Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas Berkat dan Rahmat-Nyalah sehingga Laporan
Analisis Situasi Konsumsi Pangan Kabupaten Kolaka Utara dapat dibuat baik, lancar dan
Kualitas sumberdaya manusia sangat ditentukan oleh pemenuhan nutrisi yang secara langsung
ditentukan oleh faktor konsumsi pangan dan daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit. Untuk
hidup sehat, aktif dan produktif untuk itu manusia harus mengkonsumsi pangan beragam, bergizi
seimbang dan aman. Salah satu pendekatan untuk mengetahui kualitas konsumsi pangan adalah
melalui perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Analisis Konsumsi Pangan Tahun 2019
ini menyajikan data konsumsi pangan aktual penduduk Kabupaten Kolaka Utara berdasarkan
Data Susenas 2018 yang diolah Pusat Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian dengan sumber data Badan Pusat Statistik. Data yang
dipublikasikan adalah Data Susenas untuk wilayah perkotaan, pedesaan serta perkotaan dan
pedesaan.
Publikasi ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam perencanaan pengembangan
konsumsi pangan penduduk Kabupaten Kolaka Utara dalam mendukung ketahanan pangan
ditingkat rumah tangga.
Kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan analisis sampai kepada tersusunnya
laporan ini diucapkan terima kasih.
IQBAL NAWAWIE,SP
Pembina Utama Muda, Gol. IV/c
NIP. 19591112 198603 1 028
KATA PENGANTA.................................................................................................................
DAFTAR I.................................................................................................................................
A. LATAR BELAKA.............................................................................................
B. TUJUAN ..........................................................................................................
C. SASARAN .......................................................................................................
D. KEGUNAAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang
Secara periodik, Badan Pusat Statistik menerbitkan data SUSENAS yang antara lain
berisi data konsumsi pangan dan pengeluaran untuk pangan. Data SUSENAS mencakup jenis-
jenis dan jumlah pangan yang umum dikonsumsi oleh rumah tangga ditiap wilayah (kabupaten).
Dengan menggunakan data pendukungnya, data SUSENAS bisa memberikan informasi tentag
konsumsi pangan secara umum maupun komoditas – komoditas pangan utama menurut wilayah,
kelompok pengeluaran, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Bila dianalaisis lebih lanjut, data
SUSENAS dapat menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat bagi perencanaan ketahanan
pangan, seperti tingkat konsumsi pangan dan gizi (konsumsi energi dan protein), kualitas
konsumsi pangan (komposisi dan keseimbangannya berdasarkan pendekatan Pola Pangan
Harapan), perilaku konsumsi pangan, kebutuhan pangan untuk manusia, dan analisis lain yang
diperlukan.
Setiap tahun Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kolaka Utara melakukan analisis
terhadap konsumsi pangan penduduk dengan menggunakan Data Susenas yang diolah Pusat
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan berdasarkan data Badan Pusat Statistik.
Analisis tersebut untuk mengetahui data konsumsi pangan penduduk (kkal/kap/hari), konsumsi
protein (gram/kap/hari), Angka kecukupan Gizi (AKG) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Diharapkan data konsumsi tersebut dapat menggambarkan situasi dan pola konsumsi
pangan penduduk Kolaka Utara tahun 2019 sehingga dapat disusun rancangan perbaikan
kedepan.
B. Tujuan
Tujuan dari Analisis situasi Konsumsi Pangan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pola konsumsi pangan penduduk (wilayah pedesaan + wilayah
perkotaan). Di Kabupaten Kolaka Utara
2. Memberikan gambaran tentang situasi konsumsi pangan penduduk Kabupaten Kolaka
Utara baik Angka Kecukupan Energi (AKE) maupun Angka Kecukupan Gizi (AKG).
3. Untuk mengevaluasi tingkat konsumsi penduduk Kabupaten Kolaka Utara berdasarkan
Susenas 2018.
