UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan rahmat Nya
kami dapat menyelesaikan makalah “KONSEP NERACA BAHAN MAKANAN” dapat terselesaikan
dengan baik. Makalah ini merupakan proses pembelajaran kami, khususnya pada mata kuliah Ekonomi
Pangan Dan Gizi.
Dengan adanya makalah ini skami mengharapkan bisa menjadi referensi dan menambah pengetahuan,
baik bagi pembaca dan bagi kami sebagai penulis.
Bila terdapat kekurangan dalam makalah ini, kami mengharapkan saran dan kritikan pembaca agar
karya-karya kami selanjutnya menjadi lebih baik. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I :PENDAHULUAN
BAB II :PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah pangan semakin penting saat telah dikaitkan dengan hak asasi manusia. Dalam
Undang Undang RI No. 18 Tahun 2012 tentang pangan, disebutkan bahwa pangan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat. Secara ekonomis,
membiarkan anggota keluarga atau masyarakat mempunyai masalah gizi berarti membiarkan potensi
keluarga atau masyarakat bahkan bangsa itu hilang begitu saja. Potensi itu dapat berupa pendapatan
keluarga yang tidak dapat diwujudkan oleh karena anggota keluarga yang produktivitasnya rendah
akibat kurang gizi waktu balita. Bagi suatu negara potensi yang hilang itu dapat berupa pendapatan
nasional atau PDB (Pendapatan Domestik Bruto). Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga dan
masyarakat yang menyandang masalah gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih, maka keluarga dan
bangsa itu akan kehilangan potensi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Kekurangan gizi pada individu dapat dicegah jika akses setiap individu terhadap pangan dapat
dijamin. Akses pangan setiap individu ini sangat tergantung pada ketersediaan pangan dan
kemampuan untuk mengaksesnya secara terus-menerus (continue). Pengadaan pangan yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh penduduk dan sesuai dengan persyaratan gizi, merupakan
masalah terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia. Untuk menjawab masalah ini diperlukan
informasi mengenai situasi pangan disuatu negara atau daerah pada periode tertentu. Hal ini dapat
terlihat dari gambaran produksi, pengadaan dan penggunaan pangan serta tingkat ketersediaan untuk
konsumsi penduduk per kapita. Salah satu cara untuk memperoleh gambaran situasi pangan dapat
disajikan dalam suatu neraca atau tabel yang dikenal dengan nama “Neraca Bahan Makanan”. Dalam
rangka penyusunan program pembangunan ketahanan tersebut, maka diperlukan analisis situasi
pangan yang dituangkankan dalam Neraca Bahan Makanan.
Neraca Bahan Makanan memberikan informasi tentang situasi pengadaan atau penyediaan
pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, pasokan dari luar, dan stok serta penggunaan pangan
untuk kebutuhan pakan, bibit, penggunaan untuk industri. Di samping itu NBM memberikan
informasi ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk dalam kurun waktu tertentu. Melalui
NBM dapat dilihat secara makro gambaran susunan bahan makanan, jumlah dan jenis bahan makanan
yang tersedia untuk dikonsumsi, sehingga dapat diketahui persediaan dan penggunaan pangan, serta
tingkat ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu daerah. NBM menyajikan angka rata-rata
banyaknya jenis bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk per kapita per tahun
(dalam kilogram), dan per kapita per hari (dalam gram) dalam kurun waktu tertentu.
Informasi mengenai penyediaan pangan dapat dilakukan dengan penyediaan data Neraca
Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) di masing-masing daerah.Hasil dari
penyusunan NBM dan PPH digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan pangan dan
gizi di tingkat wilayah. Tabel NBM merupakan tabel yang memberikan gambaran tentang situasi
ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk suatu wilayah dalam kurun waktu. Sementara itu,
metode PPH digunakan untuk menilai tingkat keragaman ketersediaan pangan pada suatu waktu yaitu
metode PPH (Pola Pangan Harapan) dengan skor 100 sebagai PPH ideal. Skor PPH merupakan
cermin situasi kualitas pangan di suatu wilayah.
Situasi ketersediaan pangan untuk dikonsumsi masyarakat secara agregat dapat diketahui
dengan menggunakan Tabel Neraca Bahan Makanan (NBM). Melalui NBM dapat diketahui kondisi
ketersediaan pangan dalam periode tertentu (defisit atau surplus), baik ketersediaan dalam jumlah
(volume) yang dinyatakan dalam satuan kilogram perkapita pertahun atau gram perkapita perhari
maupun ketersediaan gizi perkapita perhari.
Penyusunan NBM Kabupaten Lima Puluh Kota secara umum mengacu pada metode
penyusunan NBM yang disusun oleh Tim NBM Pusat sedangkan khusus untuk angka rendemen,
kebutuhan bibit, pakan ternak, dan yang tercecer menggunakan angka yang disepakati, baik
kesepakatan Badan Ketahanan Propinsi Sumatera Barat maupun Tim NBM Kabupaten Lima Puluh
Kota.
Dalam penyusunan NBM Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2017, juga menelaah data
Neraca Bahan Makanan Tahun 2016, dan itupun masih terbatas pada data produksi pangan wilayah,
sedangkan data ekspor dan impor serta data stok pangan daerah masih merupakan angka perkiraan
karena data belum tersedia.
Data Neraca Bahan Makanan tersebut dianalisa berdasarkan data produksi pangan menurut
kecamatan yang digabungkan secara kumulatif oleh instansi terkait menjadi data kabupaten, sehingga
data yang disajikan dalam buku ini merupakan fakta legalitas dari pihak berwenang dan
bertanggungjawab terhadap keabsahan data dimaksud.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Dan Konsep Neraca Bahan Makanan
2. Apakah Perkembangan Penyusunan Neraca Bahan Makanan
3. Apakah Kegunaan Neraca Bahan Makanan
4. Apa saja Manfaat dari Neraca Bahan Makanan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Dan Konsep Dari Neraca Bahan Makanan
2. Untuk mengetahui Perkembangan Penyusunan Neraca Bahan Makanan
3. Untuk mengetahui Metode penghitungan Neraca Bahan Makanan
4. Untuk mengetahui Kegunaan Neraca Bahan Makanan
5. Untuk mengetahui Manfaat Neraca Bahan Makanan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penyediaan (supply) :
Ps = P- St + I - E
dimana :
I = Impor
E = ekspor
2. Penggunaan (utilization)
Pg = Pk + Bt + Id + Tc + K
dimana :
Pg = total penggunaan
Pk = pakan
Bt = bibit
Id = industri
Tc = tercecer
Untuk komponen pakan dan tercecer dapat digunakan besaran konversi persentase terhadap
penyedian dalam negeri. Ketersediaan pangan per kapita, diperoleh dari ketersediaan dibagi
dengan jumlah penduduk.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Neraca Bahan Makanan (NBM) adalah tabel yang menyajikan gambaran menyeluruh
tentang penyediaan/pengadaan (supply), penggunaan/pemanfaatan (utilization) pangan di
suatu wilayah dalam periode tertentu (dalam kurun waktu satu tahun),Dan data yang di
gunakan biasanya menggunakan data sekunder yang bersumber dari Kementerian
Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Kelautan dan Perikanan, Perum
Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Kementerian Kesehatan.
2. Makanan berpati adalah bahan makanan yang mengandung pati yang berasal
dari akar/umbi dan lain-lain bagian tanaman yang merupakan bahan makanan pokok
lainnya.Yang termasuk dalam kelompok komoditas ini adalah ubi kayu, ubi jalar dan sagu
serta produksi turunannya.
3. Kelompok komoditi makanan berpati ini merupakan jenis bahan makanan yang mudah
rusak jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama bila tidak melalui proses
pengolahan Gula Gula adalah kelompok komoditas yang terdiri atas : gula pasir dan gula
merah (gula mangkok, gula lempengan , gula semut dan lain- lain), baik dari hasil olahan
pabrik maupun rumah tangga yang merupakan produksi olahan dari tanaman kelapa
deres, aren, siwalan, nipah, dan tebu.
Organisasi Tim Penyusun NBM Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Lima Puluh
Kota tahun 2013 dilaksanakan oleh tim penyusun NBM yang ditetapkan berdasarkan Keputusan
Bupati Lima Puluh Kota Nomor 340 Tahun 2017 Tentang Pembentukan Struktur Organisasi dan
Personalia Tim Penyusun Data Base Potensi Produksi Pangan Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam
Formasi Jabatan Ex Officio , yang dalam pelaksanaannya dibawah koordinasi Kantor Ketahanan
Pangan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas
B.SARAN