Anda di halaman 1dari 34

GIZI TENAGA KERJA

Disampaikan pada MK. GDDK


Mahasiswa semester II Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Mataram, th. 2019
Pendahuluan
 
 Data BPS: Jumlah angkatan kerja di Indonesia
pada th 2011 adalah 119,4 juta orang

 Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari


2011, sebesar 77,1 juta orang (69,28 %)
bekerja di atas 35 jam perminggu, sedangkan
pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari
8 jam hanya sebesar 1,4 juta orang (1,23%).
www.depkes.go.id, 2015
 Di Indonesia terdapat hampir 40 juta pekerja
perempuan dan 25 juta diantaranya dalam
usia reproduksi (BPS, 2012).
 PEKERJA PEREMPUAN RENTAN TERHADAP

ANEMIA GIZI PEKERJA PEREMPUAN RENTAN


TERHADAP ANEMIA GIZI
 Produktivitas kerja dipengaruhi oleh:
-motivasi kerja
-faktor gizi pekerja.

 Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai


makna yang sangat penting dalam upaya
mencegah morbiditas, menurunkan angka
absensi serta meningkatkan produktivitas
kerja.
GIZI KERJA?
 Gizi kerja adalah zat-zat gizi  yang
diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis
pekerjaan. 

 Tujuannya adalah tingkat kesehatan tenaga


kerja dan produktivitas kerja yang setinggi-
tingginya
 Berat ringannya beban kerja seseorang
ditentukan oleh :
1) lamanya waktu melakukan pekerjaan
2) jenis pekerjaan

 Semakin berat beban kerja, sebaiknya


semakin pendek waktu kerjanya agar
terhindar dari kelelahan dan gangguan
fisiologis yang berarti.
Penelitian Dyahumi &Nur Ulfah (2011)
 gizi kerja hubungannya dengan kelelahan pada
Perusahaan penghasil bulu mata palsu.
 n=52 orang pekerja di bagian penempelan bulu mata yg
bekerja selama 7 jam dalam sehari dengan posisi  badan
monoton yaitu condong ke depan secara terus-menerus
 
Hasilnya:
 63,5 % mengalami kelelahan berat.
 Bagian tubuh yang paling banyak mengalami kelelahan

adalah mata, bahu, pinggang, dan punggung.


 50 % pekerja mengalami defisit konsumsi energi.
 Hasil analisis Regresi Logistik dapat disimpulkan bahwa

pekerja yang mempunyai tingkat konsumsi energi defisit


75,57 -77,78 % berisiko mengalami kelelahan.
Konsumsi energi yang defisit akan

berdampak pada berkurangnya pasokan


glikogen dan oksigen kepada jaringan otot
 akibatnya  otot akan sulit untuk melakukan
kontraksi yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan.

 Semakin banyak aktivitas fisik yang


melibatkan fungsi otot, maka akan semakin
banyak energi yang diperlukan.
Penelitian Daniel, dkk.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASUPAN ENERGI
DENGAN KELELAHAN KERJA
PADA PEKERJA DI PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA I PABRIK KELAPA SAWIT PULAU
TIGA TAHUN 2015

1. Ada hubungan yang bermakna antara


status gizi dan kelelahan kerja
2. Ada hubungan yang bermakna antara
asupan energi dan kelelahan kerja
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI,
DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA
PABRIK KELAPA SAWIT BAGERPANG ESTATE
PT. PP. LONSUM 2013
Farah,dkk.
Penelitian Suci Widiastuti (2011)
 Ada hubungan antara asupan energi,

persentase lemak tubuh, IMT, dan kadar


hemoglobin dengan produktivitas kerja.
 Variabel yang paling berhubungan dengan

produktivitas adalah kadar hemoglobin


pekerja
Risaldi, dkk, 2017.
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS PEKERJA WANITA DI PT.
IDEC ABADI WOOD INDUSTRIES TARAKAN

 Ada hubungan signifikan status gizi


dengan tingkat produktivitas (p=0,00)
 Ada hubungan asupan kalori dengan

tingkat produktivitas (0,008)


 Ada hubungan asupan protein dengan

tingkat produktivitat (0,243


 Ada hubungan asupan zat besi dengan

tingkat Produktivitas (0,045) <


Kaitan Zat Gizi Makro dan Mikro
dalam Gizi Kerja
 Karbohidrat dipecah menjadi energi
melalui proses glikolisis dan siklus Krebs
dibantu Vit B1, B2, Biotin sebagai kofaktor

 Asam lemak dipecah menjadi energi melalui


proses beta oksidasi dibantu Vit B2, Niasin,
Biotin Asetil Ko A
Siklus krebs
 Energi
Cont…
 Zat Besi di dalam metokondria untuk
membentuk energi perlu sitokrom oksidase;
Zat besi sebagai kofaktor, bila kurang Zat
besi pembentukan energi kurang optimal

 Besi sebagai komponen Pembentuk Hb


bila kurang anemia
produktivitas rendah
Mengapa produktivitas menurun?

 ATP/ADP habis
 Menurunnya Enzim yang mengandung zat besi atau

zat besi sbg kofaktor enzim yang terlibat dalam


metabolisme energi
 Terbentuk asam laktat di otot:

_ Glukosa (6 C) _2 asam piruvat (3 C) + energi


_ jika ada O2,Asam piruvat _asetil ko A _siklusKrebs
_ jika tidak ada O2, Asam piruvat _asam laktat
rasa lelah, sakit
_ Penyebab umum karena hemoglobin darah rendah
shg transport O2 tidak memadai
 Asam laktat terbentuk akibat latihan intensif
melebihi kemampuan jantung dan paru-paru
dari otot dan persediaan oksigen terbatas

 Asam laktat menumpuk menimbulkan rasa


sakit dan lelah

 Untuk mengatasi, kegiatan diturunkan agar


darah dapat mengangkut asam laktat ke hati
Di hati asam laktat akan diubah kembali
menjadi glukosa melalui siklus cori
 Metabolisme selalu membutuhkan enzim
untuk membantu reaksi

 Enzim adalah protein khusus yang berperan


sbg katalisator dalam reaksi kimia tetapi
tidak mengalami perubahan selama proses
berlangsung

 Enzim kadang membutuhkan koenzim


Koenzim adalah zat organik bukan protein
yang membantu aktivitas enzim, banyak
strukturnya terdiri dari vitamin B
Penyediaan Makanan bagi Pekerja
di tempat Kerja

 Peraturan:
_ di jepang tahun 1953 ada undang-undang, bahwa
untuk di atas 150 porsi harus ada ahli gizi dan juru
masak terlatih
_ di Indonesia ada surat Edaran Dirjen Binawas
Depnaker th 1979 yang menganjurkan agar
perusahaan menyediakan makanan yang memenuhi
syarat-syarat gizi dan kesehatan agar pekerja dapat
berproduksi maksimal.
syarat-syarat penyelenggaraan di Indonesia
belum diatur secara rinci.
banyak perush yang memberikan dalam bentuk
uang makan
UU Ketenagakerjaan RI
(UU No.13 Tahun 2003)

 Tidak secara spesifik mengatur tentang


pentingnya gizi pagi para pekerja.
 Gizi kerja hanya dikaitkan dengan pekerja
perempuan pada kondisi tertentu:
 Pasal 76 (3):
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul 07.00 wajib :
a. memberikan makanan dan minuman bergizi;
b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di
tempat kerja.
Pengelompokan aktivitas atau beban kerja
berdasarkan proporsi waktu kerja
Kecukupan Gizi menurut Kondisi Khusus Pekerja

Kondisi fisiologis
 Selama Kehamilan : untuk perkembangan

janin, pekerja perempuan yang hamil


membutuhkan tambahan energi dan zat gizi
lainnya seperti zat besi dan asam folat. 
 Perempuan yang berstatus gizi baik dengan

tingkat aktivitas ringan-sedang


membutuhkan ekstra 180 kkal/hari pada  
trimester 1, sedangkan pada trimester 2 dan
3 dibutuhkan tambahan 300 kkal/ hari.
Cont…
 Selama Menyusui: untuk produksi ASI,
pekerja perempuan yg hamil membutuhkan
tambahan energi dan zat gizi lainnya. 
Selama enam bulan pertama, seorang ibu
menyusui membutuhkan energi tambahan
500 kkal/ hari dan 550 kkal/hari pada 6
bulan berikutnya.
Kondisi tertentu
 Anemia Besi:
 untuk pekerja anemia gizi besi diberikan

suplemen tablet besi dengan dosis 60 mg 2


kali seminggu sampai anemia teratasi. 
 Selain itu, pekerja dianjurkan mengkonsumsi

makanan bergizi seimbang yang kaya zat


besi seperti hati, daging, ikan, ayam, telur
dan sayuran hijau. 
 Khusus bagi pekerja perempuan, untuk

mencegah anemia dianjurkan pemberian


tablet besi dengan dosis 60 mg per minggu
selama 16 minggu setiap tahun.
 Selama masa haid diberikan 60 mg Fe/hari.
Kelebihan Berat Badan:
 perlu melakukan perencanaan makan atau diet
rendah kalori seimbang. 
 Porsi kalori terbesar diusahakan dikonsumsi pagi

dan siang hari. 


 Konsumsi sayuran dan buah perlu diperbanyak

karena buah banyak mengandung serat dan


vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya. 
 Makanan selingan sebaiknya diberikan berupa

buah-buahan. Susu yang dikonsumsi sebaiknya 


adalah susu rendah lemak.
 Olahraga secara teratur dan rutin perlu dilakukan

4-5 kali seminggu selama 20-30 menit


Kondisi di tempat kerja

Lembur dan Shift Kerja :


 Bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam

atau lebih diberikan makanan dan minuman


tambahan, berupa makanan selingan yang
padat gizi. 
 Demikian juga bagi pekerja shift malam,

termasuk pekerja perempuan yang bekerja


antara pukul 23.00-07.00. 
Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja
Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja

 Gizi seimbang, proporsi KH (50-65%),


Protein (10-20%), Lemak (20-30%).
 Kebutuhan energi diterjemahkan ke dalam

porsi bahan makanan menggunakan daftar


bahan makanan penukar. 
 Pemberian makanan utama di tempat kerja

dilakukan saat istirahat (4-5 jam setelah


kerja) diselingi pemberian makanan selingan.
Kebutuhan Gizi Per Hari bagi Pekerja Menurut Umur, Jenis
Kelamin dan Aktivitas Fisik*
Kebutuhan energi dan protein selama bekerja (8 jam)
32
34 34

Anda mungkin juga menyukai