Disusun oleh :
1231800014
PENDAHULUAN
Tahu dikenal sebagai pangan fungsional yang mengandung zat gizi. Mengonsumsi tahu diketahui
baik untuk menjaga kesehatan dan fungsi otak. Manfaat ini berasal dari kandungan isoflavon dan
lecithin di dalam tahu yang dapat meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, terutama pada
lansia.
Berdasarkan data dari Kemendag, harga kedelai local di Surabaya bulan Maret tahun 2022
mencapai Rp. 12.000 per kilogram dan akan terjadi kenaikan harga tahu dipasaran. Dimana,
harga tahu per potong ukuran kecil sebelumnya dijual seharga Rp. 2.000 kemudian naik
menjadi Rp3.000. Kenaikan harga kacang kedelai juga akan berimbas pada kelangkaan tahu.
Rata-rata konsumsi tahu oleh masyarakat selama tahun 2020-2022 diprediksi lebih banyak
dibandingkan konsumsi tempe pada periode yang sama.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawancara kenaikan harga tahu mempengaruhi
kuantitas (jumlah) permintaan tahu, hal ini cukup berpengaruh terhadap konsumen rumah tangga
yang mengkonsumsi tahu dan tingkat pendapatan di Kelurahan Nginden Jangkungan. Walaupun
tahu mengalami kenaikan sejak melonjaknya harga bahan baku kedelai, tetapi permintaan
konsumen akan tahu tetap tinggi. Bahkan komoditas makanan berbahan pangan kedelai ini cepat
laku habis saat di pasarkan di sejumlah pasar tradisional salah satunya di wilayah pasar Nginden
Jangkungan, Sukolilo. Permintaan kacang kedelai terus naik akibat tingginya kebutuhan, namun
disisi lain produksi kedelai Indonesia cenderung turun sehingga pemerintah harus melakukan
impor untuk memenuhi kebutuhan. Naiknya permintaan kedelai disebabkan oleh peningkatan
jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masayarakat, permintaan
kedelai global, kondisi pasokan kedelai global serta perubahan selera. Jumlah permintaan tahu
bergantung pada konsumen atau pelaku ibu rumah tangga yang menginginkan kebutuhannya
terpenuhi. Tingkat pendapatan juga mempengaruhi permintaan akan suatu barang yang memiliki
nilai ekonomis, sebab tingkat pendapatan berupa upah atau gaji yang diperoleh dari hasil bekerja
dengan tujuan kebutuhan keluarga bisa terpenuhi. Inilah yang menjadi latar belakang masalah,
rumusan masalah dan landasan teori-teori di bab selanjutnya sebagai acuan referensi terhadap
judul “Analisis faktor faktor yang mempengaruhi Permintaan Tahu Pada Rumah Tangga
di Kelurahan Nginden Jangkungan, Sukolilo”.
1) Kasus Giffen
Kasus ini terjadi sebagai akibat adanya income effect negative. Biasanya
bila terjadi kenaikan harga menyebabkan riel income turun. Dampak
turunnya riel income terhadap permintaan ada yang negative dan ada yang
positif. Income effect negative dapat diartikan; ketika harga naik, riel
income turun tetapi permintaan terhadap beberapa jenis barang bertambah
banyak. Kasus ini biasanya terjadi untuk pembelian terhadap barang
inferior, yaitu barang yang berkualitas rendah tetapi untuk barang normal
mempunyai sifat income effect positif artinya harga menyebabkan riel
income turun dan barang yang dibeli juga turun.
2) Kasus Spekulasi
Meskipun harga naik permintaan bertambah banyak, hal ini disebabkan
karena ada unsur spekulasi, adanya kejadian yang diperkirakan akan
mempengaruhi jumlah barang yang tersedia, misalnya terjadi kegagalan
panen yang disebabkan oleh banjir yang tidak menentu akan mendorong
pelaku ekonomi untuk melakukan spekulasi.
3) Kasus Barang Prestise
Kasus ini dilatarbelakangi oleh unsur prestise. Bagi orang tertentu prestise
sangat mempengaruhi keinginan untuk membeli suatu barang, meskipun
barang itu bisa saja tidak Pada permintaan absolut konsumen tidak
mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang diinginkan.
Contohnya membeli barang tetapi tidak mempunyai uang.
dimana;
exy = Koefisien elastisitas permintaan silang
Px = Harga suatu barang X
Qy = Jumlah barang Y yang diminta
2. Koefesien elastisitas permintaan silang titik
dQy Px
exy = ×
dPx Qy
Jika persamaan fungsi permintaan tidak diketahui rumus diatas berubah menjadi:
∆ Qy Px
exy = ×
∆ Px Qy
a) exy = 0 maka barang X dan Y tidak memiliki hubungan apa-apa. Kedua barang itu
adalah independent goods.
b) exy > 0 atau positif, maka barang X dan Y berhubungan subtitusi atau barang yang
satu merupakan barang subtitusi atau pengganti barang kebutuhan lainnya.
Semakin besar exy maka semakin baik dan kuat hubungan subtitusinya.
c) exy < 0 atau negative maka barang X dan Y berhubungan komplementer atau
barang yang satu merupakan pelengkap bagi barang lain. Semakin besar
negatifnya nilai exy semakin baik dan kuat hubungan komplementernya.
Ada tiga macam respon perubahan suatu barang ke barang lain:
a. Elastisitas silang (+) yaitu sebuah peningkatan harga suatu barang yang
menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang lain.
b. Elastisitas silang (-) yaitu peningkatan harga suatu barang yang
mengakibatkan turunnya suatu permintaan barang yang lainnya.
c. Elastisitas silang (0) yaitu kenaikan harga suatu barang tidak mempengaruhi
suatu permintaan terhadap barang lain.
2.2 Teori Konsumsi
Teori konsumsi Keynes mengedepankan tentang analisis perhitungan statistic, serta
membuat hipotesa berdasarkan observasi kasual. Observasi kasual merupakan
pengamatan yang terjadi di kehidupan sehari-hari disekitar yang kita amati. Keynes
menganggap perhitungan fluktuasi ekonomi negara dapat dihitung berdasarkan besarnya
konsumsi dan pendapatan belanja rumah tangga. Pada pengeluaran rumah tangga, selalu
terdapat pengeluaran untuk konsumsi walaupun tidak memiliki pendapatan. Hal ini
disebut sebagai pengeluaran konsumsi otonomus atau autonomus consumption.
Konsumen akan memilih barang kebutuhan pokok untuk dikonsumsikan dengan
mempertimbangkan nilai guna dari barang tersebut. Keterbatasan anggaran pendapatan
yang diterima oleh masyarakat menyebabkan masyarakat harus menunda untuk
mengkonsumsi barang-barang yang mempunyai nilai guna tinggi. Secara umum
pemenuhan kebutuhan akan memberikan tambahan manfaat fisik, spiritual, intelektual
ataupun material sedangkan pemenuhan keinginan akan menambah kepuasan atau
manfaat psikis. Jika suatu kebutuhan di inginkan oleh seseorang maka pemenuhan
kebutuhan tersebut akan melahirkan masalah sekaligus kepuasan, namun jika pemenuhan
kebutuhan tidak dilandasi keinginan maka hanya akan memberikan manfaat semata,
artinya jika yang diinginkan bukan kebutuhan maka pemenuhan keinginan tersebut hanya
akan memberikan kepuasan saja (Wahyuni, 2013).
