Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

MANAJEMEN PEMASARAN PRODUK PETERNAKAN DAN


PERILAKU KONSUMEN

RISET TENTANG TINGKAT KONSUMSI MASYARAKAT


TERHADAP PRODUK PETERNAKAN DI PASAR DAYA

OLEH

NAMA : AULYA SYACHRANI


NIM : I011211107
KELAS : A2
KELOMPOK : XI (SEBELAS)
ASISTEN : ANDI REZKY AMALIA PRATIWI

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produk olahan peternakan telah tersebar di dalam kehidupan masyarakat,

namun masih banyak yang belum mengetahui akan manfaat dari mengkonsumsi

produk peternakan. Produk peternakan menjadi pilihan yang tepat untuk

meningkatkan daya tahan tubuh. Protein hewani terbesar terdapat pada daging,

daging banyak dikonsumsi untuk pemenuhan kebutuhan asam-asam amino

esensial di dalam tubuh. Di Indonesia, daging yang dikonsumsi diantaranya

adalah daging sapi, kambing, domba, ayam dan babi. Produk peternakan lainnya

adalah susu. Susu bisa dikonsumsi baik segar ataupun bentuk olahan. Susu

mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. . Telur

juga dikonsumsi untuk pemenuhan kebutuhan protein. Telur memiliki kandungan

gizi yang kompleks terutama protein. Selain itu telur mengandung vitamin A, D,

B2, B6, B12, asam folat dan mineral (Respati, dkk., 2021).

Pengembangan subsektor peternakan sebagai sumber penyediaan protein

hewani, selama 10 tahun terakhir menunjukkan hasil yang cukup nyata dalam

berbagai aspek, di antaranya produksi daging meningkat dari 1.508.200 ton

menjadi 2.613.200 ton atau naik 4,01%/tahun, telur meningkat dari 736.000 ton

menjadi 1.149.000 ton atau naik 5,6 %/ tahun, dan susu meningkat dari 433.400

ton menjadi 550.000 ton atau naik 2,69 % /tahun. Dengan tingkat pencapaian

produksi tersebut maka tingkat konsumsi masyarakat, khususnya protein hewani

asal ternak, meningkat dari 4,19 g/kapita/hari menjadi 5,46 g/kapita/hari atau naik

sekitar 3,08%/tahun (Syukri dan Fitrianti, 2023).


Tingkat konsumsi pangan hewani diantaranya daging, telur serta susu

selain mencerminkan daya beli dan tingkat pendapatan warga yang tinggi. gaya

hidup, harga, serta meningkatnya daya beli masyarakat mensugesti permintaan

terhadap makanan sebab daya tahan protein hewani lebih baik daripada

menggunakan protein nabati. Tingkat permintaan juga dipengaruhi adanya

kemajuan teknologi dalam dunia bisnis yang terbagi atas dua faktor, yaitu

diantaranya faktornya internal persepsi, sikap, dan gaya hidup sedangkan faktor

eksternal meliputi sosial, budaya, situasi dan referensi (Faisal, dkk., 2022).

Penelitian terdahulu dalam menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat konsumsi menurut Nurul Badriyah yaitu yang pertama ada

dari faktor ekonomi meliputi adanya pendapatan rumah tangga, kekayaan

rumah tangga, tingkat bunga, dan perkiraan tentang masa depan, kedua ada

dari faktor demografi meliputi adanya jumlah penduduk, dan komposisi

penduduk dijelaskan bahwasannya komposisi penduduk terhadap tingkat

konsumsi antara lain makin banyak yang berusia kerja atau produktif (15-64

tahun) kemudian makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat dan tingkat

konsumsinya makin tinggi serta makin banyak penduduk yan tinggal di wilayah

perkotaan (urban) pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi, dan yang terakhir

ada dari faktor non ekonomi (Badriyah, 2016).

Praktek lapang manajemen pemasaran dilakukan di pasar Daya karena

Praktek lapang memungkinkan mahasiswa atau suatu individu untuk

mendapatkan pengalaman nyata dalam lingkungan pasar yang sebenarnya.

Mereka dapat melihat bagaimana transaksi jual beli dilakukan, berinteraksi

dengan pedagang, dan memahami dinamika bisnis di pasar. Selain itu, juga dapat
memungkinkan individu untuk menerapkan konsep dan teori yang telah dipelajari

dalam konteks dunia nyata. Hal ini membantu mereka memahami bagaimana teori

ekonomi, manajemen bisnis, dan aspek lainnya berlaku dalam praktik sehari-hari.

Pada saat turun ke lapangan, seseorang dapat lebih memahami bagaimana pasar

lokal beroperasi, bagaimana pengaruhnya terhadap komunitas, dan bagaimana

dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Hal inilah yang

melatarbelakangi dilakukannya praktek lapang manajemen pemasaran produk

peternakan dan perilaku konsumen mengenai Riset Tentang Tingkat Konsumsi

Masyarakat Terhadap Produk Peternakan di Pasar Daya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

dalam praktek lapang ini yaitu, bagaimana tingkat konsumsi masyarakat terhadap

produk peternakan di Pasar Daya

Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktek lapang mengenai Riset Tentang Tingkat Konsumsi

Masyarakat Terhadap Produk Peternakan di Pasar Daya yaitu memberikan

informasi tentang tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk peternakan

melalui analisis riset.

Tujuan dari praktek lapang mengenai Riset Tentang Tingkat Konsumsi

Masyarakat Terhadap Produk Peternakan di Pasar Daya yaitu untuk mengetahui

tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk peternakan melalu analisis riset.


TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Produk Peternakan

Peternakan merupakan salah satu bagian dari subsektor pertanian yang

terus diupayakan untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan protein hewani.

Peternakan merupakan usaha atau kegiatan yang melibatkan hewan ternak untuk

dikembangbiakan dan diambil manfaat dan hasil dari ternak tersebut. Produk

utama peternakan adalah daging, susu dan telur. Usaha dan pengembangan

peternakan saat ini menunjukkan prospek yang sangat cerah dan mempunyai

peranan sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Komoditas subsektor

peternakan terdiri dari ayam, domba, kambing, kelinci, itik, babi, kerbau dan sapi,

dan lain sebagainya (Ash’ari, dkk., 2022).

Peningkatan produksi produk peternakan perlu dilakukan sehingga

ketersediaan produk peternakan bisa seimbang dengan permintaan masyarakat.

Semakain banyak masyarakat mengkonsumsi produk peternakan maka semakin

banyak jumlah sumber daya manusia berkualitas yang dapat bekerja optimal

dalam membangun ekonomi. Ada tiga produk utama peternakan yang dikenal di

masyarakat yaitu daging, susu dan telur (Santoso, 2022).

Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia karena kandungan gizinya dan dapat menimbulkan

kepuasan atau kenikmatan bagi yang mengkonsumsinya, namun hal ini kurang

disukai dalam mengkonsumsi daging adalah sifatnya yang liat, sehingga tidak

mudah dikunyah atau ditelan. Sehingga biasanya diolah terlebih dahulu sebelum

akhirnya dikonsumsi. Daging merupakan komoditi yang tidak akan tergantikan


bagi sebagian masyarakat. Masyarakat Indonesia memiliki banyak pilihan, seperti

daging ayam, daging kambing/domba, dan juga daging sapi (Yunita, dkk., 2022).

Telur merupakan salah satu produk peternakan unggas yang mudah

dicerna dan memiliki kandungan gizi lengkap Putih telur yang tebal dapat

mempertahankan kuning telur tetap di tengah. Telur mengandung protein dan air

yang cukup tinggi sehingga merupakan media yang baik bagi pertumbuhan

mikroorganisme. Kuning telur mengandung 52% bahan padat yang terdiri dari

31% protein, 64% lipid (41,9% trigliserida; 18,8% fosfolipid; dan 3,3%

kolesterol), 2% karbohidrat dan 3% abu. Kuning telur dibungkus oleh membran

vitelin. Putih telur yang tebal dapat mempertahankan kuning telur tetap di tengah.

Telur mengandung protein dan air yang cukup tinggi sehingga merupakan media

yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme (Mangalisu dan Armayanti, 2020).

Susu merupakan salah satu produk pangan hewani yang sangat diperlukan

untuk kehidupan manusia selain daging dan telur. Susu merupakan produk

peternakan yang mengandung nutrisi yang baik untuk kesehatan. Kandungan

nutrisi susu sapi lemak 3,97%, bahan kering non lemak 7,59, laktosa 4,17, dan

protein 2,78%. Susu termasuk ke dalam produk pangan yang mudah mengalami

kerusakan terutama oleh bakteri. Kandungan nutrisi yang tinggi menyebabkan

susu merupakan media yang esensial untuk pertumbuhan mikroorganisme

terutama pada kondisi yang tidak higienis (Supartini, dkk., 2022).

Tinjauan Umum Produk Olahan Hasil Ternak

Bakso merupakan produk olahan daging yang sudah dikenal luas dan

disukai oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan yang dianggap murah dan

disukai oleh semua lapisan masyarakat baik anak-anak, remaja, maupun orang tua.
Ditinjau dari aspek gizi, bakso merupakan makanan yang mempunyai kandungan

protein hewani, mineral, dan vitamin yang tinggi. Definisi dari Standar Nasional

Indonesia menyebutkan bahwa bakso daging ayam merupakan makanan

berbentuk bulatan atau lainnya yang diperoleh dari campuran daging ternak, pati,

serealia, sayuran, umbi-umbian dan sebagainya dengan atau tanpa penambahan

makanan yang diizinkan (Aprita, Dkk., 2020).

Sosis didefinisikan sebagai suatu produk berbahan baku daging yang

dihaluskan dengan atau tanpa penambahan pangan lain dan bahan pangan yang

diizinkan dan dimasukkan ke dalam selongsong sosis dengan atau tanpa proses

pemasakan Bahan baku yang digunakan untuk membuat sosis terdiri dari bahan

utama yaitu daging dan bahan tambahan seperti bahan pengisi, bahan pengikat,

bumbu-bumbu, bahan penyedap, dan bahan makanan lain yang diizinkan . Bahan

pengisi merupakan fraksi bukan daging yang ditambahkan dalam pembuatan gel.

Bahan pengisi berfungsi sebagai penstabil emulsi, meningkatkan daya ikat air,

memperkecil penyusutan, serta menekan biaya (Apriantini, Dkk., 2021).

Telur asin merupakan produk olahan telur yang biasa dibuat dari telur itik

yang diawetkan dengan cara pengasinan dan pengasapan. Tujuan pengasinan pada

telur selain untuk mengawetkan telur yaitu untuk mengurangi bau amis dan

menciptakan rasa khas sehingga lebih disukai konsumen. Metode pengasinan telur

dapat dilakukan dengan metode basah yaitu dengan cara merendam telur itik pada

larutan garam jenuh atau metode kering dengan cara membalut/membungkus

telurmenggunakan adonan garam dengan abu. Selain pengawetan dengan cara

pengasinan, pengawetan telur juga dapat dilakukan dengan cara pengasapan.


Pengolahan telur dengan cara pengasapan dapat meningkatkan daya tahan telur

sampai 1 bulan (Kusmayadi, dkk., 2021).

Nugget merupakan suatu produk olahan daging yang dapat meningkatkan

daya guna dan daya simpan dari daging itu sendiri. Teknik pembuatannya yaitu

dengan membuat adonan dari daging dipadukan dengan berbagai macam bumbu

sebagai penyedap rasa, setelah adonan tercampur rata dilanjutkan dengan proses

pengukusan yang bertujuan untuk mematangkan adonan, pendinginan,

pembentukkan dengan membuat bentuk nugget sesuai dengan selera, pembaluran,

pengkemasan dan yang terakhir adalah pembekuan. Nugget dapat dibuat dari

berbagai jenis daging baik itu daging ayam, sapi maupun ikan dengan berbagai

penambahan bahan (Darmadi, dkk., 2022).

Ayam geprek merupakan makanan yang berbahan dasar daging ayam

berlapis tepung yang dicampur dengan telur, kemudian digoreng, setelah digoreng

ayam tersebut digeprek dan dibaluri sambal ulek. Ayam yang biasa digunakan

untuk ayam geprek adalah ayam jenis pedaging atau ayam broiler. Broiler

merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik

ekonomi dan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, memiliki

konversi ransum rendah, siap dipotong pada usia relatif muda dan menghasilkan

kualitas daging berserat lunak (Sundari, dkk.,2022).

Tinjauan Umum Riset

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah kegiatan penclitian di

bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan

masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi

hasil penelitian. Kesemuanya ini ditujukan untuk masukan pihak manajemen


dalam rangka identifikasimasalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan

masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi

pemasaran dalam merebut peluang pasar. Maksudt indakan yang sistematis,

adalah suatu tindakan yang dilakukan secara teratur dan konsisten, didasarkan atas

kegiatan kegiatan yang ilmiah serta dapat dibuktikan kebenarannya. Untuk

kegiatan riset pemasaran, kegiatan yang sistematis tersebut meliputi berbagai

kegiatan, mulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data serta

pengujian hipotesis (Agustina, dkk., 2021).

Tujuan riset pemasaran yaitu untuk mendapatkan informasi yang akurat

sehingga dapat menjelaskan secara obyektif kenyataan yang ada dan bebas dari

pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset juga sebagai alat untuk

membantu manager pemasaran dalam menghubungkan konsumen dengan variabel

pemasaran dan lingkungan. Selain digunakan untuk meneliti kondisi penjualan

barang/jasa, riset pemasaran juga memiliki tujuan tujuan lain yang bermanfaat

bagi proses pemasaran usaha yaitu Memanfaatkan celah pasar, Mengetahui

kekurangan dan kelebihan barang/jasa (Rangkuti, 2019).

Peran riset pemasaran dalam rencana dan strategi pemasaran yaitu

menciptakan ide, adanya riset pasar dapat membantu dalam menciptakan terutama

bagi yang baru akan memulai bisnis sendiri, hal ini akan memberikan gambaran

terkait pasar yang akan dibidik serta menjadi bahan pertimbangan dalam

mengambil langkah ke depannya. Variasi pilihan ide, tidak hanya satu ide bisnis,

dari melakukan riset pasar akan memperoleh beragam variasi ide yang dapat

dipilih. Mempermudah pengembangan konsep, salah satu kendala yang sering

dijumpai dalam mengembangkan bisnis yaitu kesulitan mengembangkan konsep.


Dengan adanya riset pemasaran dapat memperoleh beragam informasi dan data

yang dapat dijadikan sebuah opsi untuk membuat bunisess plan. Mengembangkan

produk ide usaha bisnis, dan test pasar, adanya riset pasar dapat dijadikan sebuah

percobaan untuk melihat apakah hasil dari riset yang ada selaras dengan harapan

yang kita inginkan (Sudirjo, dkk., 2023).

Pada dasarnya riset memiliki karakteristik tersendiri. Terdapat 8 ciri khas

riset yaitu pertama, riset diawali dengan sebuah pertanyaan masalah, dengan

menanyakan pertanyaan sehingga dapat stimulasi dan proses penelitian dimulai.

Kedua, tujuan riset harus jelas. Ketiga, riset memerlukan planning khusus: sebagai

salah satu bagian dari rencana penelitian kegiatan yang disusun. Selain

menetapkan tujuan dari riset, kita harus menetapkan juga bagaimana mencapai

tujuan tersebut. Keempat, riset dibagi dalam kelompok-kelompok sub – masalah.

Hal ini dimaksudkan sebagai cara permasalahan dapat terjawab dengan mudah.

Kelima, untuk melakukan riset berdasar pada masalah, pertanyaan serta hipotesis

riset yang khas. Dan keenam Riset memerlukan data dan intepretasi data agar

mampu merampungkan masalah yang menjadi dasar riset (Triyono, 2020).

Riset pasar dilakukan dengan berbagai tujuan penting antara lain dapat

mengeksplorasi tingkat penerimaan pasar atas kualitas produk yang dipasarkan

utamanya dari segmen dan target pasar tertentu. Berbagai informasi tekait

penerimaan pasar atas produk yang dipasarkan dapat diperoleh dari kegiatan riset

pasar. Berbagai metode dapat dipilih pengusaha untuk melakukan riset pasar.

Survei adalah salah satu metode yang relatif efektif dan efisien dilakukan karena

dapat menjangkau cakupan pasar yang luas. Kemajuan teknologi digital dapat

digunakan untuk memfasilitasi melakukan survey (Junita, dkk., 2020).


Tingkat Konsumsi Konsumen

Tingkat Konsumsi adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah

tangga. Yang dimaksud dengan barang adalah barang rumah tangga yang sifatnya

tahan lama meliputi, perlengkapan, kendaraan, dan barang yang tidak tahan lama,

contohnya makanan dan pakaian. Konsumsi yaitu pengeluaran yang dilakukan

untuk memenuhi pembelian barang dan jasa akhir guna untuk mendapatkan

kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya. Setiap masyarakat tidak terlepas dari

kegiatan konsumsi yang dilakukan guna untuk memperoleh kepuasan atas

penggunaan barang dan jasa (Zakia, dkk., 2022).

Perilaku konsumen merupakan tindakan konsumen dalam memilih,

membeli menggunakan barang untuk memenuhi kebutuhan maupun kepuasan

mereka. Konsumen memiliki pilihan dalam mengonsumsi produk yang dinilai

memiliki keuntungan dari segi kualitas produk maupun manfaat akan kebutuhan

produk tersebut. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi dari faktor internal

maupun eksternal. Pengetahuan konsumen merupakan informasi yang dimiliki

oleh konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa. Pengetahuan dapat

memudahkan konsumen dalam menentukan pilihan terhadap pembelian produk,

begitu pula pada produk olahan. Konsumen melihat suatu produk dari berbagai

karakteristik, yaitu karakteristik fisik, manfaat produk serta nilai kepuasan setelah

konsumen pernah membeli produk tersebut. Informasi yang terdapat pada produk

ini dapat mempengaruhi daya beli konsumen. Begitu pula manfaat yang dapat

dirasakan konsumen ketika mengonsumsi produk ikut mempengaruhi tingkat

konsumsi terhadap konsumen (Rachmani, dkk., 2019).


Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari setiap orang berbeda dalam hal

mengonsumsi barang dan jasa. Perbedaan itu dipengaruhi beberapa faktor antara

lain pendapatan, Untuk dapat mengonsumsi barang orang harus memiliki

pendapatan. Jumlah besar kecilnya barang yang dikonsumsi memberikan

gambaran tingkat pendapatan seseorang. Seseorang yang berpendapatan tinggi

tidak begitu berpikir dengan tinggi rendahnya harga. Sebaliknya, mereka yang

berpendapatan rendah harus berpikir berulang kali untuk membeli barang

meskipun kadang secara umum harga barang tersebut dikatakan murah. Semakin

besar pendapatan maka semakin tinggi tingkat konsumsinya. Apabila

pendapatannya meningkat jumlah barang yang dikonsumsi pun semakin banyak

dari sebelumnya. Namun, apabila pendapatan menurun maka jumlah barang yang

dikonsumsi juga berkurang (Yusnita, 2019).

Setiap rumah tangga tidak terlepas dari perilaku konsumsi dimana setiap

rumah tangga akan menghabiskan sebagian pendapatannya untuk konsumsi. Oleh

karena itu, pengeluaran konsumsi masyarakat sangat ditentukan dari besarnya

jumlah pendapatan perkapita dari masyarakat disuatu daerah. Meningkatnya

pendapatan perkapita secara langsung meningkatkan daya beli masyarakat dan

berdampak terhadap tingginya akan permintaan suatu barang. Perilaku masyarakat

dalam membelanjakan pendapatannya dapat meningkatkan permintaan akan suatu

barang dan jasa (Hanum dan sarlia, 2019).

Kebutuhan konsumsi setiap orang tidaklah selalu sama. Demikian juga

pada sebuah keluarga tentu tidaklah sama dengan keluarga yang lain. Masing-

masing memiliki range atau tingkat kebutuhan. Perbedaan itu membedakan pula

pola konsumsi tiap-tiap individu. Pola konsumsi adalah susunan tingkat


kebutuhan seseorang atau rumah tangga untuk jangka waktu tertentu. Pada

umumnya, orang akan mendahulukan kebutuhan pokok dari kebutuhan lain yang

kurang menjadi prioritas. Kebutuhan lainnya baru akan dipenuhi apabila

penghasilannya mencukupi. Apabila penghasilannya berkurang maka kebutuhan

yang kurang penting dapat ditunda. Pola konsumsi juga membedakan tingkat

penghasilan. Orang yang berpenghasilan rendah berbeda dengan orang yang

berpenghasilan tinggi. Pola konsumsi seorang berpenghasilan rendah tentu

berbeda dengan orang yang berpenghasilan tinggi. Pola konsumsi seorang petani

tentu beda dengan seorang pengusaha (Yusnita, 2019).


METODE PRAKTEK LAPANG

Waktu dan Tempat

Praktek lapang Manajemen Pemasaran Produk Peternakan mengenai Riset

dilaksanakan Pada Hari Minggu 8 Oktober 2023, bertempat di Pasar Daya, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan.

Jenis dan Sumber Data

1. Data berdasarkan jenis terbagi dua, yaitu sebagai berikut:

a. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis

menggunakan teknik perhitungan matematik atau statistika. Data

kuantitatif dalam penelitian ini yaitu data biaya produksi dalam usaha

tersebut.

b. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam

bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam

wawancara, analisis dokumen, atau observasi. Data kualitatif yang

akan diambil seperti wawancara mengenai proses pengambilan

keputusan membeli atau memproduksi sendiri bahan bakso.

2. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan, dibedakan menjadi dua

yaitu :

a. Data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui medis perantara). Data primer

dapat berupa subjek (orang) secara individual/kelompok,


kejadian/kegiatan dan hasil-hasil pengujian. Data primer pada

penelitian ini di dapat dengan mengumpulkannya secara langsung

seperti wawancara dengan pemilik usaha Bakso Pasuruan.

b. Data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan,

atau laporan yang telah tersimpan dalam arsip yang dipublikasikan dan

yang tidak dipublikasikan. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh

dari bahan yang tersedia di buku dan sumber yang lain yang berkaitan

dengan penelitian ini.

Metode Pengambilan Data

1. Studi Lapangan terdiri dari:

a. Observasi

Observasi merupakan cara atau metode menghimpun keterangan

atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan

sasaran pengamatan.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.


c. Kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data survei

yang dilakukan dengan dengan cara menyebar pertanyaan yang telah

disusun sesuai dengan tujuan dari survei yang telah dibuat. Menurut

(Nazir), kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuat set pertanyaan

yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap

pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna

dalam menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup

terperinci dan lengkap.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis

mulai dari pengumpulan hingga pengelolaan data yang

menghasilkan kumpulan dokumen.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.


GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK LAPANG

Letak dan Keadaan Geografis

Gambar 1. Letak dan Keadaan Geografis Pasar Daya

Kota Makassar memiliki beberapa pasar tradisional salah satunya pasar

tradisional Daya yang merupakan pasar di Kelurahan Daya, Kecamatan

Biringkanaya, Kota Makassar. Pasar Daya mulai digunakan pada tahun 1959. Di

akhir tahun 1990an dan sepanjang tahun 2000an hingga saat ini di kota Makassar.

Pasar Daya terletak di lokasi yang sangat strategis di Jl. Kapasa raya, Daya

Biringkanaya, Makassar tepat di depan Terminal Regional Daya sehingga sangat

mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, jalan ini juga menuju Kawasan

Industri Makassar (KIMA) dan mudah diakses menuju lokasi dekat dengan

Bandara Sultan Hasanuddin dan Rumah Sakit Umum Daya. Pasar Daya

beroperasi setiap hari dimulai pukul 06.00 sampai 17.30 WITA.

Sejarah Singkat Pasar Daya

Pasar Daya Makassar mempunyai sejarah yang cukup berdinamika

dikarenakan terjadi beberapa peristiwa yang penting dalam sejaran perjalanan

pasar ini. Pada tahun 1992 penyerahan asset ke PD Pasar Raya Makassar dalam
hal pengelolaan seluruh pasar di kota Makassar (khususnya pasar daya). Selain

itu, pada tahun 1992 terjadi kebakaran di pasar lama Daya yang terletak di jalan

poros Perintis Kemerdekaan dengan posisi persimpangan jalan Paccerakkang

yang mengakibatkan puluhan lapak pedagang pasar lama hangus terbakar,

kemudian para pedagang kembali membuat lapak-lapak kecil untuk dipakai

berjualan tetapi dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Kemudian pada

tahun 1996 pada masa kepemimpinan walikota Malik B. Masri mencari solusi

untuk pasar ini yang kemudia mengeluarkan kebijakan untuk membangun ulang

pasar Daya Makassar dengan membebaskan tanah warga Biringkanaya seluas 7,4

hektar dalam jangka waktu 2 tahun masa pembangunan. Dengan asumsi bahwa

pasca terjadinya kebakaran di pasar lama, pemerintah kota harus membangun

pasar baru, pemerintah melihat lapak yang digunakan pedagang sangat tidak

layak, dan untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di Jl. Perintis kemerdekaan

karena letak pasar sangat mengganggu poros jalan Perintis Kemerdekaan sehingga

kemaceta sulit dihindari. Hal ini membuat walikota Makassar memberikan solusi

membebaskan lahan sekitar jalan Kapasa Raya.

Pada tahun 1996 lahan dibebaskan, dipaketkan dengan terminal dan Pasar

Daya dengan luas 16,2 hektar. Khusus untuk pasar Niaga daya luas 7,2 Ha di

bangun tahun 1996. Pada tahun 1996 pemerintah mulai membangun pasar Daya

Baru yang diberi nama Niaga Baru yang pihak ketigakan oleh PT Kalla Inti Karsa

(KIK) dengan kontrak kerjasama selama 25 tahun. Dimana PT KIK hanya

memberikan lahan dan diberikan kesempatan untuk membangun, sehingga toko,

kios-kios dan front toko selama kontreak tersebut. Sedangkan bank BNI, Niaga,

BRI, dan lainnya sebagai penyalur modal usaha pedagang. 2 tahun berselang masa
pembangunan, di tahun 1998 diresmikanlah pasar Niaga Daya oleh Bapak Malik

B. Masri sebagai walikota Makassar pada waktu itu.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden

Umur

Berdasarkan responden umur yang dilakukan pada praktek mengenai Riset

Tentang Tingkat Konsumsi Masyarakat Terhadap Produk Peternakan di Pasar

Daya dapat dilihat pada tabel Tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi Responden berdasarkan Umur


No. Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. <20 2
2. 20-25 2
3. 26-35 2
4. 36-45 3
5. >46 1
Total 10 100
Sumber : Data Hasil Praktek Lapang, 2023.

Data pada Tabel 1. diatas mengenai identifikasi responden berdasarkan

umur di Pasar Daya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, didapatkan

bahwa kebanyakan responden berumur 36-45 tahun yang mana masih tergolong

kedalam usia produktif. Rata-rata pengunjung yang dijumpai masih tergolong

berumur produktif hal ini dikarenakan kekuatan fisik seseorang untuk melakukan

aktivitas sangat erat kaitannya dengan umur. Hal ini sesuai dengan pendapat Putri

(2013) yang mengatakan bahwa Kekuatan fisik seseorang untuk melakukan

aktivitas sangat erat kaitannya dengan umur karena bila umur seseorang telah

melewati masa produktif, maka semakin menurun kekuatan fisiknya sehingga

produktivitasnya pun menurun dan pendapatan juga ikut turun.


Jenis Kelamin

Berdasarkan responden jenis kelamin yang dilakukan pada praktek

mengenai Riset Tentang Tingkat Konsumsi Masyarakat Terhadap Produk

Peternakan di Pasar Daya dapat dilihat pada tabel Tabel 2.

Tabel 2. Identifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin


No Persentase (%)
Jenis Kelamin Jumlah (Orang)
.
1. Laki-Laki 2 20
2. Perempuan 8 80
Jumlah 10 100
Sumber : Data Hasil Praktek Lapang, 2023.

Data pada Tabel 2. diatas mengenai identifikasi responden berdasarkan

jenis kelamain di Pasar Daya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar,

didapatkan bahwa kebanyakan responden berjenis kelamin Perempuan. Hal

tersebut dikarenakan perempuan memiliki peran paling besar pada keputusan

belanja bulanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Putri dan Lestari (2015) bahwa,

kebutuhan pokok meliputi belanja bahan makanan, biaya listrik, telepon, serta

biaya pendidikan anak dan kebutuhan lain meliputi membeli alat elektronik,

perlengkapan rumah dan dana kemasyarakatan seperti sumbangan dikelola oleh

perempuan. Karena Ketika melakukan pengelolaan keuangan, pihak laki-laki

menyerahkan penghasilan kepada pihak perempuan dan memberikan saran

maupun pertimbangan kepada perempuan dalam melakukan pengelolaan.

Pendidikan

Berdasarkan responden jumlah anggota keluarga yang dilakukan pada

praktek mengenai Riset Tentang Tingkat Konsumsi Masyarakat Terhadap Produk

Peternakan di Pasar Daya dapat dilihat pada tabel Tabel 3.


Tabel 3. Identifikasi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Tidak Sekolah -
2. SD 2
3. SMP
4. SMA/SMK 4
5. D4 1
6. S1 2
7 S2 1
Jumlah 10 100
Sumber : Data Hasil Praktek Lapang, 2023.

Data pada Tabel 3. diatas mengenai identifikasi responden berdasarkan

tingkat pendidikan di Pasar Daya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar,

didapatkan bahwa kebanyakan responden hanya menyelesaikan pendidikan

hingga jenjang SMA. Pendidikan pada pedagang merupakan salah satu indikator

yang berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat terutama para pedagang yang

disekitar pasar tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mousadecq dkk., (2022)

yang mengatakan bahwa faktor pendidikan sangat berpengaruh terhadap

pendapatan masyarakat. Masyarakat yang berpendidikan cenderung memiliki pola

pikir maju serta berinisiatif.

Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan responden jumlah anggota keluarga yang dilakukan pada

praktek mengenai Riset Tentang Tingkat Konsumsi Masyarakat Terhadap Produk

Peternakan di Pasar Daya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.

Tabel 4. Identifikasi Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga


No. Nama Responden Jumlah Anggota Keluarga
1. Marni 6
2. Yiska 4
3. Nurlia 6
4. Ishak 5
5. Nasriani 6
6. Fatmawati 5
7. Nasih 3
8. Adinda 6
9. Adam Saputra 18
10 Dra. Hj. Budur, M. Si 5
Jumlah 64
Sumber : Data Hasil Praktek Lapang, 2023.

Data pada Tabel 4. diatas mengenai identifikasi responden berdasarkan

Jumlah Anggota Keluarga di Pasar Daya, Kecamatan Biringkanaya, Kota

Makassar, didapatkan bahwa kebanyakan responden hanya memiliki jumlah rata-

rata anggota keluarga sebanyak 6 orang. Jumlah tanggungan keluarga sangat

menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga

berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Hal

ini sesuai dengan pendapat Rungkat dkk., (2020) yang mengatakan bahwa jumlah

anggota keluarga sebagai tanggungan menjadi peran yang sangat penting dalam

menentukan pendapatan keluarga. Jumlah tanggungan keluarga sangat

menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga

berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi.

Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit

pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga. Setiap individu mempunyai

kebutuhan sendiri. Sehingga dalamkeluarga yang jumlah anggotanya banyak

kebutuhan-kebutuhan akan banyak.

Pendapatan

Berdasarkan responden pendapatan yang dilakukan pada praktek mengenai

Riset Tentang Tingkat Konsumsi Masyarakat Terhadap Produk Peternakan di

Pasar Daya dapat dilihat pada tabel Tabel 5.

Tabel 5. Identifikasi Responden berdasarkan Pendapatan


No. Nama Responden Pendapatan Keluarga Perbulan
1. Marni Marni
2. Yiska Yiska
3. Nurlia Nurlia
4. Ishak Ishak
5. Nasriani Nasriani
6. Fatmawati Fatmawati
7. Nasih Nasih
8. Adinda Adinda
9. Adam Saputra Adam Saputra
10 Dra. Hj. Budur, M. Si Dra. Hj. Budur, M. Si
Jumlah Rp. 19.500.000
Sumber : Data Hasil Praktek Lapang, 2023.

Data pada Tabel 5. diatas mengenai identifikasi responden berdasarkan

pendapatan di Pasar Daya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, didapatkan

bahwa kebanyakan responden hanya memiliki pendapatan sebesar 7 juta/bulan.

Pendapatan sangat menentukan kebutuhan keluarga. semakin meningkat

pendapatan (kesejahteraan) maka semakin berkurang persentase pengeluaran

untuk makan dan semakin tinggi persentase pengeluaran untuk non makanan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Hanum, (2018) yang mengatakan bahwa secara umum

semakin meningkat pendapatan (kesejahteraan) maka semakin berkurang

persentase pengeluaran untuk makan dan semakin tinggi persentase pengeluaran

untuk non makanan. Rumah tangga yang mempunyai pendapatan yang tinggi

(kaya) sebagian pendapatannya digunakan untuk konsumsi barang non makanan,

dan sisanya ditabung. Hal itu tentu sangat berbeda dengan rumah tangga yang

berpenghasilan rendah dimana penghasilan yang diterimanya hanya bisa

digunakan untuk mengkonsumsi makanan, kalaupun ada sisa hanya bisa untuk

mengkonsumsi barang atau jasa yang sangat dibutuhkan sehingga untuk

menabung sangat sedikit peluangnya.

Tingkat Konsumsi Konsumen di Pasar Daya

Berdasarkan tingkat konsumsi konsumen di Pasar Daya, Kecamatan

Biringkanaya, Kota Makassar, didapatkan bahwa kebanyakan konsumen di Pasar


Daya sering mengonsumsi produk hasil peternakan yaitu ayam sedangkan produk

hasil olahan ternak yang sering dikonsumsi yaitu telur. Hal ini dikarenakan ayam

dan juga telur, merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak

digemari masyarakat Indonesia, karena harganya yang relatif lebih murah

dibandingkan dengan daging sapi, selain itu juga mudah didapat.

Kebutuhan ayam setiap tahun semakin meningkat sesuai dengan

pertumbuhan ekonomi, peningkatan jumlah penduduk dan kesadaran akan

gizi .Komsumsi ayam di Indonesia masih 9 kg perkapita pertahun sedangkan di

Malaysia 40 kg perkapita pertahun maka pemerintah mendorong masyarakat

untuk mengkomsumsi daging ayam lebih banyak lagi. Rendahnya tingkat

komsumsi masyarakat Indonesia akan protein hewani ,tentu saja tidak semata –

mata hanya berkaitan dengan penyediaan makanan ,tetapi juga berkorelasi dengan

kesadaran masyarakat akan gizi,himpitan ekonomi yang terasa semakin sulit serta

tingkat pendidayam penduduk yang masih rendah (Putri dan Siswati, 2017).

Ayam broiler merupakan sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi

masyarakat dan mudah dijumpai di pasaran. Jika dibandingkan dengan daging

lainnya, konsumsi daging ayam lebih tinggi karena harganya yang relatif murah,

rasanya yang enak serta dapat diterima oleh semua kalangan. Banyaknya peminat

ayam broiler ini dikarenakan kandungan gizi yang tinggi, tekstur yang lunak serta

harga yang relatif murah. Oleh sebab itu daging ayam broiler disukai hampir

semua orang. Nilai nutrisi ayam seperti protein dan lemak menjadi parameter

yang penting dalam karakteristik mutu pemilihan daging ayam (Yurike, 2022).

Populasi juga mempengaruhi banyaknya permintaan akan telur ayam ras.

semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula konsumsi pangan hewani.
Artinya pendapatan yang meningkat akan meningkatkan daya beli masyarakat

untuk mengkonsumsi makanan hewani. Telur merupakan makanan yang

sempurna karena kaya akan nutrisi yang dibutuhkan makhluk hidup, seperti

protein, lemak, vitamin dan mineral. Telur mengandung protein berkualitas tinggi

karena mengandung komposisi asam amino esensial yang lengkap. Oleh karena

itu, telur dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui kualitas protein berbagai

makanan. Di masyarakat, telur relatif murah dibandingkan dengan sumber protein

hewani lainnya, sehingga telur dapat diolah dalam berbagai bentuk olahan. Telur

merupakan makanan yang ideal bagi anak-anak, remaja dan dewasa, sangat

mudah diperoleh dan mudah didapat (Abiyani, 2022).

Kecendrungan peningkatan konsumsi daging dan telur tergantung pada

pendapatan masyarakat disuatu wilayah. Semakin tinggi pendapatan maka

kecendrungan untuk mengkonsumsi daging dan telur semakin tinggi. Pengaruh

tingkat pendapatan dan tingkat kesadaran konsumsi masyarakat yang belum

mengetahui akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani asal ternak.

Masyarakat beranggapan bahwa apabila mengkonsumsi daging secara berlebihan

akan menyebabkan kesehatan yang kurang baik atau bisa menyebabkan terjadinya

peningkatan kolestrol. Telur ayam ras merupakan telur yang paling banyak

dikonsumsi oleh masyarakat (Weol dkk.,2014).

Karakteristik Konsumen di Daya

Karakteristik konsumen yang ada di Pasar Daya, Kecamatan

Biringkanaya, Kota Makassar didapatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin yang

membeli daging ayam ras pada Pasar Daya yang mendominasi adalah responden

perempuan. Dengan jenis kelamin perempuan yang mendominasi pada kedua


pasar disebabkan karena yang memiliki peran paling besar pada keputusan belanja

bulanan adalah perempuan. Konsumen yang mempunyai karakteristik berbeda-

beda membuat setiap pengambilan keputusan melakukan pembelian daging ayam

ras menjadi bervariasi ada yang membeli di pasar tradisional dan ada yang

membeli di pasar modern

Perilaku konsumen adalah studi proses yang terlibat ketika individu atau

kelompok memilih, membeli, menggunakan atau mengatur produk, jasa, ide atau

pengalaman untuk memuasakan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk

peternakan salah satu yang paling banyak dikonsumsi masyarakat yaitu daging

ayam ras. Ayam ras pedaging merupakan salah satu jenis unggas pedaging yang

paling banyak dipelihara secara komersial. Konsumsi daging di Indonesia dari

tahun ke tahun terjadi peningkatan dengan adanya pertambahan penduduk dan

tuntutan perbaikan gizi masyarakat (Utiah dkk, 2022).

Karakteristik konsumen dapat dibagi atas dasar usia, pendidikan dan

pekerjaan, lokasi geografik, pendapatan, dan kelas sosial. Karakteristik konsumen

akan mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Faktor

produk yang meliputi variabel lokasi, promosi, dan kualitas, serta faktor harga

yang meliputi variabel harga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

keputusan konsumen untuk membeli daging ayam ras dan dari hasil analisis

terdapat adanya perbedaan yang signifikan terhadap perilaku konsumen (Nasution

dkk., 2019).

Faktor karakteristik produk unggas yang harganya terjangkau oleh

masyarakat luas, berkualitas gizi baik, disukai oleh konsumen segala umur,

tersedia dalam jumlah yang cukup dan dapat diolah menjadi berbagai jenis
makanan serta penyebarannya dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

Telur ayam ras sebagai salah satu jenis telur yang paling banyak dikonsumsi oleh

masyarakat bukanlah barang asing yang sulit untuk kita jumpai (Murdani, 2018)

Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak

mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi, karena

konsumen sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil

keputusan. Konsumen yang mempunyai kepribadian sebagai seorang yang senang

mencari informasi, akan meluangkan waktu untuk mencari informasi lebih

banyak. Harga menetukan seberapa besar jumlah barang yang akan diminta,

sehingga harga merupakan salah satu faktor penentu banyak atau sedikitnya

barang yang dibeli oleh konsumen (Nasution dkk., 2019).


PENUTUP

Kesimpulan

Produk peternakan merupakan komoditi pangan yang tidak bisa diganti

oleh produk lain, sama strategisnya dengan beras, jagung dan produk pertanian

lain. Namun ruang lingkup riset pemasaran bukan hanya meneliti produk dan jasa

yang dibutuhkan konsumen tetapi juga mencakup kondisi persaingan antar

perusahaan, perubahan selera konsumen, prakiraan situasi pemasaran di masa

depan, dan sebagainya. Ayam dan juga telur, merupakan salah satu sumber

protein hewani yang banyak digemari masyarakat Indonesia khususnya di pasar

Pa’Baeng-Baeng, karena harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan

daging sapi, selain itu juga mudah didapat. Jika dibandingkan dengan daging

lainnya, konsumsi daging ayam lebih tinggi karena rasanya yang enak serta dapat

diterima oleh semua kalangan.

Saran
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D., Putri, M. A., dan Ramadhan, M. G. 2021. Pemetaan riset strategi
pemasaran bank syariah: analisis bibliometrik. Jurnal Ekonomi
Islam. 12(2): 225-242.

Apriantini, A., Afriadi, D., Febriyani, N., dan Arief, I. I. 2021. Fisikokimia,
mikrobiologi dan organoleptik sosis daging sapi dengan penambahan
tepung biji durian (Durio zibethinus Murr). Jurnal Ilmu Produksi dan
Teknologi Hasil Peternakan. 9(2): 79-88.

Aprita, I. R., Irhami, C., dan Salima, R. 2020. Diversifikasi pembuatan bakso
daging ayam dengan penambahan ubi jalar (Ipomoea batatas L). Jurnal
Peternakan Sriwijaya. 9(1): 7-15.

Ash'ari, F., Hasiani, Y., dan Samudera, R. 2022. Analisis komoditas unggulan
subsektor peternakan di Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Sains STIPER
Amuntai. 12(2): 97-106.

Badriyah, N. 2016. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi


air pdam terhadap pelanggan sektor rumah tangga dan non rumah tangga
di Kota Lamongan. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen. 1(1): 78-89.

Darmadi, N. M., Pandit, I. G. S., dan Sugiana, I. G. N. 2019. Pengabdian kepada


masyarakat (PKM) nugget ikan (fish nugget). Community Service Journal.
2(1): 18-22.

Faisal, M. 2021. Tingkat permintaan produk peternakan pada masyrakat Kota


Banjarmasin Kalimantan Selatan di masa pandemi covid-19. Skripsi:
Universitas Islam Malang.

Hanum, N., dan Sarlia, S. 2019. Pengaruh pendapatan perkapita


terhadapkonsumsi di Provinsi Aceh. Jurnal Samudra Ekonomika. 3(1): 65-
73.

Junita, A., Hasbulla, I. I. K., dan Azhmy, M. F. 2020. Survei pasar online: strategi
riset pasar untuk mengembangkan usaha mikro wanita di Kelurahan Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat. 26(4): 205-214.

Kusmayadi, A., Sundari, R. S., dan Sumaryana, Y. 2021. Inovasi telur asin asap
pedas sebagai produk diversifikasi pangan unggulan Desa Sukanagalih
Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada
Masyarakat. 5(1): 285-290.
Mangalisu, A., dan Armayanti, A. K. 2020. Pemanfaatan daun mangrove
(Rhizophora mucronata) sebagai pengawet alami telur ayam
ras. Agrominansia. 5(1): 28-35.

Rachmani, N. H., dan Apriantini, A. 2022. Analisis perilaku konsumen usia muda
di kota bogor dalam mengonsumsi susu dan produk olahannya di masa
pandemi covid 19. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil
Peternakan. 10(1): 15-20.

Rangkuti, A. 2019. 7 Model Riset Operasi & Aplikasinya. Firstbox Media.

Respati, A. N., Hakim, A., Dughita, P. A., Kusuma, A. H. A., Rachmawatie, S. J.,
dan Suwardi, S. 2021. Edukasi kesadaran masyarakat dalam
mengkonsumsi produk peternakan sebagai upaya peningkatan gizi dan
daya tahan tubuh dikala pandemi covid-19. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan. 4(2): 500-503.

Santoso, U. 2022. Upaya peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak di


Indonesia. Bulletin of Tropical Animal Science. 3(2): 89-95.

Sudirjo, F., Haro, B., Fauzan, R., Hapsara, O., Aprizal, A., Wasil, M., Sanjayya,
A. R., Putra, T. A. E., dan Nuryadi, A. M. 2023. Riset pemasaran. Global
Press.

Sundari, N., Febriyanti, P. S., Angelica, A., Lukmana, L., Apriyanti, B., Cristin, F.
Z., dan Effendy, D. 2022. Optimalisasi keuntungan ayam geprek
menggunakan pemrograman linear metode simpleks. Jurnal Pustaka
Aktiva (Pusat Akses Kajian Akuntansi, Manajemen, Investasi, dan
Valuta). 2(1): 1-6.

Supartini, N., Kgs, A., dan Windiarti, M. 2022. Pelatihan dan pendampingan
pengolahan susu pasteurisasi pada kelompok peternak sapi perah langgeng
mulyo Desa Ngenep. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat. 7(2): 942-949.

Syukri, Y. K., dan Fitrianti, R. N. 2023. Konsumsi daging sapi di Kabupaten


Sampang. Jurnal Ilmu Peternakan. 8(1): 33-38.

Triyono, A. 2021. Buku ajar riset penyiaran (teori dan praktek). CV Pena Persada.

Yunita, S., Mahesti, N. A., Sihaloho, R. M. B., dan Setyadi, R. 2022. Forecasting
pada rantai pasok pabrik penggilingan daging menggunakan metode time
series. Jurnal Riset Komputer. 9(3): 761-769.

Yusnita, M. 2020. Pola Perilaku Konsumen dan Produsen. Alprin Press.

Zakia, A., Adisti, A. A., dan Asmarani, A. 2022. Faktor-faktor yang


mempengaruhi kelas sosial: gaya hidup, daya beli dan tingkat konsumsi
(literature review msdm). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan. 3(5): 449-457.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai