Anda di halaman 1dari 21

LaporanPraktekBelajarLapangan

FOOD FREQUENCY QUESTIONNARE (METODE KUESIONER


FREKUENSI MAKANAN)

DI PUSKESMAS DUNGINGI, KOTA GORONTALO

Sebagai syarat pemenuhan tugas mata kuliah Survey KonsumsiPangan

DISUSUN OLEH :

RAHWILAN SUAIBA 751341117023

SARTIKA BOBIHOE 751341117025

SAKINAH KARIM 751341117024

YOYAN MUSTAPA 751341117090

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
2019
LEMBAR PENGESAHAN

” FOOD FREQUENCY QUESTIONNARE (METODE KUESIONER


FREKUENSI MAKANAN)

DI PUSKESMAS DUNGINGI, KOTA GORONTALO”

PENYUSUN :

RAHWILAN SUAIBA 751341117023

SARTIKA BOBIHOE 751341117025

SAKINAH KARIM 751341117024

YOYAN MUSTAPA 751341117090

Laporan ini telah di periksa dan disetujui sebagai hasil laporan praktek belajar
lapangan yang telah dilakukan.

Gorontalo, 10 April 2019

Menyetujui

Pembimbing Lahan Dosen Pembimbing

------------------------------ PEPI
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua
limpahan rahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan
yang berjudul Food Frequency Questionnare Method (FFQ/ Metode Kuesioner
Frekuensi makanan) dengan baik.

Harapan saya semoga laporan yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaikinya.

Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan


yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh keren dahan hati
saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi
lebih memperbaiki laporan ini.TerimaKasih.

Gorontalo, april 2019


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutritional Assessment adalah sebuah proses mengumpulkan,
menganalisa,dan menginterpretasikan informasi untuk menentukan status
kesehatan gizi individuatau populasi yang dipengaruhi oleh intake makanan,
kecukupan gizi, dan energi yang keluar.
Survei diet atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu
metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau
kelompok. Di Amerika serikat survei makanan digunakan sebagai salah satu
cara dalam penentuan status gizi(Willet, 1990). Di Indonesia, survei
konsumsi sudah sering digunakan dalam penelitian di bidang gizi.
Banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam melakukan penilaian
konsumsi makanan ( survei dietetik) banyak terjadi bias tentang hasil yang
diperoleh. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
ketidaksesuaian dalam menggunakan alat ukur, waktu pengumpulan data
yang tidak tepat, instrumen tidak sesuai dengan tujuan, ketelitian alat
timbang makanan, kemampuan petugas pengumpulan data, daya ingat
responden, daftar komposisi makanan yang digunakan tidak sesuai dengan
makanan yang dikonsumsi responden dan interpretasi hasil yang kurang
tepat.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang cara– cara
melakukan survei makanan, baik untuk individu, kelompok maupun rumah
tangga. Walaupun data konsumsi makanan sering digunakan sebagai salah
satu metode penentuan status gizi, sebenarnya survei konsumsi tidak dapat
menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian FFQ
2. Mengetahui prinsip dan penggunaan metode FFQ
3. Mengetahui jenis–jenis FFQ
4. Mengetahui langkah–langkah dalam pelaksanaan metode FFQ
5. Mengetahui kekurangan dari FFQ
6. Mengetahui kelebihan dari FFQ
7. Mengetahui contoh form FFQ

C. Manfaat Praktek Belajar Lapangan


1. Manfaat Untuk Mahasiswa
Mahasiswa lebih terampil dalam melakukan mencatat frekuensi
individu terhadap beberapa jenis makanan (<100) dalam kurun waktu
tertentu (1 bulan terakhir/6 bulan terakhir/1 tahun terakhir).
2. Manfaat Untuk Institusi
Untuk memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara
kualitatif