Menurut Mankiw (2013) dalam Syukri & Rahmatia (2020) konsumsi mempunyai arti
sebagai pembelajaran harga dan jasa oleh rumah tangga. Arti dari barang disini
mencakup pembelanjaan rumah tangga untuk barang yang bertahan lama, seperti
kendaraan dan perlengkapan-perlengkapan rumah tangga, dan untuk barang yang tidak
tahan lama contohnya seperti makanan dan pakaian. Sedangkan untuk arti dari jasa disini
mencakup barang yang tidak berwujud konkert, misalnya seperti potong rambut dan
perawatan kesehatan. Selain itu, pembelanjaan rumah tangga untuk pendidikan juga
termasuk ke dalam konsumsi saja.
2.2.1 Perilaku Konsumen
Semua anggota masyarakat yang menerima uang dan kemudian membelanjakannya
kembali untuk pembelian barang dan jasa disebut konsumen. setiap konsumen diharuskan
mampu mengalokasikan uang miliknya untuk dibelanjakan terhadap barang dan jasa di
pasar. Barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat disebut komoditi. Komoditi adalah
sesuatu yang memberikan jasa konsumsi. Interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi,
perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek dalam hidup
mereka. Tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan ini. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah budaya,
social, pribadi, dan psikologis. Konsumen sebagai individu dikategorikan pada faktor
pribadi seperti usia dan siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, dan
kepribadian dan konsep diri (Hariyanti, 2014).
Perilaku konsumtif merupakan suatu dorongan dalam diri seseorang untuk
melakukan konsumsi tanpa batas yang dilakukan dengan menggunakan faktor emosional
dari pada rasional atau dengan kata lain mereka lebih mementingkan keinginannya dari
pada kebutuhan. Perilaku konsumtif terjadi ketika seseorang melakukan konsumsi bukan
atas dasar kebutuhan melainkan demi kepuasan ataupun kesenangan semata sehingga
dapat mengakibatkan pengeluaran dan yang berlebihan (Razali, 2020).
2.2.2 Pengertian Keluarga
2.2.2.1.Definisi Keluarga
Keluarga merupakan anggota yang ada didalam satu rumah dengan jumlah lebih dari satu
orang dan terdiri dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Anggota keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang memiliki hak kewajiban dan peran yang berbeda.
Seorang ayah mempunyai peran yang sangat penting yaitu tanggung jawab besar khususnya
dalam menafkahi keluarga serta melindungi keluarga untuk selalu terjaga ke harmonisan
dalam rumah tangga.
Menurut Lestari (2016) keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah
atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar
dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berbeda dalam suatu
jaringan.
2.2.2.2 Tipe Keluarga
Menurut Nadirawati (2018) tipe keluarga adalah:
1. Keluarga tradisional
a. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak dari biologis
maupun anak dari adopsi.
b. Keluarga besar adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah seperti paman, kakek, nenek, dan tante.
c. Keluarga orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah atau ibu) dengan anak. Hal ini biasanya terjadi karena perceraian atau
kematian.
2. Keluarga non tradisional
a. The unmarried teenage mother yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The step parent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c. Cohabitating family yaitu orang dewasa yang tinggal bersama diluar
hubungan perkawinan melainkan dengan alasan tertentu.
Permintaan
Jumlah anggota tahu (Y)
keluarga (X2)
Tingkat pendapatan
(X3)
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual
2.5 Hipotesis
Sugiyono (2018: 63) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Berikut hipotesis yang diambil oleh penulis dari penelitian ini yaitu:
a. H1 : Harga tahu berpengaruh terhadap permintaan tahu di Kelurahan nginden
jangkungan, Sukolilo.
b. H2 : Jumlah keluarga berpengaruh terhadap permintaan tahu di Kelurahan nginden
jangkungan, Sukolilo.
c. H3 : Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap permintaan tahu di Kelurahan nginden
jangkungan, Sukolilo.
d. H4 : Harga tahu,jumlah keluarga, dan tingkat pendapatan terhadap permintaan tahu di
Kelurahan nginden jangkungan, Sukolilo.
BAB III
METODE PENELITIAN