Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL ILMIAH

Perilaku Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Rumah Tangga


Rumah
Petani Kelapa Sawit Tangga Petani
Di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak

Guru Pembimbing :
Yenrita, S.Pd

Oleh :
Nurul Hasikin

JURUSAN ATPH
SMK SPP 3 KERINCI
2023
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
Analisis Kelembagaan Penyuluh Pertanian di Kabupaten Kampar................................
1
Analisis MotivaSi Ekstrinsik Petani dalam Menabung di Bank Rakyat Indonesia
(BRI) Unit Ukui Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan.............................................. 15

Perilaku Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Rumahtangga Petani Kelapa Sawit


Di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak .......................................................................... 22

Komparasi Tampilan dan Hasil Lima Varietas Jagung Manis (Zea mays saccharata,
Sturt) di Kota Pekanbaru................................................................................................. 31

Pemasaran buah nenas (Kajian Struktur, perilaku dan penampilan pasar) di Desa
Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar................................................ 38
PENDAHULUAN pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan
Latar Belakang aman. Disadari bahwa ketidakseimbangan
gizi akibat konsumsi pangan yang kurang
Pangan merupakan kebutuhan dasar
beraneka ragam akan berdampak pada
yang merupakan hak setiap penduduk seperti
timbulnya masalah gizi dan kesehatan, dengan
yang diamanatkan dalam Undang-Undang
konsumsi pangan yang berkualitas dan gizi
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Faktor
yang seimbang akan dihasilkan sumber daya
penentu mutu pangan adalah konsumsi
manusia yang berkualitas.
Terjaminnya ketersediaan pangan yang mengarah pada tindak kriminal.Ada
dalam jumlah yang cukup, kualitas yang beberapa kebijakan pemerintah yang pernah
memadai dan tingkat harga yang terjangkau dilakukan dalam mengendalikan harga
oleh rumahtangga merupakan sasaran dan pangan, misalnya pengendalian harga beras
target yang ingin dicapai dalam penyusunan melalui bulog, operasi pasar untuk
dan perumusan kebijakan pangan mengendalikan minyak goreng, impor untuk
nasional.Ketidakstabilan persediaan pangan mengendalikan harga gula dan terigu.
dan/atau gejolak harga pangan pokok, Kebijakan pemerintah dalam peningkatan
kekurangan beras di Indonesia telah terbukti diversifikasi pangan juga telah dilakukan
dapat memicu munculnya gejolaknasional mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 22

22
Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian Provinsi Riau. Secara spesifik bertujuan untuk
Nomor 43 Tahun 2009 tentang peningkatan :
keanekaragaman pangan sesuai karakteristik 1. Menganalisis faktor-faktor dominan
daerah sebagai acuan yang dapat mendorong yang mempengaruhi pengeluaran
percepatan penganekaragaman konsumsi konsumsi pangan sumber karbohidrat
pangan (P2KP) berbasis sumberdaya lokal rumahtangga.
melalui kerjasama sinergi antara pemerintah 2. Menganalisis respon pengeluaran
pusat dan pemerintah daerah. konsumsi pangan sumber karbohidrat
Secara teoretis, permintaan terhadap terhadap faktor-faktor dominan yang
suatu komoditas atau kelompok komoditas mempengaruhinya.
dipengaruhi oleh harga komoditas yang
bersangkutan, harga komoditas lain yang METODE PENELITIAN
memiliki hubungan dengan komoditas Jenis Dan Sumber Data
tersebut, tingkat pendapatan dan selera. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
Menurut Koutsonyianis (1979), secara adalah data data Surveidilapangan adapun
konseptual permintaan merupakan suatu yang menjadi objek penelitian ini adalah
fungsi yang dipengaruhi oleh banyak peubah rumahtangga petani kelapa sawit swadaya di
(multivariate). Peubah-peubah Kecamatan Kandis kabupten siak.Data yang
penting yang mempengaruhi permintaan dianalisis merupakan merupakan data
adalah harga barang yang bersangkutan, harga penampang lintang (cross section).
barang lain, pendapatan serta selera. Menurut
Ischak (2005), dalam analisis jangka pendek Metode Pengumpulan Data Dan
dapat diasumsikan tidak terdapat perubahan Pengambilan Sampel
selera, oleh karena itu konsumsi dan Penelitian dilakukan dengan metode
permintaan suatu komoditas ditentukan oleh survei.Populasi dan sampel dalam penelitan
tingkat harga-harga dan pendapatan. Apabila ini adalah seluruh petani swadaya kelapa
harga-harga disuatu wilayah diasumsikan sawit yang telah berproduksi dan diambil dari
homogen, dapat dihipotesiskan bahwa tiga desa yang produksi kelapa sawitnya
penduduk (rumahtangga) yang memiliki tertinggi, yaitu desa Kandis, Desa Sam-Sam
tingkat pendapatan berbeda akan memiliki dan Kelurahan Kandis Kota. Data yang akan
pola konsumsi dan permintaan yang berbeda diambil adalah data primer yang akan
pula. Masalah utama yang mempengaruhi diperoleh dari wawancara dengan petani
permintaan dan konsumsi pangan, yaitu menggunakan kuisioner. Data yang akan
harga komoditas yang bersangkutan diambil meliputi identitas petani (umur, lama
berfluktuasi dan cenderung meningkat, pendidikan, pengalaman usahatani, jumlah
ketersediaan bahan makanan semakin tanggungan keluarga), konsumsi komoditas
terbatas, tingkat pendapatan dan selera pangan sumber karbohidrat (beras, ubi
masyarakat yang selalu berubah. Oleh rambat, mie, ubi kayu dan kentang).
karenanya kajian yang berkaitan dengan Data sekunder yang diperlukan
perilaku konsumsi rumahtangga sangat diperoleh dari instansi terkait yaitu dari
diperlukan sebagai bagian yang tidak Kantor Desa, Biro Pusat Statistik (BPS)
terpisahkan dengan upaya mewujudkan Kabupaten Siak, serta literatur-literatur
ketahanan pangan nasional. lainnya yang terkait dengan penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian
Tujuan Penelitian dilakukan menggunakan metode multy-stage
Secara umum penelitian ini bertujuan purposive sampling dengan mengambil
untuk menganalisis perilaku konsumsi pangan sebanyak 105 petani kelapa sawit
sumber karbohidrat rumahtangga petani kelapa swadayadengan tanaman kelapa sawit yang
sawit di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak berumur 10-15 tahun, dengan pertimbangan
pada umur tersebut merupakan masa-masa

23
produktif tanaman kelapa sawit petani sampel petani kelapa sawit swadaya dapat
swadaya di Kecamatan Kandis. Jumlah ditunjukkan pada Gambar 3.1

Kecamatan Kandis

Desa Kandis Desa Sam-Sam Kelurahan Kadis Kota

35 sampel 35 sampel 35 sampel

Gambar 3.1. Jumlah Sampel Petani Kelapa Sawit Swadaya Kecamatan Kandis Kabupaten Siak

Spesifikasi Model
Model yang digunakan adalah terkait satu dengan yang lainnya. Keputusan
aproksimasi linear dari Model Almost Ideal untuk mengkonsumsi suatu komoditas akan
Demand System(AIDS) yang merupakan berpengaruh pada tingkat konsumsi
modifikasi dari model yang dikembangkan komoditas lainnya. Modifikasi model AIDS
oleh Muelbauer (1980).Dipilihnya model ini dilakukan dengan memasukkan peubah
karena model sistem permintaan lebih mampu jumlah anggota rumahtangga, tingkat
mengadopsi fenomena perilaku konsumen pendidikan ibu rumahtangga dan golongan
dalam mengkonsumsi suatu komoditas, pendapatan rumahtangga.Model LA/AIDS
dimana komoditas yang dikonsumsi tersebut diformulasikan sebagai berikut:
rumahtangga bermacam-macam dan saling
= ∗+ log + log ( ⁄ ∗) + S+ + + ........... (1)
dimana:
i, j = 1, 2, …, 8, yang masing-masing menunjukkan kelompok komoditas beras, ubi
rambat, mie, ubi kayu dan kentang.
Wi = Pangsa dari kelompok pangan ke-i terhadap total pengeluaran pangan (wi =
piqi/x).
α,β,γ, θ, = Parameter regresi berturut-turut untuk intersep, pengeluaran, harga agregat,
jumlah anggota keluarga, untuk masing-masing komoditas.
Pj = Harga tertimbang kelompok pangan ke-j (Pj = ∑ WkPk).
X = Pengeluaran total kelompok pangansumber karbohidrat.
P* = Indeks harga Stone, dimana log P* = ∑ wi log pi.
S = Jumlah Anggota rumah tangga.
D1 = Dummy Pendidikan; D 1 = 1 : Pendidikan tinggi; D 1 = 0 : lainnya
D2 = Dummy Pendapatan; D2 = 1 : Pendapatan rendah; D2 = 0 : Pendapatan lainnya
D3 = Dummy Pendapatan; D3 = 1 : Pendapatan tinggi; D3 = 0 : Pendapatan lainnya

PROSEDUR ANALISIS DATA


Metode Pendugaan Model
Pendugaan parameter model LA/AIDS sawit di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak
dilakukan untuk mengetahi faktor-faktor Provinsi Riau. Metode analisis yang
dominan yang mempengaruhinya digunakan adalah metode Seemingly
pengeluaran konsumsi pangan sumber Unrelated Regression (SUR).
karbohidrat rumahtangga petani kelapa
1. Restriksi

24
Untuk memenuhi teori permintaan, (Henderson and Quandt. 1980, Varian, H.R
dalam pendugaan model LA/AIDS tersebut 1984):
diterapkan restriksi-restriksi sebagai berikut
(i) Simetri : γij = γji ........................................................................................................ (2)
(ii) Homogenitas : = 0 ....................................................................................... (3)
(iii) Adding-up : ∑ = 1, ∑ = 0, ∑ = 0, ∑ = 0, i , .................................. (4)

2. Uji Asumsi Ekonometrik pendeteksian masalah heteroskedastisitas


Agar memberikan hasil yang valid menggunakan Breusch-Pagan test (Thomas,
secara ekonometrik perlu dilakukan pengujian 1997; Verbeek et al., 2000).
beberapa asumsi ekonometrika yang meliputi
pendekteksian normalitas dan 3. Perhitungan Nilai Elastisitas.
heteroskedastisitas dari setiap persamaan Elastisitas harga sendiri, elastisitas
dalam model. Pendeteksian normalitas harga silang dan elastisitas pendapatan di
menggunakan Shapiro-Wilk test, dan rumuskan sebagai berikut (Kahar, 2010):

1. Elastisitas harga sendiri :


ℯ = − 1..................................................................................................... (5)
2. Elastisitas harga silang :
ℯ = ; ( ≠ ). .......................................................................................... (6)
3. Elastisitas pengeluaran (pendapatan) :
= + 1 ............................................................................................................. (7)

HASIL DAN PEMBAHASAN pendugaan lima persamaan pangsa


Keragaan Model pengeluaran tersebut dilakukan uji restriksi
Ada lima persamaan pangsa pengeluaran pada beberapa parameter yang memenuhi
pangan sumber karbohidrat yang dianalisis persyaratan adding up, homogenitas dan
dari lima komoditas (kelompok komoditas) simetris. Selain itu juga dilakukan normalitas
pangan sumber karbohidrat, yaitu: beras, ubi dan uji heteroskedasitas.
rambat, mie, ubi kayu dan kentang. Terhadap
Hasil estimasi terhadap lima dapat menjelaskan variasi pangsa pengeluaran
persamaan tersebut menunjukkan nilai komoditas pangan sumber karbohidrat sekitar
koefisien determinasi (R2) berkisar antara 31.18 persen sampai 87.94 persen, sedangkan
0.31176 sampai 0.87941. Hal ini sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya yang
mengindikasikan bahwa peubah-peubah tidak dimasukan kedalam model.
penjelas yang dimasukan kedalam model
Hasil uji normalitas dengan
menggunakan Shapiro Wilk Test dan uji Prilaku Konsumsi Pangan Sumber
homoskedastisitas dengan menggunakan Karbohidrat
kebalikannya (uji heteroskedastisitas) 1. Konsumsi Beras
menunjukkan bahwa Pr > ChiSq yang berbeda Peubah yang signifikan (faktor
nyata dengan nol pada taraf 5%. Hal ini dominan) mempengaruhi konsumsi beras
mengindikasikan bahwa data berdistribusi rumahtangga petani kelapa sawit
normal dan tidak terjadi masalah diKecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi
heteroskedastisitas sehingga layak untuk Riauadalah harga beras sendiri, harga ubi
dinterpretasikan. rambat, dan harga ubi kayu. Tanda dan

25
besaran parameter dugaan berturut-turut Siak Provinsi Riau. Rumahtangga akan
sebesar 0.06908, -0.04122, dan -0.02693. berusaha mempertahankan jumlah
Parameter dugaan harga beras sebesar konsumsinya, sehingga apabila harga
0.06908 mengandung pengertian bahwa meningkat maka pengeluaran konsumsinya
apabila harga beras meningkat sebesar satu juga ikut meningkat. Selanjutnya tanda
rupiah maka pengeluaran konsumsi beras negatif parameter dugaan harga ubi rambat
meningkat sebesar 0.06908 rupiah. Hal ini dan ubi kayu mengindikasikan bahwa
terjadi karena beras merupakan komoditas komoditas beras berkomplemen dengan kedua
sumber kalori utama rumahtanggapetani komoditas (kelompok komoditas) tersebut.
kelapa sawit di Kecamatan Kandis Kabupaten
Tabel 1. Pendugaan Parameter Pangsa Komoditas Menggunakan Metode SUR.
Variabel Beras Ubi Rambat Mie Ubi Kayu Kentang
Intercept 0.688834c 0.230275c 0.009329 0.06355c 0.008012
Beras 0.069081b -0.04122c -0.01236 -0.02693c 0.011431
Ubi Rambat -0.04122c -0.00411 0.023998c 0.013197c 0.008135b
Mie -0.01236 0.023998c 0.005519 -0.00509 -0.01206
Ubi Kayu -0.02693c 0.013197c -0.00509 0.018947c -0.00013
Kentang 0.011431 0.008135b -0.01206 -0.00013 -0.00738
Pengeluaran per kapita -0.03675 -0.03077c 0.066715c 0.002595 -0.00179
Jumlah Anggota Keluarga 0.173125c -0.01799b -0.12635c -0.02051c -0.00786
Dummy Pendidikan 0.011972 0.015897c -0.02713b -0.00301 0.002282
Dummy Pendapatan d2 -0.00959 -0.00922b 0.018264a 0.002934 -0.00245
Dummy Pendapatan d3 -0.02881b 0.007395a 0.019933a 0.003041 -0.00157
Keterangan: a Signifikan pada taraf 10 persen, b Signifikan pada taraf 5 persen, c Signigikan pada taraf 1 persen

Selain harga bahwa faktor-faktor lain meningkat sebesar 0.173125 rupiah.


yang diduga ikut menentukan pangsa pasar Parameter dugaan dummy pendapatan (d3)
pengeluaran beras juga dipengaruhi oleh sebesar -0.02881 yang berarti bahwa
jumlah anggota keluarga dan Dummy pengeluaran konsumsi beras pendapatan
Pendapatan (d3). Tanda dan besaran tinggi lebih rendah dengan pendapatan
parameternya dugaan berturut-turut sebesar lainnya sebesar 0.02881 rupiah.Hal ini selaras
0.173125, dan -0.02881. Parameter dugaan dengan hukum Engel bahwa pendapatan yang
jumlah anggota rumahtangga sebesar digunakan untuk pengeluaran pangan
0.173125 yang berarti bahwa apabila jumlah cenderung menurun jika pendapatannya
anggota keluarga meningkat sebanyak sati meningkat.
jiwa maka pengeluaran konsumsi beras akan
Tabel 2. Elastisitas Harga Sendiri dan Harga Silang Beberapa Komoditas Pangan Sumber
Karbohidrat.
Harga Komoditas
Komoditas
Beras Ubi Rambat Mie Ubi Kayu Kentang
Beras -0.8855 -0.0453 -0.0183 -0.0303 0.0129
Ubi Rambat -0.2663 -1.0969 0.6260 0.4091 0.2533
Mie 0.3512 0.4325 -0.9712 -0.0887 -0.2084
Ubi Kayu 0.4505 1.1171 -0.70430.6260 0.4893 -0.0090
Kentang 0.9698 1.0288 -1.7942 -0.0184 -1.8302

Elasitisitas harga sendiri dan harga kelapa sawit petani kelapa sawit di Kecamatan
silang (lihat Tabel 2) seluruhnya lebih kecil Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau.
dari satu (dalam nilai absolut). Hal ini Sedangkan hasil dari perhitungan elastisitas
mengindikasikan bahwa pengaruh peubah- pendapatan (lihat Tabel 3) juga besaran nilai
peubah tersebut tidak responsif terhadap elastisitasnya kecil dari satu. Hal ini juga
konsumsi beras oleh rumahtangga petani mengandung pengertian bahwa elastisitas

26
pendapatan tidak responsif terhadap konsumsi parameternya dugaan berturut-turut sebesar -
beras rumahtangga petani kelapa sawit 0.03077, -0.01799, 0.015897, -0.00922 dan
Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi 0.007395. Parameter dugaan pengeluaran per
Riau. kapita sebesar -0.03077 yang berarti bahwa
pengeluaran per kapita meningkat sebesar
2. Konsumsi Ubi Rambat satu rupiah maka pengeluaran konsumsi ubi
Peubah yang signifikan (faktor rambat akan menurun sebesar 0.03077 rupiah,
dominan) mempengaruhi konsumsi ubi hal ini mengandung pengertian bahwa
rambat rumahtangga petani kelapa sawit peningkatan pendapatan per kapita tidak
diKecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi mengakibatkan peningkatan pangsa
Riau adalah harga beras, harga mie, harga ubi pengeluaran pada ubi rambat. Hal ini
kayu dan harga kentang. Tanda dan besaran mengindikasikan semakin tinggi pengeluaran
parameter dugaan berturut-turut sebesar - per kapita kontribusi ubi rambat semakin
0.04122, 0.023998, 0.013197, 0.008135. rendah. Parameter dugaan jumlah anggota
Parameter dugaan harga beras sebesar -.04122 rumahtangga sebesar -0.01799 yang berarti
mengandung pengertian bahwa apabila harga bahwa apabila jumlah anggota rumahtangga
beras meningkat sebesar satu rupiah maka meningkat sebanyak satu jiwa maka
pengeluaran konsumsi ubi rambat menurun pengeluaran konsumsi ubi rambat menurun
sebesar 0.04122 rupiah. Hal ini terjadi diduga sebesar 0.01799 rupiah. Hal ini terjadi diduga
karena ubi rambat merupakan makanan tidak semua jumlah anggota rumahtangga
selingan atau komplemen yang biasa dimakan yang mengkonsumsi ubi rambat..Parameter
dalam bentuk jajanan/gorengan oleh dugaan dummy pendidikan istri sebesar
rumahtangga oleh rumahtanggapetani kelapa 0.015897 yang berarti bahwa pengeluaran
sawit di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak konsumsi ubi rambat pendidikan istri
Provinsi Riau. Selanjutnya tanda positif menegah kebawah lebih tinggi dari pada
parameter dugaan harga mie, ubi kayu dan pendidikan istri menengah keatas. Parameter
kentang mengindikasikan bahwa komoditas dugaan dummy pendapatan (d2) sebesar-
beras subtitusi dengan ketiga komoditas 0.00922 yang berarti bahwa pengeluaran
(kelompok komoditas) tersebut. konsumsi ubi rambat pendapatan rendah lebih
Selain harga bahwa faktor-faktor lain rendah dengan pendapatan lainnya sebesar
yang diduga ikut menentukan pangsa pasar 0.00922 rupiah.Parameter dugaan dummy
pengeluaran konsumsi ubi rambat juga pendapatan (d3) sebesar0.007395yang
dipengaruhi oleh pengeluaran per kapita, pengeluaran berarti bahwa konsumsi ubi
jumlah anggota keluarga, dummy pendidikan rambat pendapatan tinggi lebih tinggi dengan
istri, dummy pendapatan (d2) dan dummy pendapatan lainnya sebesar 0.007395 rupiah.
pendapatan (d3). Tanda dan besaran

Tabel 3. Elastisitas Pendapatan Beberapa Komoditas Pangan sumber Karbohidrat.


Komoditas Elastisitas Pendapatan
Beras 0.9586
Ubi Rambat 0.0438
Mie 2.1546
Ubi Kayu 1.2043
Kentang 0.7982

Elasitisitas harga sendiri dan harga ubi rambat oleh rumahtangga petani kelapa
silang (lihat Tabel 2 dan Tabel 3) seluruhnya sawit petani kelapa sawit di Kecamatan
lebih besar dari satu (dalam nilai absolut). Hal Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau.
ini mengindikasikan bahwa pengaruh peubah- Sedangkan hasil dari perhitungan elastisitas
peubah tersebut responsif terhadap konsumsi pendapatan menunjukan besaran nilai

27
elastisitasnya kecil dari satu. Hal ini juga semua jumlah anggota rumahtangga yang
mengandung pengertian bahwa elastisitas mengkonsumsi mie.Parameter dugaan
pendapatan tidak responsif terhadap konsumsi dummy pendidikan istri sebesar -0.02713yang
ubi rambat rumahtangga petani kelapa sawit berarti bahwa pengeluaran konsumsi
Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi miependidikan istri menegah kebawah lebih
Riau. rendah dari pada pendidikan istri menengah
keatas sebesar 0.02713 rupiah. Parameter
3. Konsumsi Mie dugaan dummy pendapatan (d2) sebesar
Peubah yang signifikan (faktor 0.018264 yang berarti bahwa pengeluaran
dominan) mempengaruhi konsumsi mie konsumsi mie pendapatan rendah lebih tinggi
rumahtangga petani kelapa sawit di dengan pendapatan lainnya sebesar
Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi 0.018264rupiah. Parameter dugaan dummy
Riau adalah harga ubi rambat, adapun besaran pendapatan (d3) sebesar 0.019933 yang
tanda parameternya adalah 0.023998. pengeluaran berarti bahwa konsumsi mie
Parameter dugaan harga mie sebesar 0.023998 pendapatan tinggi lebih tinggi dengan
mengandung pengertian bahwa apabila harga pendapatan lainnya sebesar 0.019933 rupiah.
mie meningkat sebesar satu rupiah maka Elasitisitas harga sendiri dan harga
pengeluaran konsumsi mie meningkat sebesar silang (lihat Tabel 2 dan Tabel 3) seluruhnya
0.023998 rupiah. Hal ini terjadi karena ubi lebih kecil dari satu (dalam nilai absolut). Hal
rambat juga merupakan komoditas sumber ini mengindikasikan bahwa pengaruh peubah-
kalori utama rumahtanggapetani kelapa sawit peubah tersebut tidak responsif terhadap
di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak konsumsi mie oleh rumahtangga petani kelapa
Provinsi Riau. Selanjutnya tanda positif sawit petani kelapa sawit di Kecamatan
parameter dugaan harga ubi rambat Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau.
mengindikasikan bahwa komoditas Sedangkan hasil dari perhitungan elastisitas
miebersubtitusi dengan komoditas ubi rambat pendapatan menunjukan besaran nilai
. elastisitasnya besar dari satu. Hal
Selain harga bahwa faktor-faktor lain mengandung pengertian bahwa elastisitas
yang diduga ikut menentukan pangsa pasar pendapatan responsif terhadap konsumsi mie
pengeluaran konsumsi mie juga dipengaruhi rumahtangga petani kelapa sawit Kecamatan
oleh pengeluaran per kapita, jumlah anggota Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau.
keluarga, dummy pendidikan istri, dummy
pendapatan (d2) dan dummy pendapatan (d3). 4. Konsumsi Ubi Kayu
Tanda dan besaran parameternya dugaan Peubah yang signifikan (faktor
berturut-turut 0.066715, -0.12635, -0.02713, dominan) mempengaruhi konsumsi ubi kayu
0.018264 dan 0.019933. Parameter dugaan rumahtangga petani kelapa sawit di
pengeluaran per kapita sebesar0.066715yang Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi
berarti bahwa pengeluaran per kapita Riau adalah harga beras, harga ubi rambat dan
meningkat sebesar satu rupiah maka harga ubi kayu. adapun besaran tanda
pengeluaran konsumsi mi akan meningkat parameternya adalah -0.02693, 0.013197, dan
sebesar 0.066715rupiah, hal ini mengandung 0.018947. Parameter dugaan harga mie
pengertian bahwa mie merupakan pangan sebesar 0.02693mengandung pengertian
pokok bagi rumahtangga petani kelapa sawit bahwa apabila harga beras meningkat sebesar
di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak satu rupiah maka pengeluaran konsumsi ubi
Provinsi Riau. Parameter dugaan jumlah kayu meningkat sebesar 0.023998 rupiah. Hal
anggota rumahtangga -0.12635yang berarti ini terjadi karena ubi rambakayu juga
bahwa apabila jumlah anggota rumahtangga merupakan komoditas sumber kalori utama
meningkat sebanyak satu jiwa maka rumahtangga petani kelapa sawit di
pengeluaran konsumsi mie menurun sebesar Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi
0.12635rupiah. Hal ini terjadi diduga tidak Riau. Tanda positif parameter dugaan harga

28
beras, harga ubi rambat dan harga ubi kayu ubi rambat mengindikasikan bahwa
mengindikasikan bahwa komoditas ubi kayu komoditas kentang bersubtitusi dengan
bersubtitusi dengan komoditas tersebut. komoditas tersebut.
Selain harga bahwa faktor-faktor lain Elasitisitas harga sendiri (lihat Tabel 2
yang diduga ikut menentukan pangsa pasar dan Tabel 3) lebih besar dari satu (dalam nilai
pengeluaran konsumsi ubi kayu juga absolut) sedangkan harga silang seluruhnya
dipengaruhi jumlah anggota keluarga, tanda besaran nilainya kecil dari satu. Hal ini
dan besaran parameter dugaan sebesar - mengindikasikan bahwa pengaruh peubah
0.02051. Parameter dugaan jumlah anggota tersebut responsif terhadap harganya sendiri
rumahtangga -0.02051 yang berarti bahwa dan peubah-peubah tersebut tidak responsif
apabila jumlah anggota rumahtangga terhadap konsumsi beras, ubi rambat, mie, ubi
meningkat sebanyak satu jiwa maka kayu dan kentang. Sedangkan hasil dari
pengeluaran konsumsi mie menurun sebesar perhitungan elastisitas pendapatan
0.02051rupiah. Hal ini terjadi diduga tidak menunjukan besaran nilai elastisitasnya kecil
semua jumlah anggota rumahtangga yang dari satu. Hal mengandung pengertian bahwa
mengkonsumsi mie elastisitas pendapatan tidak responsif terhadap
Elasitisitas harga sendiri dan harga konsumsi kentang rumahtangga petani kelapa
silang (lihat Tabel 2 dan Tabel 3) seluruhnya sawit Kecamatan Kandis Kabupaten Siak
lebih kecil dari satu (dalam nilai absolut). Hal Provinsi Riau.
ini mengindikasikan bahwa pengaruh peubah-
peubah tersebut tidak responsif terhadap KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
konsumsi ubi kayu oleh rumahtangga petani KEBIJAKAN
kelapa sawit petani kelapa sawit di Kecamatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau. semakin tinggi tingkat pendapatan, proporsi
Sedangkan hasil dari perhitungan elastisitas pengeluaran pangan komoditas beras, ubi
pendapatan menunjukan besaran nilai rambat, mie, ubi kayu, dan kentang cenderung
elastisitasnya besar dari satu. Hal ini meningkat. Sementara itu, semakin tinggi
mengandung pengertian bahwa elastisitas pendidikan ibu rumah tangga semakin banyak
pendapatan responsif terhadap konsumsi ubi konsumsi beras, sedangkan konsumsi ubi
kayu rumahtangga petani kelapa sawit rambat mie, ubi kayu dan kentang cenderung
Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi menurun.Faktor-faktor dominan yang
Riau. mempengaruhi perilaku konsumsi pangan
sumber kabohidrat oleh rumahtangga petani
5. Konsumsi Kentang kelapa sawit di Kecamatan Kandis Kabupaten
Peubah yang signifikan (faktor Siak Provinsi Riaubervariasi untuk setiap
dominan) mempengaruhi konsumsi kentang komoditas yang diamati. Pertama,
rumahtangga petani kelapa sawit pengeluaran konsumsi beras dominan
diKecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi dipengaruhi oleh harganya sendiri, harga ubi
Riau adalah harga ubi rambat dan besaran rambat, harga ubi kayu. Kedua, pengeluaran
tanda parameternya adalah 0.008135. konsumsi ubi rambat dominan dipengaruhi
Parameter dugaan harga ubi rambat sebesar oleh harga beras, harga mie, harga ubi kayu
0.008135 mengandung pengertian bahwa dan harga kentang. Ketiga, pengeluran
apabila harga ubi rambat meningkat sebesar konsumsi mie dominan dipengaruhi oleh ubi
satu rupiah maka pengeluaran konsumsi rambat. Keempat, pengeluaran konsumsi ubi
kentang meningkat sebesar 0.008135 rupiah. kayu dominan dipengaruhi oleh harganya
Hal ini terjadi karena kentang juga sendiri, harga beras, dan harga ubi kayu.
merupakan komoditas sumber kalori utama Kelima, pengeluaran konsumsi kentang
rumahtanggapetani kelapa sawit di dominan dipengaruhi oleh hargaubi rambat .
Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi Berdasarkan hasil perhitungan
Riau. Tanda positif parameter dugaan harga elastisitas dapat dinyatakan bahwa elastisitas

29
harga sendiri untuk komoditas ubi rambat dan DAFTAR PUSTAKA
kentang bertanda negatif dengan nilai lebih
besar dari satu. Hal ini mengindikasikan Deaton, M. dan J. Muellbauer. 1980. An
bahwa pengeluaran konsumsi kedua Almost Ideal Demand System.
komoditas (kelompok komoditas) tersebut American Economic Review 70(3):312-
responsif terhadap perubahan harganya 326. American.
sendiri. Sedangkan komoditas beras, mie dan Henderson, J.M. and R.E. Quandt. 1980.
ubi kayu besaran nilai elastisitasnya kecil dari Mocroeconomic Theory. A.
satu, hal ini berarti bahwa pengeluaran mathematical approach. Third Edition,
konsumsi ke tiga komoditas tersebut tidak International Stident Edition. Mc. Graw
responsive terhadap perubahan harganya Hill. Kogakusha, Ltd. Tokyo.
sendiri. Sementara itu, elastisitas harga silang
Ischak, P.Lumbantobing. 2005. Analisis
menunjukkan nilai elastisitas (dalam nilai
Permintaan dan Pola Konsumsi Pangan
absolut) komoditas ubi rambat dengan
Di Provinsi Jambi. Tesis Magister
komoditas ubikayu dan kentang lebih besar
Sains. Program Pascasarjana, Institut
dari satu, berarti pengeluaran konsumsi
Pertanian Bogor. Bogor.
komoditas ubi rambat tersebut responsif
terhadap perubahan harga komoditas lainnya. Kahar, M. 2010. Analisis Pola Konsumsi
Sementara itu, untuk komoditas beras, mie, Daerah Perkotaan dan Perdesaan Serta
ubi kayu dan kentang besaran nilai Keterkaitan Dengan Karakteristik
elastisitasnya kecil dari satu, yang berarti Sosial Ekonomi Di Provinsi Banten.
bahwa komoditas tersebut tidak responsof Tesis Magister Sains. Program
terhadap perubahan harga komoditas lainnya. Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Selanjutnya, elastisitas pendapatan Bogor.
menunjukkan dua komoditas yang memiliki Koutsoyianis, A. 1979. Modern
nilai elastisitas pendapatan yang lebih besar Microeconomics. 2nd Edition. The
dari satu, yaitu elastisitas pendapatan untuk Macmillan Press Ltd. London.
mie dan ubi kayu,dengan kata lain,
pengeluaran konsumsi mie dan ubi kayu, Thomas, R.L. 1997. Modern Econometrics an
responsif terhadap perubahan pendapatan. Introduction. Addison Wesley
Dari temuan tersebut dapat dinyatakan Longman, Harlow.
bahwa kebijakan yang berkaitan dengan Verbeek, M., KU Leuven, and Tilburg
upaya peni ngkatan pendapatan perlu University. 2000. A Guide to Modern
dilakukan untuk meningkatkan konsumsi Econometrics. John Wiley & Sons Ltd.,
rumahtangga petani kelapa sawit khususnya Chichester.
konsumsi mie dan ubi kayu, sementara itu
kebijakan pengendalian harga dilakukan Varian, H.R 1984. Macroeconomic Analysis. 2
untuk meningkatkan konsumsi ubi rambat. Edition. W.W. Norton and Company,
New York.

30

Anda mungkin juga menyukai