D. Lokasi Praktek Belajar Lapangan


Lokasi Praktek Belajar Lapangan di Rumah Sakit MM.Dunda
limboto, Kabupaten gorontalo.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian FFQ
Food Frequency Questionnare Method (FFQ/ Metode Kuesioner
Frekuensi makanan) adalah Salah satu metode dietary assessment dalam
konteks individu yang mencatat frekuensi individu terhadap beberapa jenis
makanan (<100) dalam kurun waktu tertentu (1 bulan terakhir/6 bulan
terakhir/1 tahun terakhir). Selain itu dengan metode FFQ dapat memperoleh
gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena
periode pengamatannya lebih lama dapat membedakan individu berdasarkan
ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan
dalam penelitian epidemiologi gizi.
Metode FFQ dikenal sebagai metode frekuensi pangan, dimaksudkan
untuk memperoleh informasi pola konsumsi pangan seseorang. Untuk itu
diperlukan kuesioner yang terdiri atas dua komponen yaitu daftar jenis
pangan danfrekuensi konsumsi pangan(Riyadi 2004). Pada metode ini
ditanyakan tentang frekuensi konsumsi sejumlah makanan jadi atau bahan
makanan selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun.

B. Prinsip dan Penggunaan Metode FFQ


Prinsip dan penggunaan metode FFQ adalah :
1. Kuesioner Frekuensi makanan (FFQ) menilai energi dan/atau intake
gizi dengan menentukan seberapa sering seseorang mengkonsumsi
sejumlah makanan yang merupakan sumber nutrisi utama atau dari
komponen makanan tertentu dalam pertanyaan per hari (minggu atau
bulan) selama tertentu periode waktu (biasanya 6 bulan sampai 1
tahun).
2. Menyediakan data tentang kebiasaan asupan nutrisi yang dipilih,
makanan tertentu atau kelompok-kelompok makanan.
3. Kombinasi khusus dari makanan dapat digunakan sebagai prediktor
untuk asupan nutrisi tertentu atau non-gizi, asalkan komponen asupan
makanan terkonsentrasi dalam jumlah yang relatif kecil makanan atau
kelompok makanan tertentu, misalnya konsumsi vitamin c
diperkirakan dari buah-buahan segar dan jus buah.
4. FFQ sering dirancang untuk mendapatkan informasi tentang aspek-
aspek tertentu dari diet, seperti lemak makanan atau vitamin tertentu
atau mineral dan aspek lainnya mungkin kurang baik dicirikan.
5. Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih sedikit makanan
individuatau kelompok makanan yang kontributor penting untuk
intake energi penduduk atau nutrisi khusus menarik lainnya.
6. FFQ biasanya dikelola sendiri dan karena itu dirancang mudah untuk
diselesaikan oleh subyek penelitian (diwawancarai oleh pewawancara
atau mengisi kuesioner komputer atau melalui telepon).
7. FFQ sering mengandalkan asumsi tentang ukuran porsi dan dibatasi
oleh jumlah detail yang layak untuk disertakan dalam kuesioner. Hal
ini dimungkinkan untuk kuesioner menjadi semi-kuantitatif di mana
subjek diminta untuk memperkirakan ukuran porsi makan biasa.
8. Dalam epidemiologi, FFQ sering diisi dengan merujuk pada tahun
sebelumnya untuk memastikan pola konsumsi makanan yang biasa
untuk periode itu.
9. FFQ harus spesifik (Khonson, 2002)

C. Jenis – Jenis FF
FFQ terbagi dalam beberapa jenis antara lain (Gibson 1993):
1. Simple or non quantitative FFQ
Jenis FFQ seperti ini biasanya tidak memberikan pilihan tentang porsi
yang biasa dikonsumsi, sehingga menggunakan standar porsi.
2. Semi quantitative FFQ
Metode ini tidak hanya melihat bahan makanan yang
dikonsumsi oleh sampel, melainkan juga melihat besar porsi atau
banyaknya bahan makanan yang dikonsumsi oleh sampel. Metode
SQFF (Semi Quantitative Food Frequency) adalah metode yang
digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi
sejumlah bahan makanan yang dikonsumsi selama periode tertentu
seperti setiap hari, minggu, bulan dan tahun. Selain itu dengan metode
frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan
makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih
lama dan dapat membedakan individu berdasarkan asupan zat gizi,
maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi
gizi (Supariasaet al.2001). Bahan makanan yang ada dalam daftar
kuesioner tersebut adalah bahan makanan yangdikonsumsi dalam
frekuensi yang cukup sering oleh responden.
3. Quantitative FFQ
Jenis FFQ yang memberikan pilihan porsi yang biasa dikonsumsi
responden,seperti kecil, sedang dan besar.
a) Penggunaan metode Frekuensi Makanan Kualitatif
1) Klasifikasi pola diet biasa
2) Jelajahi korelasi kemungkinan dari retrospektif asupan
makanan jangka panjangkebiasaan makanan / dengan
penyakit kronis / kesehatan (Willet, 1994; Levi etal, 2000;
Kesse et al, 2001)
3) Menilai program pendidikan gizi
4) Menilai kepatuhan diet individu atau kelompok
5) Mengidentifikasi orang-orang yang mungkin perlu
penilaian diet lebih rinci
6) Menetapkan tren pembelian makanan. FFQ data umumnya
dinilai cocok untuk membedakan peserta pembelajaran
yangsesuai dengan kebiasaan makanan atau asupan gizi.
Peringkat individu ke dalam kategori yang luas, misalnya
tinggi, sedang dan rendah asupan.
b) Prosedur FFQ Kualitatif
1) Dari daftar makanan tertentu kelompok
makanan/kelompok makanan yangdisukai, mintalah
responden untuk mengidentifikasi seberapa sering
mereka biasanya mengkonsumsi setiap item makanan
(kelompok makanan (daftar kategori makanan. Bertindak
sebagai membantu ingatan cepat)
2) Lima kategori untuk frekuensi makanan makanan yang
tersedia: sehari-hari (D),mingguan (W), bulanan (M),
tahunan (Y), jarang / tidak pernah (N). Respondenmemilih
kategori yang paling sesuai untuk frekuensi konsumsi
setiap itemmakanan yang dipilih, dan mencatat jumlah
setiap kali item makanan yangdikonsumsi dalam kotak
yang sesuai.
3) Dalam konteks sederhana atau non-kuantitatif FFQ pilihan
ukuran porsi tidak diberikan. Ini umumnya menggunakan
"ukuran bagian standar" diambil daridata yang besar-
populasi.
D. Langkah – Langkah dalam Pelaksanaaan Metode FFQ

Dengan menggunakan metode frekuensi makanan maka dapat


diperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi
karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu
berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering
digunakan dalam epidemiologi gizi. Kuesionerf rekuensi makanan memuat
tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan
makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan yang ada dalam
daftar kuesioner tersebut adalah yang di konsumsi dalam frekuensi yang
cukup sering oleh responden. (Supariasa,2001). Langkah-langkah Metode
frekuensi makanan, Supariasa (2001):

1. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar yang tersedia pada
kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
2. Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan
makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat
gizi tertentu selama periode tertentu pula.
E. Kekurangan FFQ
1) Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
2) Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
3) Cukup menjemukan bagi pewawancara
4) Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan
makanan yangakan masuk dalam daftar kuesioner
5) Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi
6) Hasil tergantung pada kelengkapan daftar makanan dalam kuesioner
7) Makanan musiman sulit untuk mengukur
8) Bergantung pada memori/ ingatan
F. Kelebihan FFQ
1) Relatif murah dan sederhana
2) Dapat dilakukan sendiri oleh responden
3) Tidak membutuhkan latihan khusus
4) Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaan makan
5) Pengolahan data sederhana.
6) Cepat, tidak membutuhkan waktu lama.
7) Dapat menentukan asupan makanan tertentu yang biasa kelompok
makanankonsumsi selama jangka waktu.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Dungingi


a. Geografis
Puskesmas dungingi di bangun pada tahun 2005 dan mulai beroperasi pada
bulan maret tahun 2006 tipe puskesmas non perawatan. Puskesmas
Dungingi berada di kelurahan Huangobotu tepatnya didepan sector dungingi
yang terdiri atas 5 (lima) kelurahan yakni kelurahan tuladenggi, kelurahan
libuo, kelurahan huangobotu, kelurahan tomulabutao selatan, dan kelurahan
tomulabutao induk dengan luas wilayah adalah 41.041 km2. Jarak antara
puskesmas dungingi dengan kantor kecamatan adalah 1 km.
Puskesmas dungingi mempunyai batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kecamatan telaga, kabupaten gorontalo
- Sebelah Timur : Kecamatan kota selatan kota gorontalo
- Sebelah Selatan : Kecamatan kota barat kota gorontalo
- Sebelah Barat : Kecamatan telaga kabupaten gorontalo
b. Demografi
Jumlah penduduk 27.698 jiwa di Puskesmas Dungingi tahun 2019 sebagai
berikut :
1) Bumil sebanyak 565 jiwa
2) Bumil Risti sebanyak 113 jiwa
3) Bulin/Bufas sebanyak 540 jiwa
4) Neonatal sebanyak 514 jiwa
5) Neonatal Risti sebanyak 77 jiwa
6) Bayi 0-5 Bulan sebanyak 283 jiwa
7) Bayi 6-11 Bulan sebanyak 235 jiwa
8) Bayi/Surviving infant 0-11 bulan sebanyak 518 jiwa
9) BADUTA 0-23 bulan sebanyak 1.015 jiwa
10) Anak BADUTA 6-23 bulan sebanyak 732 jiwa
11) Anak BADUTA 12-23 bulan sebanyak 497 jiwa
12) BATITA 0-35 Bulan sebanyak 1.499 jiwa
13) BATITA 0-59 Bulan sebanyak 2.437 jiwa
14) Anak BATITA 12-59 Bulan sebanyak 1.919 jiwa
15) Anak BALITA 24-59 Bulan sebanyak 1.422 jiwa
16) Umur 5-6 tahun sebanyak 868 jiwa
17) Umur 7 tahun sebanyak 444 jiwa
18) Umur 8 tahun sebanyak 435 jiwa
19) Umur 9 tahun sebanyak 428 jiwa
20) Umur 7-12 tahun sebanyak 2.532 jiwa
21) Umur 10-14 tahun sebanyak 2.143 jiwa
22) Umur 15-18 tahun sebanyak 1.422 jiwa
23) Umur 10-18 tahun sebanyak 3.565 jiwa
24) Umur 15-24 tahun sebanyak 5.299 jiwa
25) > 18 tahun sebanyak 19.521 jiwa
26) Umur 0-14 tahun sebanyak 6.755 jiwa
27) Umur 15-64 tahun sebanyak 19.682 jiwa
28) ≥ 60 tahun sebanyak 2.126 jiwa
29) Umur 45-59 tahun sebanyak 4685 jiwa
30) ≥ 70 tahun sebanyak 686 jiwa
31) 9-59 bulan sebanyak 6.367 jiwa
32) WUS 15-39 tahun sebanyak 6.182 jiwa
33) WUS 15-49 tahun sebanyak 8.167 jiwa
34) Wanita usia 30-50 tahun sebanyak 4.201 jiwa

c. Keadaan pelayanan, asset dan ketenagaan


1) Sarana pelayanan
Puskesmas Dungingi merupakan salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerjanya dan berupaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Adapun sarana pelayanan puskemas
antara lain :
- Posyandu sebanyak 10 buah
- Poskesdes sebanyak 2 buah
- Mobil puskesmas keliling 1 buah
- Rumah dinas medis dan para medis sebanyak 6 buah
- Mobil Ambulance sebanyak 1 buah
- Mobil pusling sebanyak 1 buah
- Kendaraan dinas roda 2 sebanyak 7 buah
2) Tenaga Puskesmas
a) Magister kesehatan/apoteker : 1 orang
b) Sarjana kesehatan Masyarakat : 3 orang
c) Dokter umu : 1 orang
d) Dokter Gigi : 0 orang
e) Sarjana farmasi : 1 orang
f) D4 kebidanan : 1 orang
g) Ahlimadya kebidanan : 4 orang
h) Ahlimadya keperawatan : 9 orang
i) Sekolah perawat : 3 orang
j) Sekolah perawat gigi : 1 orang
k) Ahlimadya kesehatan lingkungan : 2 orang
l) Ahlimadya gizi : 1 orang
m) Asisten apoteker : 0 orang
n) Tenaga administrasi : 2 orang
o) Sopir : 1 orang

B. Hasil Praktek Belajar Lapangan


Pengambilan data food frequency questionnaire di lakukan dua hari
Hari pertama : 4 responden di posyandu
Hari kedua : 26 responden di Puskesmas Dungingi
25 orang responden perempuan dan 5 orang responden laki-laki
Usia responden perempuan : 20 sampai 60 tahun
C. Tabel Dan Pembahasan Praktek Belajar Lapangan

Tabel 1.1 jenis bahan makanan

No Jenis Bahan pangan


1 Makanan Pokok Beras Jagung singkong Mie Roti

Frekuensi 50 4.13 3.9 16.9 5.6

2 Lauk hewani Daging Telur Udang Ikan Ayam


Frekuensi 8.83 14.7 4 44.16 7.73

3 Lauk Nabati Tahu Tempe


Frekuensi 72.8 26.5

4 Sayuran Bayam Kangkung Kacang panjang Sawi hijau


Frekuensi

5 Buah- buahan Jeruk Pisang Papaya Semangka mangga Apel


Frekuensi
6 Minuman Susu Teh Kopi Soda Sirup
Frekuensi
7 Sumber minyak Minyak goring Minyak goring Margarine
sawit kelapa
Frekuensi

Keterangan Frekuensi :

0-0.99 Tidak pernah


1-9.99 Jarang
10-14.99 1-2x/minggu
15-24.99 3-6x/minggu
25-49.00 1/minggu
≥50 >1/minggu
Pada Metode Kuesioner Frekuensi makanan kali ini adalah hasil
wawancara dari 30 orang pengunjung puskesmas dungingi dan posyandu
huangobotu. Yang Mana Metode Kuesioner Frekuensi makanan wawancara
ini sudah terterara pada tabel hasil Food Frequency Questionnare Method.
Per hasil interpretasi FFQ responden di poyandu dan puskesmas
menunjukan bahwa jenis bahan makanan pokok yang paling sering di
konsumsi adalah beras dengan frekuensi 50 atau lebih dari 1 kali Perhari.
Karena di Indonesia makanan pokok yang paling banyak itu adalah beras.
Kemudian yang ke dua Mie instan dengan frekuensi 16,9 atau 3-6
kali/minggu. Kebanyakan masyarakat lebih suka mengkonsumsi mie instan
karena harganya yang murah dan mudah di dapat, dan yang paling jarang di
konsumsi adalah jagung, singkong dan roti dengan frekuensi dibawah dari 10
atau jarang.
Dari hasil interpretasi ffq responden untuk lauk hewan, yang paling
banyak di konsumsi adalah ikan dengan frekuensi dengan 44,16 atau 1 kali
per hari. Di gorontalo banyak masyarakat yang lebih suka mengkonsumsi
ikan karena di gorontalo merupakan salah satu daerah yang banyak
menghasilkan ikan. Kemudian yang kedua telur dengan frekuensi 4,7 atau 1-2
kali/minggu. Dan yang paling jarang dikonsumsi adalah daging, udang, dan
ayam di bawah frekuensi 10.
Untuk lauk nabati, yang paling sering di konsumsi yaitu tahu dengan
frekuensi 72,8 atau lebih dari 1 kali/hari dan tempe yang paling rendah
dengan frekuensi 26,5 atau 1 kali perhari.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1. Makanan Pokok/Karbohidrat
A. Tabel Konsumsi Karbohidrat

No Nama Beras jagung Singkong Mie Roti Jumlah


1 Ny. PA 50 10 10 25 1 96
2 NY. Y 50 1 1 50 15 117
3 Ny.MS 50 0 1 25 10 86
4 Ny.IY 50 15 1 25 15 106
5 Ny.J 50 0 1 50 1 102
6 Ny.RT 50 10 10 50 1 121
7 Ny. A 50 1 1 25 1 78
8 Ny.RA 50 1 1 10 1 63
9 Ny.RA 50 1 10 15 25 101
10 Ny.R 50 15 15 10 25 115
11 Tn. DH 50 1 10 10 10 81
12 Ny.SD 50 1 10 15 10 86
13 Ny.NP 50 1 1 10 15 77
14 Ny.SK 50 1 1 1 15 68
15 Ny.HS 50 1 1 15 1 68
16 Ny.NY 50 1 1 10 1 63
17 Ny.KH 50 1 0 1 1 53
18 Ny.FF 50 1 0 10 1 62
19 Ny.MA 50 15 10 15 1 95
20 Tn.YM 50 1 1 15 10 77
21 Tn.AP 50 1 1 10 1 63
22 Ny.NS 50 0 1 10 1 62
23 Ny. PM 50 1 1 10 1 63
24 Ny.ZH 50 10 15 25 1 101
25 Ny.AH 50 15 1 10 1 77
26 Tn.RT 50 15 1 15 1 82
27 Ny.FT 50 1 1 10 1 63
28 Ny.SG 50 1 1 10 1 63
29 Ny.MH 50 1 1 10 1 63
30 Ny.SK 50 1 10 10 1 72

Rerata 50 4.13 3.9 16.9 5.6 80.8


Keterangan :

0-0.99 tidak pernah


1-9.99 Jarang Interprestasi
10-14.99 1-2x/minggu Beras >1 kali Perhari
15-24.99 3-6x/minggu Jagung Jarang
25-49.00 1/minggu Singkong Jarang
50 >1/minggu Mie 3-6x/minggu
Roti Jarang

2. Lauk Hewani
A. Tabel Konsumsi Lauk Hewani

No Nama Daging Telur Udang Ikan Ayam Jumlah


1 Ny. PA 25 15 1 25 1 140
2 NY. Y 15 25 15 25 10 165
3 Ny.MS 25 25 1 50 15 176
4 Ny.IY 25 25 1 50 15 116
5 Ny.J 0 25 1 50 1 77
6 Ny.RT 25 25 10 50 1 111
7 Ny. A 1 1 1 50 1 54
8 Ny.RA 1 10 1 50 1 63
9 Ny.RA 1 15 1 50 25 92
10 Ny.R 1 15 10 50 15 91
11 Tn. DH 1 25 1 50 15 92
12 Ny.SD 1 25 1 50 10 87
13 Ny.NP 10 15 1 50 10 86
14 Ny.SK 1 15 1 50 1 68
15 Ny.HS 10 10 15 50 1 86
16 Ny.NY 1 15 1 50 15 82
17 Ny.KH 0 15 1 50 1 67
18 Ny.FF 1 15 15 50 1 82
19 Ny.MA 25 15 1 25 25 91
20 Tn.YM 25 15 15 50 25 130
21 Tn.AP 10 1 1 25 1 38
22 Ny.NS 15 25 1 50 1 92
23 Ny. PM 10 10 1 50 25 96
24 Ny.ZH 25 25 15 25 1 91
25 Ny.AH 10 10 1 25 1 47
26 Tn.RT 0 1 1 50 1 53
27 Ny.FT 0 1 1 50 1 53
28 Ny.SG 0 1 1 50 1 53
29 Ny.MH 0 10 1 50 1 62
30 Ny.SK 1 10 1 25 10 47
Hasil 265 440 118 1,325 232 2,588

Rerata 8.83 14.7 4 44.16 7.73 86.3

0-0.99 Tdk pernah


Interprestasi
1-9.99 Jarang
10- 1-2x/minggu Daging jarang
14.99 Telur 1-2x/minggu
15- 3-6x/minggu Udang jarang
24.99 Ikan 1x/hari
25- 1/minggu Ayam Jarang
49.00
50 >1/minggu

3. Lauk Nabati
A. Tabel Konsumsi Lauk Nabati

no Nama Tahu Tempe Jumlah


1 Ny. PA 50 50 100
2 NY. Y 50 50 100
3 Ny.MS 25 25 50
4 Ny.IY 50 50 100
5 Ny.J 25 50 75
6 Ny.RT 15 25 40
7 Ny. A 10 50 60
8 Ny.RA 10 10 20
9 Ny.RA 25 50 75
10 Ny.R 15 25 40
11 Tn. DH 50 25 75
12 Ny.SD 50 50 100
13 Ny.NP 15 15 30
14 Ny.SK 25 25 50
15 Ny.HS 25 25 50
16 Ny.NY 10 15 25
17 Ny.KH 15 15 30
18 Ny.FF 15 15 30
19 Ny.MA 15 15 30
20 Tn.YM 10 15 25
21 Tn.AP 25 25 50
22 Ny.NS 25 25 50
23 Ny. PM 15 15 30
24 Ny.ZH 25 25 50
25 Ny.AH 50 50 100
26 Tn.RT 15 15 30
27 Ny.FT 10 10 20
28 Ny.SG 10 10 20
29 Ny.MH 10 10 20
30 Ny.SK 10 10 20
Hasil 2185 795 1,495

Rerata 72.8 26.5 49.83

0-0.99 tidak pernah Interprestasi


1-9.99 Jarang Tempe 1 kali Perhari
10-14.99 1-2x/minggu Tahu >1 kali Perhari
15-24.99 3-6x/minggu
25-49.00 1/minggu
50 >1/minggu

Anda mungkin juga menyukai