Anda di halaman 1dari 22

Survey Konsumsi Makanan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Survei diet atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode
yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Pada
awal tahun empat puluhan survei konsumsi, terutama recall 24 jam banyak yang
digunakan dalam penelitian kesehatan dan gizi. Pelaksanaan kegiatan survei
konsumsi makanan ini merupakan suatu keahlian atau kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang ahli gizi, karena dari pelaksanaan survei konsumsi makanan
inilah akan didapatkan data untuk membuat kebijakan oleh pemerintah dan
keputusan oleh seorang ahli gizi.
Di Amerika Serikat survei konsumsi makanan digunakan sebagai salah
satu cara dalam penentuan status gizi (willet,1990). Indonesia telah melaksanakan
survei konsumsi pangan ini dalam skala besar, seperti Survei Diet Total (SDT)
yang dilaksanakan pada tahun 2014 yang lalu, dan melibatkan 33 propinsi,
beberapa ratus kecamatan dari 6.793 kecamatan, beberapa ribu kluster dari 79.075
kelurahan/desa, serta ratusan ribu individu yang ada di seluruh Indonesia. Metode
yang digunakan saat itu adalah recall (kualitatif) yang digabung dengan metode
penimbangan / weighing (kuantitatif) untuk beberapa bahan/makanan yang baru
dikenal atau muncul disuatu daerah.
Metode pendekatan yang umum digunakan dalam pengukuran survei
konsumsi makanan ini dikenal dengan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
gabungan. Namun, harus diakui bahwa masing-masing pendekatan yang ada
tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan. Oleh sebab itu, petugas
pelaksana harus mampu menggunakan pendekatan terpilih yang mempunyai bias
sekecil mungkin agar hasil yang didapatkan mendekati hasil ukur yang
sebenarnya.
Banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam melakukan penilaian
survei konsumsi makanan (survei dietetik) banyak terjadi bias tentang hasil yang
diperoleh. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; ketidaksesuaian
dalam menggunakan alat ukur, waktu pengumpulan data yang tidak tepat,
instrumen tidak sesuai dengan tujuan, ketelitian alat timbang makanan,
kemampuan petugas pengumpulan data, day ingat responden, daftar komposisi
makanan yang digunakan tidak sesuai dengan makanan yang dikonsumsi
responden dan interpretasi hasil yang kurang tepat.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang cara-cara
melakukan survei konsumsi makanan, baik untuk individu, kelompok maupun
rumah tangga. Walaupun data konsumsi makanan sering digunakan sebagai salah
satu metode penentuan status gizi, sebenarnya survei konsumsi tidak dapat
menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung. Hasil survei
hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya
kekurangan gizi pada seseorang.

B. Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian survey konsumsi makanan?


2.      Apakah tujuan survey konsumsi makanan ?
3.      Bagaimanakah metode survey konsumsi makanan berdasarkan data yang
diperoleh ?
4.      Bagaimanakah metode pengukuran konsumsi makanan bersadarkan sasaran
pengamatan ?
5.      Bagaimanakah kesalahan dalam pengukuran konsumsi makanan?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian survey konsumsi makanan.
2.      Untuk mengetahui tujuan survey konsumsi makanan.
3.      Untuk mengetahui metode pengukuran konsumsi makanan berdasarkan data yang
diperoleh.
4.      Untuk mengetahui metode pengukuran konsumsi makanan bersadarkan sasaran
pengamatan.
5.      Untuk mengetahui kesalahan dalam pengukuran konsumsi makanan.

D. Batasan Masalah

Makalah kami terbatas untuk membahas tentang survey konsumsi


makanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Survey Konsumsi Makanan.
Survey konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan
dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Survey konsumsi
makanan ditujukan untuk mengetahui kebiasaan makan, gambaran tingkat
kecukupan bahan makanan, dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga,
dan perorangan, serta faktor- faktor yang mempengaruhinya.
Metode atau pendekatan yang umum digunakan dalam pengukuran Survey
Konsumsi Makanan dikenal dengan pendekatan kuantitatif, kualitataif dan
gabungan. Namun, hatus diakui bahwa masing-masing pendekatan tersebut
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Sampai saat ini dikenal dua bias, yaitu
bias seleksi dan bias informasi. Diketahui bahwa ada beberapa hal yang dapat
menimnulkan bias tersebut, baik dari pihak peneliti maupun akibat dari alat yang
digunakan.
Satu hal lain yang menjadikan hasil ukur bias adalah kemampuan
pewawancara untuk memperkirakan ukuran makanan atau porsi makanan yang
disampaikan oleh individu yang ditanya secara benar dan/ atau mendekati ukuran
sebenarnya. Cara yang digunakan untuk menghindari salah ukur ini adalah dengan
menggunakan alat bantu media. Media yang digunakan bisa food model dan buku
foto bahan makanan. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menghindari bias
dalam melaksanakan pengukuran konsumsi makanan adalah dengan melakukan
penyamaan persepsi antara peneliti dan pengumpul data.
Penilaian terhadap kemampuan pengumpul data dalam mengapresiasi
semua data yang harus dikumpulkan dilapangan, dilakukan dengan melakukan uji
uji akurasi dan presisi pengumpul data. Penggunaan alat bantu yang mudah
dibawa tetapi mempunyai akurasi yang tinggi, seperti timbangan makanan yang
memiliki akurasi yang tinggi dan instrumen pengumpul data/ kuesioner, dapat
menyerap informasi yang dibutuhkan dalam pengukuran konsumsi makanan.
Estimasi merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk menghindari
terjadinya bias tersebut. Upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan estimasi adalah
dengan melakukan penyamaan antara recall dengan keadaan sebenarnya. Petugas
lapangan/ peneliti harus mampu memperkirakan makanan yang dikonsumsi oleh
responden sedekat mungkin dengan kenyataannya dan petugas harus mampu
menaksir makanan yang sudah jadi kedalam bentuk bahan makanan mentah,
kemudian melihat berapa besar penyimpangan yang terjadi.
B.     Tujuan Survey Konsumsi Makanan.
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat
kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah
tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
konsumsi makanan tersebut.
2.      Tujuan Khusus
a.    Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok
masyarakat..
b.   Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu.
c.    Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan
pangan.
d.   Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi.
e.    Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat, khususnya golongan yang
berisiko tinggi mengalami kekurangan gizi.
f.     Menentukan perundang-undangan yang berkenaan dengan makanan,
kesehatan dan gizi masyarakat.

C.    Metode Pengukuran Konsumsi Makanan Berdasarkan Jenis Data Yang


Diperoleh
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi
makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan
kuantitatif.
1.    Metode Kualitatif
Metode yang bersifat kualitatif, biasanya untuk mengetahui frekuensi
makanan frekuensi konsumsi menurut jenis makanan dan menggali informasi
tentang kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan
makanan tersebut.
Metode-metode pengukuran konsumsi makanan bersifat kualitatif  antara
lain :
a.       Metode frequensi makanan (food frequency)
b.      Metode dietary history
c.       Metode telepon
d.      Metode pendaftaran makanan (food list)
2.    Metode Kuantitatif
Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mngetahui jumlah
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan
menggunakan Daftar Komposisis Bahan Makanana (DKBM) atau daftar lain yang
diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi
Mentah-Masak (DKMM) dan daftar penyerapan minyak.
Metode-metode untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif antara lain
:
a.          Metode recall 24 jam
b.         Perkiraan makanan (estimated food records)
c.          Penimbangan makanan (Food weighing)
d.         Metode food account
e.          Metode inventaris (inventory method)
f.          Pencatatan (household food records)

3.    Metode gabungan (kualitatif dan kuantitatif)


Beberapa metode pengukuran bahkan dapat menghasilkan data yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif  yaitu :
a.          Metode recall 24 jam
b.         Metode riwayat makan (dietary history)
D.    Metode Pengukuran Konsumsi Makanan Berdasarkan Sasaran Pengamatan
atau Pengguna.
1.    Tingkat Nasional
Untuk menghitung tingkat konsumsi masyarakat dan perkiraan
kecukupan persediaan makanan secara nasional pada suatu wilayah atau negara
dilakukan dengan cara Food Balance Sheet (FBS).
Langkah-langkah perhitungan FBS :
a.         Menghitung kapasitas produksi makanan dalam satu tahun (berasal dari
persediaan/cadangan, produksi dan impor bahan makanan dari negara atau
wilayah lain).
b.         Dikurangi dengan pengeluaran untuk bibit, ekspor, kerusakan pascapanen dan
transportasi, diberikan untuk makanan ternak dan untuk cadangan.
c.         Jumlah makanan yang ada tersebut dibagi dengan jumlah penduduk
d.        Diketahui ketersediaan makanan per kapita pertahun secara nasional
Data food balance sheet tidak dapat memberikan informasi tentang
distribusi dari makanan yang tersedia tersebut untuk berbagai daerah, apalagi
gambaran distribusi ditingkat rumah tangga atau perorangan. Selain itu juga tidak
menggambarkan perkiraan konsumsi pangan masyarakat berdasarkan status
ekonomi, keadaan ekologi, keadaan musim dan sebagainya. Oleh karena itu FBS
tidak boleh dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat suatu negara atau
wilayah.

Berdasarkan kegunaannya, data FBS dapat dipakai untuk :


a.         Menentukan kebijaksanaan di bidang pertanian seperti produksi bahan makanan
dan distribusi
b.         Memperkirakan pola konsumsi masyarakat
c.          Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat
2.    Tingkat Rumah Tangga
Konsumsi makanan rumah tangga adalah makanandan minuman yang
tersedia untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga atau institusi.
Metode pengukuran konsumsi makanan untuk keluarga atau rumah tangga adalah
sebagai berikut :
a.    Metode Pencatatan (Food Account)
Metode pencatatan dilakukan dengan melibatkan secara aktif anggota
keluarga, dengan mencatat setiap hari semua makanan yang dibeli, diterima dari
orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri setiap hari. Oleh sebab itu, syarat
utama pelaksana food account ini harus dapat baca tulis dan pelaksananya adalah
yang melakukan pengolahan makanan sehari-hari di rumah tangga.
Petuga diminta untuk mencatat jumlah makanan yang dikonsumsi dalam
URT, termasuk harga eceran bahan makanan tersebut. Cara ini tidak
memperhitungkan makanana cadangan yang ada dirumah tangga dan juga tidak
memperhatikan makanana dan minuman yang dikonsumsi diuar rumah dan rusak,
terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang piaraan. Lamanya pencatatan
umumnya tujuh hari (Gibson, 1990). Pencatatan dilakukan pada formulir tertentu
yang telah disiapkan ( Gibson, 2005)
Langkah-langkah pencatatan (food account) :
1)   Salah seoarang anggota keluarga diminta untuk mencatat seluruh makanan yang
masuk kerumah yang berasal dari berbagai sumber setiap hari dalam URT (ukuran
rumah tangga) atau satuan ukuran volume atau berat.
2)   Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan konversikan
kedalam ukuran berat setiap hari.
3)   Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap hari.
Kelebihan metode pencatatan (food account) :
1)   Cepat dan relatif murah
2)   Dapat diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada periode
tertentu
3)   Dapat diketahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan
4)   Dapat menjangkau responden lebih banyak
Kekurangan metode pencatatan (food account)
1)   Kurang teliti, karena anggota keluarga yang diminta mencatat tersebut tidak
berlatar belakang pengumpul data yang profesional sehingga hasil ukurnya tidak
dapat menggambarkan tingkat konsumsi rumah tangga.
2)   Sangat tergantung pada kejujuran responden untuk melaporkan/mencatat
makanan dalam keluarga.
b.    Metode Pendaftaran Makanan (Food List Method)
Metode pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan mencatat
seluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei dilakukan
(biasanya 1-7 hari). Pencatatan dilakukan berdsarkan jumlah bahan makanan yang
dibeli, harga dan nilai pembeliannya, termasuk makanan yang dimakan anggota
keluarga dluar rumah. Jadi data yang diperoleh merupakan taksiran/perkiraan dari
responnden. Metode ini tidak memperhitungkan bahan makanan yang terbuang,
rusak atau diberikan pada binatang piaraan.
Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan ukuran berat atau URT.
Selain itu dapat dipergunakan alat bantu seperti food model atau contoh
lainnya(gambar-gambar, contoh bahan makanan aslinyadan sebagainya) untuk
membantu daya ingat responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu
dengan formulir yang telah disiapkan yaitu, kosioner terstruktur yang memuat
daftar bahan makanan utama yang digunakan keluarga. Karena data yang
diperoleh merupakan taksiran atau perkiraan maka data yang diperoleh kurang
teliti.
Langkah-langkah metode pendaftaran makanan :
1)   Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk kerumah tangga
dalam URT berdasarkan jawaban dari responden selama periode survei.
2)   Catat jumlah makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota keluarga baik
dirumah maupun diluar rumah.
3)   Jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh
4)   Catat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan
5)   Hitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan sehari untuk keluarga
6)   Bila ingin mengetahui perkiraan konsumsi per kapita, dibagi dengan jumlah
anggota keluarga
Kelebihan metode pendaftaran makanan :
1)   Biaya elatif murah karena hanya membutuhkan waktu yang singkat
Kekurangan Metode pendaftaran makanan :
1)   Hasil yang diperoleh kurang teliti karena, berdasarkan estimasi atau perkiraan.
2)   Sangat subjektif, tergantung kejujuran dari responden
3)   Sangat bergantung pada daya ingat responden
c.    Metode Inventaris (Inventory Method)
Metode inventaris juga sering disebut log book method. Prinsipnya
dengan caranya menghitung/mengukur semua persediaan makanana di rumah
tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan
yang diterima, dibeli dan diproduksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap
hari selama periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua
makanan yang terbuang, tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan
pada orang lain atau binatang peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat
dilakukan oleh petugas atau responden yang sudah mempu/telah dilatih dan tidak
buta huruf (Gibson, 1990).
Langkah metode inventaris :
1)   Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari
pertama survei.
2)   Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli, dari kebun,
pemberian orang lain, dan makanan diluar rumah) keluarga selama hari survei.
3)   Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain, rusak,
terbuang dan sebagainya selama survei.
4)   Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada dirumah pada hari terakhir
survei.
5)   Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga selama
periode survei.
6)   Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut makan
7)   Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita dengan
membagi konsumsi keluarga dengan jumlah anggota keluarga.
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara lain :
1)   Kuesioner
2)   Peralatan atau alat timbang
3)   Ukuran rumah tangga (URT)
Kelebihan dari metode inventaris :
1)   Hasil yang diperoleh lebih akurat, karena memperhitungkan adanya sisa dari
makanan, terbuang dan rusak selama survei dilakukan.

Kekurangan metode inventaris:


1)   Petugas harus terlatih dalam menggunakan alat ukur dan formulir pencatatan.
2)   Tidak cocok untuk responden yang buta huruf, bila pencatatan dilakukan oleh
responden.
3)   Memerlukan peralatan sehingga biaya relatif lebih mahal
4)   Memerlukan waktu yang relatif lama.
d.   Pencatatan Makanan Rumah Tangga (Household Food Record)
Pengukuran dengan metode household food record ini dilakukan
sedikitnya dalam periode satu minggu oleh responden sendiri. Metode ini
dilaksanakan dengan menimbang atau mengukur dengan URT seluruh makanan
yang ada di rumah, termasuk cara pengolahannya.
Metode ini biasanya tidak menghitung sisa makanan yang terbuang dan
dimakan oleh binatang piaraan. Metode ini dianjurkan untuk tempat/daerah
dimana, tidak banyak variasi penggunaan bahan makanan dalam keluarga dan
masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis.
Langkah-langkah metode household food record :
1)   Responden memcatat dan menimbang/mengukur semua makanan yang dibeli dan
diterima oleh keluarga selama penelitian (biasanya satu minggu).
2)   Mencatat dan menimbang/menngukur  semua makanan yang dimakan keluarga
termasuk sisa dan makanan yang domakan oleh tamu.
3)   Mencatat makanan yang dimakan anggota keluarga diluar rumah.
4)   Hitung rata-rata konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita.
Kelebihan metode household food record :
1)      Hasil yang diperoleh lebih akurat.  
2)      Bila dilakukan dengan menimbang makanan, dapat dihitung intake zat gizi
keluarga
Kekurangan metode household food record :
1)   Terlalu membebani responden
2)   Memerlukan biaya cukup mahal, karena responden harus dikunjungi lebih sering.
3)   Tidak cocok untuk responden buta huruf.
e.    Metode Telepon
Dewasa ini survei konsumsi dengan metode telepon semakin banyak
digunakan terutama untuk daerah perkotaan dimana sarana komunikasi telepon
sudah cukup tersedia. Untuk negara berkembang metode ini belum banyak
dipergunakan karena membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk jasa telepon.
Langkah-langkah metode telepon :
1)   Petugas melakukan wawancara terhadap responden melalui telepon tentang
sediaan makanan yang dikonsumsi keluarga selama periode survei.
2)   Hitung persediaan makanan keluarga berdasarkan hasil wawancara memlaui
telepon tersebut.
3)   Tentukan pola konsumsi keluarga.
Kelebihan metode telepon :
1)   Relatif cepat, karena tidak harus mengunjungi responden
2)   Dapat mencakup responden lebih banyak
Kekurangan metode telepon :
1)   Biaya relatif mahal untuk rekening telepon
2)   Sulit dilakukan untuk daerah yang belum mempunyai jaringan telepon
3)   Dapat menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi dari hasil informasi yang
diberikan responden
4)   Sangat tergantung pada kejujuran dan motivasi serta kemampuan responden untuk
menyampaikan makanan keluarganya.

3.    Tingkat Individu atau Kelompok


Metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu antara lain :
a.    Metode recall 24 jam
Metode recall adalah salah satu metode yang banyak digunakan dalam
survey konsumsi makanan di berbagai belahan dunia walaupun pada dasarnya
metode ini lebih cenderung termasuk kategori kualitatif.  Metod eini lebih
mengedepankan kekuatan daya ingat individu yang diwawancarai dalam
mengkonsumsi makanan selama 24 jam. Prinsip dari metode recall 24 jam,
dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi
pada periode 24 jam yang lau. Dalam metode ini, responden, ibu, atau pengasuh
(bila anak masih kecil) disuruh menceritakan semua yang dimakan dan minum
selama 24 jam yang lalu(kemarin). Biasanya dimulai sejak bangun pagi kemarin
sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat dimulai dari waktu saat
dilakukan wawancara mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. Misalnya,
petugas datang pukul 07.00 kerumah responden, maka konsumsi yang ditanyakan
adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan mundur kebelakang sampai pukul 07.00,
pagi hari sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih
dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data
yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu
ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring, dan
lain-lain) atau ukuran lainnya yang bisa dipergunakan sehari-hari.Apabila
pengukuran hanya dilakukan hanya 1 kali (1x24 jam), maka data yang diperoleh
kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu.  Oleh
karena itu recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulangdan harinya tidak
berturut-turut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam
tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan gizi lebih optimal dan
memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu (sanjur, 1997).
Langkah-langkah pelaksanaan recall 24 jam :
1)   Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan
dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga(URT)
selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu responden untuk
mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti,
waktu baru bangun, setelah sembayang, pulang dari sekolah/bekerja, sesudah tidur
siang dan sebagainya. Selain dari makanan utama, makanan kecil atau jajan juga
dicatat. Termasuk makanan yang dimakan diluar rumah seperti di restoran, kantor,
di rumah teman atau saudara.untuk masyarakat perkotaan mengkonsumsi tablet
yang mengandung vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet
besi atau kapsul vitamin A. Petugas melakukan konversi dari URT kedalam
ukuran berat (gram). Dalam menaksir/memperkirakan kedalam ukuran berat
(gram) pewawancara menggunakan alat bantu seperti contoh, ukuran rumah
tangga piring, gelas, sendok, dan lain-lain) atau model dari makanan (food model).
Makanan yang dikonsumsi dapat dihitung dengan alat bantu ini atau dengan
menimbang langsung contoh makanan yang akan dimakan berikut informasi
tentang komposisi makan jadi.
2)   Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
3)   Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan (DKGA) atau
Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.
Agar wawancara berlangsung secara sistematis, perlu disiapkan kuesioner
sebelumnya sehingga wawancara terarah menurut urut-urtan waktu dan
pengelompokan bahan makanan.urutan makan sehari dapat disusun berupa makan
pagi, siang, malam, dan snack serta makanan jajanan.
Pengelompokan bahan makanan dapat berupa makanan pokok, sumber protein
nabati, sumber protein hewani, sayuran buah-buahan dan lainnya.
Metode recall 24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, sebagai
berikut :
Kelebihan metode recall 24 jam
1)   Mudah melaksanakannya, serta tidak terlalu membebani responden
2)   Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang
luas untuk wawancara
3)   Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden
4)   Dapat digunakan untuk responden buta huruf
5)   Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
Kekurangan metode recall 24 jam
1)   Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya
dilakukan recall satu hari.
2)   Ketepatannya sangata tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena itu
responden harus memilki daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak cocok
dilakukan pad anak usia di bawah 7 tahun, orang tua berusia di atas 70 tahun dan
orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa.
3)   The flat slope syndrome yaitu, kecenderungan terhadap responden yang kurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden
yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate).
4)   Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakan
alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan
masyarakat. Pewawancara harus dilatih untuk dapat secara tepat menanyakan apa-
apa yang dimakan oleh responden, dan mengenal cara-cara pengolahan makanan
serta pola pangan daerah yang akan diteliti secara umum.
5)   Responden harus diberi motifasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian.
6)   Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan
dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir panen, pada saat melakukan
upacra-upacara keagamaan, selamatan dan lai-lain.
Karena keberhasilan metode recall 24 jam ini sangat ditentukan oleh
daya ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka
untuk dapat meningkatkan mutu data recall 24 jam dilakukan selama beberapa
kali pada hari yang berbeda (tidak berturut-turut), tergantung dari variasi menu
keluarga dari hari ke hari.
b.    Metode estimated food records
Metode ini disebut juga food record atau diary record, yang digunakan
untuk memncatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta
untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan
dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram)
dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan
pengolahan makanan tersebut.
Langkah-langkah pelaksanaan food record :
1)   Responden mencatat makan yang dikonsumsi dalam URT atau gram (nama
masakan, cara persiapan, dan pemasakan bahan makanan).
2)   Petugas memperkirakan/estimasi URT kedalam ukuran berat (gram) untuk bahan
makanan yang dikonsumsi tadi.
3)   Menganalisis bahan makanan kedalam zat gizi dengan DKBM.
4)   Membandingkan dengan AKG
Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi mendekati yang
sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh
individu.
Kelebihan metode estimated food record :
1)   Metode ini relatif murah dan cepat
2)   Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar
3)   Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari
4)   Hasilnya relatif lebih akurat
Kekurangan metode estimated food record :
1)   Metode ini terlalu membebani responden, sehingga sering menyebabkan
responden merubah kebiasaan makannya.
2)   Tidak cocok untuk responden yang buta huruf
3)   Sangat tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam mencatat dan
memperkirakan jumlah konsumsi.
c.    Metode penimbangan makanan (food weighing)
Metode penimbangan makanan merupakan metode yang paling
mendekati angka asupan yang sebenarnya. Pada metode penimbangan makanan,
responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang
dikonsumsi individu atau keluarga selama 1 hari. Penimbangan makanan ini
biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan, dan penelitian dan
tenaga yang tersedia.
Metode ini memerlukan ketelitian dan kesabaran pewawancara dalam
memisahkan bahan makanan yang ada didalam makanan yang akan ditimbang.
Ketika menimbang makanan yang berkuah, pisahkan terlebih dahulu antara kuah
dengan bahan- bahan yang ada dalam makanan tersebut, lalu timbang satu persatu.
Jika akan melakukan penimbangan makanan yang digoreng, pisahkan
terlebih dahulu antara bahan dan minyak sebanyak mungkin sehingga minyak
yang tertinggal dalam bahan makanan menjadi sedikit mungkin. Termasuk juga
memisahkan bumbu yang melekat pada bahan makanan, baru dilakukan
penimbangan atas bahan tersebut satu persatu.
Bahan yang ditimbang adalah bahan masak sehingga perlu diperhatikan
konversi dari matang ke mentah untuk setiap bahan makanan yang ada, kemudian
perlu juga diperhatikan bagian yang dapat dimakan untuk setiap bahan makanan.
Selain itu juga harus diperhatikan kandungan minyak yang terdapat didalam hasil
olahan makanan tersebut. Dengan demikian, asupan lemak dari suatu menu akan
lebih banyak didapatkan.
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan :
1)   Petugas menyiapkan timbangan yang akan digunakan, disarankan menggunakan
timbangan digital dengan tingkat ketelitian 1 gram.
2)   Petugas memilih bahan/ makanan yang akan ditimbang, lalu makanan tersebut
dibersihkan dari bahan ikutan lain yang melekat pada bahan tersebut, barulah
meletakannya diatas wadah timbangan.
3)   Petugas/responden menimbang dan mencatat bahan makanan/makanan yang
dikonsumsi dalam gram.
4)   Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian dianalisis dengan
menggunakan DKBM atau DKGJ (Daftar Komposisi Jajanan).
5)   Membandingkan hasilnya dengan AKG
Perlu diperhatikan disini adalah, bila terdapat sisa makanan setelah
makan maka perlu juga ditimbang sisa makanan tersebut untuk mengetahui
jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi.
Kelebihan metode penimbangan :
1)   Data yang diperoleh lebih akurat/teliti
Kekurangan metode penimbangan :
1)   Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu peralatan
2)   Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, maka responden 
dapat merubah kebiasaan makan mereka.
3)   Tenaga pengumpul data harus terlatih dan terampil
4)   Memerlukan kerjasama yang baik dengan responden.
d.    Metode  Riwayat Makan (dietary history method)
Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola
konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama (bisa 1 minggu,
1 bulan, 1 tahun). Burke (1997) menyatakan bahwa, metode ini terdiri dari tiga
komponen yitu :
1)   Komponen pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam), yang
mengumpulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam
terakhir.
2)   Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah bahan
makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah disiapkan, untuk
mengecek kebenaran dari recall 24 jam tadi.
3)   Komponen ketuga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai cek ulang.
Langkah-langkah metode riwayat makan :
1)   Petugas menanyakan kepada responden tentang pola kebiasaan makannya. Variasi
makan pada hari-hari khusus seperti libur, dalam keadaan sakit, dan sebagainya
juga dicatat. Termasuk jenis makanan, frekuensi penggunaan, ukuran porsi dalam
URT serta cara memasaknya (direbus, digoreng, dipanggang dan sebagainya).
2)   Lakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh dengan cara mengajukan
pertanyaan untuk kebenaran data tersebut.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan data adalah
keadaan musim-musim tertentu terutama dihari-hari istimewa seperti ahri pasar,
awal bula, hari raya dan sebagainya. Gambaran konsumsi pada hari-hari tersebut
harus dikumpulkan.
Kelebihan metode riwayat makan :
1)   Dapat memberikan gambaran konsumsi pada periode yang panjang secara
kualitatif dan kuantitatif.
2)   Biaya relatif murah
3)   Dapat digunakan diklinik gizi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan
yang berhubungan dengan pasien
4)   Kekurangan metode riwayat makan :
5)   Terlalu membebani pihak pengumpul data dan responden
6)   Sangat sensitif dan membutuhkan pengumpul data yang sangat terlatih
7)   Tidak cocok dipakai untuk survei-survei besar
8)   Data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif
9)   Biasanya hanya difokuskan pada makanan khusus, sedangkan variasi makanan
sehari-hari tidak diketahui.
e.    Metode frekuensi makanan (food frequency)
Metode frekuensi makanan merupakan metode untuk mengukur
kebiasaan makan individu atau keluarga sehari-hari sehingga diperoleh gambaran
pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif.
Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode
tertentu seperti, hari, minggu, bulan atau tahun. Metode ini sangat mengandalkan
daya ingat, baik untuk yang ditanya/ individu sampel maupun yang menanya/
pewawancara. Oleh karena itu, pewawancara diisyaratkan harus mempunyai
keahlian dan kemampuan yang tinggi dalam mengpersepsi segala sesuatu yang
disampaikan narasumber, tentang tingkat keseringan narasumber dalam
mengkonsumsi bahan makanan tertentu dalam hari, minggu, bulan dan tahun.
Berdasarkan data yang didapatkan, kemudian dilakukan analisis rata-rata tingkat
keseringan konsumsi bahan / makanan dalam satuan hari, minggu atau bulan dan
tahun.
Ketika akan dicari rata-rata konsumsi makanan/ bahan makanan dalam
hari, maka harus dicari data berapa kali jumlah konsumsi makanan tertentu dalam
satu hari. Data dalam minggu kemudian dibagi 7 hari, bulan dibagi dengan 30
hari, serta tahun dibagi 360 hari untuk mendapatkan konsumsi rata-rata perhari.
 Metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi
bahan makanan secara kualitatif, tetapi karena periode pengamatannya lebih lama
dan dapat membedakan individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi
konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam survey konsumsi
gizi. Cara ini juga sering digunakan untuk mengetahui pola konsumsi pada
penderita penyakit tertentu. Sebagai contoh , pada penderita penyakit diabetes
melitus, maka daftar bahan makanan yang dibuat sebaiknya hanya yang
mengandung bahan/ makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh
penderita DM saja.
 Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan
atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu.
Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi
dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden.
Langkah-langkah metode food frequency :
1)   Terlebih dahulu harus disiapkan daftar bahan/ makanan yang akan diukur.
2)   Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada
kuesioner mengenai frekuensi penggunaan bahan/ makanan dan ukuran porsinya.
3)   Lakukan perhitungan tentang penggunaan jenis-jenis bahan makanan terutama
bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode
tertentu pula.
4)   Bandingkan/ rujuk ke kategori yang berlaku untuk menentukan hasilnya.
Kelebihan metode frekuensi makanan :
1)   Relatif murah dan sederhana
2)   Dapat dilakukan sendiri oleh responden
3)   Tidak membutuhkan latihan khusus
4)   Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan
makan
Kekurangan metode frekuensi makanan :
1)   Tidak dapat untuk menghitung intake gizi sehari
2)   Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
3)   Cukup menjemukan bagi pewawancara
4)   Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan
yang akan masuk dalam daftar kuesioner
5)   Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.

E.     Kesalahan Dalam Pengukuran Konsumsi Makanan.


Dalam melakukan pengukuran konsumsi makanan atau survey diet, sering
terjadi kesalahan atau bias terhadap hasil yang diperoleh. Macam bias ini secara
umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.      Bias secara acak
Bias acak terjadi karena kesalahan pengukuran tapi hasilnya tidak mempengaruhi
nila rata-rata.
2.      Bias Sistematik
Bias sistematik terjadi karena:
a.         Kesalahan dari kuesioner, misal tidak memasukkan bahan makanan yang
sebetulnya penting.
b.         Kesalahan pewawancara yang secara sengaja dan berulang melewatkan
pertanyaan tentang makanan tertentu
c.         Kesalahan dari alat yang tidak akurat dan tidak di standarkan sebelum
penggunaan.
d.        Kesalahan dari daftar komposisi bahan makanan.
Sumber bias dalam pengukuran konsumsi makanan berasal dari beberapa
faktor, antara lain:
a. Kesalahan atau bias dari pengumpul data.
b. Kesalahan atau bias dari responden.
c. Kesalahan atau bias karena alat.
d. Kesalahan atau bias dari daftar komposisi bahan makanan.
e. Kesalahan atau bias karena kehilangan zat gizi dalam proses pemasakan,
perbedaan penyerapan dan penggunaan zat gizi tertentu berdasarkan
perbedaan fisiologis tubuh.

BAB III
KESIMPULAN

1. Survey konsumsi makanan merupakan cara yang digunakan untuk


mengukur asupan zat gizi individu dan keluarga, dengan tujuan untuk
membuat kebijakan, baik bagi pemerintah maupun petugas kesehatan di
rumah sakit atau institusi lainnya. Kemampuan yang tinggi tentang metode
ini wajib dimiliki oleh seorang ahli gizi karena merupakan salah satu
kompetetnsi sebagai ahli gizi, baik Diploma III maupun Diploma IV atau
sarjana gizi lainnya.
2. Metode ini digunakan untuk mengukur konsumsi pangan, antara lain
metode kualitatif, metode kuantitatif dan atau gabungan antara keduanya.
Pemilihan metode harus diselaraskan dengan tujuan pengumpulan data.
Umumnya suvey konsumsi pangan yang dilakukan di Indonesia
menggunakan metode recall, food frekuency questionaire atau
semikuantitatif FFQ, baik untuk skala kecil atau skala nasional.
3. Setiap metode yang dipilih memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh,
sebab itu, harus mencari solusi bagaimana mengurangi bahkan
menghilangkan kekurangan metode tersebut, antara lain dengan
melakukan kalibrasi alat, penyamaan persepsi, memilih petugas yang
memiliki keahlian, melakukan pengecekan alat yang dipakai secara
berkala serta berbagai cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan
kelemahan tersebut sehingga hasil ukur benar-benar memiliki validitas
yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan. Pilihlah metode yang tepat
dan sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Hasil ukur survey konsumsi pangan ini akan dijadikan sebagai dasar
pengambilan kebijakan oleh pemerintah untuk menemukan atau
menetapkan kebijakan pangan selanjutnya.

Lampiran 1. Contoh Formulir Metode Inventaris


a.         Susuna Anggota Keluarga

Nam Hubu Jenis B T Pendid Pendidikan Kon Ketera


a ngan Kela B B ikan Uta Tamb disi ngan
Angg denga min (k (c ma ahan Fisik
ota n KK g) m)
Kelu
rga

b.        Ketersediaan Bahan Makanan dalam Rumah Tangga


Hari ke :.................................................

Hari/Tgl Nama Banyaknya Jumlah Asal Keterangan


Bahan Uang (*)
Makanan
*) sawah, kebun, telagan, pekarangan, kolam, ternak, dan lai-lain

c.         Makanan yang Dihidangkan

Hari/Tg Makan Nama- Jumlah Jumla Keteranga


l Pagi/Siang/Malam Nama Anggot h n
*) Hidanga a yang Tamu
n Makan
Keluarg
a Yang
Makan
*) isi salah satu
d.        Makanan Diluar
Hari/Tgl Anggota yang Jenis Tempat Keterangan
Makan Diluar Bahan yang Makan *)
Rumah Dimakan
Jenis Umur
*) di restourant, warung, hotel, saudara, dan sebagainya

e.         Stok Bahan Makanan

Jenis Stok Bahan Makanan Pada :


Bahan Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
Makanan
Keterangan : Pencatatan stok harus dilakukan pada waktu yang sama setiap hari.

Lampiran 2. Contoh Formulir Metode Recall 24 Jam


Format Food Recall 24 jam

Nama :
Alamat :
Tanggal Lahir : Umur :                      
tahun                     bulan
BB : TB       :
Jenis Kelamin :   L / P No. Kontak :
Pewawancara : Tanggal :
Wawancara
Supervisor : Diperiksa :
Tanggal
Hari Ke :

Waktu Menu Bahan Ukuran Berat Keterangan


Makan Makanan Rumah (gram)
Tangga
(URT)
Pagi / Jam

Siang /
Jam

Malam /
Jam

Lampiran 3. Contoh Formulir Food Account


Formulir Food Account

Periode Tgl : Petugas :


Survei
Nama KK :
Jumlah ART :                              Tanda :
orang Tangan
Alamat :
Satua Harg Sto Ha Ha Har Hari Har Ha Jumla
n a per k ri ri i ke-5 i ri h
unit Satua Aw ke- ke- ke- ke- ke- Stok
n al 2 3 4 6 7 dalam
1
mingg
u
Makana
n
Pokok :
Beras
Singko
ng
dll
Protein
Nabati :
Tahu
Tempe
Kacang
Hijau
dll
Lauk
Hewani
:
Daging
Ayam
Ikan
dll

Lampiran 4. Contoh Formulir FFQ


FormulirFood Frequency

Nama :
Alamat :
Tanggal Lahir : Umur :                tahun
bulan
BB : TB       :
Jenis Kelamin :   L / P No. Kontak :
Pewawancara : Tanggal :
Wawancara
Supervisor : Diperiksa :
Tanggal
Hari Ke :

Bahan Frekuensi Penggunaan / Seberapa Sering Keterangan


Makanan Penggunaan Bahan Makanan
> 1x / 4-6x 1-3x 1x / 1x
1x / Hari /Minggu /Minggu Bulan /Tahun
Hari
1.    Makanan
pokok
a.       ...
b.      ...
2.    Lauk
Hewani
a.       ...
b.      ....
3.    Lauk
Nabati
a.       ...
b.      ....
4.    Sayur-
sayuran
a.       .....
b.      ....
5.    Buah-
buahan
a.       ....
b.      .....
6.    Lain-lain
Keterangan : S = small; M= Medium; L= Large

DAFTAR PUSTAKA
Gibson Rosalind S, 1990. Principles of Nutritional Assesment, Second
Edition.Oxford University Perss, New York.
Gibson Rosalind S, 2005. Principles of Nutritional Assesment, Second
Edition.Oxford University Perss, New York.
Hardinsyah dan Supariasa Nyoman Dewa, 2016. Ilmu Gizi : Teori dan Aplikasi.
Jakarta : EGC.
Suparisa Nyoman Dewa I, dkk, .... Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku
Kedokteran.
Willet W.,1990. Nutritional epidemiology. New York : Oxford University.

Anda mungkin juga menyukai