C. Sasaran
Pola konsumsi masyarakat Kabupaten Kolaka Utara semakin beragam, bergizi,
seimbang dan aman sesuai norma Pola Pangan Harapan (PPH).
D. Kegunaan
Hasil dari Analisis Situasi Konsumsi Pangan ini diharapkan dapat menjadi acuan
dalam perencanaan terhadap ketersediaan dan pemenuhan bahan pangan penduduk
Kabupaten kolaka Utara berdasarkan potensi sumberdaya wilayah.
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minimum bagi konsumsi
manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman.
2. Konsumsi pangan adalah sejumlah makanan dan minuman yang dimakan dan diminum
penduduk/seseorang untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
3. Pola konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan
rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu
tertentu.
4. Penganekaragaman konsumsi pangan adalah proses pemilihan pangan yang dikonsumsi
dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, mencakup bahan pangan sumber energi,
protein dan zat-zat gizi lainnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk baik
kuantitas maupun kualitas.
5. Panganberagam, bergizi seimbang adalah aneka ragam bahan pangan, baik sumber
karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral, yang bila dikonsumsi dalam jumlah
berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan.
6. Kelompok pangan meliputi : (1) padi-padian, (2) umbi-umbian, (3) pangan hewani, (4)
minyak dan lemak, (5) buah/biji berminyak, (6) kacang-kacangan, (7) gula, (8) sayur dan
buah, serta (9) lain-lain.
7. Konsumsi Pangan Penduduk (gram/kap/hari dan kilogram/kap/tahun)
Konsumsi pangan penduduk dihitung dengan mengalikan jumlah pangan yang dikonsumsi
dengan konversi bahan pangan yang ditetapkan ke bentuk asalnya.
8. Konsumsi energi penduduk (kkal/kap/hari)
Konsumsi energi penduduk dihitung dengan mengalikan jumlah pangan yang dikonsumsi
dengan konversi bahan pangan dan kandungan energi yang terdapat dalam masing-masing
komoditas yang dikonsumsi. Melalui data konsumsi energi penduduk dapat diketahui:
9. Tingkat Konsumsi Energi (TKE)
TKE menggambarkan persentase konsumsi energi penduduk dibandingkan dengan Angka
Kecukupan Energi (AKE) sebesar 2000 kkal/kap/hari (Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi VIII, 2012).
Sumber :1) AKG energi konsumsi adalah 2150 kkal/kap/hari (berdasarkan Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi VIII, 2012) ;
2)
Data diolah oleh GMSK-IPB dan Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan, 2012
3)
Kisaran persentase AKG FAO-RAPA (1989) sebagai acuan menuju komposisi Pangan ideal.
15. Komposisi Konsumsi Protein Anjuran
Kecukupan protein sebesar 57 gram/kap/hari, dicukupi dari sekurang-kurangnya 20 % protein
hewani dan 80 % protein nabati
Laporan ini disusun oleh tim yang dibentuk oleh kepala Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Kolaka Utara. Laporan disusun dari hasil analisis dan konsumsi pangan penduduk
Kolaka Utara dengan menggunakan data Susenas 2018 yang diolah Pusat Penganekaragaman
Konsumsi Pangan berdasarkan data BPS Pusat.
Laporan hasil analisis disampaikan ke Pusat dan Instansi di daerah, yakni :
1. Tingkat Pusat
Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian
Cq. Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan
2. Instansi Terkait di Daerah
a. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara
b. Dinas Pertanian
c. Dinas Perkebunan dan Hortikultura
d. Dinas Kelautan dan Perikanan
e. Dinas Kesehatan
f. Dinas Pendidikan Nasional
g. Bappeda
h. BPTP
i. Stake Holder Lainnya
Tabel 4. Tingkat Konsumsi Energi dan Presentase Angka Kecukupan Energi Penduduk Kolaka
Utara
Keterangan =
Secara komulatif, Tingkat Konsumsi Energi (TKE) penduduk Kabupten Kolaka Utara
Secara total (perkotaan + pedesaan), tingkat konsumsi energi sebesar 1.938 kkal/kap/hari atau
96.9 % dari anjuran 2000 kkal/kap/hari. Sumbangan masing-masing kelompok pangan terhadap
tingkat konsumsi energi sangat bervariasi dan didominasi oleh kelompok padi-padian. Konsumsi
padi-padian sangat tinggi baik untuk penduduk perkotaan maupun perdesaan dengan total (desa
+ kota) sebesar 1.176 kkal/kap/hari melampaui anjuran WNPG sebesar 1000 kkal/kap/hari.
Tingginya konsumsi padi-padian bagi penduduk Kolaka Utara karena sebagian besar masyarakat
masih mengandalkan beras sebagai makanan pokok serta kegemaran masyarakat dalam
mengkonsumsi indomie/supermie dari tepung terigu.
Untuk kelompok pangan hewani masih dibawah standar yakni mencapai 162
kkal/kap/hari (8.1%) dari anjuran 240 kkal/kap/hari. Konsumsi pangan hewani didominasi
pangan hewan yang bersumber dari ikan karena produksi ikan terutama ikan laut di Kabupaten
Kabupaten Kolaka Utara cukup tinggi dan tersedia setiap waktu dengan harga yang cukup
terjangkau.
Sumbangan energi yang paling rendah adalah dari kelompok pangan kacang-kacangan
yang hanya mencapai 57 kkal/kap/hari (2.9 %) dari anjuran 100 kkal/kap/hari dan kelompok
umbi-umbian yang hanya mencapai 99 kkal/kap/hari (4.9 %) dari anjuran 120 kkal/kap/hari.
27.3 47.8
1 Padi-padian 302.2
0.8 1.5
2 Umbi-umbian 85.8
15.5 27.2
3 Pangan Hewani 96.0
0.1 0.1
4 Minyak dan Lemak 22.7
0.5 0.8
5 Buah/Biji Berminyak 6.6
5.2 9.2
6 Kacang-kacangan 20.2
0.1 0.1
7 Gula 23.8
3.3 5.7
8 Sayur dan Buah 211.3
1.7 3.1
9 Lain-lain 79.4
54.5 95.6
Total
**) Angka Kecekupan Protein (AKP) 52 Gram/Kap/Hari
Sumber Data : Susenas 2018
Dari tabel diatas terlihat bahwa konsumsi protein penduduk Kolaka Utara pada tahun
2018 sebesar 54,5 gr/kap/hari (104,7 %) sudah melampaui anjuran WNPG sebesar 52
gr/kap/hari. Jika dibandingkan antara konsumsi protein nabati dan protein hewani maka
konsumsi protein hewani mencapai 15,5 gr/kap/hari atau setara dengan 27,2 %. Sedang untuk
konsumsi protein nabati mencapai 5.2 gr/kap/hari atau setara dengan 9,2 % belum mencapai
anjuran sebesar 35 gr/kap/hari. Karena itu diharapkan konsumsi penduduk terhadap protein
nabati dari kacang-kacangan seperti tahu dan tempe dapat ditingkatkan.
1 Padi-padian 302,2 1176 60,7 58,8 0,5 30,3 29,4 25,0 4,4 25,0
2 Umbi-umbian 85,8 99 5,1 4,9 0,5 2,5 2,5 2,5 0,0 2,5
3 Pangan Hewani 96,0 162 8,4 8,1 2,0 16,7 16,2 24,0 -7,8 16,2
4 Minyak dan Lemak 22,7 203 10,5 10,2 0,5 5,2 5,1 5,0 0,1 5,0
Buah/Biji
5 Berminyak 6,6 36 1,9 1,8 0,5 0,9 0,9 1,0 -0,1 0,9
7 Gula 23,8 85 4,4 4,3 0,5 2,2 2,1 2,5 -0,4 2,1
8 Sayur dan Buah 211,3 85 4,4 4,3 5,0 22,0 21,3 30,0 -8,7 21,3
9 Lain-lain 79,4 35 1,8 1,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Kualitas konsumsi pangan penduduk Kolaka Utara pada tahun 2018 belum memenuhi PPH
Nasional. Konsumsi terhadap 9 (sembilan) kelompok pangan memperlihatkan adanya pola
konsumsi yang belum sesuai anjuran karena ada yang sangat tinggi (melampaui anjuran) dan
ada yang sangat kurang. Sumbangan energi dalam kelompok padi-padian sangat tinggi yakni
1.176 kkal/kap/hari melampaui anjuran sebesar 1.000 kkal/kap/hari, sedang kelompok umbi-
umbian sangat rendah yakni baru mencapai 99 kkal/kap/hari sangat jauh dari anjuran 120
kkal/kap/hari. Kelompok pangan lainnya yang mendekati anjuran adalah sayur dan buah, gula
serta minyak dan lemak. Skor PPH Kolaka Utara 2018 telah mencapai 75,1 angka tersebut
dinilai cukup sehingga masih dapat ditingkatkan melalui perbaikan pola konsumsi terhadap 9
(sembilan) kelompok pangan yang menjadi menu makanan sehari-hari.
1. Berdasarkan pada data SUSENAS 2018, total tingkat konsumsi energi rata-rata penduduk
pada wilayah Kolaka Utara sebesar 1.938 kkal/kap/hari dan belum mencukupi anjuran
2. Tingkat Konsumsi Protein rata-rata penduduk Kolaka Utara berdasarkan Susenas 2018
melampaui anjuran 15 gr/kap/hari sedangkan protein nabati sebesar 10.1 gr/kap/hari belum
3. Kualitas konsumsi rata-rata penduduk Kolaka Utara pada tahun 2018, secara keseluruhan
wilayah di tunjukan dengan Skor PPH sebesar 78,7. Angka tersebut dinilai cukup
menggembirakan walaupun masih dibawah anjuran WNPG sebesar 100 sehingga perlu
1. Secara keseluruhan kualitas konsumsi pangan penduduk Kolaka Utara Tahun 2018 belum
memenuhi anjuran nasional (WNPG, 2012) karena konsumsi penduduk terhadap 9
(sembilan) kelompok pangan belum seimbang, ada yang melampaui namun ada yang sangat
kurang. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pola konsumsi
pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman perlu ditingkatkan. Advokasi, promosi
dan sosialisasi perlu terus digalangkan baik kepada aparat maupun masyarakat luas.
2. Konsumsi terhadap kelompok pangan padi-padian (beras) sangat tinggi sehingga perlu
dikurangi, sedang konsumsi terhadap kelompok umbi-umbian sangat rendah sehingga perlu
ditingkatkan.
3. Perlu didorong pemanfaatan pangan lokal dari jagung, sagu dan um bi-umbian untuk
mengimbangi konsumsi beras yang terlalu tinggi. Diperlukan koordinasi dengan instansi
terkait untuk memprogramkan peningkatan produksi terhadap umbi-umbian dan jenis
pangan lokal lainnya agar tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau.
4. Konsumsi pangan protein hewani dari daging, telur, dan susu masih perlu ditingkatkan,
demikian juga konsumsi terhadap protein nabati dari kacang – kacangan masih rendah
sehingga perlu ditingkatkan.
5. Konsumsi sayur dan buah sudah mendekati anjuran namun masih perlu ditingkatkan,
demikian juga konsumsi terhadap protein nabati dari kacang - kacangan masih rendah
sehingga perlu ditingkatkan.
6. Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumberdaya
lokal harus melibatkan seluruh komponen baik pemerintah maupun masyarakat dan
dilakukan pada semua jenjang mulai dari Provinsi sampai tingkat desa / kelurahan sebagai
upaya mempercepat terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan
aman dalam memperbaiki kualitas konsumsi masyarakat.