Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH BIAYA OPERASIONAL, HARGA JUAL PADI, DAN

KENAIKAN HARGA PUPUK TERHADAP TINGKAT


KESEJAHTERAAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
AL FHANDU RAMANDA PAKO

NIM :2019100088

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
(UNSIQ) JAWA TENGAH DI
WONOSOBO

TAHUN 2022
REVISI
 Cover
 Urutan penjelasan Y dan X dalam latar belakang masalah
 Tabel penelitian terdahulu
 Manfaat cukup satu
1.

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang  

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika disebabkan sebagian  penduduknya dominan

berada di wilayah yang beriklim tropis dimana langsung dipengaruhi batas khatulistiwa.

Indonesia memiliki peranan yang penting terhadap  perekonomian nasional salah satunya

produk pangan di indonesa ialah, padi atau  padi yang buatan produknya merupakan bahan

makanan pokok. Sehingga, pertanian sangat penting dalam kesejahteraan terutama dalam

kehidupan pokok  Indonesia. Perekonomian masyarakat yang sebagian mata pencaharian

selaku  petani, sangat bergantung pada hasil panen.  

Kesejahteraan merupakan keadaan dimana seseorang mampu mencukupi kebutuhan

pokoknya, mulai dari makanan, pakaian, rumah, air, juga peluang  untuk menyambung

kehidupannya ke tingkatan yang lebih tinggi. Sehingga dapat  membawa ke status sosial

dan sebanding dengan warga lainnya. Dan  kesejahteraan, merupakan keadan ekonomi

efektif dimana berlakunya aturan  ekonomi untuk mengelola aktivitas dari seluruh pihak

dan pembagian penghasilan  masyarakat sebagai hasil kegiatan ekonomi. (Yudi

Fiermansyah, 2016).

Mengetahui tingkat kesejahteraan petani, alat ukur yang digunakan adalah  dengan melihat

nilai tukar komoditas pertanian dan NTP (Nilai Tukar Petani), dan  badan pusat statistik

menjelaskan bahwa untuk mengukur indikator kesejahteraan dengan mengetahui tingkat

pendapatan, pola konsumsi, pengeluran keluarga,  tempat tinggal, kemudahan untuk


memasukkan anak ke jenjang Pendidikan, (Sayid Syekh, 2015). Hal  yang sangat

berpengaruh dalam kesejahteraan ialah pendapatan. Karena aspek kesejahteraan dari

rumah tangga bergantung pada tingkat pendapatan yang  diperoleh. Bagi yang

berpendapatan rendah, pemuasan kebutuhan dibatasi oleh setiap pendapatan rumah tangga.

Jika semakin banyak pendapatan rumah tangga  maka, presentase dalam memenuhi

kebutuhan makanan akan semakin menurun.  Atau jika terjadi kenaikan namun, perubahan

pola konsumsi tidak berubah maka  rumah tangga dikatakan sejahtera. Namun, apabila

pola konsumsi dirubah maka  rumah tangga tersebut dikatakan tidak sejahtera. Hambatan

yang sering timbul di perekonomian masyarakat desa yaitu terkait  anggaran yang

dikeluarkan ketika musim panen datang mengalami peningkatan disebabkan karena

terjadinya kenaikaan harga, dan bibit padi yang memiliki  kualitas baik sehingga langka

dan mahal begitu dengan biaya-biaya lainnya yang  dialami oleh petani padi. Kendala

lainnya dilihat pada harga jual padi yang  tidak menetap dan menurun yang menimbulkan

para petani mengalami kerugian  maka harga jual yang diperoleh dari hasil pertanian dapat

memberikan dampak  pada pendapatan masyarakat di desa, (Nova Yolanda, 2019)

Ada beberapa persoalan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah  penelitian, Yulihardi

dkk di KUD Lingkung Aur II dimana harga jual kelapa  sawit mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap pendapatan petani  yang diperoleh. Artinya jika harga jual

kelapa sawit semakin tinggi maka,  penghasilan yang di dapatkan petani semakin tinggi.

Dan akan mempengaruhi  kesejahteraan petani, (Syanti). Penelitian Yulihardi bertentangan

terhadap penelitian  Novita Sari yang mengatakan bahwa harga jual tidak berpengaruh

terhadap  kesejahteraan petani, (Novita Sari, 2018). Adapun penelitian lainnya

menemukan bahwa pengaruh  biaya benih, biaya pepstisida, biaya pupuk, gaji tenaga

kerja, biaya pemotongan  alat, serta penerimaan secara keseluruhan mempengaruhi

penghasilan  petani padi di dusun Loa Gagak.


Irawan (2018) bahwa secara simultan Financial Knowlage, Financial Behaviour dan

Attitude berpengaruh signifikan terhadap Kesejahteraan. Secara parsial Financial

Knowlage, Financial Behaviour dan Attitude berpengaruh signifikan terhadap

Kesejahteraan. Pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa Perencanaan keuangan

Pribadi berpengaruh tidak signifikan terhadap Kesejahteraan.

Leny Marita & Mohammad Arief (2021) Strategi penguatan kesejahteraan petani yang

teridentifikasi adalah: intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi usaha, manajemen

pemasaran dan rantai pasok, kemitraan dan kelembagaan, adopsi teknologi, manajemen

risiko dan keuangan. Penerapan strategi ini memerlukan sinergi stakeholder pertanian:

pemerintahan pusat dan daerah, industri, pedagang komoditas, lembaga keuangan,

koperasi dan lembaga tani. Ukuran kinerja dari strategi-strategi ini adalah: peningkatan

produktifitas, pengurangan biaya, perbaikan kualitas produk, akses pasar lebih luas,

kestabilan keuangan, perlindungan risiko, kondisi kerja lebih baik, diferensiasi sumber

penghasilan, dan kelestarian lingkungan.

A. Hadiansah (2021) Hubungan petani dan pedagang dalam konteks tata niaga pertanian

membawa petani pada keadaan yang tidak adil. Dominasi dan kekuasaan

pedagang/tengkulak terlalu besar sehingga menyebabkan petani patuh dan tunduk pada

kondisi yang ada. Kepatuhan petani pada sistem pasar yang dikendalikan

pedagang/tengkulak terjadi karena ketidakpahaman petani pada pasar dan harga jual.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Lia Lestari (2021).

Perbedaan penelitian Lia Lestari (2021) dengan penelitian ini adalah perbedaan lokasi dan

tempat obyek penelitian, dan penambahan pada penggunaan variabel independen yang

diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Lia Lestari (2021) menggunakan obyek penelitian

yang berlokasi di Desa Laba, Kecamatan Masamba. Sedangakan penelitian ini

menggunakan obyek penelitian yang berlokasi di Desa Sidodadi, Kecamatan Puring,


dengan alasan dikarenakan penulis lebih mengetahui perkembangan dan latar belakang

obyek penelitian yaitu Kesejahteraan petani di Desa Sidodadi, selain itu terdapat alasan

lain bahwasannya penelitian sebelumnya yang dilakukan di Desa Laba merupakan jenis

desa yang kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai petani, sama dengan jenis kota

yang penulis lakukan penelitian yang merupakan Desa dengan mayoritas petani.

Penelitian ini menggunakan tambahan variable independen kenaikan harga Pupuk dengan

alasan bahwasanya tahun 2022 ini terjadi kenaikan harga pupuk yang signifikan.

Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah variabel tadi berpengaruh terhadap

kesejahteraan petani di Desa Sidodadi.

Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah biaya operasional pengaruh positif terhadap tingkat kesejahteraan  petani di

Desa Sidodadi Kecamatan Puring ? 

2. Apakah harga jual pengaruh positif terhadap tingkat kesejahteraan petani di  Desa

Sidodadi Kecamatan Puring ?

3. Apakah kenaikkan harga pupuk pengaruh positif terhadap tingkat kesejahteraan petani

di  Desa Sidodadi Kecamatan Puring ?  

Tujuan Penelitian

1. Untuk membuktikan pengaruh biaya operasional terhadap tingkat  kesejahteraan petani

di Desa Sidodadi Kecamatan Puring

2. Untuk membuktikan pengaruh harga jual padi terhadap tingkat  kesejahteraan petani di

Desa Sidodadi Kecamatan Puring


3. Untuk membuktikan pengaruh kenaikkan harga pupuk terhadap tingkat  kesejahteraan

petani di Desa Sidodadi Kecamatan Puring

Manfaat Penelitian

Dapat memberikan informasi mengenai keadaan dari objek penelitian  secara detail dengan

menghimpun kenyataan atau fakta yang ada  sehingga masyarakat mengetahui kenyataan

yang terjadi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Kesejahteraan

Teori Kesejahteraan  

Pada umumnya di adopsi oleh teori Adam Smith di dalam bukunya yaitu The Wealth of

Nation(1776), mengatakan individu memiliki  dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginannya. Karena individu  memiliki kecenderungan untuk berusaha memenuhi

keinginanya, jadi kesejahteraan akan dicapai ketika kepuasaan terpenuhi.

 Teori Abraham Maslow tentang hierarki kebutuhan menyatakan bahwa, setiap individu

memiliki semangat untuk berperilaku dalam  pekerjaannya agar bisa memenuhi

kebutuhannya dimana terdiri atas 5  tingkatan kebutuhan ialah kebutuhan fisik, keamanan,

sosial, penghargaan,  dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan fisik berdasarkan hierarki 

kebutuhan Mashlow ialah kebutuhan yang paling mendasar dimana  membuat manusia

termotivasi untuk bekerja agar mampu memenuhi  kebutuhan akan makanan, seksual,

biologis lainnya. Kebutuhan ini sangat  di perlukan dalam pertanian karena dengan adanya

pendapatan yang layak  sehingga dapat memenuhi kesejahteraan petani seperti sandang dan 

pangan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kesejahteraan 

Faktor – faktor yang mempengaruhi kesejahteraan ialah sebagai  berikut :

1. Tingkat Pendapatan 

Bagian paling penting dalam kesejahteraan ialah pendapatan, karena  perspektif rumah tangga

dalam kesejahteraan bergantung terhadap  pendapatannya. Pemuasan hajat dibatasi terhadap

pendapatan yang  dimiliki oleh setiap rumah tangga, terutama yang berpenghasilan  rendah.

Semakin banyak pendapatan yang diperoleh setiap  rumahtangga maka pendapatan untuk

memperoleh makanan semakin  berkurang. Dengan kata lain jika peningkatan pendapatan

terjadi dan  konsumsi pola rumah tangga tidak berubah, keluarga terbilang  sejahtera.

Sebaliknya jika tingkat pendapatan berubah dan pola konsumsi rumah tangga berubah maka

keluarga terbilang tidak  sejahtera.

2. Tingkat Pengeluaran 

Tingkat pengeluaran untuk konsumsi setiap masyarakat dilihat dari  besarnya penghasilan

rumah tangga dimana telah dicapai. Jika  pendapatan menurun maka masyarakat tidak akan

banyak dalam  mengeluarkan konsumsi. Demi menjaga konsumsi yang tinggi, maka 

masyarakat dapat menurunkan besarnya saving. Jika pendapatan  bertambah, dan konsumsi

ikut bertambah maka saving akan ikut  bertambah. Realitas ini terus kita dapatkan hingga

tingkat pendapatan  tertinggi telah dicapai.

3. Pola Konsumsi 

Pola konsumsi ialah termasuk unsur penting dalam kesejahteraan.  Kecil besarnya nisbah

makanan yang dikeluarkan oleh rumah tangga maka dapat memberikan gambaran rumah

tangga yang sejahtera.  bentuk konsumsi ialah kebutuhan setiap orang maupun rumah tangga 

dalam kurun waktu yang ditentukan dan dapat di maksimumkan dari  penghasilan yang

diperoleh. Umunya orang akan lebih mementingkan  kebutuhan pokok, karena seseorang
yang mendapatkan penghasilan  sedikit berbeda bentuk konsumsinya bagi berpenghasilan

banyak. Akibat dari usaha tani padi dapat ditinjau dari perbedaan dan  pendapatan yang

mempengaruhi pola konsumsinya. Sehinngga  dengan adanya usaha pertanian yaitu padi

dapat menyebabkan daya beli masyarakat yang berbeda baik itu kebutuhan primer dan 

kebutuhan skunder.

4. Tingkat Pendidikan 

Tingkat pendidkan merupakan aspek penting untuk melihat tingkat  kesejahteraan. Akan

tetapi yang dilihat bukan hanya tingkatanya  melainkan juga mutunya. Pendidikan di Desa

Sidodadi ialah tingkat  pendidikan yang umum yaitu tingkat Sekolah Dasar karena sekolah 

dasar di Desa Sidodadi disediakan gratis oleh pemerintah, begitu juga  Tingkat Sekolah

Pertama, dan Tingkat Sekolah Menengah.  Sedangkan tingkat perkuliahan sangat sedikit

melanjutkan tingkat  pendidikanya selain dari memperoleh beasiswa.

5. Kesehatan 

Kesehatan juga aspek penting dalam melihat tingkat kesejahteraan.  Komponen yang diukur

dalam aspek kesehatan, yaitu adalah akses  pelayanan kesehatan yang layak, dan adalah

kondisi kesehatan rata rata masyarakat.

Biaya Operasional 

Teori Biaya 

Dalam kamus ekonomi dan bisnis, biaya didefinisikan sebagai  pengorbanan yang ditakar

menggunakan uang, untuk menciptakan,  melindungi serta mendapatkan barang maupun jasa.

Defenisi biaya  secara sempit yaitu “biaya adalah dedikasi sumber ekonomi dalam 

memperoleh aktiva”. Di dalam akuntansi biaya, defenisi biaya ada dua  yaitu dalam artian

cost atau biaya adalah kas yang setara dengan nilai dan digunakan untuk memperoleh

peralatan atau jasa dan mampu memberikan suatu manfaat dimasa sekarang ataupun dimasa

yang akan datang. Biaya  dalam arti luas adalah suatu harga yang dikorbankan secara
langsung dan  di takar dalam bentuk satuan rupiah, dimana dedikasi tersebut  menghasilkan

tujuan serta memberikan kemaslahatan dimasa yang akan  datang.

Biaya operasional menurut Margaretha ialah keseluruhan totalitas  biaya, terkait dengan biaya

operasional diluar aktivitas produksi.  Sedangkan Wenner Muhadi biaya operasional

merupakan biaya yang  dikeluarkan oleh industri yang mencakup biaya pemasaran,

administrasi,  promosi, biaya penyusutan, maupun biaya perbaikan serta pemeliharaan.  Dari

pengertian biaya operasional diatas disimpulkan bahwa biaya  operasional yaitu beban yang

dikeluarkan untuk membantu suatu aktivitas  perusahaan agar mendapatkan tujuan yang

sudah ditetapkan. Dalam hal ini  biaya yang dikeluarkan sejauh dengan dan rasio

perbandingan tersebut  biaya diharapkan dapat minimal. Biaya yang meningkat tidak selalu

buruk,  asal peningkatan biaya tersebut memberikan dampak terhadap peningkatan  produksi

yang lebih besar. Biaya operasional yaitu biaya yang berlangsung  dalam prosedur aktivitas

operasional perusahaan, dimana agar setiap bisnisnya mendapatkan target yang maksimal.

Biaya operasional terbagi  dalam dua jenis yaitu :

1. Biaya Tetap, ialah biaya dimana besaran dan kecilnya bukan  ditentukan oleh

besarnya volume usahatani, yang bersifat konsisten  dalam suatu periode waktu

tertentu. Contohnya biaya pengurangan,  biaya sewa lahan, biaya gaji, biaya traktor

dan biaya pajak.

2. Biaya Variabel, ialah biaya dimana kecil dan besarnya terkait pada  volume usaha

tani, apabila ukuran lahan yang dikelola semakin  semakin besar maka semakin

tinggi beban biaya yang dikeluarkan. Contohnya biaya pepstisida, biaya benih, biaya

pupuk, biaya upah tenaga kerja (seperti olah tanah, pengairan, tanaman,

penyulaman,  penyiangan, penyemprotan, panen dan angkut panen).


Harga Jual Padi 

Teori Harga 

Definisi harga dalam pandangan Michael J.Etzel, harga yaitu “ sebagai  alat tukar yang

dalam bentuk mata uang atau medium moneter  lainya (Price is a medium of exchange in

the from of dollars or other  monetary medium)”. Sedangkan definisi harga menurut

pandangan Philip  Kotler adalaah “total keseluruhan nilai yang dialokasikan oleh

konsumen  agar mendapatkan suatu keuntungan dari memanfaatkan suatu barang atau 

jasa”. Ilmu ekonomi, harga memiliki kaitan antara definisi nilai dengan  kegunaan. Nilai

yaitu skala total utnuk diberikan kepada barang jika barang tersebut diganti barang lain.

Adapun kegunaan yaitu karakter dari  sebuah item yang memberikan taraf kepuasaan

tertentu atas konsumen.

Harga berpengaruh langsung terhadap laba usaha, laba usaha diperoleh dari pendapatan

total dikurangi biaya total. Pendapatan total terdiri dari harga perunit dikalikan kuantitas

yang dijual. Dengan kata lain tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi perputaran

barang yang dijual, kuantitas barang yang dijual berpengaruh terhadap biaya yang

ditimbulkan dalam kaitanya dengan pengadaan barang bagi perusahaan dagang dan efisiensi

produksi bagi perusahaan manufaktur. Jadi harga berpengaruh terhadap pendapatan total

dan biaya total, sehingga pada akhirnya harga berpengaruh terhadap laba usaha. Semakin

tinggi harga yang di tawarkan produsen semakin tinggi juga pendapatan yang diperoleh,

(Rambat & Lamdani, 2006).

Kenaikan Harga Pupuk

Kesejahteraan Petani

Kenaikan harga urea direspon negatif oleh produktivitas, produksi gabah, dan beras dalam

negeri, yang menyebabkan penurunan jumlah panawaran beras sehingga meningkatkan

harga gabah dan beras eceran kualitas medium di dalam negeri. Kenaikan harga urea
sebesar 10% menyebabkan penurunan produktivitas sebesar 0,19% dan penurunan produksi

beras sebesar 0,19% atau setara dengan 106.104 ton. Akibat penurunan produksi beras

dalam negeri, maka penawaran juga menurun sebesar 0,14% sehingga menyebabkan

kenaikan harga eceran beras sebesar 0,04% dan kenaikan harga gabah sebesar 0,01%.

Kenaikan harga eceran beras menyebabkan surplus konsumen berkurang sebesar Rp

28.561.124,00 namun sedikit meningkatkan surplus petani padi sebesar Rp 5.491.701,00.

Review Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti

yang sebelumnya, di mana penelitian yang dilakukan mempunyai kaitan dengan

penelitian ini sebagai sumber informasi dan bahan acuan bagi penulis dan dapat

dilihat pada berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Nama…… Judul Sampel Alat Hasil…………
. . Analisis…. ….
.
1 Nova Pengaruh Harga Sawit  Petani Kelapa Analisis Berpengaruh
Yolanda dan Produktivitas Sawit di Desa  Regresi signifikan.
Hasibuan terhadap Kesejahteraan Siamporik Linear
(2019) Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Berganda
Desa  Siamporik Kualuh Selatan
Kecamatan Kualuh Kabupaten
Selatan Kabupaten Labuhan Batu
Labuhan Batu Utara Utara
2 Novita Pengaruh Harga, Luas Petani Karet di Analisis Berpengaruh
Sari Lahan, Biaya  Produksi Kecamatan Regresi signifikan.
(2018) terhadap Pendapatan Betung  Linear
Petani Karet di Kabupaten Berganda
Kecamatan Betung  Banyuasin
Kabupaten Banyuasin
3 Mia Pengaruh Biaya  Produksi Desa Komering Analisis Berpengaruh
Aprilia dan Harga Jual terhadap Putih Kecamatan Regresi negatif
(2019) Pendapatan Petani Gunung Sigih Linear terhadap
menurut Perspektif  Islam Berganda pendapatan
4 J Juniati Pengaruh Harga Jual,  Petani Pisang Analisis Berpengaruh
Modal Luas Lahan, Ambon Regresi negatif
(2016) Linear
dan Tenaga Kerja Berganda
terhadap Peningkatan
Pendapatan 
Masyarakat Muslim
5 Dewi Pengaruh Harga Jual Petani Pinang Analisis Berpengaruh
Purnama Desa Sidomukti Regresi signifikan
dan Volume Penjualan
Sari Kec. Dendang Linear
(2018) terhadap Pendapatan Kab. Tanjung Berganda
Jabung Timur
Petani Pinang Desa
Sidomukti Kec.
Dendang Kab. Tanjung
Jabung Timur

Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Kerangka pikir diketahui biaya operasional sebagai variabel bebas (X1) berpengaruh terhadap

kesejahteraan petani sebagi variabel terikat (Y), harga jual padi sebagai variabel bebas (X2)

berpengaruh terhadap kesejahteraan sebagai variabel terikat (Y), kenaikan harga pupuk

sebagai variabel bebas (X3) di Desa Sidodadi Kecamatan Puring.

H1 : Terdapat pengaruh biaya operasional terhadap tingkat kesejahteraan petani

H2 : Terdapat pengaruh harga jual padi terhadap tingkat kesejahteraan petani

H3 : Terdapat pengaruh kenaikan harga pupuk terhadap tingkat kesejahteraan petani

X1

X2 Y

BAB II
X3
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2019: 23), metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang

telah di tetapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui survey yaitu metode

pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan tanggapan dari

responden yang akan menjadi sampel pada penelitian ini.

Populasi dan Sempel

Populasi

Menurut Sugiyono (2019: 145) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah petani di Desa Sidodadi, Kecamatan Puring.

Sampel

Menurut Sugiyono (2019: 146) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2019: 153) sampling purposive adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Jenis dan Sumber Data


Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Jonathan (2006) data

primer merupakan data yang berasal dari sumber asli ataupun pertama.

Sumber Data

Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari responden yang mengisi kuesioner

berupa pertanyaan yang sudah disiapkan oleh penulis. Menurut Arikunto (2012) responden

sendiri memiliki arti orang-orang yang merespon atau menjawab pertanyaan penelitian baik

pernyataan tertulis maupun lisan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data atau teknik pengumpulan data merupakan cara paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, Sugiyono

(2011). Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data berupa angka hasil pengisian

kuesioner oleh responden penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Pengumpulan data yang dilakukan yaitu menggunakan kuesioner. Data tersebut

didapatkan dengan memberikan angket atau kuesioner pada sampel penelitian.

Menurut Sugiyono (2019: 234) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara

bertemu langsung maupun melalui link google form kepada responden.

Pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner akan disertai dengan alternatif

jawaban yang dipilih oleh responden dan diukur menggunakan skala likert. Untuk
keperluan penelitian ini, jawaban pada kuesioner akan diberi nilai yang disajikan

sebagai berikut:

Pernyataan Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2019:169)

Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013), variable penelitian merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan kemudian

selanjutnya ditarik kesimpulannya. Adapun variable dalam penelitian ini, yaitu :

Variabel Terkait (Dependent Variable) adalah variable yang menjadi perhatian utama

peneliti, variable ini dipengaruhi oleh variable bebas. Variable terkait dalam penelitian

Kesejahteraan Petati.

Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variable yang memengaruhi variable terkait.

Dalam penelitian ini, variable bebasnya ada 3 yaitu Biaya Operasional, Harga Jual Padi dan

Kenaikan Harga Pupuk.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Operasional

Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat diberikan berbagai macam nilai. Menurut

Sugiyono (2013), definisi operasional adalah penentu konstrak atau sifat yang akan dipelajari
sehingga menjadi variable yang dapat di ukur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur presepsi, keterampilan sikap dan opini

atau pendapat seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Pada

pengukuran variable ini, skala likert terdiri atas lima alternatif jawaban seperti pada table di

bawah ini:

Rincian Penilaian Skala Likert (X1, X2, X3, dan Y)

PERTANYAAN POSITIF DAN NEGATIF

Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2013)

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kesiapan Kerja

Kesiapan kerja adalah kemampuan individu yang berkaitan dengan keahlian, ilmu

pengetahuan, pemahaman dan atribut kepribadian serta adanya kemauan dan kemampuan

yang berhubungan dengan karir guna meningkatkan kesesuaian seseorang untuk melakukan

suatu pekerjaan. Indicator kesiapan kerja antara lain: pertimbangan logis dan objektif, mampu

bekerjasama, mampu mengendalikan diri, bersikap kritis, bertanggungjawab, mampu

beradaptasi dan memiliki ambisi untuk maju. Variable kesiapan kerja mahasiswa diukur

dengan pernyataan pada kuesioner kepada responden yang diminta menjawab dalam skala

likert sangat setuju (SS) sampai dengan sangat tidak setuju (STS).
1. Harga Jual Padi

Harga berpengaruh terhadap pendapatan total dan biaya total, sehingga pada akhirnya harga

berpengaruh terhadap laba usaha. Semakin tinggi harga yang di tawarkan produsen semakin

tinggi juga pendapatan yang diperoleh. Variable harga jual padi diukur dengan pernyataan

pada kuesioner kepada responden yang diminta menjawab dalam 5 skala likert sangat setuju

(SS) sampai dengan sangat tidak setuju (STS)

2. Biaya Operasional

Biaya operasional menurut Margaretha ialah keseluruhan totalitas  biaya, terkait dengan biaya

operasional diluar aktivitas produksi.  Sedangkan Wenner Muhadi biaya operasional

merupakan biaya yang  dikeluarkan oleh industri yang mencakup biaya pemasaran,

administrasi,  promosi, biaya penyusutan, maupun biaya perbaikan serta pemeliharaan.  Dari

pengertian biaya operasional diatas disimpulkan bahwa biaya  operasional yaitu beban yang

dikeluarkan untuk membantu suatu aktivitas  perusahaan agar mendapatkan tujuan yang

sudah ditetapkan. Dalam hal ini  biaya yang dikeluarkan sejauh dengan dan rasio

perbandingan tersebut  biaya diharapkan dapat minimal. Biaya yang meningkat tidak selalu

buruk,  asal peningkatan biaya tersebut memberikan dampak terhadap peningkatan  produksi

yang lebih besar. Biaya operasional yaitu biaya yang berlangsung  dalam prosedur aktivitas

operasional perusahaan, dimana agar setiap bisnisnya mendapatkan target yang maksimal.

Variabel biaya operasional diukur dengan pernyataan pada kuesioner kepada responden yang

dimintai menjawab dalam 5 skala likert sangat setuju (SS) sampai dengan sangat tidak setuju

(STS).

3. Kenaikan Harga Pupuk

Kenaikan harga urea direspon negatif oleh produktivitas, produksi gabah, dan beras dalam

negeri, yang menyebabkan penurunan jumlah panawaran beras sehingga meningkatkan harga
gabah dan beras eceran kualitas medium di dalam negeri.. Variable kenaikan harga pupuk

diukur dengan pernyataan pada kuesioner kepada responden yang dimintai menjawab dalam

5 skala likert sangat setuju (SS) sampai dengan sangat tidak setuju (STS).

Teknik Analisis Data

Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2018). Statistik deskriptif adalah gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standart deviasi, varian, maksimum, sum, range, kurtosis

dan skewness. Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian deskktiptif pada data penelitian

dan juga responden. Deskripi data penelitian yang dimaksud meliputi deskripsi variable-

variabel indicator. Sedangkan untuk deskripsi data responden meliputi nama responden, jenis

kelamin responden, umur responden, tahun ajaran masuk.

Uji Goodnes of Fit

Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketetapan model yang digunakan atau goodness of

fit apakah model persamaan yang terbentuk termasuk dalam kriteria cocok (fit) atau tidak. Uji

F ini juga sering disebut dengan uji simultan, yakni digunakan untuk menguji apakah variable

bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variable tergantung

ataupun tidak. Maka dari itu untuk menyimpulkan apakah model yang digunakan masuk

dalam kategori cocok atau tidak, kita harus membandingkan F hitung dengan F table.

Menurut Suliyanto (2011) jika F hitung >nilai F table, maka dapat disimpulkan bahwa model

persamaan regresi yang terbentuk masuk kriteria cocok (fit). Atau bisa juga dihitung dengan

menggunakan tingkat signifikan. Menurut Ghozali (2018) jika tingkat signifikan > 0,05 maka

model persamaan regresi yang terbentuk masuk kriteria cocok atau fit.

Uji Kualitas Data


1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2018). Jadi validitas ingin

mengukur apakah dalam pertanyaan kesioner yang sudah di buat betul-betul dapat mengukur

apa yang hendak kita ukur. Pengujian validitas yang digunakan adalah Corelasi Pearson.

Signifikansi Corelasi Pearson yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,05. Apakah nilai

signifikansinya < 0,05 maka butir pertanyaan tersebut valid dan apabila nilai signifikansinya

> 0,05, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2018).

Uji Realibilitas

Ghozali (2018) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indicator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal apabila jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Shot

atau pengukuran sekali saja, dimana pengukuranya hanya sekali dan kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Reliabilitas diukur dengan uji statistic Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variable

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali, 2018).

Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji asumsi klasik data primer, maka perlu diperlukan uji normalitas, uji

multikolonieritas dan uji heterokedastisitas.

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi, variable pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,2016). Seperti yang diketahui bahwa uji t

dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal atau tidak. Ada du

acara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis

grafik dan uji statistic (Ghozali, 2018). Pengujian normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan uji Kologorov-Smirnov. Apabila data hasil perhitungan one-

sample Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai diatas 0,05, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas. Sebaliknya, apabila data hasil perhitungan one-sample Kolmogorov-

Smirnov menghasilkan nilai dibawah 0,05, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas (Ghozali, 2018).

Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variable bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variable independent. Jika variable independent saling berkorelasi, maka

variable-variabel ini tidak orthogonal. Variable ortogonal adalah variable independent yang

nilai korelasi antar esame variable independent sama dengan nol (Ghozali: 2018). Dalam

penelitian ini, multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawanya variance

inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya

multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,

2018).

Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak

terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2018). Pengujian heterokedastisitas yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan uji glejser, yaitu dengan meregresikan variable

independent terhadap nilai absolut residual. Menurut Ghozali (2018), kriteria pengambilan

keputusan dalam uji glejser yang dilakukan adalah: jika nilai signifikan (Sig). lebih besar dari

0,05 maka tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi. Jika nilai signifikansi

(Sig). lebih kecil dari 0,05 maka terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi.

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik analisis berganda. Analisis

regresi berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai

pengaruh beberapa variable independent pada variable dependen secara bersama-sama. Untuk

menguji H1, H2, dan H3 dengan teknik analisis regresi linier berganda digunakan persamaan

statistic sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y : Kesiapan Kerja Mahasiswa

α : Nilai Konstanta

β : Koefisien Regresi Pertama

X1 : Kegiatan Magang Dunia Usaha

X2 : Soft Skill

X3 : Pengalaman Berorganisasi

e : Standard Error

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variable dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol sampai satu.

Jika hasil menunjukan nilai R2 semakin kecil, maka semakin rendah tingkat kemampuan

variable-variabel independent dalam menjelaskan variable dependen. Sebaliknya, semakin

besar nilai R2, tingkat kemampuan variable-variabel independent dalam menjelaskan variable

dependen semakin besar (Ghozali 2018).


DAFTAR PUSTAKA

Fiermansyah, Yudi. “Menyoal Relavansi Kebijakan Otonomi Daerah Dan Otomomi

Pendidikan Dikaji Dari Kesejahteraan Masyarakat.” Of Islamic Education Manajemen

2, no. 1 (2016).

Hasibuan, Nova Yolanda. “Pengaruh Harga Sawit Dan Produktivitas Terhadap

Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit Di Desa Siamporik Kecamatan Kualuh Selatan

Kabupaten Labuhan Batu Utara.” Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2019.

Lestari, L. (2021). Pengaruh Biaya Operasional Dan Harga Jual Gabah Terhadap Tingkat

Kesejahteraan Petani Di Desa Laba Kecamatan Masamba.

http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/3153/2/LIA LESTARI.pdf

Syanti, Yulihardi, and Dina Amalius. “Pengaruh Biaya Produksi Dan Harga Jual Tandan

Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Terhadap Pendapatan Petani Di KUD Lingkung AUR

II Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat,” 2015, 1–8.

Syekh, Sayid. “Peran Nilai Tukar Petani Dan Nilai Tukar Komoditas Dalam Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Di Provinsi Jambi.” Bina Praja 5 (2015): 253-60.

Anda mungkin juga menyukai