JUDUL PRAKTIKUM
FOOD FREQUENCY QUESTIONAIRE
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui cara penggunaan metode Food Frequency Questionaire(FFQ)
2. Untuk mengetahui frekuensi rata-rata konumsi makanan per hari
C. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. TINJAUAN TEORI
a. Pengertian Status Gizi
Pengertian Status Gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau
kelompok kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi
dan zat gizi yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya
diukur secara antropometri (Almatsier, 2001). Gizi merupakan salah satu faktor
penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan
fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila
kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa
bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh
sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).
Tujuan Khusus
Mengetahui asupan zat gizi individu baik mikro maupun makro untuk
keperluan terapi gizi.
Mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi individu pada periode waktu
tertentu.
Mengetahui kebiasaan makan individu.
Mengetahui kekerapan konsumsi bahan makanan tertentu sebagai risiko
timbulnya masalah gizi.
Mengetahui jumlah zat gizi sebagai fortifikan dan jenis bahan makanan
pembawa vehicle untuk mengatasi defisiensi zat gizi.
Mengetahui kualitas dan kuantitas asupan gizi keluarga.
Mengetahui besarnya risiko kerawanan pangan dan cara intervensi dalam
rangka ketahanan pangan wilayah.
Metode pengukuran konsumsi pangan berdasarkan jenis data yang
diperoleh
Metode kualitatif,
Metode frekuensi makanan (food frequensi);
Metode dietary history;
Metode telepon;
Metode pendaftaran makanan.
Metode kuantitatif
Metode recall 24 jam
Perkiraan makanan (estimated food records)
Penimbangan makanan (food weighing)
Metode food account; Metode inventaris (inventory method)
Pencatatan (household food record)
Metode kualitatif dan kuantitatif
Metode recall 24 jam
Metode riwayat makanan (dietary history) (Octaviana,2013)
Metode Survey Konsumsi Pangan
Metode survei konsumsi pangan yang dikenal saat ini ada berbagai macam.
Identifikasi berbagai metode dapat dibedakan menurut sasarannya. Metode survei
konsumsi pangan menurut sasarannya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
metode Survey Konsumsi Pangan individu dan kelompok.
Metode Survey Konsumsi Pangan individu adalah metode; recal konsumsi 24 jam
(Food Recall 24 Hours), penimbangan makanan (Food Weighing), pencatatan
makanan (food record), dan Riwayat Makanan (Dietary History).
Metode Survey Konsumsi Pangan yang digolongkan ke dalam metode kelompok
adalah metode frekuensi makan (Food Frequency Questionnaire), Pencacatan
Jumlah Makanan (Food Account) dan Neraca Bahan Makanan (Food Balance
Sheet) (Sirajuddin 2018).
d. Frekuensi makan (Food Frequency Questionaire)
Metode frekuensi makan (food frequency questionaire) adalah metode yang
difokuskan pada kekerapan konsumsi makanan pada subjek.kekerapan konsumsi
akan memberikan informasi banyaknya ulangan pada beberapa jenis makanan
dalam periode waktu tertentu. Ulangan (repetition), diartikan sebagai banyaknya
paparan konsumsi makanan pada subjek yang akhirnya akan berkorelasi positif
dengan status asupan gizi subjek dari risiko kesehatan yang menyertainya.
Metode frekuens makanan dapat dilakuan di rumah tangga dan juga rumah
sakit. Metode ini, terutama dipilih saat sebuah kasus penyakit diduga disebabkan
oleh asupan makanan tertentu pada dalam periode waktu yang lama. Asupan
makanan khususnya yang berhubungan dengan kandungan gizi makanan, secara
teoritis hanya akan berdampak pada subjek jika dikonsumsi dalam jumlah banyak
dan frekuensi yang sering. Jika dikonsumsi dalam jumlah sedikit dan frekuensi
rendah, maka efek fisiologis dan patologisnya adalah sangat kecil.
Metode frekuensi makan tidak dapat dilakukan untuk tujuan mengetahui
tingkat asupan gizi. Informasi yang dikumpukan meliputi makanan yang paling
sering dikonsumsi. Metode ini memerlukan persiapan yang matang. Persiapan
meliputi survey awal makanan dan minuman yang berada dilokasi survey. Metode
frekuensi makanan, tidak dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG)
sehingga itulah sebabnya metode ini tidak digunakan untuk menilai presentase
asupan gizi. Informasi akhir yang diperoleh dari metode ini adalah sebuah
penyakit berhubungan atau tidak berhubungan dengan frekuensi makanan tertentu
atau tidak.
Metode FFQ juga dapat dilakukan pada studi prospektif. Studi prospektif
adalah studi yang melakukan investigasi ke masa yang akan datang. Studi dimulai
dari masa kini dan terus diikuti perkembangan perubahan pola makan subjek
hingga batas waktu yang ditentukan.Biasanya satu bulan atau satu tahun.
Pelaksanaan metode FFQ dengan setting kohor prospektif dapat mendeskripsikan
analisis pola makan secara tepat dengan bias yang seminimal mungkin.
Periode waktu dalam FFQ di kenal dalam ukuran bulan dan tahun. Pemilihan
periode waktu disesuikan dengan tujuan penelitian. Penggunaan metode FFQ pada
umumnya untuk mengetahui faktor risiko makanan terhadap munculnya risiko
penyakit. Pandangan ini memberi bukti bahwa analisis pola makan sebaiknya
dalam periode bulanan atau tahunan. Alasan penggunaan periode waktu bulan
atau tahunan adalah pada periode tersebut kesesuaian dengan kebiasaan makan
subjek lebih mendekati kebiasan makan subjek.
Periode waktu tahunan adalah ditujukan untuk mengetahui efek perubahan
musim dengan pola makan. Jika investigasi hanya dilakukan dalam periode satu
bulan, maka variasi konsumsi antar musim akan hilang. Ini perlu dipertimbangkan
apabila investigasi dilakukan terhadap makanan yang sangat berhubungan dengan
musim. Kelompok buah buahan adalah bergantung pada musim lebih banyak,
sedangkan kelompok makanan pokok dan lauk pauk serta sayuran umumnya
perubahan dalam setahun adalah sangat kecil.
Satu catatan penting pada metode FFQ adalah sangat direkomendasikan untuk
dikalibrasi. Metode FFQ tidak dianjurkan kalau tidak di kalibrasi dengan metode
lain. Metode yang food record (pencatatan) atau metode food Recall 24 jam.
Kegunaan kalibrasi adalah untuk memastikan bahwa data yang ekstrem baik
ekstrem negatif atau ekstrem positif dapat dibuang, karena mengganggu
keseluruhan nilai data konsumsi. Contoh dalam metode FFQ diketahui ada 10
item makanan yang disebutkan sebagai makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Akan tetapi setelah dikalibrasi atau dibandingkan dengan data food recall 24 jam
diketahui makanan yang dikonsumsi hanya 5 item, maka patut dilakukan
verifikasi pada kasus kasus seperti ini.
Rancangan instrumen untuk FFQ adalah diawali dari sebuah studi pola makan
pada populasi. Studi ini memerlukan waktu dan persiapan khusus. Fokusnya
adalah menemukan fakta variasi berbagai makanan dan minuman disekitar
populasi. Variasi makanan dan minuman akan menjadi data dasar menyusun
daftar bahan makanan dalam instrumen FFQ maupun semi FFQ (Appannah et al.
2014).
Ujicoba instrument adalah salah satu cara sederhana untuk kalibrasi metode
FFQ. Ujicoba instrument dilakukan pada sub sampel agar dapat menyerupai
respon populasi. Instrumen yang sudah diujicoba layak digunakan pada penilaian
konsumsi pangan. Jika sebuah intrumen sudah melalui ujicoba yang berulang
ulang maka, hasilnya selalu dapat direkomendasikan sebagai hasil investigasi
yang baik (Crispim et al. 2006).
e. Semi Frekuensi Makanan (Food Frequency Questionaire)
Metode Semifrekuensi makanan (food frequency questionaire) adalah metode
yang difokuskan pada kekerapan konsumsi makanan pada subjek ditambah
dengan informasi kuantitatif jumlah makanan yang dikonsumsi setiap porsi
makan. Kekerapan konsumsi akan memberikan informasi banyaknya ulangan
pada beberapa jenis makanan dalam periode waktu tertentu. Informasi tambahan
adalah takaran saji atau porsi yang biasa digunakan untuk setiap jenis makanan.
Pada metode ini ulangan (repetisi), diartikan tidak hanya sebagai ragam jenisnya
(kualitatif) tetapi banyaknya (kuantitatif) paparan konsumsi makanan pada subjek
yang akhirnya akan berkorelasi positif dengan status asupan gizi subjek dan resiko
kesehatan yang menyertainya (slater et al, 2003).
Metode ini biasanya digunakan untuk studi awal fortifikasi zat gizi tertentu pada
bahn makanan yang potensial sebagai wahana (vehicle). Hanya dengan metode ini
dapat dilakukan estimasi yang tepat terhadap dosis fortifikan. Contoh di Indonesia
metode ini pernah dipakai saat melakukan fortifikasi terhadap provitamin A pada
minyak goring. Dilakukan studi konsumsi pangan dengan metode semi FFQ untuk
mengetahui berapa konsumsi minyak goreng dan seberapa sering dikonsumsi oleh
orang Indonesia.informasi yang dibutuhkan adalah kekerapan konsumsi dan dosis
konsumsi, sebagai dasar menghitung banyaknya vitamin A yang akan dimasukkan
ke dalam minyak goreng agar memberikan efek posistif terhadap pengurangan
defisiensi vitamin A di Indonesia.
Metode ini tidak cocok dilakukan di skala individu, selain kurang efektif juga
fortifikasi jarang dilakukan untuk skala individu. Metode ini unit analisisnya
adalah individu akan tetapi hasilnya adalah untuk populasi. Jika metode ini
dilakukan pada tingkat individu maka informasi yang diperoleh sebatas untuk
individu yang dimaksud. Misalnya seorang pasien rawat DM rawat jalan
dilakukan metode semi FFQ untuk mengetahui selisih gula murni yang dapat
dikonsumsi setiap hari agar kenaikan gula darahnya terkontrol. Pada kasus ini
semi FFQ dapat memberikan informasi kuantitatif rerata asupan gula setiap kali
makan dan informasi pada bahan makanan apa saja gula itu disuplai. Informasi ini
berguna untuk anjuran dan terapi gizi yang bersangkutan, tetapi tidak dapat
digunakan untuk jumlah dan jenis yan sama pada pasien lain.
Berbeda dengan formulis semi FFQ, maka formulir FFQ tidak disediakan
kolom porsi makan, karena memang informasinya bersifat kecenderungan jenis
konsumsi makanan dan minuman yang dinyatakan dalam nilai skor konsumsi
pangan. Berdasarkan teknik penskoran kedua formulir Semi FFQ dan FFQ maka
ditemukan skor konsumsi yang sama. Perbedaannya adalah pada metode Semi
FFQ dapat ditransformasi ke nilai gizi karena ada data porsi makan yang
selanjutnya diketahui kuantitasnya.