Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PENTOL

PADA RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SIDOMOJO KECAMATAN KRIAN

Disusun oleh :

Aji Sri Majidah

1231800014

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Permasalahan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia saat ini adalah
terkait dengan fakta bahwa pertumbuhan permintaan komoditas pangan yang lebih cepat
daripada pertumbuhan penyediaannya.
Peningkatan produktivitas komoditas pangan harus diperkuat untuk mewujudkan ketahanan
pangan di Indonesia. Salah satu komoditas yang harus ditingkatkan produktivitasnya adalah
kedelai. Kebutuhan akan kedelai terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat
tentang makanan sehat. Ketersediaan kedelai di Indonesia menjadi penting karena hampir
90% digunakan untuk bahan pangan (Atman, 2014). Proyeksi Kementan tahun 2022 perajin
tempe tahu nasional membutuhkan 3 juta ton lebih pasokan kedelai dalam satu tahun. Dari
jumlah tersebut, 1 juta ton kedelai digunakan untuk membuat tahu sedangkan untuk membuat
tempe sekitar 2 juta ton.
Tahu merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan masyarakat di sini. Meski ada
banyak jenis tahu lokal, namun aslinya tahu berasal dari Tiongkok. Baru kemudian tahu
menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.Tahu merupakan produk olahan yang terbuat
dari bahan baku kedelai. Dikonsumsi sebagai produk pengganti lauk dan sebagai makanan
ringan. Nilai gizi yang tinggi serta cita rasa yang enak menyebabkan permintaan terhadap
tahu semakin meningkat setiap tahunnya.. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang
telah menggunakan tahu sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tahu diproduksi di
banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia.

Tahu dikenal sebagai pangan fungsional yang mengandung zat gizi. Mengonsumsi tahu diketahui
baik untuk menjaga kesehatan dan fungsi otak. Manfaat ini berasal dari kandungan isoflavon dan
lecithin di dalam tahu yang dapat meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, terutama pada
lansia.

Berdasarkan data dari Kemendag, harga kedelai local di Surabaya bulan Maret tahun 2022
mencapai Rp. 12.000 per kilogram dan akan terjadi kenaikan harga tahu dipasaran. Dimana,
harga tahu per potong ukuran kecil sebelumnya dijual seharga Rp. 2.000 kemudian naik
menjadi Rp3.000. Kenaikan harga kacang kedelai juga akan berimbas pada kelangkaan tahu.
Rata-rata konsumsi tahu oleh masyarakat selama tahun 2020-2022 diprediksi lebih banyak
dibandingkan konsumsi tempe pada periode yang sama.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawancara kenaikan harga tahu mempengaruhi
kuantitas (jumlah) permintaan tahu, hal ini cukup berpengaruh terhadap konsumen rumah tangga
yang mengkonsumsi tahu dan tingkat pendapatan di Kelurahan Nginden Jangkungan. Walaupun
tahu mengalami kenaikan sejak melonjaknya harga bahan baku kedelai, tetapi permintaan
konsumen akan tahu tetap tinggi. Bahkan komoditas makanan berbahan pangan kedelai ini cepat
laku habis saat di pasarkan di sejumlah pasar tradisional salah satunya di wilayah pasar Nginden
Jangkungan, Sukolilo. Permintaan kacang kedelai terus naik akibat tingginya kebutuhan, namun
disisi lain produksi kedelai Indonesia cenderung turun sehingga pemerintah harus melakukan
impor untuk memenuhi kebutuhan. Naiknya permintaan kedelai disebabkan oleh peningkatan
jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masayarakat, permintaan
kedelai global, kondisi pasokan kedelai global serta perubahan selera. Jumlah permintaan tahu
bergantung pada konsumen atau pelaku ibu rumah tangga yang menginginkan kebutuhannya
terpenuhi. Tingkat pendapatan juga mempengaruhi permintaan akan suatu barang yang memiliki
nilai ekonomis, sebab tingkat pendapatan berupa upah atau gaji yang diperoleh dari hasil bekerja
dengan tujuan kebutuhan keluarga bisa terpenuhi. Inilah yang menjadi latar belakang masalah,
rumusan masalah dan landasan teori-teori di bab selanjutnya sebagai acuan referensi terhadap
judul “Analisis faktor faktor yang mempengaruhi Permintaan Tahu Pada Rumah Tangga
di Kelurahan Nginden Jangkungan, Sukolilo”.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang berkaitan dengan
permintaan tahu pada rumah tangga di kelurahan nginden jangkungan, sukolilo yaitu :
1. Apakah harga Tahu berpengaruh terhadap permintaan rumah tangga di kelurahan nginden
jangkungan, sukolilo ?
2. Apakah jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap permintaan tahu di kelurahan
nginden jangkungan , sukolilo?
3. Apakah tingkat pendapatan berpengaruh terhadap permintaan tahu di kelurahan nginden
jangkungan , sukolilo ?
4. Apakah harga tahu, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendapatan berpengaruh
terhadap permintaan tahu di kelurahan nginden jangkungan , sukolilo ?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Untuk menganalisis pengaruh harga barang terhadap permintaan tahu di Kelurahan
nginden jangkungan , Sukolilo.
b. Untuk menganalisis pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap permintaan tahu di
Kelurahan nginden jangkungan, Sukolilo.
c. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendapatan tehadap permintaan tahu di Kelurahan
nginden jangkungan, Sukolilo.
d. Untuk menganalisis pengaruh harga barang, jumlah keluarga, dan tingkat pendapatan di
Kelurahan nginden jangkungan , Sukolilo.

1.4 Manfaat penelitian


Berdasarkan dari tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak diantaranya:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat menambah dan memperluas wawasan pengetahuan bagi pembaca tentang harga
tahu, jumlah keluarga, serta tingkat pendapatan di Kelurahan nginden jangkungan,
Sukolilo.
2. Bagi Pengambilan Keputusan
Diharapkan sebagai pertimbangan bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
terhadap konsumsi permintaan tahu yang berpengaruh pada harga, tingkat pendapatan,
dan jumlah keluarga. Serta dapat dijadikan bahan informasi ilmiah bagi pihak-pihak yang
berkepentingan untuk semua masyarakat yang membutuhkan.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan untuk membantu pengembangan peneliti dalam penulisan karya ilmiah
yang teoritis, mempelajari praktek-praktek langsung kepada masyarakat untuk
mengetahui informasi yang valid, serta mendalami analisis-analisis factor maupun
permasalahan dibidang ekonomi yang terjadi di kehidupan masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Definisi Permintaan
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling
bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah
barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga, dan kuantitas
yang saling memengaruhi satu sama lain.
Pengertian permintaan dalam ilmu ekonomi yang umum diartikan sebagai : Keinginan
seseorang ( konsumen ) terhadap barang-barang tertentu yang diperlukan atau diinginkan.
( Oka A. Yoeti, 2008 ). Atau dengan kata lain Permintaan adalah sejumlah barang dan jasa
yang diinginkan dan mampu dibeli oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan pada
berbagai tingkat harga dan waktu tertentu di pasar. Biasanya, tinggi permintaan akan
mempengaruhi harga. Sebaliknya, rendahnya permintaan juga akan membuat harga semakin
rendah. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas. Hukum
permintaan berlaku dalam keadaan ceteris paribus yang artinya hukum permintaan tersebut
berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap), faktor
lain selain faktor harga dianggap tidak berubah. Hukum permintaan berbunyi “apabila harga
suatu barang atau jasa meningkat, jumlah barang yang diminta akan menurun. Sebaliknya,
apabila harga suatu barang atau jasa menurun, jumlah barang yang diminta akan meningkat”

2.1.2 Konsep Permintaan


Keinginan seseorang (konsumen) terhadap barang-barang tertentu yang diperlukan atau
diinginkan. Namun dalam praktik, pengertian permintaan menunjukkan adanya permintaan
atas sejumlah barang dan jasa yang diikuti dengan kemampuan membeli (purchasing power).
Karna apabila keinginan (wants) diikuti dengan kekuatan untuk melakukan pembelian
(purchasing power) maka keinginan (wants) akan berubah. Permintaan (demand) sebagai
suatu konsep yang mengandung permintaan berlaku terhadap tiga variabel yang saling
mempengaruhi yaitu kualitas barang atau jasa, harga, dan manfaat barang atau jasa yang
sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian kebutuhannya.
Hubungan permintaan konsumen dengan perilaku konsumsinya dibagi menjadi dua
kelompok yaitu : kelompok permintaan fungsional dan kelompok permintaan non fungsional.
Permintaan fungsional merupakan konsumen yang meminta atau membeli barang karena
fungsinya ( barang yang memiliki daya guna ), sedangkan permintaan non fungsional yang
disebut permintaan tidak rasioanalyaitu permintaan yang bersifat tidak direncanakan
(implusif), spekulatif, dan permintaan yang mempengaruhi efek daya guna barang.
Permintaan akan suatu barang atau jasa dilihat dari dua sudut, yaitu permintaan yang
dilakukan oleh seseorang atau individu tertentu, dan permintaan yang dilakukan oleh semua
orang didalam pasar. Maka dari itu didalam analisis perlu dibedakan diantara kurva
permintaan perseorangan dan kurva permintaan pasar. Untuk memperoleh kurva permintaan
pasar dengan kurva permintaan berbagai individu dalam pasar dijumlahkan. Hokum
permintaan merupakan suatu hipotesis yang menyatakan harga suatu barang dan banyaknya
permintaan barang.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa permintaan (demand) dapat ditinjau dari
dua sisi yaitu sisi ekonomi yang menyangkut keinginan permintaan dalam hubungan dengan
keseluruhan faktor-faktor ekonomi, dan sisi psikologis yang meninjau persoalan dari sisi
tingkah laku manusia sebagai konsumen dalam menentukan pilihannya untuk membeli
sesuatu barang atau jasa yang dibutuhkan.

2.1.3 Kelompok Permintaan


Permintaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Berdasarkan daya beli konsumen, permintaan dibagi menjadi tiga macam, yaitu
permintaan efektif, permintaan potensial, dan permintaan absolut.
a. Permintaan efektif adalah keinginan konsumen untuk membeli sebuah produkatau asa
yang dihubungkan dengan kemampuan dia membayarnya. Dalam hal ini, harga
jumlah produk yang diminta adalah normal.
b. Permintaan potensial adalah permintaan masyarakatterhdap sebuah barang atau jasa
oleh masyarakat yang sebetulnya memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi belum
melaksanakan pembelian barang atau jasa tersebut. Contohnya mempunyai uang yang
cukup membeli barang namun tidak memiliki keinginan untuk membeli.
c. Permintaan Absolut adalah permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa
yang tidak disertai dengan daya beli. Pada permintaan absolut konsumen tidak
mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang diinginkan. Contohnya
membeli barang tetapi tidak mempunyai uang.
2. Permintaan Menurut Jumlah Subjek Pendukungnya
Berdasarkan jumlah subjek pendukungnya, permintaan terdiri atas permintaan individu
dan permintaan kolektif (pasar).
a. Permintaan Individu
Permintaan perorangan terhadap suatu barang pada berbagai tingkat harga. Bentuk
kurva permintaan individu tidak selalu menurun dari kiri atas kekanan bawah,
tetapi ada yang naik dari kiri bawah ke kanan atas. Hal ini disebabkan adanya
kasus seperti:

1) Kasus Giffen
Kasus ini terjadi sebagai akibat adanya income effect negative. Biasanya
bila terjadi kenaikan harga menyebabkan riel income turun. Dampak
turunnya riel income terhadap permintaan ada yang negative dan ada yang
positif. Income effect negative dapat diartikan; ketika harga naik, riel
income turun tetapi permintaan terhadap beberapa jenis barang bertambah
banyak. Kasus ini biasanya terjadi untuk pembelian terhadap barang
inferior, yaitu barang yang berkualitas rendah tetapi untuk barang normal
mempunyai sifat income effect positif artinya harga menyebabkan riel
income turun dan barang yang dibeli juga turun.
2) Kasus Spekulasi
Meskipun harga naik permintaan bertambah banyak, hal ini disebabkan
karena ada unsur spekulasi, adanya kejadian yang diperkirakan akan
mempengaruhi jumlah barang yang tersedia, misalnya terjadi kegagalan
panen yang disebabkan oleh banjir yang tidak menentu akan mendorong
pelaku ekonomi untuk melakukan spekulasi.
3) Kasus Barang Prestise
Kasus ini dilatarbelakangi oleh unsur prestise. Bagi orang tertentu prestise
sangat mempengaruhi keinginan untuk membeli suatu barang, meskipun
barang itu bisa saja tidak Pada permintaan absolut konsumen tidak
mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang diinginkan.
Contohnya membeli barang tetapi tidak mempunyai uang.

b. Permintaan Kolektif (Pasar)


Penjumlahan dari keseluruhan permintaan individu yang ada dipasar pada berbagai
tingkat harga. Bentuk kurva permintaan pasar selalu menurun dari kiri atas ke
kanan bawah. Hal ini disebabkan jika terjadi kenaikan harga permintaan individu
pasti turun dari kiri atas kekanan bawah, sehingga jika dijumlahkan permintaan
individu yang ada dipasar akan selalu menurun.
1. Bersifat Inferior misalnya singkong bagi sebagian masyarakat tidak
dipandang sebagai barang inferior.
2. Bersifat Spekulasi misalnya orang tidak mempunyai kemampuan untuk
berspekulasi atau tidak mengetahui situasi.
3. Bersifat Prestise misalnya batu permata atau barang antic meskipun punya
nilai jual tinggi tapi tidak mudah masuk pasar, artinya tidak mudah
mencari pembeli ketika ingin dijual. Oleh sebab itu, barang prestise bagi
sebagian orang dianggap tidak punya nilai guna.
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Permintaan seseorang atau masyarakat pada sesuatu barang ditentukan oleh faktor
lainnya. Diantara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut (Agustin,
2020):
a. Harga barang itu sendiri
Harga suatu barang dapat menjadi factor yang mempengaruhi permintaan. Faktor
harga barang yang tinggi biasanya akan membuat masyarakat berpikir ulang sebelum
melakukan transaksi. Apabila harga barang murah dan terjangkau, umumnya
permintaan akan tinggi sebab harga menjadi pertimbangan utama dimata konsumen.
b. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut
Ketersediaan dari barang lain atau barang substitusi dan barang pelengkap atau
komplementer turut menjadi faktor yang mempengaruhi permintaan.
c. Kualitas barang
Permintaan barang dengan kualitas yang baik meskipun dengan harga yang sedikit
mahal akan tetap tinggi. Sedangkan untuk barang berkualitas rendah dan mudah
rusak, permintaannya akan tetap rendah sekalipun harganya murah.
d. Cita rasa masyarakat
Cita rasa berkaitan dengan selera atau tren. Tumbuhnya cita rasa baru di masyarakat
terhadap suatu barang atau jasa biasanya akan segera diikuti dengan peningkatan
angka permintaan barang atau jasa dipasar.
e. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk juga mempengaruhi tingkat permintaan dimana jika jumlah
penduduknya sangat tinggi, maka kemungkinan besar tingkat permintaan di wilayah
tersebut juga tinggi. Sebaliknya, jika jumlah penduduk di suatu wilayah cenderung
sedikit, maka tingkat permintaan barang untuk dikonsumsi juga tidak terlalu tinggi.
f. Pendapatan rumah tangga
Jika pendapatan rumah tangga meningkat, berarti jumlah uang yang beredar akan
meningkat sehingga memicu peningkatan permintaan. Hal ini juga berlaku
sebaliknya, dimana jika pendapatan masyarakat menurun, maka akan mengurangi
aktivitas konsumen atau belanja kebutuhan sehingga permintaan produk juga ikut
menurun.

g. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang


Permintaan masyarakat sering kali terpengaruh pada suatu ramalan mengenai
ekonomi dimasa yang akan datang. Jumlah permintaan barang atau jasa akan
meningkat apabila diperkirakan barang atau jasa mengalami kelangkaan atau
mengalami kenaikan harga.
2.1.5 Kurva Permintaan
Kurva permintaan (demand curve) merupakan grafik yang menggambarkan
hubungan antara harga dengan jumlah komoditas yang diinginkan dan dapat dibeli
konsumen. kurva ini digunakan untuk memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif
dan seringkali digabungkan dengan kurva penawaran untuk memperkirakan titik
ekuilibrium (saat jumlah penawaran dan permintaan sama). Kurva permintaan juga dapat
diartikan sebagai suatu kurva/garis yang memperlihatkan hubungan antara berbagai
jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga (P) barang tersebut. Kurva
permintaan selalu berlereng negative, artinya menurun dari kiri, atas ke kanan bawah,
yang disebabkan hubungan variabel price dengan variabel quantity berlawanan arah,
dimana jika P bertambah (positif) maka Qd berkurang (negative) atau sebaliknya
(Sukirno, 2013: 76).
Gambar 2.1.1.5 Kurva Permintaan

2.1.6 Hukum dan Fungsi Permintaan


Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang
bersifat negative antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Hukum
permintaan berlaku dalam keadaan ceteris paribus yang artinya hukum permintaan tersebut
berlaku jika keadaan atau fakto-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap) faktor
lain selain faktor harga dianggap tidak berubah atau diasumsikan tetap nilainya. Sehingga
hukum permintaan dapat diformulasikan sebagai berikut: QD = f (X 1)→QD = f (price).
Hukum permintaan berbunyi sebagai berikut: apabila harga suatu barang dan jasa
meningkat, jumlah barang yang diminta akan menurun. Sebaliknya, apabila harga suatu
barang dan jasa menurun, jumlah barang yang diminta meningkat (Amaliawati & Murni,
2017: 38).
Fungsi permintaan (demand function) adalah persamaan yang menunjukkan hubungan
antara jumlah suatu barang yang diminta dengan factor-faktor yang mempengaruhinya.
Fungsi permintaan yaitu suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisis
perilaku konsumen dan harga. Fungsi permintaan yang memperlihatkan keterkaitan antara
variabel jumlah permintaan dengan variabel atau factor-faktor yang mempengaruhinya.

Fungsi permintaan adalah hubungan sistematis antara permintaan dengan factor-faktor


yang mempengaruhinya.
Qx = f (Px, Py, Y, Ydist, sel, pen, perk, prom, dan sebagainya).

Keterangan: Qx = Permintaan barang x


Py = Harga barang x
Py = Harga barang y
Y = Pendapatan masyarakat
Ydist = Distribusi pendapatan
Sel = Selera atau kebiasaan
Pen = Jumlah penduduk
Perk = Perkiraan
Prom = Promosi, dan sebagainya
Fungsi permintaan diatas dapat di sederhanakan dengan menggunakan teori permintaan
yaitu menggambarkan pengaruh tingkat harga terhadap jumlah permintaan sebagai berikut
Qx = f (Px) atau Qx = a – bP. Tanda operasional negative (-) menunjukkan bahwa antara
tingkat harga dan permintaan barang berhubungan negative atau menunjukkan arah yang
berlawanan (Amaliawati & Murni, 2017: 38).
2.1.7 Elastisitas Permintaan
Elastisitas merupakan terjadinya suatu permintaan bernilai tak terhingga yang
elastisitasnya itu nol maka perubahan harga tidak akan mempengaruhi jumlah yang diminta,
jika harganya mengalami kenaikan atau penurunan. Elastisitas dapat didefinisikan sebagai
presentase perubahan variabel dependen sebagai akibat perubahan variabel independen
sebesar 1%. Apabila definisi elastisitas permintaan akan berbunyi sebagai berikut:
persentase perubahan jumlah barang yang diminta (Q) sebagai akibat perubahan harga
barang tersebut (P) sebesar 1%. Berdasarkan uraian tersebut, secara umum dapat dikatakan
bahwa elastisitas adalah bilangan yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara
variabel independen dengan variabel dependen (Alamsyah, 2019).

Rumus elastisitas permintaan:


ΔQ P %ΔQ
Ed = X atau Ed =
ΔP Q %Δ P
Dimana:
∆Q = Perubahan terhadap jumlah permintaan
∆P = Perubahan dari harga barang
P = Harga awal
Q = Jumlah permintaan awal
Ed = Elastisitas dari permintaan
ΔP
Apabila koefisien kemiringan kurva permintaan adalah : , atau cara hitung
ΔQ
dP
diferensial, maka koefisien elastisitas permintaan adalah (Agustin, 2020):
dQ
%ΔQ
E=
%Δ P
Rumus koefisien elastisitas permintaan diatas di baca (Agustin, 2020):
ΔQ ∑ P Q₂−Q₁ P ₁+ P ₂
3 E= × atau E = −
ΔP ∑ P ₂−P ₁ Q ₁+Q ₂

2.1.8 Faktor Penentu Elastisitas Permintaan


Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan,
sehingga besar kecilnya suatu elastisitas permintaan ditentukan oleh faktor sebagai
berikut (Rahmat, 2019):
1. Ketersediaan akan barang dan jasa
Jika barang atau jasa tersedia dalam jumlah tertentu maka permintaan akan
kebutuhan konsumen mempengaruhi jumlah barang dan jasa.
2. Besarnya pendapatan yang di miliki
Hal ini berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan konsumen. Jika
pendapatan tersebut tinggi maka akan mempengaruhi kebutuhan terhadap barang
dan jasa.
3. Tingginya minat konsumen
Ketika barang atau jasa banyak dibutuhkan oleh konsumen maka akan
mempengaruhi banyaknya kebutuhan.
4. Permintaan terhadap suatu kebutuhan khusus
Jika permintaan barang khusus tersebut menjadi prioritas utama bagi konsumen
maka harganya turun dan permintaanya akan menjadi tinggi.
5. Jangka waktu akan kebutuhan suatu barang dan jasa
Suatu barang atau jasa memiliki jangka waktu yang terbatas pada pemakainya
atau penggunaannya, maka jika telat akan habis.
6. Kebutuhan akan barang yang berkualitas tinggi
Jika konsumen menginginka kebutuhan sesuai standar yang mereka inginkan
misalnya kebutuhan akan barang mewah yang terbatas akan mempengaruhi
permintaan.

2.1.9 Jenis Elastisitas Permintaan


A. Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah sebuah perubahan pada relative jumlah
barang yang akan dibeli oleh konsumen sebagai pengaruh terhadap perubahan suatu
faktor yang dapat mempengaruhi elastisitas. Elastisitas harga permintaan juga disebut
sebagai price of elasticity demand (Rusdi & Suparta, 2016).
% perubahan terhadap kuantitas barang yang diinginkan
Elastisitas=
%perubahan pada suatu hargabarang
1. Factor-faktor penentu harga permintaan (Rusdi & Suparta, 2016):
a. Ketersediaan jumlah barang pengganti atau cadangan.
b. Jumlah konsumen atau tinggi rendahnya kebutuhan akan suatu barang.
c. Jenis barang yang dibutuhkan oleh konsumen.
d. Jangka waktu terhadap persediaan suatu barang yang dipengaruhi oleh
perubahan harga atau waktu pemakaian barang tersebut.
e. Kemampuan konsumen untuk mengimpor barang.
2. Jenis-jenis elastisitas harga (Ainushshoofi, 2018):
a. Elastisitas uniter
Elastisitas uniter merupakan permintaan yang dikatakan elastis uniter jika
elastisitasnya E = Apabila harga suatu barang berubah maka persentase
perubahan permintaan berbanding lurus terhadap persentase perubahan harga.
b. Elastis
Elastis merupakan permintaan dikatakan elastis apabila elastisitasnya
persentase terhadap perubahan suatu harga barang.
c. Elastis sempurna
Elastis sempurna merupakan elastis yang sempurna apabila permintaanya tak
terhingga. Jika terjadi perubahan suatu barang maka tidak ada permintaan
kepada produsen.
d. In elastisitas
In elastisitas merupakan permintaan jika in elastisitas yang dicapai 1 < atau >
0 maka jumlah persentase pada permintaan lebih kecil dari harga barang.
e. In elastisitas sempurna
In elastisitas sempurna merupakan permintaan in elastisitas sempurna jika
harga mengalami suatu perubahan naik atau turun maka permintaan sama
dengan nol atau jumlah pada permintaan sama.
B. Elastisitas Pendapatan
Pengertian dari elastisitas pendapatan (Income Elasticity) adalah sebuah
elastisitas yang menyatakan jumlah pengeluaran yang diminta karena perubahan
pendapatan pada konsumen. Pendapatan konsumen sendiri adalah pendapatan
perkapita konsumen disuatu daerah atau wilayah tertentu (Rusdi & Suparta, 2016).
a) Elastisitas pendapatan busur (arc income elasticity), ditandai dengan adanya dua
tingkat pendapatan dan dua tingkat jumlah yang diminta.
Ey = koefisien elastisitas pendapatan
∆Q = perubahan jumlah bahan
∆I = perubahan pendapatan
I = pendapatan per kapita masyarakat
Q = jumlah barang yang diminta
b) Elastisitas pendapatan titik (point income elasticity)
dQ I
Ey = ×
dI Q
untuk kurva Engel yang linier dQ/di konstan sehingga dapat dituliskan
menjadi ∆I/∆Q.
ΔQ I
Ey = ×
ΔI Q
Factor-faktor yang mempengaruhi pendapatan konsumen:
1. Elastisitas pendapatan positif, yaitu apabila terjadi sebuah peningkatan permintaan
berbanding lurus dengan pendapatan konsumen.
2. Elastisitas pendapatan nol, yaitu apabila pendapatan konsumen tidak mempengaruhi
perubahan pada permintaan suatu barang.
3. Elastisitas pendapatan negative, yaitu apabila permintaan harga barang kebutuhan
menurun akibat peningkatan pendapatan konsumen.
Factor-faktor yang mempengaruhi elastisitas pendapatan:
1. Jumlah konsumen, semakin banyak jumlah konsumen terhadap kebutuhan barang
atau jasa maka semakin tinggi permintaannya.
2. Tingkat kebutuhan, semakin sulit mencari suatu kebutuhan barang atau jasa, semakin
tinggi permintaannya.
3. Ketersediaan jumlah barang, jumlah ketersediaan barang di pasaran maka dapat
mempengaruhi permintaannya.
4. Perilaku konsumen, biasanya barang yang sudah sering dibeli atau menjadi kebiasaan
konsumen jika harganya naik, maka tidak ada pengaruh bagi konsumen untuk
membelinya dan jika harganya turun, maka konsumen akan diuntungkan.
C. Elastisitas Silang
Elastisitas permintaan silang atau disebut (Own Elasticity of Demand) yaitu
elastisitas permintaan yang hanya berhubungan dengan satu jenis barang saja.
Perubahan harga salah satu barang memiliki pengaruh pada jumlah barang yang
diminta oleh konsumen. Ada dua macam perhitungan elastisitas permintaan silang
(Suardi, 2019):

