Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SINJAI

DALAM MENGHADAPI KENAIKAN HARGA PANGAN

Oleh:
Syamsinar
230222014

Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora
Universitas Muhammadiyah Sinjai

Email:
Syam0707sinar@gmail.com

Abstrac
Food security is an issue that is of concern to all countries considering its
influence on the formation of a conducive climate. Food security is not only related to
adequate food availability, but also access to food, and at a more advanced stage is
related to the level of security. The research approach used is a qualitative survey
method. Food availability is the condition of the availability of food from domestic
production and national food reserves as well as imports if the two main sources cannot
meet needs. With the cheap market program implemented by the Sinjai Regency Food
Security Service, the Sinjai Regency Food Security Service can provide assistance to the
community in terms of food distribution. .Food consumption according to the Food
Security Agency (2014) is the amount of food and drink consumed by a person, group or
population to meet their nutritional needs. This research aims to improve the
management of food resources in the Sinjai region of Indonesia to increase the country's
food security.
Keywords: Strategy, Food Security Service, Food Price Increase

Abstrak
Ketahanan pangan merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian seluruh
negara mengingat pengaruhnya terhadap pembentukan iklim yang kondusif. Ketahanan
pangan tidak hanya terkait dengan kecukupan ketersediaan pangan, tetapi juga akses
terhadap bahan pangan, dan pada tahapan yang lebih maju terkait dengan tingkat
keamanan.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat
survei. Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam
negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat
memenuhi kebutuhan.Dengan adanya program pasar murah yang di laksanakan oleh
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai dapat memberikan bantuan kepada
manyarakat dalam hal distribusi bahan pangan.Konsumsi pangan menurut Badan
Ketahanan Pangan (2014) adalah sejumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi
seseorang, kelompok, atau penduduk untuk memenuhi kebutuhan gizinya.Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya pangan di wilayah Sinjai
Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan negara.
Kata Kunci: Strategi, Dinas Ketahanan Pangan, Kenaikan Harga Pangan
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sehingga

pemenuhannya menjadi salah satu hak asasi yang harus dipenuhi secara

bersama-sama oleh negara dan masyarakatnya. Pemerintah Indonesia selalu

berupaya untuk mencapai kemakmuran, salah satunya adalah meningkatkan

ketahanan pangan nasional.

Ketahanan pangan merupakan salah satu isu yang menjadi

perhatian seluruh negara mengingat pengaruhnya terhadap pembentukan

iklim yang kondusif. Ketahanan pangan tidak hanya terkait dengan

kecukupan ketersediaan pangan, tetapi juga akses terhadap bahan pangan,

dan pada tahapan yang lebih maju terkait dengan tingkat keamanan. Untuk

itu, penelitian ini bertujuan untuk memetakan ketahanan tanaman pangan di

masing-masing provinsi dengan menggunakan sebagai ukuran dari tingkat

adopsi teknologi serta memetakan tingkat ketahanan pangan tiap provinsi

dengan menghitung indeks berdasar ketersediaan, akses, dan tingkat

keamanan bahan pangan, yang mengacu pada perhitungan Global Food

Security Index.

Ketidakstabilan harga pangan di Indonesia juga disebabkan oleh

sifat komoditas pangan yang musiman dan sangat terpengaruh oleh kondisi

alam seperti tanah, perubahan musim, dan juga letak geografis daerah.

Faktor-faktor ini akan memengaruhi ketersediaan stok tiap bulannya. Pada

musim panen supply meningkat, sehingga harga relatif rendah. Namun, pada
saat musim paceklik atau di luar musim panen stok menjadi terbatas. Selain

itu, permasalahan distribusi juga menjadi hambatan tersendiri pada masalah

transportasi barang antardaerah. Panjangnya rantai pemasaran komoditas

pangan juga menyebabkan ketidakefisienan dalam pemasaran barang dan

menyebabkan tingginya harga barang komoditas pangan.

Guna memperlancar urusan penyediaan pangan tersebut

pemerintah pusat menyerahkan sebagian wewenang pemerintahannya

kepada Pemerintah Daerah atau dengan menerapkan azas desentralisasi bisa

dikatakan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desentralisai adalah penyerahan segala urusan baik pengaturan dalam arti

pembuatan peraturan perundang-undangan maupun penyelenggaraan

pemerintahan itu sendiri, dari pemerintah pusat kepada daerah yang

kemudian menjadi urusan rumah tangga pemerintah daerah tersebut. Adapun

yang dimaksud menurus adalah kewenangan untuk mengurus sendiri sesuatu

urusan sehingga dibentuklah berbagai dinas sesuai dengan urusan urusan

yang akan diselenggarakan. Oleh karena itu dinas pada setiap masing-

masing daerah akan berbeda dengan daerah lain. Sedangkan Daerah

Otonom, menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah Pasal 1 Angka 12 menegaskan bahwa kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat


berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Ketahanan pangan di suatu daerah merupakan tanggung jawab

pemerintah dan juga masyarakat.

Menurut Suryana (2001:133) ketersediaan pangan dapat ditentukan

oleh beberapa hal yaitu produksi pangan di wilayah tersebut, perdagangan

pangan melalui mekanisme pasar di wilayah tersebut, stok yang dimiliki

oleh pedagang dan cadangan pemerintah serta bantuan pangan dari

pemerintah atau organisasi lainnya.

Ketidakstabilan harga pangan di Indonesia juga disebabkan oleh

sifat komoditas pangan yang musiman dan sangat terpengaruh oleh kondisi

alam seperti tanah, perubahan musim, dan juga letak geografis daerah.

Faktor-faktor ini akan memengaruhi ketersediaan stok tiap bulannya. Pada

musim panen supply meningkat, sehingga harga relatif rendah. Namun, pada

saat musim paceklik atau di luar musim panen stok menjadi terbatas. Selain

itu, permasalahan distribusi juga menjadi hambatan tersendiri pada masalah

transportasi barang antardaerah. Panjangnya rantai pemasaran komoditas

pangan juga menyebabkan ketidakefisienan dalam pemasaran barang dan

menyebabkan tingginya harga barang komoditas pangan.

Secara Geografis Kabupaten Sinjai terletak antar 502’56’’ sampai

5021’16’’ Lintang Selatan dan antara 119056’30’’ sampai 120025’33’’

Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, di


sebelah Timur dengan Teluk Bone, di sebelah selatan dengan Kabupaten

Bulukumba dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Gowa.

Kabupaten Sinjai merupakan daerah dimana mata pencaharian

penduduknya mayoritas dengan bercocok tanam. Sehingga di setiap

kecamatan yang memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan ekonomi

daerah atas pemenuhan pangan, tidak hanya dalam bidang kelautan tapi juga

dalam pengelolaan pertanian, hal tersebut didukung karena wilayah daratan

yang luas, subur dan jalur prekonomian yang strategis.

Berdasarkan Peraturan Bupati Sinjai Nomor 43 Tahun 2015

tentang tata cara pengelolaan cadangan pangan pemerintah daerah Kabupaten

Sinjai menjelaskan bagaimana pengelolaan cadangan pangan pemerintah

daerah dimaksudkan untuk mendorong tersedianya penyediaan cadangan

pangan daerah tingkat kabupaten dalam menghadapi keadaan darurat dan

pasca bencana serta melindungi petani/produsen pangan strategis sesuai

dengan potensi daerah dari gejolak penurunan harga pada waktu panen.

Dalam rangka mengatasi permasalah pangan dinas ketahanan

pangan Kabupaten Sinjaimelakukan beberapa program peningkatan

diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat salah satunya melalui

penyediaan pangan berbasis sumber daya lokal dengan cara melakukan

gerakan pangan murah oleh pemerintah Kabupaten Sinjai melalui dinas

ketahanan pangan dalam rangka stabilisasi dan harga pangan dengan adanya

program ini dapat membantu masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan

pangan sehingga tercapainya pangan yang stabil di masyarakat. Oleh karena


itu, bertolak dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait Judul ”Strategi Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai Dalam Menghadapi Kenaikan Harga

Pangan”

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Dinas Ketahanan Pangan dalam Menghadapi

Kenaikan Harga Pangan?

2. Tinjauan Teori

a. Konsep Strategi

Strategi secara umum dapat digambarkan sebagai suatu rencana atau

mengolah organisasi dengan baik dengan tujuan tertentu, namum pencapaiah

maksud dan tujuan yang diharapkan organisasi tersebut perlu didukung oleh

teknik dan taknit operasi yang baik pula, karena dalam perencanaan yang

disusun semuara perlu digunakan. (Effendy, 2007).

Sumber lainnya menyatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara

keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan

eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Menurut Rangkuti,

strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.

b. Ketahanan Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk

pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,

baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan

atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,


bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses

penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. undang-

undang Republik Indonesia (Nomor 18 Tahun 2012).

Implikasi ketahanan Pangan sebagaimana tertuang dalam tataran

Nasional adalah pengukuran keberhasilan dari kebijakan yang dilakukan oleh

pemerintah sebagai bentuk upaya untuk mendukung terjaminnya pangan di

segenap warga Indonesia. Dan ketahanan dalam menciptakan keterjangkauan

pangan dalam jumlah yang mencukupi pada masa-masa mendatang, selain itu

pencapaian pangan yang aman serta halal untuk dikonsumsi.

c. Dinas Ketahanan Pangan

Dinas ketahanan pangan adalah instansi pemerintah yang berfungsi untuk

membantu mengatur, mengatur, dan mengelola ketersediaan pangan,

keamanan pangan, dan ketahanan pangan. Ketahanan pangan diartikan sebagai

tersedia-nya pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, yang terkandung

dalam sejumlah bahan makanan yang siap untuk dikonsumsi setiap penduduk.

Dinas ketahanan pangan dan Pertanian merupakan Perangkat Daerah yang

melaksanakan urusan pemerintahan Daerah di bidang ketahanan pangan,

bidang pertanian, bidang peternakan dan kesehatan hewan serta bidang

perikanan yang menjadi kewenangan Daerah.

d. Konsep Kenaikan Harga Pangan

Kenaikan harga pangan merupakan suatu fenomena yang terjadi sebagai

akibat dari berbagai faktor. Kenaikan harga pangan di Indonesia sering

disebabkan oleh kurangnya stok pangan, kekeringan, serangan hama,


distribusi yang tidak merata, dan penimbunan barang. Selain itu, kenaikan

harga pangan juga bisa disebabkan oleh perubahan iklim, belum memadainya

infrastruktur pendukung pertanian, kurangnya pemanfaatan teknologi, lahan

yang berkurang, kurangnya jumlah petani, hingga rendahnya produktivitas

pertanian.

Kenaikan harga pangan akan mempengaruhi inflasi dan mengurangi daya

beli masyarakat. Hal ini akan menyebabkan konsumen mengurangi kegiatan

belanja, sehingga produsen akan dirugikan. Kenaikan harga pangan juga akan

mempengaruhi pendapatan produsen dan akan berimbas pada kesejahteraan

produsen, karena konsumen merupakan kunci dari bertahan dan

berkembangnya suatu bisnis bahan.

Dalam kaitannya strategi dinas ketahanan pangan dalam menghadapi

kenaikan harga pangan menurut Menurut Ali Khomsan (2003) ketahanan

pangan harus mencakup faktor ketersediaan, distribusi, dan konsumsi. Faktor

ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi

kebutuhan seluruh penduduk, baik dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan

keamanannya. Distribusi berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif

dan efisien untuk menjamin agar masyarakat dapat memperoleh pangan dalam

jumlah, kualitas dan keberlanjutan yang cukup dengan harga yang terjangkau.

Faktor konsumsi berfungsi mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan secara

nasional memenuhi kaidah mutu, keragaman, kandungan gizi, kemananan dan

kehalalannya.

2. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang

bersifat survei. Pendekatan Kualitatif (Sugiyono,2001;45) adalah pendekatan yang

lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu

masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Penelitian

ini lebih tepat menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analysis), yaitu

mengkaji masalah secara kasus perkasus, karena Pendekatan Kualitatif

mencermati sifat dan bentuk masalah penelitian. Pendekatan kulitatif berfungsi

memberikan deksripsi fokus penelitian, indikator fokus atau prediktor

penelitian,sehingga penelitian ini mengkaji berbagai gambaran penelitian.

3. Hasil dan Pembahasan Penelitian

A. Strategi Dinas Ketahanan Pangan dalam Menghadapi Kenaikan Harga

Pangan

a. Ketersediaan

Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil

produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila

kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Adapun strategi

yang dilakukan untuk mencapai sasaran strategis pertama adalah:

 Penguatan Cadangan Pangan Nasional melalui Perum BULOG dan

BUMN Pangan

 Pengendalian impor dan ekspor pangan

 Penguatan infrastruktur memperpanjang umur simpan dan menjaga

stok pangan
 Pemantauan dan pengendalian ketersediaan pangan di seluruh wilayah

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor Nomor 43 Tahun 2015

tentang tata cara pengelolaan cadangan pangan pemerintah daerah

Kabupaten Sinjai menjelaskan bagaimana pengelolaan cadangan pangan

pemerintah daerah dimaksudkan untuk mendorong tersedianya penyediaan

cadangan pangan daerah tingkat kabupaten dalam menghadapi keadaan

darurat dan pasca bencana serta melindungi petani/produsen pangan

strategis sesuai dengan potensi daerah dari gejolak penurunan harga pada

waktu panen. Peran pemerintah tersebut dijalankan oleh pemerintah

Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan pada dinas ketahanan pangan

Kabupaten Sinjai untuk dapat lebih memaksimalkan lagi perannya dalam

menjaga ketahanan pangan serta ketersediaannya.

b. Distribusi Pangan

Dalam rangka mengatasi permasalah pangan dinas ketahanan

pangan Kabupaten Sinjai melakukan beberapa program peningkatan

diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat salah satunya melalui

penyediaan pangan berbasis sumber daya lokal dengan cara melakukan

gerakan pangan murah oleh pemerintah Kabupaten Sinjai melalui dinas

ketahanan pangan dalam rangka stabilisasi dan harga pangan dengan

adanya program ini dapat membantu masyarakat dalam hal pemenuhan

kebutuhan pangan sehingga tercapainya pangan yang stabil di masyarakat.


Dikutip dari laman sosial media Kabupaten Sinjai Kabid

Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Sinjai (Muh.

Safwan) Mengungkapkan:

“bahwa pasar murah tersebut digelar secara serentak di 24


Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan. Tujuannya untuk menyambut
datangnya bulan suci Ramadhan, serta sebagai wujud kepedulian
pemerintah kepada masyarakat dengan menghadirkan bahan pokok
sehari-hari yang murah dibawah harga pasar.”
Dengan adanya program pasar murah yang di laksanakan oleh

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai dapat memberikan bantuan

kepada manyarakat dalam hal distribusi bahan pangan .

c. Komsumsi Pangan

Konsumsi pangan menurut Badan Ketahanan Pangan (2014)

adalah sejumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang,

kelompok, atau penduduk untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Dikutip dari laman sosial media Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Sinjai dalam kegiatan Manfaatkan Teknologi Informasi, Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai Lakukan Survey Pola Pangan

Harapan 2023 Menggunakan QR Code dan Formulir Daring.

Dalam survei Survey dilakukan dengan metode food recall, dengan

mencatat jenis dan jumah bahan makanan yang dikonsumsi responden

pada periode 24 jam yang lalu. Setiap kecamatan akan dipilih 3

desa/kelurahan, sampel kemudian ditentukan secara acak sebanyak 10

keluarga setiap desa/kelurahannya.


Survey ini dilakukan guna untuk memperoleh Informasi mengenai

pencapaian kuantitas dan kualitas konsumsi yang menggambarkan

pencapaian konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman

yang dapat dilihat dari nilai/skor mutu PPH (Pola Pangan Harapan).

4. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya

pangan di wilayah Sinjai Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan

negara. Pangan merupakan kebutuhan mendasar manusia dan pengelolaannya

merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Studi ini

berfokus pada peran teknologi dalam meningkatkan ketahanan pangan dan peran

pemerintah dalam memastikan ketersediaan dan aksesibilitas pangan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmara, R., Saputra, F. A., & Fauzy, M. R. (2020). Identifikasi Faktor Kenaikan
Harga Komoditas Pasar Melalui Agregasi Berita Online (Studi Kasus:
Jawa Timur). Digital Zone: Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi,
11(1), 159-173.

Elnuari, T. A. G. (2019). Strategi Ketahanan Pangan Pada Masyarakat di


Kepulauan Karimunjawa 1986-2015 (Doctoral dissertation, Universitas
Diponegoro).

Firdaus, M. (2021). Disparitas harga pangan strategis sebelum dan saat pandemi
Covid-19. Jurnal Ekonomi Indonesia, 10(2), 107-120.
Helmi, F., & Ali, H. (2020). Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan Dalam
Menghadapi Pandemi Covid-19 Di Kota Bukittinggi. Jurnal Benefita, 5(3),
366-382.

Pratama, R. D. (2020). STRATEGI DINAS KETAHANAN PANGAN DALAM


PEMENUHAN PANGAN DI KOTA SAMARINDA.

Rumawas, V. V., Nayoan, H., & Kumayas, N. (2021). Peran Pemerintah Dalam
Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Minahasa Selatan (Studi
Dinas Ketahanan Pangan Minahasa Selatan). Governance, 1(1).

Suryana, Achmad. (2001). Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional(Online)


(http:/pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_IV_15pdf).Diakse
s pada tanggal 11 Januari 2019.

Undang-undang

Peraturan Bupati Sinjai Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengelolaan
Cadangan Pangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesian Nomor 9 Tahun 2015 Tentang


Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah Pasal 1 Angka 12.

Anda mungkin juga menyukai