Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

NERACA BAHAN MAKANAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penilaian Konsumsi Pangan

HALAMAN JUDUL

Dosen Pengampu : Yeti Susanti,SP. M.Si


Oleh :
Irna Herawati Adinata 184102005
Gina Irsalina Aprilla 184102008
Irma Dewi Lestari 184102010
Rista Depiana 184102012
Dhea Arofatunnisa 184102040
Deris Anjani 184102047
Anindita Dwi Permata 184102048
Almira Yanwar Fadilla 184102049

Kelompok 1

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan Makalah ini dapat terselesaikan. Laporan
praktikum ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Penilaian Konsumsi Pangan.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan baik yang
diberikan dari semua pihak.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tasikmalaya, 30 Mei 2020


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 3
A. Sejarah Neraca Bahan Makanan Dunia.............................................................. 3
B. Perkembangan Neraca Bahan Makanan di Indonesia ........................................ 5
C. Definisi dan Ruang Lingkup Neraca Bahan Makanan ....................................... 7
D. Manfaat Neraca Bahan Makanan ....................................................................... 8
BAB III METODE PERHITUNGAN NBM ............................................................. 9
A. Metode Perhitungan ........................................................................................... 9
B. Komponen-komponen Neraca Bahan Makanan .............................................. 10
C. Jenis Bahan Makanan ....................................................................................... 10
D. Prosedur Pengisian Neraca Bahan Makanan.................................................... 13
E. Syarat-Syarat Penyusunan NBM ..................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 17
A. Hasil ................................................................................................................. 17
B. Pembahasan ...................................................................................................... 25
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 26
A. Simpulan .......................................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama , oleh
karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di
idonesia, pemenuhan kecukupan pangan bagi seluruh rakyat merupakan
kewajiban, baik secara moral, social maupun hukum. Mengingat pentingnya
memenuhi kecukupan pangan, setiap negera mendahulukan pembangunan sector-
sektor laina. Pembangunan ketahan pangann di Indonesia ditujukan untuk
menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup,aman, bermutu, bergizi,
dan seimbang pada tingkat rumah tangga, daerah, nasional, sepanjang waktu dan
merata (Dewan Ketahan Pangan, 2010;2)
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan salah satu alat informasi untuk
memahami situasi penyediaan pangan di suatu daerah gambaran situasi pangan ini
sangat diperlukan bagi pengambil kebijakan pangan dan gizi dalam rangka
merumuskan langkah-langkah untuk mengantisifasi masalah yang mungkin
terjadi. Penyediaan pangan yang cukup,beragam, bergizin dan berimbang baik
secara kuantitas maupun kualitas untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pangan
seluruh penduduk dan sesuai dengan persyaratan gizi.
Besarnya persediaan pangan suatu daerah baik yang berasal dari produksi
domestic maupun impor adalah satu ukuran yang mencerminkan cukup tidaknya
suplai pangan di daerah yang bersangkutan. Di provinsi Bengkulu pertumbuhan
sector pertanian semakin meningkat dan semakin memegang peranan penting
dalam perekonomian, hal itu mengindikasikan bahwa potensi pengembangan
provinsi ini berada pada sector pertanian (priyotomo et al., 2004)
Sector pertanian di provinsi Bengkulu sebagian besar adalah pertanian
rakyat dengan luas lahan pertanian terbatas dan terpencar-pencar. Terbatasnya
luas lahan garapan merupakan salah satu faktor masalah dalam pembangunan
pertanian. Data Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu menunjukan bahwa
saat ini upaya pemenuhan konsumsi kalori dibengkulu masih masih di dominasi

1
2

oleh padi-padian, sedangkan kelompok pangan yang lain kontribusinya masih


sangat rendah. Iklim tropis di Bengkulu menjadikan wilayah Bengkulu sangat
kaya akan sumber bahan pangan pokok selain beras. Misalnya, potensi umbi-
umbian yang beragam sebagai sumber karbohidrat dapat tumbuh dengan subur
dan beragam jenisnya seperti umbi-umbian, ganyong dan lain-lain
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah NBM?
2. Bagaimana perkembangan, ruang lingkup, dan manfaat NBM ?
3. Bagaimana perhitungan NBM, komponen NBM?
4. Apasaja jenis bahan makanan, prosedur pengisian NBM, dan syarat-syarat
penyusunan NBM?
5. Bagaimana hasil perhitungan NBM di Bengkulu ?
6. Bagaimana tingkat ketahanan pangan di provinsi Bengkulu?
C. Tujuan
1. Mendapatkan gambaran tingkat konsumsi pangan di Provinsi Bengkulu.
2. Mendapatkan gambaran potensi pangan local di provinsi Bengkulu.
3. Mengetahui sebaran desa/kelurahan ketahanan pangan dan rentan terhadap
kerawanan pangan di provinsi Bengkulu.
4. Mendapatkan gambaran mengenai ketahanan pangan di Bengkulu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Neraca Bahan Makanan Dunia


Neraca Bahan Makanan (NBM) menyajikan gambaran yang
komprehensif tentang pola pasokan pangan suatu negara selama periode
tertentu. NBM pertama kali dibuat pada masa Perang Dunia I. Pada tahun
1936 NBM digunakan sebagai sumber data utama pada perbandingan data
konsumsi pangan internasional yang disiapkan atas permintaan Komite Liga
bangsa-bangsa yang menangani masalah gizi dan sub-komite di bawahnya
yang menangani statistic gizi.
Selama Perang Dunia II, ketertarikan terhadap NBM meningkat pesat.
Pada tahun 1942-1943, komite persyaratan pasca perang negara-negara sekutu
menggunakan NBM dalam studi mereka tentang persyaratan pasca perang di
negara-negara Eropa dan bahkan teknik yang lebih rinci dikembangkan dan
digunakan oleh komite ahli dari Canada, Amerika Serikat dan Inggris dalam
laporan mengenai tingkat konsumsi pangan di negara-negara tersebut. Pada
kurun waktu yang bersamaan, NBM juga dibuat di Jerman untuk kepentingan
sendiri maupun bagi negara jajahannya. NBM juga berperan penting dalam
pelaksanaan pekerjaan Dewan Pangan Darurat Internasional yang menangani
permasalahan pengalokasian dan pendistribusian pangan pada periode
kekurangan pangan setelah perang.
Sejak awal, FAO telah memberikan perhatian dalam pengembangan
NBM, terkait dengan kegunaannya dalam menganalisis situasi pangan. Dalam
sidangnya yang keempat di Washington pada tahun 1948, Konferensi FAO
merekomendasikan agar setiap negara mengembangkan NBM dan FAO akan
membantu penyusunan NBM negara-negara yang mengalaami kesulitan. FAO
juga merekomendasikan agar NBM diterbitkan secara periodik di banyak
negara.

3
4

Pada tahun 1949, pedoman untuk penyusunan NBM telah dicetak.


Pada tahun yang sama, NBM diterbitkan untuk 41 negara yang meliputi
periode 1934-1938 dan 1947-1948, dan tambahan pada tahun 1950 untuk 36
negara dengan periode data 1947-1948. Pada tahun 1955, NBM periode 1950-
1951 dan 1951-1952 diterbitkan untuk 33 negara, bersama dengan revisi data
periode 1934-1938. NBM tambahan diterbitkan pada 1956 dengan
menggunakan data periode 1952-1953 untuk 30 negara, dan pada tahun 1957
dengan menggunakkan data periode 1953-1954 dan 1954-1955 untuk 29
negara.
Dengan alasan metodologi, pada tahun 1957 publikasi NBM tahunan
dihentikan dan sebaliknya publikasi dilakukan secara tiga tahunan dengan
menggunakan data rata-rata tiga tahun. Publikasi tiga tahunan pertama
dilakukan pada tahun 1958 untuk 30 negara yang mencakup data periode
1954-1956. Publikasi kedua untuk 43 negara dilakukan pada tahun 1963 yang
mencakup periode 1957-1959. Publikasi ketiga untuk 63 negara pada tahun
1966 mencakup periode 1960-1962 dan keempat untuk 132 negara pada tahun
1971 mencakup periode 1964-1966. Pada tahun 1960, seri waktu yang
mencakup periode 1935-39, 1948-50, 1951-53 dan 1954-56 diterbitkan
dengan memperlihatkan data untuk 32 negara tentang produksi, ketersediaan
pasokan, pakan dan industri, serta ketersediaan pangan per kapita untuk
konsumsi manusia dalam jumlah, nilai kalori dan kandungan protein dan
lemak untuk kelompok pangan utama untuk periode rata-rata tahun 1961-
1963 dan periode tahunan mulai tahun 1964 sampai 1974. Penerbitan NBM
berikutnya menggunakan rata-rata data periode tahun 1975-1977 untuk 164
negara, yang juga menampilkan data series ketersediaan bahan makanan per
kapita serta table rasio konversi yang digunakan dan berbagai asumsi yang
mendasari sehingga diperoleh angka publikasi. Untuk pertama kalinya dalam
seri ini, table ketersediaan bahan makanan per kapita juga menampilkan
ketersediaan vitamin (retinol, thiamin, riboflavin, niasin, asam askorbat) dan
mineral (zatbesi, kalsium), selain jumlah kalori, protein dan lemak.
5

NBM tiga tahunan diterbitkan dalam format standar yang mencakup


146 negara mulai edisi periode 1979-1981. Selain menampilkan NBM untuk
masing-masing negara, publikasi tahun 1984-1986 juga menampilkan data
series ketersediaan per kapita kelompok pangan utama, dalam hal jumlah,
kalori, protein dan lemak. Edisi tahun 1992-1994 mencakup 175 negara dan
tahun 1994-1996 mencakup 180 negara.
NBM merupakan sumber data utama yang digunakan untuk menilai
dan merencanakan situasi pangan dunia yang dibuat FAO untuk periode
sebelum perang dalam Survey Pangan Dunia Pertama (1946), untuk periode
pasca-perang dalam Survey Pangan Dunia Kedua (1952), untuk akhir tahun
1950-an dalam Survey Pangan Dunia Ketiga (1963), untuk awal tahun 1970-
an dalam Survey Pangan Dunia Keempat (1977), untuk tahun 1970-an dan
1980-an dalam Survey Pangan Dunia Kelima (1985) serta untuk periode dua
decade dari 1969-1971 sampai 1990-1992 dalam Survey Pangan Dunia
Keenam (1996). NBM juga menyediakan sumber informasi utama untuk
pengembangan dasar statistic Rencana Indikatif Pembangunan Pertanian di
Dunia FAO.
Dalam menyusun NBM digunakan data resmi maupun tidak resmi
yang tersedia di Divisi Statistik dan unit terkait lainnya di FAO dan data yang
tidak tersedia diestimasi berdasarkan survei dan informasi dari para ahli di
FAO. Pendapat dan saran dari berbagai negara terhadap hasil publikasi NBM
juga menjadi pertimbangan dalam penyusunan NBM.

B. Perkembangan Neraca Bahan Makanan di Indonesia


Penyusunan NBM Indonesia pada tahun 1963 dilakukan oleh Biro
Pusat Statistik (BPS) dan dibantu oleh tenaga ahli dari Food and Agriculture
Organization (FAO). NBM yang diterbitkan pada tahun tersebut merupakan
publikasi tiga tahunan dan hanya disusun untuk keperluan internal BPS
dimulai dari edisi 1963 – 1965 dan 1964 – 1966. Selanjutnya NBM secara
tahunan disusun mulai tahun 1970.
6

Tim Penyusun NBM tingkat nasional yang beranggotakan beberapa


instansi seperti Departemen Pertanian, BPS, dan instansi terkait lainnya
dibentuk berdasarkan Instruksi Menteri PertanianNomor 12/INS/UM/6/1975
tanggal 19 Juni 1975. Tim ini bertugas melakukan penyusunan Buku
Pedoman Penyusunan NBM serta melakukan publikasi NBM tahunan.
Publikasi NBM oleh BPS dilakukan hanya sampai dengan edisi 1998 – 1999.
Selanjutnya mulai edisi 1999 – 2000 publikasi NBM dilakukan oleh Badan
Bimas Ketahanan Pangan (BBKP) sesuai dengan fungsi BBKP menurut
Keputusan Presiden Nomor 165 tahun 2001, yaitu melakukan pengkajian,
perumusan kebijakan, pemantauan dan pengembangan ketersediaan dan
produksi pangan.
Keberadaan NBM di tingkat nasional dirasakan terlalu bersifat
agregat, padahal penyusunan kebijakan pangan di tingkat regional juga
membutuhkan informasi NBM. Menyadari akan tuntutan tersebut, pada tahun
1979 Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian atas nama Menteri Pertanian
mengeluarkan instruksi keseluruh Kepala Kantor Wilayah Departemen
Pertanian melalui surat Nomor 92/B/1979, tanggal 18 Januari 1979 untuk
melakukan penyusunan NBM regional/provinsi. Sejalan dengan itu
dikeluarkan pula Instruksi Presiden Nomor 20 tahun 1979, tanggal 8 Oktober
1979 tentang Perbaikan Mutu Makanan Rakyat termasuk di dalamnya
penyajian NBM sebagai kelanjutan Instruksi Presiden Nomor 14 tahun 1974.
Pada tahun 1985 seluruh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian
diinstruksikan untuk mengembangkan penyusunan NBM regional/provinsi
melalui surat Nomor RC.220/487/B/II/1985 tanggal 20 Januari 1985.
Dasar hokum lainnya yang mendukung penyusunan NBM antara lain
Undang undang No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan; PP No.17 tahun 2005
tentang Ketahanan Pangan dan Gizi; UU No. 22 tahun 2014 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah; Peraturan Presiden (PERPRES) No. 7 Tahun 2015
tentang Organisasi Kementerian Negara; Permentan No
43/Permentan/OT.110/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
7

Pertanian; dan Permendagri No 86 tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,


Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah dan Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja
Pemerintahan Daerah.
C. Definisi dan Ruang Lingkup Neraca Bahan Makanan
FAO dalam panduannya menyatakan bahwa “Food balance sheets
present a comprehensive picture of the pattern of a country’s food supply
during a specified reference period” (Food Balance Sheet: A Hand Book,
2001) yang diartikan sebagai tabel yang menyajikan gambaran menyeluruh
tentang penyediaan (supply pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu
(dalam kurun waktu satu tahun).
NBM menunjukkan ketersediaan bahan pangan untuk setiap
komoditas dan olahannya yang lazim dikonsumsi penduduk berdasarkan
sumber penyediaan dan penggunaannya. Penyediaan diperoleh dari jumlah
total bahan pangan yang diproduksi dikurangi dengan perubahan stok
ditambahkan dengan jumlah total yang diimpor dan dikurangi dengan jumlah
total yang diekspor selama periode tersebut. Sedangkan penggunaan diperoleh
dari total kebutuhan pakan, bibit, industry makanan dan non makanan,
tercecer, serta bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi manusia.
Ketersediaan per kapita untuk dikonsumsi diperoleh dengan membagi
ketersediaan bahan makanan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
NBM menyajikan angka rata-rata bahan makanan per komoditas yang
tersedia untuk dikonsumsi penduduk dalam kilogram per kapita pertahun serta
dalam gram per kapita per hari. Selanjutnya untuk mengetahui nilai gizi bahan
makanan yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut, maka angka ketersediaan
bahan makanan per kapita per hari dikonversi ke dalam satuan energi, protein,
dan lemak.
8

Penyusunan NBM mengacu kepada metode dari Food and Agriculture


Organization (FAO) yang kemudian disesuaikan dengan kondisi ketersediaan
data di Indonesia, serta memperhatikan pendapat dan saran para ahli
pertanian, ekonomi dan statistic khususnya dalam asumsi dasar yang
melandasi penyusunan NBM di Indonesia.
D. Manfaat Neraca Bahan Makanan
NBM dapat digunakan untuk :
1. Mengetahui jumlah penyediaan pangan, penggunaan pangan dan
ketersediaan pangan per kapita untuk konsumsi penduduk.
2. Mengevaluasi pengadaan dan penggunaan pangan.
3. Mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan berdasarkan rekomendasi
kecukupan gizi dan pola pangan harapan dari aspek ketersediaan.
4. Bahan acuan dalam perencanaan produksi/pengadaan pangan.
5. Bahan penyusunan kebijakan pangan dan gizi
BAB III
METODE PERHITUNGAN NERACA BAHAN MAKANAN

A. Metode Perhitungan
Penyediaan (supply) suatu komoditas bahan makanan diperoleh dari produksi
dikurangi perubahan stok, ditambah dengan impor dan dikurangi ekspor.
Komponenkomponen penyediaan terdiri atas produksi, perubahan stok, impor dan
ekspor. Persamaan penyediaan :
TS = O - ∆St + M – X
Keterangan :
TS = total penyediaan dalam negeri (total supply)
O = produksi
∆St = stok akhir – stok awal
M = impor
X = ekspor
Total penyediaan tersebut digunakan untuk kebutuhan pakan, bibit, industri
makanan dan non makanan, komponen tercecer, bahan makanan yang tersedia
untuk dikonsumsi, serta penggunaan lain yang belum diketahui dengan pasti
besaran penggunaannya seperti makanan turis, pengungsi, kebutuhan hotel,
restoran dan katering serta industri yang tidak tercatat. Total penggunaan :
TU = F + S + I + W + Fd + Rou
Keterangan :
TU = total penggunaan (total utilization)
F = pakan
S = bibit
I = industry
W = tercecer
Fd = ketersediaan bahan makanan
Rou = Penggunaan lain

9
10

Total penyediaan bahan makanan (TS) adalah sama dengan total penggunaannya
(TU), yang dapat dinyatakan dengan persamaan:
TS = TU, atau O - ∆St + M – X = F + S + I + W + Fd + Rou
Berdasarkan persamaan tersebut diatas, maka jumlah bahan makanan yang
tersedia untuk dikonsumsi (Fd) yaitu:
Fd = O - ∆St + M – X – (F + S + I + W + Rou)
Untuk mendapatkan jumlah ketersediaan bahan makanan per kapita maka jumlah
bahan makanan yang tersedia dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun,
yang dapat dinyatakan dengan persamaan:
Fd perkapita = Fd / ∑ penduduk

B. Komponen-komponen Neraca Bahan Makanan


Tabel NBM dibagi menjadi tiga kelompok penyajian yaitu
penyediaan/pengadaan, penggunaan/pemanfaatan dan ketersediaan perkapita.
Jumlah penyediaan harus sama dengan jumlah penggunaan. Komponen
penyediaan meliputi produksi (masukan dan keluaran), perubahan stok, impor,
dan ekspor. Sedangkan komponen penggunaan meliputi penggunaan untuk pakan,
bibit, industri (makanan dan bukan makanan), komponen tercecer, dan bahan
makanan yang tersedia untuk dikonsumsi serta penggunaan lain. Bahan makanan
yang tersedia untuk dikonsumsi ini kemudian dinyatakan dalam ketersediaan
bahan makanan per kapita (kg/th dan gr/hr), ketersediaan energi (kkal/hr),
ketersediaan protein (gr/hr), dan ketersediaan lemak (gr/hr).

C. Jenis Bahan Makanan


Jenis bahan makanan yang dicakup dalam NBM meliputi bahan makanan
yang bersumber dari nabati maupun hewani dan lazim dikonsumsi oleh
penduduk. Bahan makanan tersebut dikelompokkan menjadi 11 kelompok
menurut jenisnya, dan diikuti prosesnya mulai dari saat diproduksi sampai dengan
dipasarkan atau tersedia untuk dikonsumsi penduduk, dalam bentuk awal maupun
bentuk turunan. Turunan dari bahan makanan tersebut dapat masuk ke dalam satu
11

kelompok bahan makanan yang sama atau yang berbeda dengan jenis bahan
makanan bentuk awalnya. Cakupan bahan makanan setiap kelompok pada NBM
Provinsi/Kabupaten/Kota dapat berbeda dengan NBM Nasional. Sangat
dipengaruhi oleh potensi wilayah dalam produksi dan pola konsumsi bahan
makanan.
Pengelompokan Bahan Makanan dalam NBM :

No Kelompok Bahan Makanan Keterangan/Jenis Bahan Makanan


(1) (2) (3)
1. Padi-padian Padi – padian terdiri atas bahan
makanan seperti; gandum beserta
produksi turunannya tepung gandum
(tepung terigu), gabah (gabah kering
giling) beserta produksi turunannya
beras, jagung (pipilan), dan jagung
basah
2. Makanan berpati Makanan berpati adalah bahan
makanan yang mengandung pati yang
berasal dari akar/umbi dan lain – lain
bagian tanaman yang merupakan
bahan makanan pokok lainnya.
Kelompok ini terdiri atas; ubi jalar,
ubi kayu dengan produksi turunannya
yaitu gaplek dan tapioka, tepung sagu
yang merupakan produksi turunan
dari sagu.
3. Gula Terdiri atas gula pasir dan gula merah
(gula mangkok, gula aren, gula
semut, gula siwalan, dan lain – lain),
baik yang merupakan hasil olahan
pabrik maupun rumah tangga.
4. Buah/biji berminyak Merupakan kelompok bahan
makanan yang mengandung minyak
yang berasal dari buah dan biji –
bijian. Bahan makanan dalam
kelompok ini adalah; kacang tanah
berkulit beserta produksi turunannya
kacang tanah lepas kulit, kedelai,
kacang hijau, kelapa daging
(produksi turunan dari kelapa
berkulit), dan kopra (turunan dari
12

kelapa daging)
5. Buah-buahan Alpukat, jeruk, duku, durian, jambu,
mangga, nenas, papaya, pisang,
rambutan, salak, sawo, dan lainnya
6. Sayur-sayuran Bawang merah, ketimun, kacang
merah, kacang panjang, kentang,
kubis, tomat, wortel, cabe, terong,
petsai/sawi, bawang daun, kangkung,
lobak, labu siam, buncis, bayam,
bawang putih, dan lainnya.
7. Daging Daging sapi, daging kerbau, daging
kambing, daging domba, daging
kuda/lainnya, daging babi, daging
ayam buras, daging ayam ras, daging
itik, dan jeroan semua jenis.
8. Telur Telur ayam buras, telur ayam ras,
telur itik, dan telur unggas lainnya.
9. Susu Susu sapi termasuk susu olahan
impor yang disetarakan susu segar.
10. Ikan Komoditas yang berupa binatang air
dan biota perairan lainnya yang
meliputi jenis ikan darat dan ikan
laut, baik budidaya maupun tangkap
serta rumput laut.
11. Minyak & Lemak Berasal dari nabati: minyak kacang
tanah, minyak goreng kelapa, minyak
goreng sawit, minyak goreng kedelai,
minyak goreng jagung, minyak
goreng wijen. Berasal dari hewani:
lemak sapi, lemak kerbau, lemak
kambing, lemak domba, lemak babi.
13

D. Prosedur Pengisian Neraca Bahan Makanan


Jenis bahan makanan
Kolom 1 : Masukkan nama seluruh bahan makanan sesuai dengan
kelompok komoditasnya.
Produksi (Masukan)
Kolom 2 : Masukkan angka produksi yang masih akan mengalami
perubahan bentuk sesuai dengan komoditasnya.
Produksi (Keluaran)
Masukkan angka produksi yang merupakan produk awal
Kolom 3 : yang diperoleh dari hasil produksi dan belum mengalami
perubahan maupun produksi turunan dari produksi masukan/
input (kolom 2).
Perubahan Stok
Masukkan angka perubahan stok bahan makanan berikut
Kolom 4 :
tandanya
jika negatif (-) atau positif (+).
Impor
Kolom 5 : Masukkan angka jumlah bahan makanan yang masuk dari
negara atau wilayah lain.
Penyediaan dalam negeri sebelum ekspor
Masukkan angka hasil dari produksi keluaran (kolom 3)
Kolom 6 :
dikurangi perubahan stok (kolom 4) ditambah impor (kolom
5).
Ekspor
Masukkan angka jumlah bahan makanan yang dikeluarkan
Kolom 7 :
dari wilayah administrasi/daerah ke luar negeri maupun ke
wilayah lain.
Penyediaan dalam negeri
Kolom 8 : Masukkan angka hasil dari penyediaan dalam negeri
sebelum ekspor (kolom 6) dikurangi ekspor (kolom 7).
Pakan
Kolom 9 : Masukkan angka jumlah bahan makanan yang digunakan
untuk pakan.
Bibit/Benih
Kolom 10 : Masukkan angka jumlah bahan makanan yang digunakan
untuk bibit
Diolah untuk makanaan
Kolom 11 : Masukkan angka jumlah bahan makanan yang berasal dari
penyediaan dalam negeri yang diolah untuk makanan.
Diolah untuk bukan makanan
Masukkan angka jumlah bahan makanan yang berasal dari
Kolom 12 :
penyediaan dalam negeri yang diolah untuk keperluan bukan
makanan.
Kolom 13 : Tercecer
14

Masukkan angka jumlah bahan makanan yang tercecer.


Penggunaan lain
Kolom 14 : Masukkan angka jumlah bahan makanan untuk penggunaan
lain.
Bahan makanan
Masukkan angka jumlah bahan makanan hasil pengurangan
Kolom 15 : dari:
kolom (8) – kolom (9) – kolom (10) – kolom (11) – kolom
(12) – kolom (13) – kolom (14).
Ketersediaan per kapita (kg/tahun)
Masukkan angka hasil perhitungan dari bahan makanan
Kolom 16 : (kolom 15) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun dikalikan 1.000.
(1 ton = 1.000 kilogram)
Ketersediaan per kapita (gram/hari)
Masukkan angka hasil perhitungan dari ketersediaan per
Kolom 17 :
kapita kg/tahun (kolom 16) dibagi dengan jumlah hari dalam
satu tahun (365 hari) dikali 1.000 (1 kg= 1.000 gram)
Ketersediaan energi per kapita (kkal/hr)
Masukkan angka hasil perkalian kolom (17) dengan
persentase
Bagian yang Dapat Dimakan (BDD), kemudian dikalikan
Kolom 18 :
dengan kandungan energi dari 100 gram bahan makanan,
dibagi 100.
Energi (kkal/hr) = kol (17) x % BDD x kandungan energi :
100
Ketersediaan protein per kapita (gr/hr)
Masukkan angka hasil perkalian kolom (17) dengan
persentase BDD, kemudian dikalikan dengan kandungan
Kolom 19 :
protein dari 100 gram bahan makanan, dibagi 100.
Protein (gr/hr) = kol (17) x % BDD x kandungan protein :
100
Ketersediaan lemak per kapita (gr/hr)
Masukkan angka hasil perkalian kolom (17) dengan
Kolom 20 : persentase BDD, kemudian dikalikan dengan kandungan
lemak dari 100 gram bahan makanan, dibagi 100.
Lemak (gr/hr)= kol (17) x % BDD x kandungan lemak : 100
15

E. Syarat-Syarat Penyusunan NBM


Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyusunan NBM yaitu
jenis bahan makanan, data penduduk, besaran dan angka konversi, komposisi gizi
bahanmakanan, serta cara penulisan dan pembulatan angka
1. Jenis Bahan Makanan
Jenis bahan makanan yang dimaksud disini adalah jenis bahan makanan yang
lazim atau umum dikonsumsi oleh masyarakat suatu negara/daerah dan data
produksinya tersedia secara kontinyu dan resmi.
2. Data Penduduk
Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk pertengahan tahun
yang bersumber dari BPS. Data penduduk tersebut termasuk penduduk asing
yang bermukim di Indonesia minimal selama 6 bulan.
3. Besaran dan Angka Konversi
Besaran dan angka konversi yang digunakan adalah besaran dan angka
konversiyang ditetapkan oleh Tim NBM Nasional. Untuk penyusunan NBM
Regional, jikabesaran dan angka konversi tersedia di wilayahnya, maka dapat
digunakan angkakonversi tersebut dengan menyebut sumbernya. Namun jika
belum tersedia makadapat digunakan besaran dan angka konversi nasional.
4. Komposisi Gizi Bahan Makanan
Komposisi gizi adalah besarnya nilai kandungan gizi dari bagian yang dapat
dimakan(BDD). Jika dalam satu komoditas terdapat beberapa jenis, diambil
kandungan gizidari jenis yang paling banyak dikonsumsi, namun apabila
beberapa jenis tersebut tidak ada yang dominan, dapat diambil rata – rata dari
kandungan gizinya. Komposisi Gizi Bahan Makanan yang digunakan
bersumber dari buku Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), publikasi
Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan R.I. tahun 1981yang kemudian
terakhir diperbaharui dengan Tabel Komposisi Pangan Indonesia,
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2017. Sumber lain yang dapat digunakan
yaitu daftar komposisi gizi bahan makanan yang diolah dan dikeluarkan oleh
Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan
16

Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian tahun 2013. Disamping itu


terdapat pula sumber lain yang resmi yaitu dari Food Composition Table for
Use In East Asia dan Food Composition Table for International Use,
Publikasi FAO.
5. Cara Entri Data dan Penyajian
Entri data menggunakan satuan ribu ton dalam bentuk dua digit dibelakang
koma. Halini dilakukan agar informasi/data awal yang tersedia dapat
digunakanseutuhnya/selengkapnya. Penyajian angka mulai dari kolom (2)
hingga kolom (15) dankolom (18) dalam bentuk bilangan bulat sementara
untuk ketersediaan per kapita(kolom 16,17, 19 dan 20 menggunakan 2 digit
dibelakang koma.
6. Cara Pembulatan
Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya kurang dari setengah
dibulatkan kebawah. Sementara semua bilangan di belakang koma yang
nilainya sama atau lebihdari setengah dibulatkan ke atas. Cara ini juga
berlaku untuk penyajian dua digit dibelakang koma (kolom 16, 17, 19, dan
20). Jika data tidak tersedia/tidak ada diisidengan notasi strip (-), sedangkan
jika data tersedia namun jumlah kurang dari 500 ton diisi dengan notasi nol
(0). Untuk NBM Regional menggunakan satuan ton, apabilajumlahnya
kurang dari 500 kilogram diisi dengan notasi nol (0).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Pe KandunganZatGizi per 100


ProduksiPr Ketersediaanuntukkonsumsi per
ru PemakaiandalamPropinsiNational Utilization gr BDD PanganPer 100 KonversiKelompok PPH PPH
oduction kapitaPer Capita Consumption
ba (Ton) EDP of Food Nutrition Group Conversion
(Ton) Availability
h- I Content
Penye
an m Penyediaa
diaan
St p nPropinsiE
Eksp Propi
Mas Ke ok or ksporSupp Pa Bi Diolahuntuk Yang Baha kg/t gr/h Energi Pr Le Energi Pr Le B Kelo Komo Konve Be
JenisBahanMakananCom orEx nsi
uka lua Ch I ly ka bit Manufacture Terc nMa hnk arigr kal/ha ot ma kal/ha ot ma D mpo ditasC rsiCon rat
modity port Suppl
nInp ra an m Available nF Se for ecer kana g/ye /day rical/d ei kF rical/d ei kF D kGro omodi versio PP
s y
ut n ge po before ee ed Mak Bukan Was n ar ay n ats ay n ats E up ty n H
Availa
Ou s rt Export d ana Maka te Food Pr gr/ Pr gr/ D Q
ble
tp in s nFo nanN ot da ot da P ua
ut St od on ei y ei y % nti
oc Food ns ns ty
k gr gr gr
/d /d
ay ay
(5 (1 (1 (19 (2 (22 (2 (2
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (20) (24) (25)
) 0) 8) ) 1) ) 3) 6)
PADI-PADIAN /
CEREALS
I .

1 . PadigagangKering 50 0 502.553 0 502.5 2.2 4.5 468. 0 27.1 - - - - -


Giling / Dry stalk - 2.5 53 11 23 681 38 -
paddy /unhusked 53
rice
2 . GabahKrgGiling / 468. 29 0 294.050 0 294.0 0 7.35 286. 164, 450, 1.636, 40 6,3 363 8, 1,4 1 1 11 1,00 45
BerasUnhusked 681 4.0 50 - - - 1 699 57 88 71 ,1 1 9 0 0,
rice / Rice 50 3 0 88
3 . Jagung / Maize 87. 0 87.362 0 87.36 5.2 0 0 4.36 77.7 44,6 122, 390,68 10 4,2 355 9, 3,9 9 1 12 1,00 12
- 36 2 42 - 8 52 3 28 ,1 9 2 0 2,
2 2 28
4 JagungbasahFres 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 129 4, 1,3 2 1 12 0,39 0,
h Maize - - 00 0 1 8 00
5 . GandumWheat 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
- - - - - -
6 . TepunggandumW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 333 9, 1,0 1 1 13 1,00 0,
heat Flour - - - - 00 0 0 0 00
0
2.027, 50 10,
39 ,2 60
5

17
18
II . MAKANAN
BERPATI /
STARCHY FOOD
1 . UbiJalar / Sweet 26. 0 26.445 0 26.44 52 0 0 2.64 23.2 13,3 36,6 45,78 0, 0,1 139 1, 0,4 9 2 22 1,00 36
potatoes - 44 5 9 - 5 72 6 0 43 3 3 0 ,6
5 0
2 . UbiKayu / 47. 47.735 0 47.73 95 0 0 6.20 40.5 23,2 63,8 83,53 0, 0,1 154 1, 0,3 8 2 21 1,00 63
Cassava - 73 5 5 - 6 75 9 1 54 6 0 5 ,8
5 1
3 . Ubikayu/GaplekC - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 338 1, 0,7 1 2 21 2,78 0,
assava/Manioc - 00 0 5 0 00
0
4 . Ubikayu/Tapioka - - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 362 0, 0,3 1 2 21 3,57 0,
Cassava/Tapioca - - 00 0 5 0 00
0
5 . Sagu / - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 209 0, 0,2 1 2 23 2,50 0,
TepungSaguSago - - 00 0 3 0 00
pith / Sago flour 0
129,31 0, 0,2
97 9
II . GULA/SUGA
I R
1 . GulaPasir 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 364 0, 0,0 1 7 71 1,00 0,
/Refined Sugar - - - - 00 0 0 0 00
0
2 . GulamerahBrown 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 370 1, 3,5 1 7 72 1,00 0,
sugar - - - - - 00 0 1 0 00
0
0,00 0, 0,0
00 0
I . BUAH/BIJI
V BERMINYAK /
PULSES NUT &
OIL SEEDS
1 . Kacang Tanah 11. 0 11.302 0 11.30 10.7 0 565 - - - - -
Berkulit / - 30 - 2 - - 37 -
Groundnuts in 2
shell
2 . Kacang Tanah 10.7 6.4 0 6.442 6.442 0 0 548 0 322 5.57 3,20 8,76 39,61 2, 3,7 452 25 42, 1 6 61 1,00 8,
LepasKulit / 37 42 2 22 5 ,3 8 0 76
Groundnuts in 0
shelled
3 . Kedelai / 3.4 0 3.458 0 3.458 12 0 0 173 3.27 1,88 5,15 19,61 2, 0,8 381 40 16, 1 6 62 1,00 5,
Soyabeans - 58 - 3 08 6 ,4 7 0 15
0
4 . KacangHijau / 1.4 0 1.405 0 1.405 28 0 0 70 1.30 0,75 2,05 6,93 0, 0,0 337 20 1,8 1 6 63 1,00 2,
Greenpeas - 05 - 7 42 4 ,3 0 05
0
19
5 . KelapaBerkulit / 31.3 7.5 0 7.523 0 7.523 4 3.99 0 275 3.24 1,86 5,11 9,72 0, 0,9 359 3, 34, 5 5 51 1,00 5,
daging / Coconut 48 23 - 6 8 09 4 4 7 3 11
in husk /Coconut
meat
6 . KelapaDaging / 3.99 1.7 0 1.798 0 1.798 1.77 0 20 35963 3, 34, 5 55 51 52 1,00 0,
KopraCoconut 6 98 - - - 9 - - - - - - 6 41 76 3 1,00 00
meat / Copra 9, 3,0 1
0 0
0
75,87 4, 5,5
81 9
V . BUAH-BUAHAN /
FRUITS
1 . Alpokat / 3.6 0 3.606 0 3.606 29 3.57 2,05 5,63 2,92 0, 0,2 85 0, 6,5 6 8 81 1,00 5,
Avocados - 06 - - - - - 7 03 2 9 1 63
2 . Jeruk / Oranges 38 0 388 0 388 15 373 0,21 0,59 0,18 0, 0,0 44 0, 0,2 7 8 81 1,00 0,
- 8 - - - - - 00 0 8 1 59
3 . D u k u / Lanzon 88 0 884 0 884 7 877 0,50 1,38 0,56 0, 0,0 63 1, 0,2 6 8 81 1,00 1,
- 4 - - - - - 01 0 0 4 38
RealisasiAngga
randibawah 70
%
4 . Durian /Durians 33. 0 33.102 0 33.10 3.31 29.7 17,1 46,8 13,81 0, 0,3 134 2, 3,0 2 8 81 1,00 46
- 10 - 2 - - - - 0 92 0 5 26 1 5 2 ,8
2 5
5 . Jambu 1.2 0 1.272 0 1.272 10 1.26 0,72 1,98 0,80 0, 0,0 48 0, 0,3 8 8 81 1,00 1,
/Waterapples - 72 - - - - - 2 01 1 8 4 98
6 . Mangga 5.1 0 5.168 0 5.168 362 4.80 2,76 7,56 2,75 0, 0,0 56 0, 0,2 6 8 81 1,00 7,
/Mangoes - 68 - - - - - 6 03 1 6 5 56
7 . Nenas / 48 0 486 0 486 25 461 0,26 0,72 0,15 0, 0,0 40 0, 0,3 5 8 81 1,00 0,
Pineapples - 6 - - - - - 00 0 6 3 72
8 . Pepaya / Papayas 7.7 0 7.705 0 7.705 478 7.22 4,15 11,3 3,92 0, 0,0 46 0, 0,0 7 8 81 1,00 11
- 05 - - - - - 7 7 04 0 5 5 ,3
7
9 . Pisang / Bananas 25. 0 25.082 0 25.08 1.17 23.9 13,7 37,5 26,98 0, 0,0 92 1, 0,3 7 8 81 1,00 37
- 08 - 2 - - - - 9 03 2 9 29 9 0 8 ,5
2 9
1 . Rambutan 11. 0 11.144 0 11.14 90 11.0 6,35 17,3 4,80 0, 0,0 69 0, 0,1 4 8 81 1,00 17
0 /Rambutans - 14 - 4 - - - - 54 8 06 1 9 0 ,3
4 8
1 . Salak 3.8 0 3.801 0 3.801 258 3.54 2,03 5,57 2,95 0, 0,0 57 0, 0,1 9 8 81 1,00 5,
1 /Zalakaedulis - 01 - - - - - 3 03 1 5 3 57
1 . S a w o /Sapodila 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 92 0, 1,1 8 8 81 1,00 0,
2 - - - - - - - 00 0 5 3 00
1 . Semangka 9.2 0 9.248 0 9.248 77 9.17 5,26 14,4 1,86 0, 0,0 28 0, 0,2 4 8 81 1,00 14
3 /Watermelon - 48 - - - - - 1 2 03 1 5 6 ,4
2
20
1 . Belimbing 88 0 880 0 880 7 873 0,50 1,37 0,42 0, 0,0 36 0, 0,4 8 8 81 1,00 1,
4 /Starfruit - 0 - - - - - 00 0 4 6 37
1 . Manggis / 3.6 0 3.677 0 3.677 31 3.64 2,09 5,73 1,05 0, 0,0 63 0, 0,6 2 8 81 1,00 5,
5 - 77 - - - - - 6 01 1 6 9 73
1 . Nangka / 6.4 0 6.466 0 6.466 54 6.41 3,68 10,0 2,99 0, 0,0 106 1, 0,3 2 8 81 1,00 10
6 Cempedak - 66 - - - - - 2 8 03 1 2 8 ,0
8
1 . Markisa / 38 0 38 0 38 0 38 0,02 0,06 0,05 0, 0,0 92 0, 1,1 8 8 81 1,00 0,
7 - - - - - - 00 0 5 3 06
1 . Sirsak / 49 0 498 0 498 4 494 0,28 0,78 0,34 0, 0,0 65 1, 0,3 6 8 81 1,00 0,
8 - 8 - - - - - 01 0 0 8 78
1 . Sukun / 78 0 781 0 781 6 775 0,44 1,22 0,36 0, 0,0 106 1, 0,3 2 8 81 1,00 1,
9 - 1 - - - - - 00 0 2 8 22
2 . Apel /Apple 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 58 0, 0,4 8 8 81 1,00 0,
0 - - - - - - - 00 0 3 8 00
2 . Anggur /Grape 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 57 0, 0,1 9 8 81 1,00 0,
1 - - - - - - - 00 0 5 3 00
2 . Lainnya / *) 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 92 1, 0,3 7 8 81 1,00 0,
2 Others *) Melon, - - - - - - - 00 0 0 8 00
Blewah, Stroberi
66,90 0, 0,6
86 9
V . SAYURAN
I /VEGETABLES
1 . BawangMerah 506 32 0 327 0 327 1 - - 27 299 0,17 0,47 0,16 0, 0,0 39 1, 0,3 9 8 82 1,00 0,
/Shallot 7 - - 01 0 5 0 47
2 . Ketimun / 22. 0 22.649 0 22.64 16 - 11 562 21.9 12,5 34,4 1,52 0, 0,0 8 0, 0,2 5 8 82 1,00 34
Cucumber - 64 9 - 1 15 8 7 04 4 2 5 ,4
9 7
3 . KacangMerah / 0 0 0 0 0 - - 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 314 22 1,1 9 6 64 1,00 0,
Kidney Beans - - - - 00 0 ,1 7 00
4 . KacangPanjang 0 0 0 0 - - 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 30 3, 0,5 9 8 82 1,00 0,
/Cow Peas - - - - - 00 0 0 2 00
5 . Kentang 6.4 0 6.469 0 6.469 77 - 325 6.06 3,48 9,54 4,97 0, 0,0 62 2, 0,2 8 2 24 1,00 9,
/Potatoes - 69 - - - 7 17 2 1 4 54
6 . Kol / Kubis 73. 0 73.864 0 73.86 4.12 69.7 40,0 109, 19,74 1, 0,1 24 1, 0,2 7 8 82 1,00 10
/Cabbage - 86 - 4 - - - - 9 35 3 67 15 6 4 5 9,
4 67
7 . Tomat 25. 0 25.981 0 25.98 11 2.29 23.5 13,5 37,0 8,45 0, 0,1 24 1, 0,5 9 8 82 1,00 37
/Tomatoes - 98 - 1 - 4 - - 4 73 3 7 46 8 3 5 ,0
1 7
8 . Wortel /Carrots 25. 0 25.981 0 25.98 - #VALU 639 25.3 14,5 39,8 11,47 0, 0,1 36 1, 0,6 8 8 82 1,00 39
- 98 - 1 - - E! 29 4 3 32 9 0 0 ,8
1 3
9 . C a b e /C h i l li 41. 0 41.491 0 41.49 29 0 2.18 39.0 22,3 61,3 53,71 2, 1,2 103 4, 2,4 8 8 82 1,00 61
- 49 - 1 - 5 - 7 10 9 5 45 5 7 5 ,3
1 5
21
1 . Terung /Eggplant 65. 0 65.963 0 65.96 48 1.66 63.8 36,6 100, 26,56 1, 0,8 27 1, 0,9 9 8 82 1,00 10
0 - 96 - 3 - 2 - - 2 19 3 37 08 9 1 8 0,
3 37
1 . Petsai / sawi 28. 0 28.852 28.85 710 28.1 16,1 44,2 2,92 0, 0,0 22 2, 0,5 3 8 82 1,00 44
1 /Cabbage / - 85 - - 2 - - - - 42 5 6 28 7 1 0 ,2
Mustard 2 6
GreensChinese
Radish
1 . BawangDaun 19. 0 19.772 0 19.77 13 486 19.1 11,0 30,1 5,86 0, 0,1 29 1, 0,7 6 8 82 1,00 30
2 /Spring Onions - 77 - 2 - 8 - - 93 2 8 36 4 8 7 ,1
2 8
1 . Kangkung / 13. 0 13.887 0 13.88 81 358 13.4 7,72 21,1 3,55 0, 0,0 28 3, 0,7 6 8 82 1,00 21
3 Swampcabbage - 88 - 7 - - - 48 5 43 9 4 0 ,1
7 5
1 . Lobak / 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 19 0, 0,1 8 8 82 1,00 0,
4 - - - - - - 00 0 9 3 00
1 . Labu Siam / 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 24 0, 0,2 8 8 82 1,00 0,
5 Pumpkin - - - - - - - 00 0 8 0 00
1 . Buncis / 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 34 2, 0,3 9 8 82 1,00 0,
6 Greenbeans - - - - - - 00 0 4 0 00
1 . Bayam / Spinach 4.4 0 4.441 0 4.441 12 124 4.19 2,41 6,60 0,75 0, 0,0 16 0, 0,4 7 8 82 1,00 6,
7 - 41 - - 1 - - 6 04 2 9 1 60
1 . BawangPutih 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 95 4, 0,2 8 8 82 1,00 0,
8 /Garlic - - - - - 00 0 5 8 00
1 . KembangKol / 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 30 3, 0,5 9 8 82 1,00 0,
9 - - - - - - - 00 0 0 2 00
2 . Jamur / 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 128 16 0,9 1 8 82 1,00 0,
0 Mushroom - - - - - - - 00 0 ,0 0 00
0
2 . Melinjo / 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 66 5, 0,7 6 8 82 1,00 0,
1 - - - - - - - - 00 0 0 0 00
2 . Petai / 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 20 3, 15, 9 8 82 1,00 0,
2 - - - - - - - - 00 0 5 2 2 00
2 . Jengkol / 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 20 3, 0,1 9 8 82 1,00 0,
3 - - - - - - - - 00 0 5 0 00
2 . Sayuranlainnya/ 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 24 0, 0,2 8 8 82 1,00 0,
4 *) Others*) - - - - - - 00 0 8 0 00
Paprika
139,67 6, 3,0
79 4
V . DAGING /M
II EAT
1 . DagingSapi /Beef 3.55 2.6 0 2.660 0 2.660 0 0 133 2.52 1,45 3,97 8,23 0, 0,5 207 18 14, 1 3 31 1,00 3,
Meat 1 60 - - 7 75 6 ,8 0 0 97
0
2 . DagingKerbau 2.31 1.6 0 1.624 0 1.624 0 0 81 1.54 0,89 2,43 2,04 0, 0,0 84 18 0,5 1 3 31 1,00 2,
/Buffalo Meat 1 24 - - 3 45 1 ,7 0 43
0
22
3 . DagingKambing / 218 14 0 148 0 148 0 0 7 140 0,08 0,22 0,34 0, 0,0 154 16 9,2 1 3 31 1,00 0,
Meat Goat 8 - - 04 2 ,6 0 22
0
4 . DagingDomba 10 70 00 7 00 7155 0 0 0 6 0,00 0,01 0,02 0, 0,0 206 17 14, 1 3 31 1,00 0,
/Mutton Meat - - 00 0 ,1 8 0 01
0
5 . DagingKuda / 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 118 18 4,1 1 3 31 1,00 0,
Horse Meat - - - - 00 0 ,1 0 00
0
6 . Daging Babi /Pork 16 11 0 11 0 11 0 0 1 10 0,01 0,02 0,07 0, 0,0 417 13 40, 1 3 31 1,00 0,
Meat - - 00 1 ,0 0 0 02
0
7 . DagingAyam 803 46 466 0 466 0 0 23 443 0,25 0,70 2,10 0, 0,1 302 18 25, 1 3 32 1,00 0,
Buras / Local 6 - - 13 7 ,2 0 0 70
Chicken Meat 0
8 . DagingAyamRas/ 4.05 2.3 0 2.352 0 2.352 0 0 118 2.23 1,28 3,51 10,61 0, 0,8 302 18 25, 1 3 32 1,00 3,
Improved Chicken 5 52 - - 4 64 8 ,2 0 0 51
Meat 0
9 . DagingItik /Duck 27 16 16 0 16 0 0 1 15 0,01 0,02 0,08 0, 0,0 326 16 28, 1 3 32 1,00 0,
Meat - - 00 1 ,0 6 0 02
0
1 . JeroanSemuaJeni 14 0 147.019 0 147.0 0 0 147. 84,3 231, 293,64 36 14, 127 15 6,4 1 3 31 1,00 23
0 s/ Offal All Kind - 7.0 - 19 - - - 019 9 21 ,3 80 ,7 0 1,
19 0 0 21
317,13 38 16,
,3 45
1
V . T E L U R /E G G
II S
I
1 . TelurAyam Buras 1.1 1.167 0 1.167 0 29 45 830 0,48 1,31 2,25 0, 0,1 198 13 15, 8 3 33 1,00 1,
/ Local Hen Eggs - 67 2 - - 15 7 ,0 3 7 31
2 . TelurAyamRas/ 33 0 336 0 336 0 0 7 329 0,19 0,52 0,71 0, 0,0 154 12 10, 8 3 33 1,00 0,
Improved Hen - 6 - - 06 5 ,4 8 9 52
Eggs
3 . TelurItik /Duck 38 387 0 387 0 52 15 320 0,18 0,50 0,85 0, 0,0 189 13 14, 9 3 33 1,00 0,
Eggs - 7 - - 06 6 ,1 3 0 50
3,81 0, 0,2
26 9
I . S U S U /M I L K
X
1 . SusuSapi /Cow 70 0 0 70 0 70 7 0 4 59 0,03 0,09 0,06 0, 0,0 61 3, 3,5 1 3 34 1,00 0,
Milk - - - 00 0 2 0 09
0
2 . Susuimpor 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 61 3, 3,5 1 3 34 1,00 0,
/Imported milk - - - - - - 00 0 2 0 00
0
23
0,06 0, 0,0
00 0
X IKAN /FISH
I
1 . Tuna/Cakalng/To 3.7 0 3.744 0 3.744 0 0 112 3.63 2,08 5,71 4,63 0, 0,0 81 17 1,0 1 3 35 1,00 5,
ngkolTunas/Skipj - 44 - - 2 97 6 ,0 0 71
ade/Eastern little 0
2 . KakapGiant 66 0 660 0 660 0 0 20 640 0,37 1,01 0,93 0, 0,0 92 20 0,7 1 3 35 1,00 1,
seaperch - 0 - - 20 1 ,0 0 01
0
3 . CucutSharks 71 0 710 0 710 0 0 21 689 0,40 1,08 0,62 0, 0,0 57 10 0,3 1 3 35 1,00 1,
- 0 - - 12 0 ,7 0 08
0
4 . BawalPomfret 94 949 0 949 0 0 28 921 0,53 1,45 0,98 0, 0,0 68 10 2,7 1 3 35 1,00 1,
- 9 - - 15 4 ,3 0 45
0
5 . Teri Anchovies 1.1 0 1.182 0 1.182 0 0 35 1.14 0,66 1,80 1,33 0, 0,0 74 10 1,4 1 3 35 1,00 1,
- 82 - - 7 19 3 ,3 0 80
0
6 . LemuruIndianoils 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 112 20 3,0 1 3 35 1,00 0,
ardinela - - - 00 0 ,0 0 00
0
7 . KembungIndianm 68 0 688 0 688 0 0 21 667 0,38 1,05 1,16 0, 0,0 111 19 0,9 1 3 35 1,00 1,
ackerels - 8 - - 20 1 ,4 0 05
0
8 . TenggiriNarrow 74 0 740 0 740 0 0 22 718 0,41 1,13 0,76 0, 0,0 67 12 1,8 1 3 35 1,00 1,
bard king - 0 - - 14 2 ,0 0 13
mackerels 0
9 . BandengMilk fish 31 0 318 0 318 0 0 10 308 0,18 0,49 0,63 0, 0,0 129 20 4,8 1 3 35 1,00 0,
- 8 - - 10 2 ,0 0 49
0
1 . BelanakMultes 76 0 766 0 766 0 0 23 743 0,43 1,17 0,75 0, 0,0 64 10 2,0 1 3 35 1,00 1,
0 - 6 - - 13 2 ,8 0 17
0
1 . MujairMozambiq 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 89 18 1,0 1 3 35 1,00 0,
1 ue tilapia - - - - - 00 0 ,7 0 00
0
1 . Ikan masCommon 13. 13.303 0 13.30 0 0 399 12.9 7,41 20,2 17,45 3, 0,4 86 16 2,0 1 3 35 1,00 20
2 carp - 30 3 - - 04 9 25 1 ,0 0 ,2
3 0 9
1 . UdangCrab/Swim 8.0 0 8.012 0 8.012 0 0 240 7.77 4,46 12,2 11,12 2, 0,0 91 21 0,2 1 3 35 1,00 12
3 crab - 12 - - 2 2 57 2 ,0 0 ,2
0 2
1 . Kepiting/Rajunga 2.2 0 2.277 0 2.277 0 0 68 2.20 1,27 3,47 4,13 0, 0,0 119 14 0,3 1 3 35 1,00 3,
4 nCrab/Swim crab - 77 - - 9 51 1 ,7 0 47
0
1 . KerangdarahBloo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 69 14 0,7 1 3 35 1,00 0,
5 d cockles - - - 00 0 ,2 0 00
24
0

1 . Cumi- 1.2 0 1.237 0 1.237 0 0 37 1.20 0,69 1,89 1,42 0, 0,0 75 16 0,7 1 3 35 1,00 1,
6 cumi/SotongCom - 37 - - 0 30 1 ,1 0 89
mon scids&Cutlle 0
fishes
1 . LainnyaOthers 28. 0 28.441 0 28.44 0 0 853 27.5 15,8 43,3 32,97 5, 0,8 76 13 2,0 1 3 35 1,00 43
7 - 44 1 - - 88 4 9 64 7 ,0 0 ,3
1 0 9
78,88 14 1,5
,4 3
5
X . MINYAK /LEMAK

1 . Kacang Tanah / 548 28 0 285 0 285 0 0 285 0,16 0,45 4,04 0, 0,4 902 0, 10 1 4 41 1,00 0,
MinyakGorengCo 5 - - - - 00 5 0 0,0 0 45
oking Oil 0
2 . Kopra / 1.0 0 1.067 0 1.067 0 0 17 1.05 0,60 1,65 14,38 0, 1,6 870 1, 98, 1 4 42 1,00 1,
MinyakGorengCo 1.77 67 - - - 1 02 2 0 0 0 65
oking Oil 8,80 0
3 . MinyakSawitPal 40 0 402.286 0 402.2 0 0 392. 9.61 392. - - - - -
m Oil - 2.2 86 671 - 5 671
86
4 . MinyakSawit / 392. 26 0 268.116 0 268.1 0 0 4.15 263. 151, 415, 3.744, 0, 41 902 0, 10 1 4 43 1,00 41
MinyakGorengPal 671 8.1 - 16 - - 6 960 52 12 42 00 5,1 0 0,0 0 5,
m Oils / Cooking 16 2 0 12
Oils
3.762, 0, 41
83 02 7,1
9
5 . Lemaksapi /Cow 3.55 10 0 107 0 107 0 0 107 0,06 0,17 1,37 0, 0,1 818 1, 90, 1 4 44 1,00 0,
Fats 1 7 - - - - 00 5 5 0 0 17
0
6 . LemakKerbau 2.31 69 0 69 0 69 0 0 67 0,04 0,10 0,86 0, 0,0 818 1, 90, 1 4 44 1,00 0,
/Buffalo Fats 1 - - - - 00 9 5 0 0 10
0
7 . LemakKambing 218 7 0 7 0 7 0 0 6 0,00 0,01 0,08 0, 0,0 818 1, 90, 1 4 44 1,00 0,
/Goat Fats - - - - 00 1 5 0 0 01
0
8 . LemakDomba 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0, 0,0 818 1, 90, 1 4 44 1,00 0,
/Mutton fats - - - - 00 0 5 0 0 00
0
9 . Lemak Babi /Pig 16 2 0 2 0 2 0 0 2 0,00 0,00 0,02 0, 0,0 902 0, 10 1 4 44 1,00 0,
Fats - - - - 00 0 0 0,0 0 00
0
2,343. 0, 0,2
765,17 00 6
0, 41
02 7,4
25
5

Nab 6.201, 63 43
ati/V 97 ,7 7,4
eget 0 1
al
Hew 402,22 53 18,
ani/ ,0 53
Ani 4
mal
Juml 6.604, 11 45
ah/T 19 6, 5,9
otal 74 4

B. Pembahasan
Di dalam Neraca Bahan Makanan (NBM) disajikan angka rata-rata jumlah jenis bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk
per kapita per tahun dalam kilogram serta per kapita per hari dalam satuan gram, pada kurun waktu tertentu. Selanjutnya untuk mengetahui nilai
gizi bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut, maka angka ketersediaan pangan untuk konsumsi per kapita per hari diterjemahkan
ke dalam satuan energi, protein dan lemak per kapita per hari. Ketersediaan per kapita (kg/tahun) adalah 20.606 danketersediaan per kapita
(gram/hari) adalah 5.454,79, banyaknya energi yang tersedia untuk dikonsumsi oleh penduduk Bengkulu pada tahun 2012 adalah 1.031 kkal per
kapita per hari.
Tersedianya energi yang terbesar dari kelompok padi-padian yaitu sebesar 468.681 kkal, dari seluruh energi yang tersedia yang terdiri dari
Buah/Biji berminyak 46,081 kkal, Sayur-sayuran: 506 kkal, Daging 1.083,917 kkal, Minyak/Lemak 401.103,8 kkal.Protein yang tersedia adalah
94,17 gram per kapita per hari. Tersedianya lemak yang terbesar dari kelompok nabati. Lemak yang tersedia adalah 68.135,8 gram per kapita per
hari. Sedangkan untuk bahan makanan yang diolah adalah 878.412 dan bahan makanan yang tidak diolah adalah 11 dari bahan makanan sebesar
35.897.318, bahan makanan yang tercecer adalah 84.700 dan keluaran yang terbanyak adalah kelompok padi-padian sebesar 883.965. Penyediaan
dalam negeri sebelum ekspor adalah 2.288.891, dan untuk penyediaan dalam negeri 36.875.766.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan

Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan salah satu alat informasi


untuk memahami situasi penyediaan pangan di suatu daerah gambaran situasi
pangan ini sangat diperlukan bagi pengambil kebijakan pangan dan gizi dalam
rangka merumuskan langkah-langkah untuk mengantisifasi masalah yang
mungkin terjadi. NBM menunjukkan ketersediaan bahan pangan untuk setiap
komoditas dan olahannya yang lazim dikonsumsi penduduk berdasarkan
sumber penyediaan dan penggunaannya. Penyediaan diperoleh dari jumlah
total bahan pangan yang diproduksi dikurangi dengan perubahan stok
ditambahkan dengan jumlah total yang diimpor dan dikurangi dengan jumlah
total yang diekspor selama periode tersebut. Sedangkan penggunaan diperoleh
dari total kebutuhan pakan, bibit, industri makanan dan non makanan,
tercecer, serta bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi manusia.
Ketersediaan per kapita untuk dikonsumsi diperoleh dengan membagi
ketersediaan bahan makanan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Penyusunan NBM mengacu kepada metode dari Food and Agriculture


Organization (FAO) yang kemudian disesuaikan dengan kondisi ketersediaan
data di Indonesia, serta memperhatikan pendapat dan saran para ahli
pertanian, ekonomi dan statistik khususnya dalam asumsi dasar yang
melandasi penyusunan NBM di Indonesia. NBM dapat digunakan untuk
mengetahui jumlah penyediaan pangan, penggunaan pangan dan ketersediaan
pangan per kapita untuk konsumsi penduduk, mengevaluasi pengadaan dan
penggunaan pangan, mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan berdasarkan
rekomendasi kecukupan gizi dan pola pangan harapan dari aspek
ketersediaan, bahan acuan dalam perencanaan produksi/pengadaan pangan,
bahan penyusunan kebijakan pangan dan gizi.

26
27

Di provinsi Bengkulu pertumbuhan sector pertanian semakin meningkat


dan semakin memegang peranan penting dalam perekonomian, hal itu
mengindikasikan bahwa potensi pengembangan provinsi ini berada pada
sector pertanian (priyotomo et al., 2004). Sector pertanian di provinsi
Bengkulu sebagian besar adalah pertanian rakyat dengan luas lahan pertanian
terbatas dan terpencar-pencar. Terbatasnya luas lahan garapan merupakan
salah satu faktor masalah dalam pembangunan pertanian. Data Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu menunjukan bahwa saat ini upaya
pemenuhan konsumsi kalori dibengkulu masih masih di dominasi oleh padi-
padian, sedangkan kelompok pangan yang lain kontribusinya masih sangat
rendah. Iklim tropis di Bengkulu menjadikan wilayah Bengkulu sangat kaya
akan sumber bahan pangan pokok selain beras. Misalnya, potensi umbi-
umbian yang beragam sebagai sumber karbohidrat dapat tumbuh dengan
subur dan beragam jenisnya seperti umbi-umbian, ganyong dan lain-lain

Banyaknya energi yang tersedia untuk dikonsumsi oleh penduduk


Bengkulu pada tahun 2012 adalah 1.031 kkal per kapita per hari. Tersedianya
energi yang terbesar dari kelompok padi-padian yaitu sebesar 468.681 kkal,
dari seluruh energi yang tersedia yang terdiri dari Buah/Biji berminyak
46,081 kkal, Sayur-sayuran: 506 kkal, Daging 1.083,917 kkal, Minyak/Lemak
401.103,8 kkal. Protein yang tersedia adalah 94,17 gram per kapita per hari.
Tersedianya lemak yang terbesar dari kelompok nabati. Lemak yang tersedia
adalah 68.135,8 gram per kapita per hari. Sedangkan untuk bahan makanan
yang diolah adalah 878.412 dan bahan makanan yang tidak diolah adalah 11
dari bahan makanan sebesar 35.897.318, bahan makanan yang tercecer adalah
84.700 dan keluaran yang terbanyak adalah kelompok Padi –Padian sebesar
883.965.

B. Saran

Perlu adanya penganekaragaman pangan untuk peningkatan mutu gizi


makanan rakyat dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Heny Andayani. 2009. Konsistensi Pengawasan Pangan . [online] tersedia :


http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128861-T%2026641-
Konsistensi%20pengawasan-Pendahuluan.pdf. Diakses pada tanggal 26 mei 2020
Pusat Ketersediaan dan Keperawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementrian
Pertanian. 2019. Panduan Penyusunan Neraca Bahan Makanan. [online] tersedia:
http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/uploaded-
files/PANDUAN%20NBM.pdf diakses pada tanggal 27 mei 2020
Syibadutar syuryanti, 2011. Neraca Bahan Makanan. [online] tersedia
https://id.scribd.com/doc/56523703/NERACA-BAHAN-MAKANAN . Diakses pada
tanggal 26 mei 2020

28

Anda mungkin juga menyukai