Finance 2B
Kelompok 2
Puji dan syukur kelompok haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas anugerah-Nya, sehingga
kelompok dapat menyelesaikan tugas akhir mengenai penelitian dan riset dalam salah satu perusahaan
bidang car wash ini dengan baik dan tepat waktu. Tugas akhir ini disusun sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Microeconomics Program Finance and Banking semester 2 Universitas Prasetiya Mulya -
Dalam proses penyusunan laporan ini, kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Alvin Desfiandi atas bimbingan, arahan, serta saran yang diberikan dalam pembuatan konten dari
laporan ini. Kelompok juga ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut terlibat
dan memberi dukungan baik secara moral maupun riil dalam proses penyelesaian laporan ini.
Akhir kata, kelompok sadar masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu, kelompok
meminta maaf apabila terdapat kesalahan serta memohon kritik dan saran yang membangun. Semoga
hasil laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Terima kasih.
Kelompok 2
Finance 2B
BAB I
Pendahuluan
Oleh karena itu, demi menjaga kestabilan harga bahan pangan di Indonesia, pemerintah pun
ikut turun tangan dengan menetapkan kebijakan moneter yang berupa kontrol harga. Selain itu,
intervensi dari pemerintah ini dilakukan agar menghindari kelangkaan beras di negeri yang
berakibat pada ketidakstabilan ekonomi dan politik.
Berdasarkan ketertarikan kelompok terhadap beras sebagai komoditas sekaligus bahan pangan
utama masyarakat Indonesia, kelompok ingin meneliti Toko Beras Hoki Gading Serpong yang
merupakan salah satu cabang distributor merk Topi Koki dari PT Buyung Poetra Sembada
sebagai sumber penelitian. Agar penelitian menjadi lebih spesifik, kelompok meneliti beras jenis
setra ramos. Penelitian akan membahas lebih lanjut tentang struktur pasar serta analisis
permintaan dan penawaran dalam market beras yang disajikan melalui supply and demand
schedule dan supply and demand curve yang berpengaruh terhadap elastisitas. Selain itu, akan
dikaitkan juga data makroekonomi yang berhubungan dengan intervensi dari pemerintah
terhadap pasar beras sendiri.
Toko Beras Hoki hanya menjual jenis beras Setra Ramos dengan merek Topi Koki saja. Penjualan
tidak dilakukan secara eceran, namun penjualan dalam bentuk per karung beras dengan berat 5
kg, 10 kg, 20 kg, sampai 50 kg. Konsumen Toko Beras Hoki adalah individu dan rumah tangga.
Toko Beras Hoki juga menawarkan jasa pesan antar dimana toko ini dapat mengantarkan beras
ke tempat tujuan konsumen dengan biaya tambahan sebagai ongkos kirim.
Selanjutnya dengan metode kuantatif yang kelompok lakukan untuk mencari atau menemukan
demand terhadap beras dengan menggunakan kuesioner online untuk mendapatkan sample.
Dengan menyebarkan kuisioner, kelompok mengetahui berapa harga yang dibeli konsumen saat
ini baik konsumen secara individual maupun secara pasar. Dengan mendapatkan data tersebut,
kelompok dapat menentukan individual dan market demand serta elastisitas perubahan harga
terhadap kuantitas beras yang dibeli.
Lalu kelompok juga menggunakan sumber-sumber referensi baik dari buku maupun internet
untuk mendapatkan data-data makroekonomi yang menunjang topik analisis kelompok seperti
informasi terkini tentang harga beras, intervensi dari pemerintah, penjualan beras, dan
informasi lainnya yang berkaitan dengan analisis kelompok.
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang “Penugasan Kepada
Perusahaan Umum (Perum) BULOG dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional” sebagai berikut.
Pasal 2
(1) Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, Pemerintah menugaskan badan usaha milik
negara untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen dan
produsen.
(2) Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas jenis pangan pokok:
a. Beras
b. Jagung
c. Kedelai
d. Gula
e. Minyak goreng
f. Tepung terigu
g. Bawang merah
h. Cabe
i. Daging sapi
j. Daging ayam ras
k. Telur ayam
(3) Pemerintah menugaskan Perum BULOG dalam menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga
pangan pada tingkat konsumen dan produsen untuk jenis pangan pokok beras, jagung, dan kedelai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c.
(4) Untuk jenis pangan pokok selain yang ditugaskan kepada Perum BULOG sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Pemerintah melalui Menteri dapat menugaskan kepada badan usaha milik negara diluar Perum
BULOG atau kepada Perum BULOG dengan persetujuan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang badan usaha milik negara dan berdasarkan Keputusan Rapat Koordinasi.
BAB II
Analisis Pembentukan Harga
2.1 Demand
Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang dapat ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
5. Cita rasa masyarakat.
6. Jumlah penduduk.
7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Dalam analisis ekonomi, permintaan suatu barang seperti beras dapat dipengaruhi sekali oleh
tingkat harga barang . Oleh sebab itu, dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah
hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan barang lain. Permintaan juga
memiliki hukum permintaan yang berbunyi:
“ Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta,
dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia
diminta. “
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut
berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Rp8.500 25 kg
Rp10.500 20 kg
Rp12.500 15 kg
Rp14.500 10 kg
Rp16.500 5 kg
P −8500 Q−25
10500−8500 = 20−25
P −8500 Q−25
2000 = −5
-5(P-8500) = 2000(Q-25)
-5P + 42500 = 2000Q - 50000
-5P = 2000Q - 92500
P = -400Q + 18500
Rp8.500 700 kg 14 kg
Dari data yang kelompok dapatkan,maka dapat dibuat market demand curve
Dari data yang didapatkan, maka fungsi permintaan yang di dapat sebagai berikut
P = -37,17Q + 34205,5
△Q P
Ed = △P x Q
(630−700) 10500
Ed = (10500−8500)
χ 630
|Ed| = 0,583
△Q P
Ed = △P xQ
(630−580) 10500
Ed = (10500−12500)
χ 630
|Ed| = 0,416
△Q P
Ed = △P x Q
(580−630) 12500
Ed = (12500−10500) x 580
|Ed| = 0,539
△Q P
Ed = △P x Q
(520−580) 14500
Ed = (14500−12500) x 520
|Ed| = 0,837
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil survey terhadap 50 responden, didapatlah
elastisitas permintaan terhadap beras merk “topi koki”. Dari survey ini, pada saat harga
Rp10.500 dan turun menjadi Rp8.500 atau naik menjadi Rp12.500 didapat elastisitas
permintaanya inelastis (<1). Hal ini, menunjukan perubahan harga tidak terlalu mempengaruhi
jumlah permintaan pasar. Begitu pula ketika harganya Rp12.500, ketika turun menjadi Rp10.500
atau naik menjadi Rp14.500 elastisitas permintaanya juga inelastis (<1).
2.2 Supply
Penawaran seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang dapat ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adaah:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang pengganti
3. Biaya produksi
4. Kemajuan teknologi
5. Jumlah produsen di pasar
6. Pajak
7. Perkiraan harga masa depan
Dalam analisis ekonomi, penawaran suatu barang dapat dipengaruhi oleh tingkat harga barang.
Oleh sebab itu, dalam teori penawaran yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah
penawaran yang berbanding lurus dengan harga barang. Penawaran juga memiliki hukum
penawaran yang berbunyi:
"Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.”
Pada hukum penawaran berlaku asumsi ceteris paribus, artinya penawaran tersebut berlaku jika
keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Rp8.500 5 kg
Rp10.500 10 kg
Rp12.500 15 kg
Rp14.500 20 kg
Rp16.500 25 kg
Rp8.500 5 kg 10 kg 5 kg 5 kg 10 kg 35 kg 5 kg 250kg
Rp10.500 10 kg 15 kg 10 kg 10 kg 15 kg 60 kg 12 kg 600kg
Dari data yang kelompok dapatkan, ditemukan bahwa persamaan fungsi dari penawaran
supply beras adalah
P =8,175Q + 5961
2.2.2 Elastisitas
Penawaran
△Q P
Es = △P x Q
Berdasarkan riset dan analisis terhadap jumlah komoditas yang ditawarkan oleh para penjual
beras terhadap konsumen, price elasticity of supply adalah elastis. Elastisitas supply beras
dengan merek Topi Koki menunjukkan bahwa, quantity yang dijual pada setiap harga terus
meningkat, dan pada peningkatan quantity ini, supplier sebagai distributor langsung dari
perusahaan dapat dengan mudah mengakses beras tersebut sehingga stock yang ada akan
memenuhi pasar. Semakin elastis supply, maka semakin mudah untuk mengakses beras
tersebut. Ini membuktikan bahwa Toko Beras Hoki dimana merupakan salah satu official
distributor dari beras merek Topi Koki dapat dengan mudah mengakses cadangan beras untuk
dijual.
Variable
Biaya Fixed Cost Cost Perhitungan Keterangan
Gaji Rp16.354.680,65 5 X Rp3.270.936,13 5 karyawan (sopir, kenek, 2
Karyawan sales, 1 admin)
12,5 Q (Rp500.000(1
bulan)/40.000 kg) x Q
Listrik dalam kg
8.000Q (Rp20.000.000/2500)xQ 1 hari Rp20.000.000 (2500 kg)
COGS dalam kg
Biaya Angkut 30Q Rp1.200.000/40.000 kg
Total Rp16.354.680,65 8.042,5 Q
Total Cost Rp16.354.680,65 + 8.042,5Q
Dari analisa cost, kelompok menemukan persamaan total cost beras, berikut adalah
persamaan total cost beras
TC = 16.354.680,65+8.042,5 Q
● Quantity Equilibrium
P demand = P supply
-37,17Q + 34205,5 = 8,175Q + 5961
-45,345Q = -28244,526163
Q = 622,88703.8kg
● Price Equilibrium
Price Equilibrium = 8,175(622,88) + 5961
= Rp11.053,044/kg
❖ Market Demand Equation
P = -37,17Q + 34205,5
❖ Market Supply Equation
P =8042,5
● Quantity Equilibrium
P demand = P supply
-37,17Q + 34205,5 = 8042,5
-37,17Q = -26163
Q = 703,87 kg
● Price Equilibrium
Price Equilibrium = Rp8.042,5
TC = 16.354.680,65+8.042,5Q
MC = 8042,5
Dari hasil analisa kelompok mendapatkan bahwa MC constant. Dalam hal ini, untuk
memaksimalkan profit, penjual harus menjual barang diatas marginal cost dimana
P>MC. Sehingga dalam kasus ini kelompok belum dapat menentukan angka pasti profit
maximization dan hanya dapat menemukan persamaan profit saja.
π = TR - TC
= (PxQ) - (FC+VC)
= (-37,17 Q2 + 34205,5Q)- (16.354.680,65+8.042,5Q)
= 26163Q - 37,17 Q2 -16.320.475,15
Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi dan wawancara kelompok terhadap Toko Beras Hoki
Gading Serpong yang mengatakan bahwa Toko beras ini mendistribusikan produknya ke
sebagian pasar untuk wilayah Tangerang. Selain itu, lokasi toko beras ini berdekatan dengan
Pasar Sinpansa Gading Serpong yang menjadi salah satu lokasi distribusi dari toko beras ini.
Bapak Rudy selaku kepala cabang dari Toko Beras Hoki Gading Serpong ini juga mengatakan
salah satu faktor perilaku konsumen Topi Koki adalah kualitas dari merk Topi Koki sendiri yang
diolah pabrik dan diakui tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Hal ini menyebabkan
sebagian besar konsumen cenderung menjadi pelanggan tetap.
Dengan kelebihan yang dimiliki dari merk beras Topi Koki ini, Bapak Rudy mengatakan bahwa
harga yang dipatok oleh perusahaan ini cenderung stabil dan tidak terpengaruh apabila pasar
beras mengalami penurunan harga. Sifat ini merupakan salah satu dari sifat pasar persaingan
monopolistik.
Bab III
Rekomendasi
HPP merupakan langkah dalam upaya mewujudkan stabilitas harga beras dan dikenal
juga sebagai salah satu instrumen kebijakan harga yang diterapkan pemerintah (ceiling
price dan floor price). Penetapan HPP dilakukan dalam rangka meningkatkan
pendapatan petani, stabilitas ekonomi nasional, pengembangan ekonomi pedesaan,
peningkatan ketahanan pangan, dan dalam rangka pengadaan cadangan pangan. Selain
itu juga untuk mendukung peningkatan produktivitas petani padi dan produksi beras
nasional. Walaupun kebijakan ini sudah dijalankan oleh pemerintah, diharapakan
pemerintah dapat menentukan HPP dengan lebih baik lagi, agar kehidupan produsen
maupun konsumen dapat memiliki keuntungan yang sama dan meningkatkan
kesejahteraan dari masyarakat Indonesia.
Berdasarkan teori yang kelompok pelajari di kelas, harga pasar akan terbentuk saat harga
berada di titik keseimbangan (equilibrium) , dimana harga yang terbentuk adalah titik
bertemunya kurva permintaan dan penawaran. Keseimbangan tersebut terbentuk sebagai hasil
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Namun, berdasarkan hasil riset kelompok, didapatkan
hasil yang kurang sesuai dengan teori tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang kelompok
lakukan, terbentuknya harga di Toko Beras Hoki bukan hasil dari harga keseimbangan. Toko
Beras Hoki menentukan harga berdasarkan analisis cost yang dikeluarkan untuk penjualan. Hal
ini menyebabkan Toko Beras Hoki tidak selalu mengikuti HET. Hal ini terkadang juga dapat
menjadi keuntungan saat HET yang ditetapkan tinggi, Toko Hoki tetap bisa menjual dengan
harga yang lebih murah dari HET selama masih dapat menutup cost k arena memiliki supply yang
elastis.
Selama proses mengerjakan tugas akhir ini, kelompok menemukan beberapa kendala. Kendala
pertama adalah pengambilan jumlah sample yang dilakukan melalui riset kuisioner terlalu kecil
atau sedikit, sehingga tidak mewakili market secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan
perhitungan profit menjadi negatif. Dan, menurut hasil perhitungan dan analisis kami,
seharusnya pengambilan sample melebihi 500 orang atau dengan quantity di atas 800 kg atau di
atas equilibrium. Selanjutnya, kesulitan kami adalah dalam menentukan pasar apa yang akan
kelompok analisis, kelompok tidak dapat menentukan pasar dalam waktu singkat karena ada
banyak hal yang kelompok pertimbangkan. Hal ini menyebabkan kelompok beberapa kali
berganti pasar sebelum akhirnya memutuskan untuk menganalisis pasar beras. Kedua,
kelompok juga kesulitan untuk mencari narasumber yang bersedia untuk diwawancara.
kelompok sempat mencari narasumber pedagang beras di Pasar Modern BSD, tetapi pedagang
beras disana menolak dengan alasan sedang sibuk melakukan aktivitas mereka. Oleh karena itu,
kelompok memutuskan untuk mewawancarai Toko Beras Hoki dengan harapan toko ini tidak
sesibuk pedagang di pasar. Ketiga, kelompok menemui beberapa kendala selama proses
penulisan tugas akhir ini karena kurangnya pengetahuan, seperti kesulitan dalam menentukan
HPP karena Toko Beras Hoki merupakan distributor langsung dari perusahaan sehingga dalam
melakukan stock tidak langsung membayar kepada PT Buyung Poetra Sembada. Namun, pada
akhirnya kelompok dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut setelah melakukan
konsultasi tugas dengan Bapak Alvin Desfiandi.
Untuk menyelesaikan tugas akhir Microeconomics, kelompok turun langsung ke lapangan untuk
mengamati pasar dan melakukan wawancara dengan narasumber sehingga kelompok
mendapatkan pengalaman yang hanya bisa didapat jika turun langsung ke lapangan. Dengan
pengalaman tersebut, kelompok mendapatkan gambaran nyata bagaimana situasi pasar serta
mendapatkan informasi langsung dari pelaku ekonomi di pasar yang tentunya sudah sangat
terbiasa dengan keadaan pasar dan kebijakan-kebijakan di pasar beras. Hal ini membuat hasil
yang kelompok dapatkan menjadi lebih konkret. Melalui riset pasar ini, kelompok mendapatkan
banyak pembelajaran.
Pertama, kelompok belajar bagaimana penerapan langsung dari teori yang dipelajari di kelas
sehingga kelompok tidak hanya mengetahui teori saja tetapi juga mengetahui praktik nyata
dalam kehidupan sehari-hari karena seperti yang sudah dibahas sebelumnya, tidak semua teori
selalu sesuai dengan praktik nyata. Contoh penerapan teori yang kelompok lakukan adalah
kelompok belajar menganalisis beras termasuk jenis barang apa sesuai dengan teori yang sudah
dipelajari di kelas, kelompok juga menganalisis serta mengamati ciri-ciri pasar beras dan
menyesuaikannya dengan teori untuk menentukan jenis struktur pasar. Kedua, kelompok
menjadi lebih memahami bagaimana mekanisme kerja pasar beras, proses pembentukan harga,
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, dan bagaimana perilaku
konsumen. Ketiga, kelompok belajar mengolah data yang didapatkan dari konsumen maupun
produsen untuk membuat supply d an demand curve. K
eempat, kelompok belajar menganalisis
supply d an demand b
eras untuk menghitung elastisitas permintaan dan penawaran. Kelima,
kelompok belajar praktik nyata keterkaitan intervensi pemerintah terhadap pasar beras,
mengingat sebelumnya kelompok masih memiliki pengetahuan yang sangat minim tentang
pasar beras. Keenam, kelompok belajar tentang praktik nyata menghitung profit Toko Beras
Hoki.
Bab V
Kesimpulan
Setelah melakukan riset pasar, dapat disimpulkan bahwa struktur pasar dari Toko Beras Hoki
adalah pasar monopolistik karena dalam pasar beras terdapat banyak produsen yang
memproduksi barang serupa, tetapi keinginan untuk membeli konsumen dipengaruhi oleh
brand power. Hal ini juga didukung dengan pembuktian AR>MR, sehingga terbukti pasar yang
kelompok teliti memiliki struktur pasar monopolistik.
Selain itu, berdasarkan hasil analisis kelompok, juga didapatkan demand and supply equation
sebagai berikut.
- Demand : P = -37,17Q + 34205,5
- Supply : P =8,175Q + 5961
Ketika kedua persamaan tersebut disamakan, maka kelompok mendapatkan titik equilibrium
yaitu P = Rp11.053,044/kg dan Q
= 622,88 kg.
Dengan melihat dan menghitung data dari jenis produk yang dianalisis, yaitu beras yang
merupakan salah satu kebutuhan pokok, maka dapat ditemukan elastisitas dari permintaan dan
penawarannya sebagai berikut.
● E s = 1, 0417 , yaitu elastis
● |Ed| = 0,837, yaitu inelastis
Dari hasil riset kelompok, kelompok juga dapat menyimpulkan bahwa beras merupakan normal
goods k arena semakin tinggi harga beras maka permintaan beras akan semakin menurun. Hal ini
juga didukung dengan hasil survey kelompok kepada konsumen dimana 67,3% memilih untuk
menambah kuantitas beras yang dikonsumsi jika pendapatan mereka mengalami peningkatan.
Lampiran
http://eprints.ums.ac.id/41874/2/BAB%20I.pdf
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/25/065221726/upaya-pemerintah-turunkan-ketergantung
an-konsumsi-beras
https://www.ilmudasar.com/2017/08/Pasar-Monopolistik.html
https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/harga-eceran-tertinggi-het-beras-rp-kg-1503566312