Anda di halaman 1dari 17

TESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU


DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN
TELUR AYAM RAS DI SULAWESI SELATAN

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CONSUMER BEHAVIOR AND


PREFERENCES ON PURCHASES
CHICKEN EGGS IN SOUTH SULAWESI

TITI HANDARYANTI
P042212006

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peternakan merupakan salah satu sub-sektor dalam sektor
pertanian yang berkontribusi dalam penyediaan protein hewani yakni
daging, susu, telur dan pupuk kandang. Peternakan memiliki peranan
yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat
seperti daging yang memiliki nilai kandungan protein yang cukup tinggi.
Daging dapat dihasilkan dari berbagai komoditas peternakan seperti
ternak besar, ternak kecil, maupun ternak unggas.
Industri perunggasan memiliki nilai strategis khususnya dalam
penyediaan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
disamping peranannya dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja.
Salah satu industri perunggasan yang memiliki peran penting dalam
penyediaan protein hewani masyarakat adalah peternakan ayam ras
petelur yang menghasilkan produk telur konsumsi. Salah satu peternakan
yang dikembangkan untuk menunjang protein hewani adalah peternakan
ayam ras petelur (Palefu, dkk., 2018).
Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi menjadi salah
satu pemicu meningkatnya kebutuhan akan telur ayam ras. Tingkat
konsumsi telur ayam akan terus meningkat karena faktor karakteristik
produk unggas yang harganya terjangkau oleh masyarakat luas,
berkualitas gizi baik, disukai oleh konsumen segala umur, tersedia dalam
jumlah yang cukup dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan
serta penyebarannya dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia
(Murdani, 2018).
Permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras cukup
berfluktuatif, tetapi pada saat-saat tertentu permintaan
masyarakat terhadap telur ayam ras sangat tinggi, misalnya untuk
keperluan hajatan dan hari-hari besar, ditambah lagi dengan jumlah
penduduk yang selalu bertambah dari waktu ke waktu, maka
permintaan bahan pangan asal ternak, termaksud telur semakin
meningkat (Babay, dkk., 2019).
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan
dan membuang barang atau jasa. Perilaku konsumen merupakan interaksi
dinamis antara pengaruh dan kondisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita
dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Dengan demikian berdasarkan pendapat diatas tersebut, dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan kegiatan yang
dilakukan pembeli dan konsumen untuk mendapatkan dan
mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan. Perilaku konsumen menyangkut masalah
keputusan yang diambil seseorang dalam persaingan dan penentuan
untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa.
Preferensi diartikan sebagai tindakan konsumen dalam
memberikan penilaian dan sikap tingkat kesukaan terhadap merek –
merek alternatif produk. Preferensi konsumen menunjukkan
kecenderungan kesukaan konsumen terhadap suatu produk dari berbagai
pilihan. Teori preferensi konsumen digunakan untuk menganalisa sejauh
mana keinginan konsumen terhadap suatu produk. Seorang konsumen
terlebih dahulu akan mecari informasi mengenai manfaat dari suatu
produk, yang selanjutnya konsumen akan mengevaluasi atribut produk
tersebut. Konsumen akan memberikan penilaian pada setiap atribut
produk sesuai dengan kepentingan, dari sinilah maka preferensi
konsumen terhadap suatu produk akan timbul (Febrianti, dkk., 2019).
Proses pemilihan produk peternakan untuk dikonsumsi oleh
masyarakat, dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: a) tingkat
perbedaan karakteristik individu, yaitu tingkat pendapatan, pengetahuan,
pengalaman, gaya hidup dan komunitas pergaulan; b) pengaruh eksternal,
antara lain status sosial keluarga dalam masyarakat, latar belakang
budaya dan kebiasaan masyarakat; c) pengaruh lingkungan; d) program
kampanye atau promosi baik oleh pemerintah maupun pihak swasta, serta
e) pengaruh dari atribut (image) yang melekat pada produk itu sendiri,
yakni kebersihan, kesehatan, penampilan, kandungan gizi, keamanan,
kemudahan diperoleh, rasa, mutu, kualitas, kepraktisan dan harga dari
produk tersebut (Amin, dkk., 2018).
Tabel 1. Harga dan Produksi Telur Ayam Ras di Sulawesi Selatan
Tahun Harga (Rp/Kg) Produksi
2019 Rp. 20.516 194.650,44
2020 Rp. 23.127 180.414,43
2021 Rp. 21.195 174.388,74
2022 Rp. 20.732 -
Sumber : BPS, dalam Kemendag, 2022.
Harga telur ayam ras dapat memengaruhi tinggi rendahnya
permintaan telur (Pahlavi dan Yeni, 2020). Tinggi rendahnya harga secara
langsung mempengaruhi jumlah permintaan suatu barang maupun jasa.
Selain harga ada juga kualitas produk, kualitas produk merupakan
keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat konsumen dapat
rasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang
mereka gunakan berkualitas. Menurut Revita (2018) kualitas produk dapat
mempengaruhi konsumen dalam pembelian sebuah produk .
Sardianti dan sisfin (2019) mengatakan bahwa pendapatan
memiliki pengaruh terhadap jumlah permintaan. Karena semakin besar
pendapatan yang diterima oleh seseorang, maka akan semakin besar
pula daya belinya. Namun, sebaliknya jika pendapatan seseorang
semakin kecil, maka akan semakin kecil juga kemampuan membeli atau
menggunakan jasanya.
Tabel 2. Pendapatan perkapita Sulawesi Selatan.
No Tahun Pendapatan Perkapita
1 2017 8.956.181
2 2018 8.888.762
3 2019 8.851.240
4 2020 8.771.970
5 2021 8.690.294
Sumber : BPS, 2022.
Pada Tabel 2. Menunjukkan bahwa pendapatan perkapita Sulawesi
Selatan menunjukkan peningkatan setiap tahunnya yang menandakan
bahwa pertumbuhan ekonomi yang baik pada daerah tersebut. Tinggi
rendahnya pendapatan seseorang akan berpengaruh terhadap kualitas
dan kuantitas permintaan suatu barang. Pendapatan perkapita di Provinsi
Sulawesi Selatan terus mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk pada wilayah tersebut.
Sulawesi selatan merupakan provinsi yang ada di Indonesia
dengan jumlah penduduk sebesar 9.022.276 jiwa pada tahun 2022,
dengan pertumbuhan penduduk sebesar persen. Terdapat 24
kabupaten/kota dengan jumlah kepadatan penduduk yang beragam,
kepadatan tertinggi terdapat pada kota Makassar dengan angka
1.571.814 jiwa dan disusul oleh kabupaten gowa sebesar 789.352 jiwa,
sedangkan kepadatan terendah ada pada kabupaten kepulauan selayar
dengan jumlah kepadatan sebesar 136.996 jiwa (BPS Sulsel, 2022).
Kota Makassar dan Kabupaten Gowa merupakan daerah dengan
jumlah penduduk terbesar pertama dan kedua di Sulawesi Selatan.
Dengan populasi yang cukup besar dapat diasumsikan bahwa komsumsi
pangan untuk kebutuhan hidup juga semakin meningkat apabila terdapat
banyak penduduk. Jumlah populasi yang terus meningkat pada suatu
wilayah akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan bahan pangan
seperti telur ayam ras (Astaman, 2019).
Telur ayam merupakan sumber makan yang bernilai gizi baik.
Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi telur ayam
sebagai sumber protein hewani. Hal ini menjadikan telur merupakan jenis
bahan makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara luas oleh
masyarakat, karena merupakan bentuk makanan yang mudah diperoleh,
mudah pula cara pengolahannya dan harganya relatif terjangkau.
Berdasarkan survei awal, jumlah permintaan telur di Sulawesi Selatan
cenderung mengalami fkultuatif, hal ini bisa saja dipengaruhi oleh perilaku
dan preferensi konsumen yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penelitian
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan preferensi
konsumen terhadap pembelian telur ayam ras di Sulawesi Selatan perlu
dianggap perlu dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah

Harapan dari penjual telur ayam ras di Sulawesi Selatan, adanya


peningkatan dalam jumlah pembelian atau permintaan telur ayam ras,
namum pada kenyataannya tidak sesuai apa yang diharapkan oleh
penjual telur ayam ras yaitu jumlah pembelian telur ayam ras mengalami
fluaktuatif. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian telur. Selain perilaku konsumen, preferensi konsumen juga
dapat mempengaruhi keputusan pembelian Menurut Rajasa (2019) ada
beberapa indicator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi preferensi
konsumen diantaranya adalah kualitas, pelayanan, daya tahan dan
keseusaian dengan spesifikasi. Sedangkan menurut Sardianti dan Sisfin
(2019) mengatakan bahwa harga, pendapatan, jumlah tanggungan dan
selera ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan
telur. Mengacu pada teori yang ada maka faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku dan preferensi konsumen terhadap jumlah
pembelian telur ayam ras yang digunakan dalam penelitian ini adalah
harga telur, kualitas telur, pendapatan konsumen, jumlah tanggungan
keluarga konsumen dan harga barang subtitusi.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi pertanyaan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh perilaku konsumen terhadap pembelian telur
ayam ras di Sulawesi Selatan ?
2. Bagaimana pengaruh preferensi konsumen terhadap pembelian
telur ayam ras di Sulawesi Selatan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah :


1. Untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumen terhadap
pembelian telur ayam ras di Sulawesi Selatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh preferensi konsumen terhadap
pembelian telur ayam ras di Sulawesi Selatan.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan antara
lain :
1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pihak pemerintah
dalam mengambil kebijakan pengembangan kegiatan yang
berhubungan dengan perilaku dan preferensi konsumen
2. Bahan pembanding atau pustaka bagi peneliti selanjutnya yang
relevan dengan penelitian ini.
1.4 Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa jurnal-jurnal yang
berkaitran dengan judul penelitian ini yang dijadikan referensi, antara
lain:
No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1. Yusran Ary Faktor-faktor Hasil penelitian Variabel bebas : 1.Variabel bebas :
Oktovan yang menunjukkan Harga, Jumlah Penelitian
(2020) mempengaruhi bahwa faktor anggota terdahulu
jumlah harga telur ayam keluarga dan menggunakan
pembelian telur (X1), jumlah Pendapatan. salah satu
ayam ras oleh anggota keluarga variabel jarak
Konsumen di (X2), jarak lokasi lokasi sedangkan
Pasar Terong (X3) dan penelitian yang
Kota Makassar pendapatan (X4) akan dilakukan
berpengaruh menggunakan
signifikan terhadap variabel kualitas
permintaan telur produk.
ayam ras di Pasar
Terong Kota
Makassar. 2.Lokasi
Penelitian
2. Sari Faktor-faktor Hasil Uji F Variabel bebas : 1.Variabel bebas :
Anggrainy yang (Simultan) dan Harga, Jumlah Penelitian
Babay, Made mempengaruhi hasil uji T (persial) anggota terdahulu
Antara, permintaan menyatakan keluarga dan menggunakan
Effendy telur ayam ras bahwa variabel Pendapatan salah satu
(2019) di Kota Palu harga telur ayam variabel harga
ras, harga barang barang subtitusi
subtitusi, (ikan) sedangkan
pendapatan, dan penelitian yang
jumlah akan dilakukan
tanggungan menggunakan
keluarga variabel kualitas
berpengaruh nyata produk.
terhadap 2.Lokasi
permintaan telur Penelitian :
ayam ras di Kota Kota Palu
Palu.
3. Umar Khasan Analisis Faktor- Hasil penelitian Variabel bebas : 1.Obyek : white
(2018) faktor yang menunjukkan Analisis Faktor- coffe
mempengaruhi bahwa budaya, faktor yang 2. Variabel bebas:
perilaku tingkat pendidikan, mempengaruhi budaya, tingkat
konsumen usia, jenis kelamin perilaku pendidikan, usia,
dalam berpengaruh konsumen jenis kelamin
pengambilan terhadap
keputusan pengambilan
pembelian keputusan
white coffe pembelian white
coffe
4. Putra Analisis Hasil penelitian Obyek 1. Variabel bebas
Astaman pengaruh menunjukkan Penelitian: terkait:
(2019) harga dan bahwa secara Permintaan telur Harga tempe
pendapatan simultan harga ayam ras
terhadap telur (X1), 2. Lokasi
permintaan pendapatan (X2), Penelitian :
telur ayam ras dan harga tempe Kecamatan
pada (X3) berpengaruh Biringkanaya
konsumen nyata terhadap Kota Makassar
rumah tangga permintaan telur
di Kecamatan ayam, pada uji
Biringkanaya persial harga (X1)
Kota Makassr dan pendapatan
(X2) berpengaruh
nyata terhadap
permintaan telur
ayam, sedangkan
harga tempe (X3)
tidak berpengaruh
terhadap
permintaan telur
ayam.
5. Muzakar Isa Analisis Hasil penelitian 1.Variabel 1.Obyek
dan perilaku menunjukkan bebas : Perilaku Penelitian :
Robingatun konsumen bahwa harga dan konsumen yang Makanan Kuliner
Istikomah dalam word of mouth meliputi Harga
(2019) keputusan memiliki pengaruh dan kualitas 2.Variabel bebas:
pembelian terhadap produk pelayanan dan
makanan di keputusan word of mouth
Kota Surakarta pembelian, 3.Lokasi
sedangkan Penelitian: Kota
kualitas produk Surakarta
dan pelayanan
tidak berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian makan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Jumlah pembelian telur ayam ras di Sulawesi Selatan mengalami


fluktuatif, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh perilaku dan preferensi
konsumen. Mengacu pada teori yang ada maka faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku dan preferensi konsumen terhadap jumlah
pembelian telur ayam ras yang digunakan dalam penelitian ini adalah
harga produk, kualitas produk, pendapatan konsumen, jumlah tanggungan
keluarga dan barang substitusi. Tinggi rendahnya harga telur ayam ras
dapat mempengaruhi seseorang untuk memutuskan apakah seseorang
akan mengkomsumsi telur tersebut. Bagus tidaknya kualiatas telur juga
akan mempengaruhi seseorang untuk memutuskan apakah seseorang
akan mengkomsumsi telur. Pendapatan seseorang juga dapat menjadi
pertimbangan untuk membeli sebuah produk, selain itu jumlah
tanggungan keluarga yang banyak juga dapat memengaruhi tinggi
rendahnya pembelian telur ayam ras.
Kegiatan penelitian yang dilakukan tergambar di dalam kerangka
pikir berikut :
Gambar 1. Kerangka Pikir Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Telur.
BAB II
METODE PENELITIAN

1.5 Rancangan Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
dengan variabel yang lain. Pendekatan penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif karena menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya. Pendekatan ini juga dihubungkan dengan variabel penelitian
yang memfokuskan pada masalah-masalah terkini dan fenomena yang
sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa
angka-angka yang memiliki makna (Jayusman dan Oka, 2020).
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksakan di Sulawesi Selatan
1.7 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif meliputi jumlah pembelian telur ayam ras dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu harga telur,
kualitas telur, pendapatan konsumen serta jumlah anggota keluarga
konsumen. Data kualitatif
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari responden
konsumen telur ayam ras dan pedagang telur ayam ras. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari instansi dan lembaga terkait data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini antara lain Badan Pusat Statistik, Kantor Bupati
Kabupaten Bone dan lembaga-lembaga lain yang mampu berkontribusi
dalam penyediaan data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu :
1. Observasi yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara
langsung konsumen dan pedagang telur ayam ras.
2. Wawancara yaitu wawancara langsung dengan konsumen telur ayam
ras dan pedagang telur ayam ras dengan bantuan kuisioner/daftar
pertanyaan.
3. Dokumentasi yaitu mencari data berupa catatan, laporan, tabel, foto
dan sebagainya yang berkaitan dengan objek penelitian. Pada
penelitian ini data yang didapatkan berupa foto bersama dengan
masyarakat sebagai responden.
2.4 Populasi dan Teknik Sampel
Populasi merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui
suatu kriteria tertentu yang akan dikategorikan ke dalam objek yang akan
diteliti (Nurjaya, dkk., 2021). Populasi penelitian ini adalah seluruh
masyarakat yang bermukim di Kabupaten Bone
Peneliti menggunakan rumus slovin untuk menentukan besaran
sampel. Firdaus (2021) mengatakan bahwa rumus slovin ini merupakan
salah satu teori penarikan sampel yang paling popular digunakan.
Perhitungan sampel dengan rumus slovin, sebagai berikut :
N
n=
1+ N e 2
Di mana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas kesalahan
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah
antara 10-20 % dari populasi penelitian.
2.5 Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik
Data selanjutnya akan dilaksanakan pengujian data
kuantitatif deskriptif dari data primer yang diperoleh, maka untuk
memenuhi syarat yang ditentukan sebelum uji hipotesis melalui
analisis linear berganda, uji persial (T), uji simultan (F) dan uji
koefisien determinasi ( R2) maka perlu dilakukan pengujian atas
beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu normalitas,
multikolinieritas dan heteroskedastitas yang secara rinci akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Normalitas Data
Uji normalitas data pada model regresi linear berganda ini
digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual yang
dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Terdapat dua metode
untuk melakukan uji ini yaitu metode grafik dan metode uji one
sample Kolmogorov-Smirnov (Gunawan, 2020). Pada penelitian
ini akan melakukan metode uji one sample Kolmogorov-
Smirnov.
2. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berfungsi untuk menyatakan bahwa
variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinieritas.
Gejala multikolinieritas adalah gejala korelasi antar variabel
independen. Gejala ini ditunjukkan dengan kolerasi yang
signifikan antar variabel independen. Jika terjadi gejala
multikolinearilitas, salah satu langkah untuk memperbaiki model
adalah dengan menghilangkan variabel dari model regresi
(Nugraha, 2022).
3. Heteroskedastitas
Uji heteroskedastitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari
nilai residual dari suatu pengamatan tetap, maka disebut
dengan Homokedastisitas. Dan jika varians berbeda dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lainnya, maka disebut
dengan Heteroskedastitas. Model regresi yang baik adalah yang
tidak terjadi Heteroskedastitas (Gunawan, 2020).
b. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis linear
berganda, uji simultan (F), uji persial (T) dan uji koefisien
determinasi ( R2) yang akan diuraikan berikut ini:
1. Analisis Linear Berganda
Metode analisis linear berganda digunakan untuk melihat
pengaruh perilaku konsumen terhadap jumlah pembelian telur
ayam ras di Kabupaten Bone. Data diolah dengan bantuan
software SPSS. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi variabel independen terhadap
variabel dependen. Sugyono (2018) menyatakan bahwa bentuk
umum model regresi liner berganda dengan k variabel independen
adalah sebagai berikut :
Y = β 0+ β 1 X 1+ β 2 X 2+ β 3 X 3+ β 4 X 4+ e 1
Dimana :
Y = Jumlah pembelian telur ayam ras
X1 = Harga telur ayam ras
X2 = Kualitas telur ayam ras
X3 = Pendapatan konsumen
X4 = Jumlah tanggungan keluarga konsumen
β 0.1 .2.3.4 = Koefisien regresi yang akan diestimasi
e1 = Standar eror

2. Uji Simultan (F)


Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah modal regresi
yang digunakan valid. Model tersebut dikatakan valid apabila F
hitung > F tabel dan sebaliknya apabila F hitung < F tabel maka
model tersebut tidak valid. Untuk lebih mudahnya, dapat dengan
melihat probabilitas dan membandingkannya dengan taraf
kesalahan (α) yaitu 5% atau 0,05. Jika probabilitasnya < taraf
kesalahan, maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang
digunakan valid. Seluruh analisis statistik dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan SPSS.
3. Uji Parsial (T)
Uji ini digunakan untuk mengutahui apakah masing-masing
variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat. Apabila t hitung > t tabel atau –t hitung > t tabel maka dapat
dikatakan signifikan, yaitu terdapat pengaruh antara variabel bebas
yang diteliti dengan variabel terikat. Sebaliknya, jika t hitung < t
tabel atau –t hitung < t tabel, maka dapat dikatakan tidak signifikan.
4. Uji Koefisien Determinasi ( R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memliki
pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi
terletak pada 0 dan 1. Klasifikasi koefisien korelasi yaitu, 0 (tidak
ada korelasi), 0-0,49 (korelasi lemah), 0,50 (korelasi moderat),
0,51-0,99 (korelasi kuat), 1.00 (korelasi sempurna). Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabelvariabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-veriabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. F., Edy, S. dan Nuril, B. 2018. Analisis faktor-faktor yang


mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian makanan
berbahan dasar hasil ternak di wilayah Kota Lamongan. Jurnal
Ternak. 9 (1): 18-22.

Astaman, P. 2019. Analisis pengaruh harga dan pendapatan terhadap


permintaan telur ayam ras pada konsumen rumah tangga di
Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Tesis. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Babay, S.A., Made, A. dan Effendy. 2019. Faktor-faktor yang


memengaruhi permintaan telur ayam ras di Kota Palu . e-j
Agrotekbis. 7 (5): 556-565.

Firdaus, 2021. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Dotplus Publisher, Riau.

Fitriani, T., Ashrul, T. dan Amalia, N. M., 2019. Analisis preferensi


konsumen terhadap sayuran hidroponik di Kota Sukabumi. Jurnal
Ilmiah Pertanian. 7 (1) : 1-8.

Ghozali, I., 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM


SPSS 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunawan, C, 2020. Mahir Menguasai SPSS Panduan Praktik Mengolah


Data Penelitian. Deepublish, Yogyakarta.

Isa, M. dan Robingatun, I. 2019. Analisis perilaku konsumen dalam


keputusan pembelian makanan di Kota Surakarta. Jurnal Ekonomi
Manajemen Sumber Daya. 21 (2) : 98-110.

Jayusman, I. dan Oka, A. K. S. 2020. Studi deskriptif kuantitatif tentang


aktivitas belajar mahasiswa dengan menggunakan media
pembelajaran Edmodo dalam pembelajaran sejarah. Jurnal Artefak.
7 (1) : 13 -20.

Khasan, U. 2018. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku


konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian white coffe.
Jurnal Litbang Kebijakan. 12 (2) : 157-161.

Murdani. 2018. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan


konsumen terhadap telur ayam ras di Desa Tambon Taroh
Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Jurnal AGRIFO.
3(1): 10-16.

Nugraha, B., 2022. Pengembangan Uji Statistik. Pradina Pustaka,


Sukaharjo.

Nurjaya, Azhar, A., Dodi, I., Jasmani dan Denok Sunarsi. 2021. Pengaruh
kompetensi sumber daya manusia dan kemampuan pemanfaatan
teknologi terhadap kinerja aparatur desa pada kantor kepala desa
di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. 2021. Jurnal Ilmiah
Manajemen Sumber Daya. 4 (3) : 332-346.

Oktovan, Y. A. 2020. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian


telur ayam ras oleh konsumen di Pasar Terong Kota Makassar.
Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Pahlevi, B.A. dan Yeni, A. 2020. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi


konsumen dalam pembelian telur ayam buras di Kelurahan
Tembilahan Kota. Jurnal Agribisnis UNISI. 9 (1): 36-46.

Palefu, F., Najoan, M. dan Elly, F.H. 2018. Potensi pengembangan


peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal
Zootek. 38 (1): 209-219.

Rajasa, M. A,, 2019. Analisis preferensi konsumen terhadap produk


olahan jamur tiram di Kota Medan. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara. Medan.

Revita, M.L.D.E, 2018. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan


pembelian Smartphone merek Samsung. Jurnal Penelitian Ilmu
Manajemen. 1 (1) : 161-170.

Suyono, 2018. Analisis Regresi untuk Penelitian. Deepublish, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai