Anda di halaman 1dari 14

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA

PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

OLEH:

SILMI AFIFAH
NIM: P07231118034

KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN
DIETETIKA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan laporan ini dan memberikan ilmunya kepada pembaca.
Laporan ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki maka ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Tujuan................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
3.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) K3...........................................................7
BAB V....................................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................12
5.1 Kesimpulan......................................................................................................12
5.2 Saran.................................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................13
Lampiran................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman, serta nyaman
merupakan hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat
kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam
memengaruhi sosal, mental, dan fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan
pekerja sangat dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan tempat pekerja bekerj,
seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi, dan peningkatan
produktifitas.
Masih sangat sedikit sekali pekerja dari perusahaan mendapatkan pelayanan
kesehatan dan keselamatan kerja yang memuaskan, karena banyak pimpinan
perusahaan kurang menghubungkan antara tempat kerja, kesehatan, dan
pembangunan. Padahal kita ketahui,bahwa pekerja yang sehat akan akan menjadi
pekerja yang produktif, yang mana sangat penting untuk keberhasilan bisnis
perusahaan dan pembangunan nasional. Untuk itu, promosi kesehatan di tempat
kerja merupakan bagian yang sangat penting di tempat kerja.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja adalah mencegah terjadinya


kecelakaan kerja, mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan (misalnya
akibat kebisingan, paparan radiasi) sehingga menimbulkan berbagai penyakit
seperti penyakit kulit, jantung, hipertensi, dll. Selain itu, K3 juga bertujuan untuk
mencegah pemborosan tenaga kerja,modal,alat, dan sumber-dumber lainnya
sehingga dapat mrningkatkan, memperlancar, dan mengamankan produksi
industri serta pembangunan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penyelenggaraan Makanan Institusi/massal (SPMI/M) adalah


penyelenggaraan makanan yang dilakukan dalam jumlah besar atau massal.
Batasan mengenai jumlah yang diselenggarakan di setiap negara bermacam-
macam, sesuai dengan kesepakatan masingmasing. Di Inggris dianggap
penyelenggaraan makanan banyak adalah bila memproduksi 1000 porsi perhari,
dan di Jepang 3000-5000 porsi sehari. Sedangkan di Indonesia penyelenggaraan
makanan banyak atau massal yang digunakan adalah bila penyelenggaraan lebih
dari 50 porsi sekali pengolahan. Sehingga kalau 3 kali makan dalam sehari, maka
jumlah porsi yang diselenggarakan adalah 150 porsi sehari
Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu
pengetahuan yang dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. (Lala
Husni,2003:138)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Keselamatan dan Kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah
setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan
kecelakaan. Kesehatan dan Keselamatan kerja merujuk kepada kondisi fisiologis-
fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan perusahaan.
Jika sebuah perusahaan melakukan tindakan-tindakan keselamatan dan
kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang menderita cidera atau
penyakit jangak pendek maupun jangka panjang. Kesehatan dan keselamatn kerja
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja,
diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisk, daya kerja, dan tingkat
kesehatan yang tinggi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) K3

3.1.1 Pengendalian Teknis

a) Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan


memenuhi syarat yang telah ditentukan (Argonomis).
b) Ruang dapur cukup luas, denah sesuai dengan arus kerja dan dapur
dibuat dari bahan-bahan atau konstruksi yang memenuhisyarat.
c) Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan
yang praktis.
d) Pencahayaan tempat kerja yang memadai baik yang alami atau
buatan, Pekerja harus dengan jelas dapat melihat obyek yang sedang
dikerjakan juga benda atau alat dan tempat di sekitarnya yang
mungkin mengakibatkan kecelakaan. Penerangan yang tidak di
rancang dengan baik akan menimbulkan kelelahan penglihatan
selama kerja
e) Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
f) Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan
g) Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab
dan terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
h) Pekarjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan
kerjadari karyawan.
i) Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja
yangtelah ditetapkan.
j) Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas
Unit Pemeliharaan Sarana sesuai jadwal.
k) Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
l) Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan
pertama yang cukup.

3.1.2 Ruang Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Makanan

Untuk dapat menyiapkan bahan makanan yang aman tidak bisa dilakukan jika
bahan makanan yang diterima dalam keadaan tercemar. Bahan-bahan makanan
yang diterima harus dalam keadaan baik saat diterima. Bahan makanan harus
dibeli dari tempat atau supplier yang terpercaya. Suplier yang terpercaya adalah
supplier.yang diakui oleh pemerintah dan yang bisa mengikuti aturan-aturan
pemerintah tentang keamanan makanan.
Tahap ini merupakan tahap awal dalam proses penyiapan makanan.
Disamping itu lama waktu pengangkutan dari sejak bahan makanan dikeluarkan
oleh suplier sampai dengan bahan makanan diterima di restoran atau hotel perlu
mendapatakan perhatian yang serius. Semakin lama waktu pengangkutan yang
dibutuhkan semakin meningkat resiko bahan makanan tersebut menjadi tercemar.
Berikut merupakan pengendalian yang dilakukan pada saat proses penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan:

a) Menggunakan alat pembuka peti atau bungkus bahan makanan


menurut cara yang tepat.
b) Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah
dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang.
c) Pergunakan kotak atau tutup panci yang sesuai dan hindari tumpahan
bahan.
d) Tidak diperkenankan merokok diruang penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan.
e) Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan atau diperlukan.
f) Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
g) Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
h) Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang
penerimaan dan penyimpanan.

3.1.3 Ruang Persiapan dan Pengolahan Makanan

Menangani makanan dengan aman pada saat pengolahan teramat sangat


penting untuk menghindari terjadinya sakit karena makanan tercemar. Bagaimana
prosedur untuk melakukan hal tersebut harus menjadi bagian dari rencana untuk
bisa menyajikan makanan yang aman. Makanan beresiko tinggi/potentially
hazardous food harus dimasak sampai pada suhu internal yang direkomendasikan.
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah makanan dimasak sampai pada suhu
internal yang direkomendasikan adalah dengan mempergunakan termometer.

a) Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik.


b) Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan atau mengolah bahan
makanan.
c) Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk
pemakaian.
d) Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin sebelumnya.
e) Menggunakan serbet sesuai macam dan peralatan yang dibersihkan
f) Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau
mematikan mesin,lampu, gas atau listrik dan lain-lain.
g) Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
h) Pada saat selesai menggunakan, teliti kembali apakah semua
peralatan sudah dimatikan mesinnya.
i) Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan
melebihi porsi yang ditetapkan.
j) Tidak memuat kereta makan melebihi kapasitasnya.
k) Meletakkan alat menurut menurut tempatnya dan diatur rapi.
3.1.4 Ruang Distribusi

Makanan harus ditangani dengan aman tidak hanya sebelum disajikan tetapi
juga pada saat disajikan. Peralatan-peralatan yang dipakai untuk menyimpan
makanan panas atau dingin, sebelum dan pada saat disajikan harus benar-benar
dijaga kebersihannya dan terbebas dari kuman. Penjamah makanan baik juru
masak maupun pramusaji juga harus diberikan pelatihan untuk bisa menangani
makanan dengan aman.
a) Jangan menyentuh bagian-bagian peralatan yang bersentuhan dengan
makanan seperti plates, bowls, glasses dan cups.
b) Jangan menumpuk gelas atau piring pada saat memberikan pelayanan.
c) Simpan cutleries dengan posisi ketika diambil yang dipegang adalah tangkai
cutleries bukan bagian-bagian yang akan menyentuh makanan.
d) Meminimalisir menyentuh makanan yang sudah masak atau sudah siap
disajikan dengan mempergunakan tangan tanpa sarung tangan/hand gloves.
e) Pergunakan ice scoops atau ice tong untuk mengambil es.
f) Menerapkan personal hygieneseperti berpakaian yang bersih, pelindung
rambut/hair net dan mencuci tangan dengan benar dan secara periodik.

3.1.5 Alat Pelindung Kerja

a) Baju kerja, celemek dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas,
tidaklicin dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak
pegawai sewaktu kerja.
b) Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada di lingkungan
dapur.
c) Menggunakan cempal atau serbet pada tempatnya.
d) Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih
dan jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dan sebagainya.
e) Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang
mudah dijangkau.
f) Tersedia alat alat obat P3K.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu kondisi dalam


pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Keselamatan dan Kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah
setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan
kecelakaan. Kesehatan dan Keselamatan kerja merujuk kepada kondisi fisiologis-
fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan perusahaan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada di penyelenggaraan makanan
meliputi berbagai aspek mulai dari penerimaan bahan makan hingga
pendistribusian.

5.2 Saran
Diharapkan agar mahasiwa dapat lebih memahami materi tentang kesehatan
dan keselamatan kerja (K3).
Daftar Pustaka

Amri, Anwar, dkk. 2018. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Manajemen-Sistem-Penyelenggaraan-Makanan-
Institusi_SC.pdf. (diakses pada tanggal 17 april 2020)

Ismail. Standar Pengelolaan Asrama Mahasiwa di Perguruan Tinggi Aisyiah.


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/3573/standar
%20pengelolaan%20asrama%20mhs%20proof2%20%281%29.pdf?
sequence=1&isAllowed=y. (diakses pada tanggal17 april 2020)

Nursubiyantoro, E., & Yulianto, W. W. E. (2019). Desain Lingkungan Kerja


Berdasarkan Pendekatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. OPSI, 12(2),
53-58.http://103.23.20.161/index.php/opsi/article/view/3101. (diakses pada
tanggal17 april 2020)

Semara, Susiarta. 2018. Sanitasi,Hygiene, dan Keselamatan Kerja. Jayapangus


Press.http://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/JPB/article/view/138/1
35. (diakses pada tanggal 17 april 2020)
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai