Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat

Di Puskesmas Kuripan
I. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan
mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah
ketercapainya tujuan tertentu, jika brrhasil dicapai, akan memuaskan atau
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut (Munandar, 2010). Motivasi merupakan
pemberian atau penimbulan motif, dan hal atau keadaan yang menimbulkan motif,
jadi motivasi kerja merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan kerja, dimana kuat atau lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja
ikut menentukan besar kecil prestasi (Wexley dan Yukl dalam As’ad, 2002).
Motivasi adalah karakteristik psikologis pada aktifitas manusia untuk memberi
kontribusi berupa tingkat komitmen seseorang termasuk faktor-faktor yang
menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam
arah tekad tertentu untuk mencapai keinginan.
Menurut Hamzah B. Uno (2009: 73) dimensi dan indikator motivasi kerja
dapat dikelompokan sebagai berikut:
Motivasi internal
1) Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
2) Melaksanakan tugas dengan target yang jelas
3) Memiliki tujuan yang jelas dan menantang
4) Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya.
5) Memiliki rasa senang dalam bekerja.
6) Selalu berusaha mengungguli orang lain.
7) Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya.
Motivasi eksternal
1) Selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya.
2) Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya.
3) Bekerja dengan ingin memperoleh insentif.
4) Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman dan
atasan.
B. Pengertian Kinerja
Pengertian kinerja menurut Sulistiyani (2003,223), kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya. Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Sulistiyani
(2003,223-224) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang
dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu.
Simamora (1997) mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah
tingkatan dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Sedangkan Suprihanto (dalam Srimulyo,1999 : 33) mengatakan
bahwa kinerja atau prestasi kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil
kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan
kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar
atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja
diberi batasan oleh Maier (dalam Moh As’ad, 2003) sebagai kesuksesan
seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and
Poter menyatakan bahwa kinerja adalah "succesfull role achievement" yang
diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya (Moh As’ad, 2003).
Adapun indikator kinerja karyawan menurut Guritno dan Waridin (2005)
adalah sebagai berikut :

1) Mampu meningkatkan target pekerjaan.


2) Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
3) Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
4) Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan
5) Mampu meminimalkan kesalahan pekerjaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Menurut Simanjutak (2005)


kinerja dipengaruhi oleh :

1) Kualitas dan Kemampuan Pegawai


a. Kualitas Pegawai
Yaitu hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan/ pelatihan,
etos kerja, motivasi kerja, sikap mental, dan kondisi fisik pegawai
Menurut ISO-8402 (Loh, 2001:35), Kualitas adalah totalitas
fasilitas dan karakteristik dari produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan,
tersurat maupun tersirat.
Tjiptono (2004:11), Mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian
untuk digunakan (fitness untuk digunakan). Definisi lain yang
menekankan orientasi harapan pelanggan pertemuan.

b. Kemampuan Pegawai
Mohammad Zain, ia berpendapat bahwa kemampuan merupakan
potensi yang ada berupa kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha
dengan diri sendiri.
Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati lebih
mendefinisikan kemampuan lebih pada keefektifan orang tersebut dalam
melakukan segala macam pekerjaan. Yang artinya kemampuan merupakan
dasar dari seseorang tersebut melakukan sebuah pekerjaan secara efektif
dan tentunya efisien.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Robbin yang mengartikan
bahwa kemampuan merupakan sebuah kapasitas yang dimiliki oleh tap-
tiap individu untuk melkasanakan tugasnya. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa kemampuan merupakan suatu penilaian atau ukuran
dari apa yang dilakukan oleh orang tersebut.

2) lingkungan kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang
penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan
proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai
pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses
produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya
dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak
memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi
kerja karyawan.
Menurut Lewa dan Subowo (2005) lingkungan kerja didesain
sedemikian rupa agar dapat tercipta hubungan kerja yang mengikat pekerja
dengan lingkungannya. Lingkungan kerja yang baik yaitu apabila karyawan
dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman.
Lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja serta waktu
yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja
yang efisien.

Anda mungkin juga menyukai