1. Koefesien elastisitas silang busur


Δ Qy ∑ Px
exy = ×
Δ Px ∑ Qy

dimana;
exy = Koefisien elastisitas permintaan silang
Px = Harga suatu barang X
Qy = Jumlah barang Y yang diminta
2. Koefesien elastisitas permintaan silang titik
dQy Px
exy = ×
dPx Qy
Jika persamaan fungsi permintaan tidak diketahui rumus diatas berubah menjadi:
∆ Qy Px
exy = ×
∆ Px Qy
a) exy = 0 maka barang X dan Y tidak memiliki hubungan apa-apa. Kedua barang itu
adalah independent goods.
b) exy > 0 atau positif, maka barang X dan Y berhubungan subtitusi atau barang yang
satu merupakan barang subtitusi atau pengganti barang kebutuhan lainnya.
Semakin besar exy maka semakin baik dan kuat hubungan subtitusinya.
c) exy < 0 atau negative maka barang X dan Y berhubungan komplementer atau
barang yang satu merupakan pelengkap bagi barang lain. Semakin besar
negatifnya nilai exy semakin baik dan kuat hubungan komplementernya.
Ada tiga macam respon perubahan suatu barang ke barang lain:
a. Elastisitas silang (+) yaitu sebuah peningkatan harga suatu barang yang
menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang lain.
b. Elastisitas silang (-) yaitu peningkatan harga suatu barang yang
mengakibatkan turunnya suatu permintaan barang yang lainnya.
c. Elastisitas silang (0) yaitu kenaikan harga suatu barang tidak mempengaruhi
suatu permintaan terhadap barang lain.
2.2 Teori Konsumsi
Teori konsumsi Keynes mengedepankan tentang analisis perhitungan statistic, serta
membuat hipotesa berdasarkan observasi kasual. Observasi kasual merupakan
pengamatan yang terjadi di kehidupan sehari-hari disekitar yang kita amati. Keynes
menganggap perhitungan fluktuasi ekonomi negara dapat dihitung berdasarkan besarnya
konsumsi dan pendapatan belanja rumah tangga. Pada pengeluaran rumah tangga, selalu
terdapat pengeluaran untuk konsumsi walaupun tidak memiliki pendapatan. Hal ini
disebut sebagai pengeluaran konsumsi otonomus atau autonomus consumption.
Konsumen akan memilih barang kebutuhan pokok untuk dikonsumsikan dengan
mempertimbangkan nilai guna dari barang tersebut. Keterbatasan anggaran pendapatan
yang diterima oleh masyarakat menyebabkan masyarakat harus menunda untuk
mengkonsumsi barang-barang yang mempunyai nilai guna tinggi. Secara umum
pemenuhan kebutuhan akan memberikan tambahan manfaat fisik, spiritual, intelektual
ataupun material sedangkan pemenuhan keinginan akan menambah kepuasan atau
manfaat psikis. Jika suatu kebutuhan di inginkan oleh seseorang maka pemenuhan
kebutuhan tersebut akan melahirkan masalah sekaligus kepuasan, namun jika pemenuhan
kebutuhan tidak dilandasi keinginan maka hanya akan memberikan manfaat semata,
artinya jika yang diinginkan bukan kebutuhan maka pemenuhan keinginan tersebut hanya
akan memberikan kepuasan saja (Wahyuni, 2013).
Menurut Mankiw (2013) dalam Syukri & Rahmatia (2020) konsumsi mempunyai arti
sebagai pembelajaran harga dan jasa oleh rumah tangga. Arti dari barang disini
mencakup pembelanjaan rumah tangga untuk barang yang bertahan lama, seperti
kendaraan dan perlengkapan-perlengkapan rumah tangga, dan untuk barang yang tidak
tahan lama contohnya seperti makanan dan pakaian. Sedangkan untuk arti dari jasa disini
mencakup barang yang tidak berwujud konkert, misalnya seperti potong rambut dan
perawatan kesehatan. Selain itu, pembelanjaan rumah tangga untuk pendidikan juga
termasuk ke dalam konsumsi saja.
2.2.1 Perilaku Konsumen
Semua anggota masyarakat yang menerima uang dan kemudian membelanjakannya
kembali untuk pembelian barang dan jasa disebut konsumen. setiap konsumen diharuskan
mampu mengalokasikan uang miliknya untuk dibelanjakan terhadap barang dan jasa di
pasar. Barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat disebut komoditi. Komoditi adalah
sesuatu yang memberikan jasa konsumsi. Interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi,
perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek dalam hidup
mereka. Tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan ini. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah budaya,
social, pribadi, dan psikologis. Konsumen sebagai individu dikategorikan pada faktor
pribadi seperti usia dan siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, dan
kepribadian dan konsep diri (Hariyanti, 2014).
Perilaku konsumtif merupakan suatu dorongan dalam diri seseorang untuk
melakukan konsumsi tanpa batas yang dilakukan dengan menggunakan faktor emosional
dari pada rasional atau dengan kata lain mereka lebih mementingkan keinginannya dari
pada kebutuhan. Perilaku konsumtif terjadi ketika seseorang melakukan konsumsi bukan
atas dasar kebutuhan melainkan demi kepuasan ataupun kesenangan semata sehingga
dapat mengakibatkan pengeluaran dan yang berlebihan (Razali, 2020).
2.2.2 Pengertian Keluarga
2.2.2.1.Definisi Keluarga
Keluarga merupakan anggota yang ada didalam satu rumah dengan jumlah lebih dari satu
orang dan terdiri dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Anggota keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang memiliki hak kewajiban dan peran yang berbeda.
Seorang ayah mempunyai peran yang sangat penting yaitu tanggung jawab besar khususnya
dalam menafkahi keluarga serta melindungi keluarga untuk selalu terjaga ke harmonisan
dalam rumah tangga.
Menurut Lestari (2016) keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah
atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar
dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berbeda dalam suatu
jaringan.
2.2.2.2 Tipe Keluarga
Menurut Nadirawati (2018) tipe keluarga adalah:
1. Keluarga tradisional
a. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak dari biologis
maupun anak dari adopsi.
b. Keluarga besar adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah seperti paman, kakek, nenek, dan tante.
c. Keluarga orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah atau ibu) dengan anak. Hal ini biasanya terjadi karena perceraian atau
kematian.
2. Keluarga non tradisional
a. The unmarried teenage mother yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The step parent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c. Cohabitating family yaitu orang dewasa yang tinggal bersama diluar
hubungan perkawinan melainkan dengan alasan tertentu.

2.2.2.3 Struktur Keluarga


Beberapa ahli meletakkan struktur pada bentuk/tipe keluarga, namun ada juga yang
menggambarkan subsitem-subsitemnya sebagai dimensi structural. Struktur keluarga
sebagai berikut (Nadirawati, 2018):
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk
mecpitakan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung pada kemampuan
keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur kekuatan
keluarga merupakan kemampun (potensial/actual) dari individu untuk mengontrol
atau memengaruhi perilaku anggota keluarga.
c. Struktur Peran
Peran biasanya menyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status atau tempat
sementara dalam suatu system social tertentu. Peran formal dalam keluarga
seperti ayah, ibu, dan anak yang memiliki peran masing-masing. Peran informal
keluarga biasanya bersifat implisit, tidak tampak ke permukaan dan dimainkan
untuk memenuhi kebutuhan emosional atau menjaga keseimbangan keluarga.
d. Struktur Nilai
System nilai dalam keluarga sangat mempengaruhi nilai-nilai masyarakat. Nilai
keluarga akan membentuk pola dan tingkah laku dalam menghadapi masalah yang
dialami keluarga. Nilai keluarga ini akan menentukan bagaimana keluarga
menghadapi masalah kesehatan dan stressor-stressor (resiko penyakit gangguan
kesehatan sesorang yang tidak dapat dikendalikan).
2.3 Hubungan Antar Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk variabel dependen dan
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah permintaan cabai merah
(Y). Sedangkan variabel independen meliputi faktor harga dan faktor karakteristik responden.
Faktor harga adalah variabel harga cabai merah (X1) sedangkan faktor karakteristik
responden diantaranya adalah variabel jumlah keluarga (X2) dan variabel tingkat pendapatan
(X3).

2.3.1 Pengaruh Harga tahu Terhadap Permintaan tahu


Harga barang dapat mempengaruhi tingkat permintaan yang telah dijelaskan dalam hukum
permintaan. Naik atau turunnya harga barang dan jasa dapat mempengaruhi banyak atau
sedikit barang dan jasa yang diminta. Kuantitas akan turun ketika harga meningkat dan
kuantitas yang diminta tinggi maka harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas
yang diminta berhubungan negative dengan harga.

2.3.2 Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Permintaan tahu


Jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga
setiap harinya. Semakin banyak anggota keluarga, maka di dalam rumah tangga
karakteristik seleranya berbeda yang belum tentu mempunyai selera yang sama. Jumlah
anggota keluarga berkaitan dengan pendapatan rumah tangga yang nantinya akan
mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga.
2.3.3 Pengaruh Tingkat Pendapatan Terhadap Permintaan tahu
Hubungan antara tingkat pendapatan yang mempengaruhi tingkat permintaan sandang
pangan bahwa semakin besar tingkat pendapatan maka pergerakan permintaan cenderung
akan meningkat.
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual terjadi hubungan dua variabel antara variabel terikat (Y) dan variabel
bebas (X), dimana variabel Y merupakan bentuk permintaan tahu terhadap hubungan variabel X
seperti harga tahu, jumlah keluarga, dan tingkat pendapatan. Adapun kerangka konseptual
permintaan tempe sebagai berikut:

Harga tahu (X1)

Permintaan
Jumlah anggota tahu (Y)
keluarga (X2)

Tingkat pendapatan
(X3)
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis
Sugiyono (2018: 63) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Berikut hipotesis yang diambil oleh penulis dari penelitian ini yaitu:
a. H1 : Harga tahu berpengaruh terhadap permintaan tahu di Kelurahan nginden
jangkungan, Sukolilo.
b. H2 : Jumlah keluarga berpengaruh terhadap permintaan tahu di Kelurahan nginden
jangkungan, Sukolilo.
c. H3 : Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap permintaan tahu di Kelurahan nginden
jangkungan, Sukolilo.
d. H4 : Harga tahu,jumlah keluarga, dan tingkat pendapatan terhadap permintaan tahu di
Kelurahan nginden jangkungan, Sukolilo.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Menurut Silaen (2018: 23) desain penelitian adalah desain mengenai keseluruhan proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu proses membuat
desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif yaitu
deduktif yang artinya untuk menjawab semua masalah yang terjadi atau rumusan teori tertentu
dibuat hipotesisnya dulu. Selanjutnya hipotesis akan diuji melalui pengumpulan data yang
dilakukan di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan regresi linier
berganda. Setelah data terkumpul kemudian data di analisis dengan menggunakan Statistical
Product and Service Solution (SPSS) 22. Hasil dari analisis tersebut akan membuktikan apakah
hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Untuk metode kualitatif yaitu pengumpulan data hasil
wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner kepada rumah tangga di Kelurahan nginden
jangkungan, Sukolilo.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelurahan nginden jangkungan, Sukolilo, Surabaya, Jawa
Timur.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Dalam penelitian ini data yang digunakan terbagi menjadi 2 jenis yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung di lapangan menggunakan
kuesioner yang terstruktur kepada responden rumah tangga dan sumber data primer adalah
masyarakat umum. Data sekunder diperoleh dari Kelurahan nginden jangkungan mengetahui
jumlah anggota keluarga di Kelurah nginden jangkungan, Sukolilo.
3.4 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2019: 126) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah Kepala Keluarga di Kelurahan nginden jangkungan, Sukolilo.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random
sampling atau pengambilan sampel acak sederhana. Responden yang diambil dalam penelitian
ini yaitu jumlah KK di Keluarahan nginden jangkungan, Sukolilo. Adapun untuk menentukan
besarnya sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dengan tingkat kesalahan
10% yaitu (Imam, 2014):
N
n= 2
N e +1
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
2
e = Persentase kesalahan sampel 10%
.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


3.5.1 Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan
wawancara langsung kepada responden (masyarakat) berdasarkan daftar pertanyaan
kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya mengenai karakteristik permintaan tahu.
3.5.2 Observasi
Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang
diteliti sehingga dapat gambaran mengenai permintaan cabai merah dan wilayah lokasi
penelitian. Observasi penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui permintaan
konsumen terhadap cabai merah, jumlah keluarga, dan tingkat pendapatan.
3.5.3 Angket (Kuesioner)
Menurut Sugiyono (2017: 225) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner pada penelitian ini menggunakan pertanyaan terstruktur agar mudah
dipahami konsumen. jenis kuesioner tertutup yaitu Pertanyaan dengan pilihan jawaban
lebih dari satu.
3.5.4 Studi Dokumen
Dokumen yang dikumpulkan dari data primer yaitu kuesioner yang berasal dari
sumber pelaku rumah tangga dan data sekunder yaitu data dari Kelurahan menur
pumpungan, Sukolilo.
3.6 Definisi Variabel dan Definisi Operasional
3.6.1 Definisi Variabel
Menurut Sugiyono (2019: 68) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini memiliki
variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebeb
perubahan dari adanya suatu variabel. Variabel biasanya disimbolkan pada X. Adapun
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Buchori, 2020):
a. Harga tahu adalah suatu nilai yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain
untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau
kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
b. Anggota keluarga adalah seorang dari sekelompok anggota keluarga yang
bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari dan seorang pemimpin dalam satu
anggota keluarga yang mengambil keputusan setiap tindakan masalah yang
dihadapi. Yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak dan karakteristik dalam keluarga
berupa jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan.
c. Tingkat pendapatan adalah sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Penghasilan yang diterima berupa upah/gaji, pembayaran
sewa, saham, dana pensiun, bunga obligasi, dan bentuk penghasilan lain yang
diterima oleh rumah tangga dalam waktu tertentu.
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi, akibat adanya variabel bebas.
Penelitian ini mengamati dan mengukur variabel dependen untuk mengetahui pengaruh
variabel independen. Permintaan merupakan jumlah suatu barang yang ingin dibeli
dalam waktu tertentu. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah permintaan cabai
merah dan variabel ini biasanya disimbolkan pada Y.
3.6.2 Definisi Operasional
Operasional variabel menjelaskan mengenai variabel yang diteliti, konsep, indicator,
serta skala pengukuran yang akan dipahami dalam operasional variabel. Tujuannya adalah
untuk memudahkan pengertian dan menghindari presepsi dalam penelitian. Berikut
operasional variabel penelitian:
1. Permintaan tahu (Y) merupakan proses meminta sejumlah barang atau jasa yang sering
dilakukan antara dua belah pihak dalam bentuk per potong/gram dengan harga yang
sama.
2. Harga tahu (X1) merupakan nilai tukar bernominal yang menyesuaikan dengan kualitas
barang atau jasa dengan nilai tukarnya yang diukur dalam bentuk uang “Rupiah”.
3. Jumlah keluarga (X₂) merupakan keseluruhan anggota yang ada di dalam keluarga
(orang).
4. Tingkat pendapatan (X₃) merupakan hasil dari usaha yang di nikmati oleh individu atau
rumah tangga dalam bentuk hitungan per bulan/Rupiah.
3.7 Proses Pengolahan Data
Tiga tahap pengolahan data dalam penelitian kuantitatif adalah:
1. Editing merupakan pemeriksaan kuesioner yang sudah terkumpul setelah di isi oleh
responden. Pemeriksaan tersebut untuk mengetahui kelengkapan pengisian kuesioner
secara menyeluruh.
2. Coding merupakan penyederhanakan data menjadi kode angka seperti berapa jumlah
anggota keluarga, berapa jumlah laki-laki, berapa jumlah perempuan, berapa usia, berapa
jumlah yang menempuh pendidikan, dan berapa jumlah pekerja.
3. Tabulasi merupakan pengelompokkan data melalui tabel dari hasil responden dengan
langkah-langkah yang di analisis untuk selanjutnya diproses.
4. Statistical Analysis merupakan Langkah-langkah dalam proses pengujian data dilakukan
dengan cara menggunakan metode program statistic untuk dapat menentukan tingkat
ketidakpastian hasil pengujian akhir dari suatu pengukuran.

3.8 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan statistic dengan menggunakan
program SPSS 22 untuk menguji hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai