Anda di halaman 1dari 26

Final Project Microeconomics

ANALISIS PASAR DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN TERHADAP HARGA


DAN FAKTOR LAIN DARI TOKO BERAS HOKI

Faculty Member : Alvin Desfiandi

Finance 2B
Kelompok 2

Clarissa Joewono 01313171016


Helen Adriana Wijaya 01313171061
Henry Cannavaro 01313171034
Jonathan Aditama 01313171057
Kristin Oktaviani 01313171010

UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA


S1 FINANCE & BANKING
2017 / 2018
PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas anugerah-Nya, sehingga

kelompok dapat menyelesaikan tugas akhir mengenai penelitian dan riset dalam salah satu perusahaan

bidang ​car wash ini dengan baik dan tepat waktu. Tugas akhir ini disusun sebagai pemenuhan tugas

mata kuliah ​Microeconomics Program Finance and Banking semester 2 Universitas Prasetiya Mulya -

School of Business and Economics.

Dalam proses penyusunan laporan ini, kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Alvin Desfiandi atas bimbingan, arahan, serta saran yang diberikan dalam pembuatan konten dari

laporan ini. Kelompok juga ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut terlibat

dan memberi dukungan baik secara moral maupun riil dalam proses penyelesaian laporan ini.

Akhir kata, kelompok sadar masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu, kelompok

meminta maaf apabila terdapat kesalahan serta memohon kritik dan saran yang membangun. Semoga

hasil laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Terima kasih.

Tangerang, 18 Juni 2018

Kelompok 2
Finance 2B
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan pangan merupakan salah satu dari serangkaian kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia. Didukung dengan kondisi negara Indonesia sebagai negara agraris, nasi yang terbuat
dari beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Hal ini
mengakibatkan adanya ketergantungan yang tinggi terhadap masyarakat Indonesia dalam
mengkonsumsi beras. Beras tidak hanya berpengaruh bagi kehidupan penduduk Indonesia,
namun juga berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Salah satu produk hasil pertanian ini
dianggap sebagai komoditas politis dan strategis, karena beras dianggap sebagai faktor pemicu
kenaikan harga atau pengendali harga bahan pangan lainnya.

Oleh karena itu, demi menjaga kestabilan harga bahan pangan di Indonesia, pemerintah pun
ikut turun tangan dengan menetapkan kebijakan moneter yang berupa kontrol harga. Selain itu,
intervensi dari pemerintah ini dilakukan agar menghindari kelangkaan beras di negeri yang
berakibat pada ketidakstabilan ekonomi dan politik.

Berdasarkan ketertarikan kelompok terhadap beras sebagai komoditas sekaligus bahan pangan
utama masyarakat Indonesia, kelompok ingin meneliti Toko Beras Hoki Gading Serpong yang
merupakan salah satu cabang distributor merk Topi Koki dari PT Buyung Poetra Sembada
sebagai sumber penelitian. Agar penelitian menjadi lebih spesifik, kelompok meneliti beras jenis
setra ramos. Penelitian akan membahas lebih lanjut tentang struktur pasar serta analisis
permintaan dan penawaran dalam ​market beras yang disajikan melalui ​supply and demand
schedule dan supply and demand curve yang berpengaruh terhadap elastisitas. Selain itu, akan
dikaitkan juga data makroekonomi yang berhubungan dengan intervensi dari pemerintah
terhadap pasar beras sendiri.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari analisis terhadap ​market​ beras ini dilakukan sebagai berikut.
● Kelompok dapat memahami penerapan dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran dari ​supply and demand schedule​ dan ​supply and demand
curve​ yang dibuat.
● Dari ​supply and demand​ yang dianalisis, kelompok dapat menerapkannya ke dalam
perhitungan elastisitas.
● Kelompok dapat menentukan struktur pasar dari pasar yang diteliti.
● Kelompok dapat memahami keterkaitan dari peran atau intervensi pemerintah terhadap
beras.
● Kelompok dapat memahami cara perusahaan dalam menentukan harga.
● Kelompok dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari dalam mata kuliah
Microeconomics dalam pelaksanaan penelitiannya.
1.3 Profil Perusahaan
Toko Beras Hoki Gading Serpong adalah cabang distributor dari PT Buyung Poetra Sembada.
Toko Beras Hoki Gading Serpong beralamat di Ruko Sektor 1G Blok AK 1 No 25 Gading Serpong,
Kabupaten Tangerang, Pakulonan Barat, Kelapa Dua, Tangerang, Banten dan nomor teleponnya
adalah ​021-55681657​. Toko Beras Hoki Gading Serpong berdiri sejak tahun 2015 dan sudah
beroperasi kurang lebih dua tahun setengah, serta di koordinasi tau dikontrol oleh kepala
cabang yang bernama Pak Rudy. Toko Beras Hoki beroperasional dari hari Senin - Sabtu, dari
pukul 08.30-17.00 WIB setiap harinya. Jumlah karyawan yang dimiliki adalah 5 orang terdiri dari
2 sales, 1 admin, 1 kenek, dan 1 supir.

Toko Beras Hoki hanya menjual jenis beras Setra Ramos dengan merek Topi Koki saja. Penjualan
tidak dilakukan secara eceran, namun penjualan dalam bentuk per karung beras dengan berat 5
kg, 10 kg, 20 kg, sampai 50 kg. Konsumen Toko Beras Hoki adalah individu dan rumah tangga.
Toko Beras Hoki juga menawarkan jasa pesan antar dimana toko ini dapat mengantarkan beras
ke tempat tujuan konsumen dengan biaya tambahan sebagai ongkos kirim.

1.4 Profil Konsumen


Berdasarkan hasil wawancara kelompok bersama dengan kepala cabang dan Admin toko, yaitu
Pak Rudy dan Ibu Wati, konsumen Toko Beras adalah individu dan rumah tangga. Konsumen
Toko Beras Hoki biasanya berasal dari daerah Gading Serpong, Tangerang. Untuk kalangan
rumah tangga jumlah beras yang dibeli tidak terlalu banyak karena hanya untuk konsumsi
pribadi dan keluarga, maka kebanyakan konsumen dari kalangan rumah tangga membeli sekitar
5-20 kilogram beras dalam sekali pemesanan.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Dalam proses pengumpulan data laporan ini kelompok menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif. Metode kualitatif yang kelompok lakukan adalah dengan melakukan observasi
langsung dan juga melakukan wawancara dengan narasumber yakni Bapak Rudy dan Ibu Wati
yang merupakan kepala cabang dan admin dari Toko Beras Hoki. Dari wawancara yang
kelompok lakukan, data kualitatif dari informasi yang diberikan dapat membantu kelompok
dalam menentukan supply, elastisitas, profit, dan hal lainnya dalam menunjang penyelesaian
laporan ini.

Selanjutnya dengan metode kuantatif yang kelompok lakukan untuk mencari atau menemukan
demand terhadap beras dengan menggunakan kuesioner online untuk mendapatkan sample.
Dengan menyebarkan kuisioner, kelompok mengetahui berapa harga yang dibeli konsumen saat
ini baik konsumen secara individual maupun secara pasar. Dengan mendapatkan data tersebut,
kelompok dapat menentukan individual dan market demand serta elastisitas perubahan harga
terhadap kuantitas beras yang dibeli.

Lalu kelompok juga menggunakan sumber-sumber referensi baik dari buku maupun internet
untuk mendapatkan data-data makroekonomi yang menunjang topik analisis kelompok seperti
informasi terkini tentang harga beras, intervensi dari pemerintah, penjualan beras, dan
informasi lainnya yang berkaitan dengan analisis kelompok.

1.6 Data Makroekonomi

-​Harga rata-rata beras di pasar sepanjang tahun 2018 (Data BPS)

- Harga Eceran Tertinggi untuk beras saat ini

- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang “Penugasan Kepada
Perusahaan Umum (Perum) BULOG dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional” sebagai berikut.

Pasal 2

(1) Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, Pemerintah menugaskan badan usaha milik
negara untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen dan
produsen.
(2) Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas jenis pangan pokok:
a. Beras
b. Jagung
c. Kedelai
d. Gula
e. Minyak goreng
f. Tepung terigu
g. Bawang merah
h. Cabe
i. Daging sapi
j. Daging ayam ras
k. Telur ayam
(3) Pemerintah menugaskan Perum BULOG dalam menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga
pangan pada tingkat konsumen dan produsen untuk jenis pangan pokok beras, jagung, dan kedelai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c.

(4) Untuk jenis pangan pokok selain yang ditugaskan kepada Perum BULOG sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Pemerintah melalui Menteri dapat menugaskan kepada badan usaha milik negara diluar Perum
BULOG atau kepada Perum BULOG dengan persetujuan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang badan usaha milik negara dan berdasarkan Keputusan Rapat Koordinasi.
BAB II
Analisis Pembentukan Harga

2.1 Demand
Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang dapat ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
5. Cita rasa masyarakat.
6. Jumlah penduduk.
7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.

Dalam analisis ekonomi, permintaan suatu barang​ ​seperti beras dapat dipengaruhi sekali oleh
tingkat harga barang . Oleh sebab itu, dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah
hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan barang lain. Permintaan juga
memiliki hukum permintaan yang berbunyi:

“ Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta,
dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia
diminta. “

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut
berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

2.1.1 Demand Schedule & Demand Curve

Individual Demand Schedule


Berdasarkan pengumpulan data ​valid ​dari salah satu konsumen atau pelanggan (Toko
Beras Hoki) yang diwawancarai, kelompok memperoleh data individual demand
schedule seperti pada tabel dibawah ini, dimana setiap barisnya menunjukkan jumlah
kilogram beras yang ingin dibeli oleh konsumen dalam suatu harga tertentu.

Individual Demand Schedule (Toko Beras Hoki)

Price Quantity per bulan

Rp8.500 25 kg

Rp10.500 20 kg

Rp12.500 15 kg
Rp14.500 10 kg

Rp16.500 5 kg

Individual Demand Curve

P −8500 Q−25
10500−8500 = 20−25
P −8500 Q−25
2000 = −5
-5(P-8500) = 2000(Q-25)
-5P + 42500 = 2000Q - 50000
-5P = 2000Q - 92500
P = -400Q + 18500

Market Demand Schedule


Market Demand schedule berikut ini berdasarkan survei kuesioner yang dilakukan
kepada 50 orang yang ada berdomisili di BSD. Quantity pada market demand schedule
merupakan rata-rata dari 50 orang dimana quantity pada setiap konsumen merupakan
willingness to buy​ p
​ ada harga tertentu.

Market Demand Schedule


(Gading Serpong, Tangerang)

Price Total Quantity (50 orang) Average Quantity

Rp8.500 700 kg 14 kg

Rp10.500 630 kg 12,6 kg

Rp12.500 580 kg 11,6 kg

Rp14.500 520 kg 10,4 kg

Rp16.500 490 kg 9,8 kg

Market Demand Curve

Dari data yang kelompok dapatkan,maka dapat dibuat ​market demand curve

Dari data yang didapatkan, maka fungsi permintaan yang di dapat sebagai berikut
P = -37,17Q + 34205,5

2.1.2 Elastisitas Permintaan


Melalui kurva permintaan tersebut, maka dapat diperhitungkan elastisitas terhadap
permintaan jumlah beras.

△Q P
Ed = △P x Q
(630−700) 10500
Ed = (10500−8500)
χ 630
|Ed| = 0,583

△Q P
Ed = △P xQ
(630−580) 10500
Ed = (10500−12500)
χ 630
|Ed| = 0,416

△Q P
Ed = △P x Q
(580−630) 12500
Ed = (12500−10500) x 580
|Ed| = 0,539

△Q P
Ed = △P x Q
(520−580) 14500
Ed = (14500−12500) x 520
|Ed| = 0,837

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil survey terhadap 50 responden, didapatlah
elastisitas permintaan terhadap beras merk “topi koki”. Dari survey ini, pada saat harga
Rp10.500 dan turun menjadi Rp8.500 atau naik menjadi Rp12.500 didapat elastisitas
permintaanya inelastis (<1). Hal ini, menunjukan perubahan harga tidak terlalu mempengaruhi
jumlah permintaan pasar. Begitu pula ketika harganya Rp12.500, ketika turun menjadi Rp10.500
atau naik menjadi Rp14.500 elastisitas permintaanya juga inelastis (<1).

2.2 Supply
Penawaran seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang dapat ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adaah:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang pengganti
3. Biaya produksi
4. Kemajuan teknologi
5. Jumlah produsen di pasar
6. Pajak
7. Perkiraan harga masa depan

Dalam analisis ekonomi, penawaran suatu barang dapat dipengaruhi oleh tingkat harga barang.
Oleh sebab itu, dalam teori penawaran yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah
penawaran yang berbanding lurus dengan harga barang. Penawaran juga memiliki hukum
penawaran yang berbunyi:

"Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.”

Pada hukum penawaran berlaku asumsi ceteris paribus, artinya penawaran tersebut berlaku jika
keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

2​.2.1 Supply Schedule & Supply Curve


Berikut adalah supply schedule dan supply curve individual maupun market dalam satu
bulan dari satu individual Toko Beras Hoki Gading Serpong dan toko beras yang ada di
daerah Gading Serpong, Tangerang yang didapat dari hasil wawancara. Dari kurva
supply berikut dapat dilihat berapa willingness to sell dari Toko Beras Hoki. Berdasarkan
pengumpulan data dari produsen-produsen yang kelompok kunjungi dan teliti,
kelompok memperoleh data individual supply schedule seperti pada tabel dibawah ini,
dimana setiap barisnya menunjukkan jumlah kilogram beras yang ditawarkan oleh

Individual Supply Schedule


Berdasarkan pengumpulan data dari produsen (Toko Beras Hoki) yang kelompok
kunjungi dan teliti, kelompok memperoleh data individual supply schedule seperti pada
tabel dibawah ini, dimana setiap barisnya menunjukkan jumlah kilogram beras yang
ditawarkan oleh produsen dalam suatu harga tertentu.

Individual Supply Schedule (Toko Beras Hoki)

Price Quantity / bulan

Rp8.500 5 kg

Rp10.500 10 kg

Rp12.500 15 kg

Rp14.500 20 kg

Rp16.500 25 kg

Individual Supply Curve


p−8500 q−5
10500−8500 = 10−5
p−8500 q−5
2000 = 5
5(p-8500)=2000(q-5)
5p-42500 = 2000q - 10000
5p = 2000q + 32500
p = 400q + 6500

Market Supply Schedule


Market Supply schedule berikut ini berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada 5 produsen yang ada
di sekitar Gading Serpong. Quantity pada market schedule merupakan rata-rata dari 5 produsen dimana
quantity pada setiap produsen merupakan ​willingness to sell kepada satu individu ​dengan harga yang
berbeda-beda.

Market Supply Schedule


(Gading Serpong, Tangerang)

Price Quantity / bulan Total Average Average


Quantity Quantity
Produsen Produsen Produsen Produsen Produsen for 50
1 2 3 4 5 people

Rp8.500 5 kg 10 kg 5 kg 5 kg 10 kg 35 kg 5 kg 250kg

Rp10.500 10 kg 15 kg 10 kg 10 kg 15 kg 60 kg 12 kg 600kg

Rp12.500 20 kg 20 kg 15kg 15 kg 20 kg 90 kg 18 kg 900kg


Rp14.500 25 kg 20 kg 20 kg 20 kg 20 kg 105 21 kg 1.050kg
kg

Rp16.500 25 kg 25 kg 20 kg 25 kg 25 kg 120 24 kg 1200 kg


kg

Market Supply Curve

Dari data yang kelompok dapatkan, ditemukan bahwa persamaan fungsi dari penawaran
supply beras adalah
P =8,175Q + 5961

Supply Curve dari Turunan TC (S = MC)


TC = 16.354.680,65+8.042,5 Q
MC = 8.042,5

2.2.2 Elastisitas
Penawaran
△Q P
Es = △P x Q

Elastisitas antara harga Rp8.500 - Rp10.500


(60 − 35) Rp10.500
E s = (Rp10.500 − Rp8.500) x 60
E s = 2, 1875

Elastisitas antara harga Rp12.500 - 14.500


(105 − 90) Rp12.500
E s = (Rp14.500 − Rp12.500) x 90
E s = 1, 0417

Berdasarkan riset dan analisis terhadap jumlah komoditas yang ditawarkan oleh para penjual
beras terhadap konsumen, price elasticity of supply adalah elastis. Elastisitas supply beras
dengan merek Topi Koki menunjukkan bahwa, quantity yang dijual pada setiap harga terus
meningkat, dan pada peningkatan quantity ini, supplier sebagai distributor langsung dari
perusahaan dapat dengan mudah mengakses beras tersebut sehingga stock yang ada akan
memenuhi pasar. Semakin elastis supply, maka semakin mudah untuk mengakses beras
tersebut. Ini membuktikan bahwa Toko Beras Hoki dimana merupakan salah satu official
distributor dari beras merek Topi Koki dapat dengan mudah mengakses cadangan beras untuk
dijual.

2.4 Keseimbangan Pasar (Equilibrium)

2.4.1 Analisis Costs


Dari hasil wawancara kelompok terhadap pihak perusahaan Toko Beras Hoki Gading
Serpong mengenai biaya-biaya yang diperlukan dalam satu bulannya, maka dapat
dikelompokkan penggolongan ​costs​ ​per bulan n
​ ya sebagai berikut.

Variable
Biaya Fixed Cost Cost Perhitungan Keterangan
Gaji Rp16.354.680,65 5 X Rp3.270.936,13 5 karyawan (sopir, kenek, 2
Karyawan sales, 1 admin)
12,5 Q (Rp500.000(1
bulan)/40.000 kg) x Q
Listrik dalam kg
8.000Q (Rp20.000.000/2500)xQ 1 hari Rp20.000.000 (2500 kg)
COGS dalam kg
Biaya Angkut 30Q Rp1.200.000/40.000 kg
Total Rp16.354.680,65 8.042,5 Q
Total Cost Rp16.354.680,65 + 8.042,5Q
Dari analisa cost, kelompok menemukan persamaan total cost beras, berikut adalah
persamaan total cost beras

TC = 16.354.680,65+8.042,5 Q

2.4.2 Equilibrium Price & Quantity

❖ Market Demand Equation


P = -37,17Q + 34205,5
❖ Market Supply Equation
P =8,175Q + 5961

● Quantity Equilibrium
P demand = P supply
-37,17Q + 34205,5 = 8,175Q + 5961
-45,345Q = -28244,526163
Q = 622,88703.8kg

● Price Equilibrium
Price Equilibrium = 8,175(622,88) + 5961
= Rp11.053,044/kg
❖ Market Demand Equation
P = -37,17Q + 34205,5
❖ Market Supply Equation
P =8042,5

● Quantity Equilibrium
P demand = P supply
-37,17Q + 34205,5 = 8042,5
-37,17Q = -26163
Q = 703,87 kg

● Price Equilibrium
Price Equilibrium = Rp8.042,5

​2.4.3 Perhitungan Profit


π = TR - TC
= ​(PXQ) - (FC+VC)
= (12.500 X 50.000) - (16.354.680,65 + 8.042,5 X 50.000)
= Rp 206.520.319,4
= ​4.457,5Q - 16.354.680,65

TC = 16.354.680,65+8.042,5Q
MC = 8042,5
Dari hasil analisa kelompok mendapatkan bahwa MC constant. Dalam hal ini, untuk
memaksimalkan profit, penjual harus menjual barang diatas marginal cost dimana
P>MC. Sehingga dalam kasus ini kelompok belum dapat menentukan angka pasti profit
maximization dan hanya dapat menemukan persamaan profit saja.

π = TR - TC
= (PxQ) - (FC+VC)
= (-37,17 Q2 + 34205,5Q)- (16.354.680,65+8.042,5Q)
= ​26163Q - 37,17 Q2 -16.320.475,15

Dari perhitungan diatas, kelompok mendapatkan rumus profit yaitu


4.457,5Q-16.354.680,65 (berdasarkan HET) dan 16.320.475,15 - 8.042,5Q - 37,17 Q2
(berdasarkan perhitungan supply dan demand equation). Berdasarkan persamaan
tersebut, diketahui bahwa sebuah perusahaan dapat menghasilkan profit
sebesar-besarnya jika menjual beras(Q) sebanyak-banyaknya. Namun, hal tersebut
dibatasi dengan fungsi permintaan dari konsumen dan banyaknya penjual beras yang
bersaing di pasar. Jumlah barang yang ditawarkan juga harus sesuai dengan pasar
sehingga tidak terjadi shortage maupun surplus barang dipasar. Saat ini, penjual beras
masih menjual beras dengan harga Rp 12.500. Harga ini sudah diatas harga ​equilibrium,​
sehingga MR > MC akan menambah revenue. Pertambahan revenue sama dengan
pengeluaran cost untuk setiap 1 unit output yang dihasilkan.

2.4.4 Average Revenue dan Marginal Revenue


● Average Revenue
AR = TR/Q
= (​-37,17 Q2 + 34205,5Q)/Q
= -37,17Q + 34205,5
MR = -74,34 Q + 34205,5
Maka, sebagai contoh, bila Q=300 kg
AR = (-37,17 (300)2 + 34205,5(300))/300
= ​23054
MR = -74,34 (300) + 34205,5
= ​11903,5
Hal ini menandakan AR>MR, sehingga terbukti pasar yang kelompok teliti memiliki
struktur pasar monopolistik.

2.5 Struktur Pasar


Berdasarkan hasil observasi dan analisis terhadap struktur pasar yang dimiliki oleh Toko Beras
Hoki Gading Serpong, maka dapat ditentukan bahwa toko beras ini tergolong dalam pasar
monopolistik. Sesuai dengan sifat dari pasar monopolistik sendiri yang merupakan jenis pasar
dengan banyak produsen yang menjual barang sejenis, namun keinginan untuk membeli
konsumen dipengaruhi oleh ​brand power.​

Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi dan wawancara kelompok terhadap Toko Beras Hoki
Gading Serpong yang mengatakan bahwa Toko beras ini mendistribusikan produknya ke
sebagian pasar untuk wilayah Tangerang. Selain itu, lokasi toko beras ini berdekatan dengan
Pasar Sinpansa Gading Serpong yang menjadi salah satu lokasi distribusi dari toko beras ini.
Bapak Rudy selaku kepala cabang dari Toko Beras Hoki Gading Serpong ini juga mengatakan
salah satu faktor perilaku konsumen Topi Koki adalah kualitas dari merk Topi Koki sendiri yang
diolah pabrik dan diakui tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Hal ini menyebabkan
sebagian besar konsumen cenderung menjadi pelanggan tetap.

Dengan kelebihan yang dimiliki dari merk beras Topi Koki ini, Bapak Rudy mengatakan bahwa
harga yang dipatok oleh perusahaan ini cenderung stabil dan tidak terpengaruh apabila pasar
beras mengalami penurunan harga. Sifat ini merupakan salah satu dari sifat pasar persaingan
monopolistik.
Bab III
Rekomendasi

3.1 Rekomendasi bagi Produsen


● Melakukan stabilisasi terhadap harga jual beras
Karena memiliki struktur pasar monopolistik, Toko Beras Hoki akan memiliki diferensiasi perilaku
demand daripada toko beras lainnya. Maka dari itu, penentuan harga penting untuk mencapai
profit maksimal. Penentuan harga jual beras di “Toko Beras Hoki” sudah tergolong efektif pada
Rp12.500/kg, yaitu sesuai dengan regulasi Harga Eceran Tertinggi dari pemerintah. Kelompok
merekomendasikan agar harga jual beras ke depannya tetap stabil, namun dalam penentuan
harganya, toko Hoki harus memperhatikan ​total cost, s​ ehingga harga yang ditentukan masih
dapat melebihi ​total cost​-nya. Selain itu, regulasi pemerintah, seperti peraturan mengenai Harga
Eceran Tertinggi harus menjadi pertimbangan, sehingga harga tidak ditingkatkan jauh lebih
tinggi daripada HET yang telah ditetapkan pemerintah.

● Meningkatkan Quantity penjualan Beras


Semakin banyak beras yang dapat dijual oleh Toko Beras Hoki, makan akan semakin
meningkatkan ​revenue dan secara langsung juga akan meningkatkan ​profit. Cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan penjualan adalah aktif menambah pelanggan baru. Selain itu,
momen - momen seperti hari besar nasional juga mempunyai potensi untuk meningkatkan
profit​. Pada hari - hari besar seperti bulan ramadhan, masyarakat akan meningkatkan ​quantity
pembelian beras. Hal ini jelas dapat meningkatkan ​profit Toko Beras Hoki, asalkan Toko Beras
Hoki mempunyai stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.

● Menghemat Biaya Operasional


Jika Toko Beras Hoki dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional seperti menghemat listrik,
maka hal ini juga akan menaikkan profit. Karena​ cost ​yang harus dikeluarkan semakin sedikit.

3.2 Rekomendasi Kebijakan Pemerintah


Harga bahan pangan pokok seperti beras merupakan bahan pokok yang harus dijaga oleh
pemerintah. Agar produksi pangan dapat berkelanjutan dan kebutuhan pangan masyarakat
dapat terpenuhi, pemerintah harus bisa melindungi masyarakat dan petani dari gejolak harga,
seperti harga jatuh pada saat panen raya, dan harga melambung pada saat di luar panen. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah kebijakan stabilisasi harga pangan agar
petani sebagai produsen mendapatkan hasil yang menguntungkan, dan masyarakat sebagai
konsumen mampu membeli bahan pangan dengan harga yang terjangkau. Sehingga beberapa
rekomendasi dari kelompok kelompok terkait kebijakan untuk pemerintah adalah :

1. Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Beras


Salah satu masalah yang sering dialami oleh petani padi adalah ketika panen harga jual
beras turun dan ketika tidak panen harga beras meningkat. Kondisi ini menyebabkan
petani menjadi rugi. Beras juga merupakan makanan pokok di Indonesia yang tentunya
ketika harga beras naik akan menimbulkan gejolak sosial (protes dari masyarakat, dll).
Oleh karena itu, untuk menghindari masalah tersebut, pemerintah berupaya untuk
membuat kebijakan agar harga beras dapat memberikan keuntungan yang layak bagi
petani. Selain itu, beras juga harus dapat dijual dengan harga yang wajar agar
masyarakat mampu membelinya. Kebijakan untuk menstabilkan harga ini dikenal
dengan istilah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

HPP merupakan langkah dalam upaya mewujudkan stabilitas harga beras dan dikenal
juga sebagai salah satu instrumen kebijakan harga yang diterapkan pemerintah (​ceiling
price dan floor price). ​Penetapan HPP dilakukan dalam rangka meningkatkan
pendapatan petani, stabilitas ekonomi nasional, pengembangan ekonomi pedesaan,
peningkatan ketahanan pangan, dan dalam rangka pengadaan cadangan pangan. Selain
itu juga untuk mendukung peningkatan produktivitas petani padi dan produksi beras
nasional. Walaupun kebijakan ini sudah dijalankan oleh pemerintah, diharapakan
pemerintah dapat menentukan HPP dengan lebih baik lagi, agar kehidupan produsen
maupun konsumen dapat memiliki keuntungan yang sama dan meningkatkan
kesejahteraan dari masyarakat Indonesia.

2. Prognosa Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan


Upaya penyediaan pangan memerlukan perencanaan yang matang dimulai dari
perencanaan produksi, pengolahan, sampai dengan distribusinya. Prognosa merupakan
informasi tentang kondisi kebutuhan dan ketersediaan pangan yang disusun dalam
format bulanan. Penyusunan prognosa bertujuan untuk sosialisasi dan informasi
perkiraan kondisi ketersediaan dan kebutuhan pangan menjelang Hari-hari Besar
Keagamaan dan Nasional (HBKN). Bagi masyarakat, informasi tersebut diharapkan dapat
dijadikan acuan untuk mengantisipasi, mencari alternatif bahan pangan dan mengatur
tingkat konsumsi dalam mengatasi kebutuhan pangan yang relatif meningkat pada
periode menjelang HBKN.

Bagi pemerintah, informasi tersebut diperlukan untuk mengambil langkah-langkah


antisipasi menjaga stabilitas pasokan bahan pangan pokok dalam menghadapi HBKN
agar volumenya mencukupi dengan harga yang tidak melonjak terlalu tinggi. Dengan
berjalannya waktu, penyusunan prognosa mempunyai tujuan yang lebih luas lagi yaitu
prognosa kebutuhan dan ketersediaan pangan dijadikan acuan dalam menentukan
sasaran produksi, penyediaan pasokan impor, dan perumusan langkah-langkah
antisipasi pemenuhan kebutuhan selama 1 (satu) tahun. Diharapkan dengan adanya
kebijakan ini, pemerintah dapat lebih menjaga harga beras yang berada di pasar.
Sehingga pasokan dari segi ​demand maupun ​supply di Indonesia tetap terjaga dan dapat
membentuk harga yang wajar.
Bab IV
Pembelajaran

4.1 Perbedaan Hasil Riset dan Teori

Berdasarkan teori yang kelompok pelajari di kelas, harga pasar akan terbentuk saat harga
berada di titik keseimbangan (​equilibrium)​ , dimana ​harga yang terbentuk adalah titik
bertemunya kurva permintaan dan penawaran​. Keseimbangan tersebut terbentuk sebagai hasil
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Namun, berdasarkan hasil riset kelompok, didapatkan
hasil yang kurang sesuai dengan teori tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang kelompok
lakukan, terbentuknya harga di Toko Beras Hoki bukan hasil dari harga keseimbangan. Toko
Beras Hoki menentukan harga berdasarkan analisis ​cost yang dikeluarkan untuk penjualan. Hal
ini menyebabkan Toko Beras Hoki tidak selalu mengikuti HET. Hal ini terkadang juga dapat
menjadi keuntungan saat HET yang ditetapkan tinggi, Toko Hoki tetap bisa menjual dengan
harga yang lebih murah dari HET selama masih dapat menutup ​cost k​ arena memiliki supply yang
elastis.

4.2 Kesulitan yang Dihadapi

Selama proses mengerjakan tugas akhir ini, kelompok menemukan beberapa kendala. Kendala
pertama adalah pengambilan jumlah ​sample yang dilakukan melalui riset kuisioner terlalu kecil
atau sedikit, sehingga tidak mewakili market secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan
perhitungan profit menjadi negatif. Dan, menurut hasil perhitungan dan analisis kami,
seharusnya pengambilan ​sample ​melebihi 500 orang atau dengan ​quantity di atas 800 kg atau di
atas equilibrium. Selanjutnya, kesulitan kami adalah dalam menentukan pasar apa yang akan
kelompok analisis, kelompok tidak dapat menentukan pasar dalam waktu singkat karena ada
banyak hal yang kelompok pertimbangkan. Hal ini menyebabkan kelompok beberapa kali
berganti pasar sebelum akhirnya memutuskan untuk menganalisis pasar beras. Kedua,
kelompok juga kesulitan untuk mencari narasumber yang bersedia untuk diwawancara.
kelompok sempat mencari narasumber pedagang beras di Pasar Modern BSD, tetapi pedagang
beras disana menolak dengan alasan sedang sibuk melakukan aktivitas mereka. Oleh karena itu,
kelompok memutuskan untuk mewawancarai Toko Beras Hoki dengan harapan toko ini tidak
sesibuk pedagang di pasar. Ketiga, kelompok menemui beberapa kendala selama proses
penulisan tugas akhir ​ini karena kurangnya pengetahuan, seperti kesulitan dalam menentukan
HPP karena Toko Beras Hoki merupakan distributor langsung dari perusahaan sehingga dalam
melakukan stock tidak langsung membayar kepada PT Buyung Poetra Sembada. Namun, pada
akhirnya kelompok dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut setelah melakukan
konsultasi tugas dengan Bapak Alvin Desfiandi.

4.3 Pembelajaran dari ‘Turun Langsung ke Lapangan’

Untuk menyelesaikan tugas akhir ​Microeconomics,​ kelompok turun langsung ke lapangan untuk
mengamati pasar dan melakukan wawancara dengan narasumber sehingga kelompok
mendapatkan pengalaman yang hanya bisa didapat jika turun langsung ke lapangan. Dengan
pengalaman tersebut, kelompok mendapatkan gambaran nyata bagaimana situasi pasar serta
mendapatkan informasi langsung dari pelaku ekonomi di pasar yang tentunya sudah sangat
terbiasa dengan keadaan pasar dan kebijakan-kebijakan di pasar beras. Hal ini membuat hasil
yang kelompok dapatkan menjadi lebih konkret. Melalui riset pasar ini, kelompok mendapatkan
banyak pembelajaran.

Pertama, kelompok belajar bagaimana penerapan langsung dari teori yang dipelajari di kelas
sehingga kelompok tidak hanya mengetahui teori saja tetapi juga mengetahui praktik nyata
dalam kehidupan sehari-hari karena seperti yang sudah dibahas sebelumnya, tidak semua teori
selalu sesuai dengan praktik nyata. Contoh penerapan teori yang kelompok lakukan adalah
kelompok belajar menganalisis beras termasuk jenis barang apa sesuai dengan teori yang sudah
dipelajari di kelas, kelompok juga menganalisis serta mengamati ciri-ciri pasar beras dan
menyesuaikannya dengan teori untuk menentukan jenis struktur pasar. Kedua, kelompok
menjadi lebih memahami bagaimana mekanisme kerja pasar beras, proses pembentukan harga,
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, dan bagaimana perilaku
konsumen. Ketiga, kelompok belajar mengolah data yang didapatkan dari konsumen maupun
produsen untuk membuat ​supply d ​ an ​demand curve. K
​ eempat, kelompok belajar menganalisis
supply d​ an ​demand b
​ eras untuk menghitung elastisitas permintaan dan penawaran. Kelima,
kelompok belajar praktik nyata keterkaitan intervensi pemerintah terhadap pasar beras,
mengingat sebelumnya kelompok masih memiliki pengetahuan yang sangat minim tentang
pasar beras. Keenam, kelompok belajar tentang praktik nyata menghitung profit Toko Beras
Hoki.
Bab V
Kesimpulan

Setelah melakukan riset pasar, dapat disimpulkan bahwa struktur pasar dari Toko Beras Hoki
adalah pasar monopolistik karena dalam pasar beras terdapat banyak produsen yang
memproduksi barang serupa, tetapi keinginan untuk membeli konsumen dipengaruhi oleh
brand power.​ Hal ini juga didukung dengan pembuktian AR>MR, sehingga terbukti pasar yang
kelompok teliti memiliki struktur pasar monopolistik.
Selain itu, berdasarkan hasil analisis kelompok, juga didapatkan ​demand and supply equation
sebagai berikut.
- Demand : ​P = -37,17Q + 34205,5
- Supply : ​P =8,175Q + 5961
Ketika kedua persamaan tersebut disamakan, maka kelompok mendapatkan titik equilibrium
yaitu ​P = Rp​11.053,044/kg​ dan Q
​ = ​622,88 kg​.
Dengan melihat dan menghitung data dari jenis produk yang dianalisis, yaitu beras yang
merupakan salah satu kebutuhan pokok, maka dapat ditemukan elastisitas dari permintaan dan
penawarannya sebagai berikut.
● E s = 1, 0417 , yaitu elastis
● |Ed| = 0,837, yaitu inelastis

Dalam mencapai profit, juga didapatkan fungsi profit π = 3.457,5Q - 16.354.680,65 (


berdasarkan HET) dan π = 16.320.475,15 - 8.042,5Q - 37,17 Q2 (berdasarkan perhitungan
supply dan demand equation) .

Dari hasil riset kelompok, kelompok juga dapat menyimpulkan bahwa beras merupakan ​normal
goods k​ arena semakin tinggi harga beras maka permintaan beras akan semakin menurun. Hal ini
juga didukung dengan hasil survey kelompok kepada konsumen dimana 67,3% memilih untuk
menambah kuantitas beras yang dikonsumsi jika pendapatan mereka mengalami peningkatan.
Lampiran

Jonathan Aditama - Helen Adriana - Kristin - Ibu Wati - Clarissa - Henry


Daftar Pustaka

http://eprints.ums.ac.id/41874/2/BAB%20I.pdf
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/25/065221726/upaya-pemerintah-turunkan-ketergantung
an-konsumsi-beras
https://www.ilmudasar.com/2017/08/Pasar-Monopolistik.html
https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/harga-eceran-tertinggi-het-beras-rp-kg-1503566312

Anda mungkin juga menyukai