Secara Konsumsi
Pangan (Recall)
1 Metode Kualitatif
Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuansi makan,
frekuansi menurut jenis bahan makanan, dan mnggali informasi tentang kebiasaan
makan atau food habit serta cara – cara memperoleh bahan makanan tersebut. Metode -
metode pengukuran konsumsi makanan bersifat kualitatif antara lain:
• Metode frekuansi makanan (food frequency)
• Metode dietery history
• Metode telepon
• Metode pendaftaran makanan (food list)
2 Metode Kuantitatif
Rumah tangga Food account (Pencatatan keluar masuk pangan di rumah tangga)
2 Bias Sistematik
1 Faktor Konversi
Bagian bahan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu “refuse” dan “waste”.
Refuse adalah bagian makanan yang tidak dapat dimakan, biji, kulit, buah, kulit telur,
tulang ayam atau ikan, bagian yang keras dari sayur – sayuran.
Waste adalah sisa – sisa makanan yang sebenarnya dapat dimakan tapi dibuang oleh
keluraga atau responden.
Banyaknya sisa (waste) ini harus diperhitungkan dalam menentukan banyaknya konsumsi
makan responden. Sedangkan refuse harus diperhitungkann pada saat mengkonversi dari
bentuk bahan makanan kedalam bentuk zat gizi.
Pada daftar komposisi bahan makanan biasanya terdapat daftar bagian yang tidak dapat
dimakan pada setiap 100 gram jenis bahan makanan. Dengan demikian dapat diperhitungkan
berat bagian yang dapat dimakan.
2. Konversi Bahan Mentah Masak
Ukuran rumah tangga adalah satuan jumlah dari bahan makanan atau
makanan yang dinyatakan dalam ukuran peralatan yang digunakan di rumah
tangga sehari-hari, seperti: piring, sendok, gelas, potongan, buah, ikat, dsb.
Daftar ukuran rumah tangga (lampiran 13)
Daftar URT digunakan dalam menaksirkan ukuran jumlah bahan
makanan, bila ingin mengkonversi dari URT ke dalam Ukuran berat (gram)
dan Ukuran volume (liter). Pada umumnya URT untuk setiap daerah dan
rumahtangga berbeda-beda, oleh karena itu sebelum menggunakan bahan
URT perlu dilakukan koreksi sesuai dengan URT yang digunakan terutama
untuk ukuran-ukuran potong, buah, butir, iris, bungkus, biji, batang, ikat, dll,
sehingga informasi dan pencatatan harus dilengkapi dengan besar atau kecil
ukuran bahan makanan atau makanan tersebut.
5. Daftar Bahan Makanan Penukar
Daftar bahan makanan penukar adalah daftar dari bahan makanan dengan
kandungan zat gizi yang relative sama antara URT dan ukuran berat pada
berbagai golongan bahan makanan, sehingga masing-masing bahan makanan
tersebut dapat ditukarkan.
6. Taksiran Konsumsi ASI
Menurut penelitian Jansen (1960) di Biak, volume asi akan menurun sesuai dengan
waktu (usia anak), yaitu:
Tahun Pertama : Volume ASI berkisar 400-700 ml/24jam
Tahun Kedua : Volume ASI berkisar 200-400 ml/24jam
Setelah itu : Volume ASI berkisar 200ml/24jam
Selain itu berdasarkan penilaian dari Baylay K.V. di New Guenea (1965), ditemukan
bahwa dengan kenaikan jumalah anak terjadi perubahan terhadap volume ASI yang
dihasilka, seperti berikut:
Anak Pertama : Jumlah ASI 580ml/hari
Anak Kedua : Jumlah ASI 645ml/hari
Anak Ketiga : Jumlah ASI 602ml/hari
Anak Keempat : Jumlah ASI 600ml/hari
Anak Kelima:Jumlah ASi 506ml/hari
Anak Keenam : Jumlah ASI 524ml/hari
2 Analisis Zat Gizi
1. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
DKBM adalah memuat susunan kandungan zat-zat gizi berbagai jenis bahan
makanan atau makanan. Zat gizi tersebut meliputi energy, protein, lemak,
karbohidrat, beberapa mineral penting (kalsium, besi) dan vitamin (Vitamin A,
B, C, dan Niacin).
2. Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ)
DKGJ adalah daftar yang memuat angka-angka kandungan zat gizi berbagai jenis
makanan jajanan. Hardinsyah dan Dodik Briawan (1990) telah membuat rangkuman
berbagai jenis makanan jajanan khas yang dijumpai diberbagai daerah di Indonesia, akan
tetapi baru sebagian kecil dari keanekaragaman makanan jajanan tersebut yang telah
dianalisis kandungan zat gizinya. Rangkuman tersebut diperoleh dari berbagai sumber hasil
penelitian.
Apabila akan menghitung kandungan zat gizi suatu makanan yang dikonsumsi oleh
responden, dengan menggunakan DKGJ, maka rumus yang digunakan sbg berikut :
𝐵𝑗
𝐾𝐺𝑖𝑗 = 𝑥 𝐺𝑖𝑗
𝐵𝑗𝑑
Keterangan :
KGij = Kandungan zat gizi makanan jajanan (j)
Bj = Berat makanan jajanan j yang akan dianalisis (gr)
Bjd = Berat makanan jajanan j yang tercantum dalam DKGJ (gr)
Gij = Kandungan zat gizi i makanan jajanan j pada tabel DKGJ
Contoh perhitungan :
Misalnya seseorang mengkonsumsi kue kroket satu buah seberat 50 gr.
Untuk menghitung kandungan protein kroket tersebut :
Catatan : bila diketahui berat kroket pada tabel DKGJ adalah 25 gr dan
kandungan protein kroket 25 gr tersebut 1,2 gr (Pada tabel DKGJ)
3. Komposisi Air Susu Ibu
Komposisi ASI tidak konstan dan tidak sama dari waktu dan waktu.
Beberapa faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah :
• Stadium Laktasi
• Ras
• Keadaan gizi
• Diet
Tingkat Kecukupan Energi Dan Zat Gizi
Contoh perhitungan :
Misalnya diketahui BB seorang laki-laki usia 18 tahun adalah 45 kg.
Berdasarkan hasil recall 24 jam diketahui tingkat konsumsi energi sehari
adalah 2750 kalori. Pada tabel AKG (1993) diketahui BB standar laki-laki
usia 16-19 tahun adalah 56 kg dan AKG untuk energi adalah 2500 kalori.
Jadi AKG energi laki-laki tersebut adalah :
45 𝑘𝑔
AKG individu = 𝑥 2500 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
56 𝑘𝑔
= 2009 kalori
Selanjutnya pencapaian AKG (Tingkat Konsumsi Energi) untuk
individu tersebut adalah
2750 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
x 100 % = 137 %
2009 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
Interpretasi Hasil
1. Tingkat Konsumsi
Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok/rumah tangga atau
perorangan, belum ada standar yang pasti. Berdasarkan Buku Pedoman
Petugas Gizi Puskesmas, Depkes RI (1990), Klasifikasi tingkat konsumsi
dibagi menjadi 4 dengan cut of point masing-masing sbg berikut :
• Baik : ≥ 100% AKG
• Sedang : 80 - 99% AKG
• Kurang : 70 – 80% AKG
• Defisit : < 70%
2. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Langkah-langkah menghitung skor pola pangan harapan (PPH) :
Hitung jumlah energi masing-masing kelompok bahan makanan dengan
menggunakan DKBM.
Hitung presentase energi masing-masing kelompok bahan makanan
tersebut terhadap total energi (kalori) perhari dengan rumus :
% terhadap total energi (kkal)
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝐵𝑀
𝑥 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
Hitung skor PPH tiap kelompok bahan makanan, dengan rumus sebagai
berikut:
Skor PPH kelompok BM = % terhadap total energi x bobot
Jumlahkan skor PPH semua kelompok bahan makanan, sehingga
diperoleh total skor PPH
Validasi Data Hasil Pengukuran Konsumsi
Makanan
1. Validasi dan Akurasi
Menurut Willet (1990), ada beberapa cara untuk menguji validitas suatu
metode survei konsumsi, yaitu:
• Melakukan observasi langsung terhadap makanan yang dikonsumsi responden.
• Menimbang semua bahan makanan yang sudah dipilih sebelum mulai makan.
• Membandingkan dua metode yang digunakan dalam survei konsumsi.
• Melakukan analisis kimia dari sebagian contoh makanan yang diambil dari
responden pada waktu makan.
• Melakukan pemeriksaan biokimia terhadap variabel yang berhubungan secara
fisiologis dengan zat gizi yang dimaksud. Contohnya untuk menetukan jumlah
konsumsi protein, dilakukan pemeriksaan kadar nitrogen dalam urine selama
24 jam.
2. Presisi atau Reabilitas