang saluran cerna dan menghindari stress.
Tentukan asuhan gizinya menggunakan NCP!
3. Mahasiswi RY usia 21 tahun TB 165 cm BB 50 kg datang ke RS dengan
keluhan BAB mengeluarkan darah segar, setelah dilakukan pemeriksaan fisik
dan laboratorium diketahui Hb 13 gr/dl, leukosit 10,10 ribu/mm³, trombosit
365000 mcl, HT 42,5/vol%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa pasien
menderita hemoroid. Kebiasaan penderita makan 3 kali sehari dengan
kebiasaan makanan fast food dan kurang suka sayuran. Mahasiswi tersebut
tinggal di tempat kos dengan kiriman uang Rp 1.000.000 tiap bulannya untuk
keperluan sehari-hari. Tentukan asuhan gizinya menggunakan NCP!
4. Seorang ibu Ny. SC usia 50 tahun, BB 63 kg, tinggi badan 158 cm masuk
RS dengan keluhan diare disertai darah dan lendir, nyeri pada perut. Dari
diagnosis dokter pasien mengalami ulcerative colitis. Suhu tubuh 38 0C, tekanan
darah 120/80 mmHg, Hb 10 mg/dl. Waktu baru masuk RS pasien dipuasakan
setelah 2 hari dirawat pasien mulai makan. Tentukan asuhan gizinya
menggunakan NCP!
5. Nyonya D adalah seorang buruh mebel berusia 47 tahun, masuk rumah sakit
dengan kondisi lemah dan mengeluh pusing. Dua jam sebelum masuk rumah
sakit dengan keluhan diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen. Setelah
dilakukan pemeriksaan, Ny. S didiagnosa Inflammatory bowel disease. Tinggi
lutut Ny. S 44 cm, dan memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 2 tahun yang
lalu. Ny. S mempunyai riwayat keluarga dengan ibu menderita hipertensi dan
penyakit ginjal. Ny. S makan 3 kali sehari dengan kebiasaan mengonsumsi
lauk hewani ikan laut atau telur, lauk nabati tempe atau tahu goreng, dan sayur.
Ny. S selalu menambahkan vetsin di setiap masakan hingga 1 bungkus per hari.
Ny. S tidak pernah berolahraga karena bekerja dari pukul 7 pagi hingga sore.
Tekanan darah klien 150/100 mmHg. Setelah dilakukan tes laboratorium
hematologis, hasilnya: Hb = 12 mg/dl; Ht = 37,6 %; leukosit = 11.830 /mm 3;
dan trombosit = 330.000 /mm 3. Asupan makan Ny. S sehari sebelum masuk
rumah sakit adalah energi sebesar 1.000 kkal; karbohidrat = 150 gr; protein =
10 gr; dan lemak = 30 gr. Tentukan asuhan gizinya menggunakan NCP!

Anda mungkin juga menyukai