Anda di halaman 1dari 10

Analisis Efisiensi Agroindustri Tauge (Vigra Radiata)

(Studi Kasus Di Agroindustri Tauge Di Desa Cileles


Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang)
Hikmat Prana
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Winaya Mukti

ABSTRACT
This study aims to determine the amount of cost, revenue, and income as well as the level of efficiency in the
Tauge Agroindustry business in Cileles Village, Jatinangor District, Sumedang Regency. In this research, a
case study method was carried out through a quantitative descriptive approach. The results of this study
indicate that the total cost incurred is Rp 10.985.235, - per production, total revenue of Rp 16.011.300, - per
production, and revenue on total costs of Rp 5.026.065, - per production, as well as the level of business
efficiency or the R / C ratio for variable costs of 1,46 or each cost of Rp 1 will result in a receipt of Rp 1.46
so it can be concluded that the bean sprouts agro-industry in Cileles Village, Jatinangor is profitable and
efficient.

Keywords: efficiency, agroindustry, bean sprouts

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran biaya, penerimaan, dan pendapatan serta tingkat efisiensi
pada usaha Agroindustri Tauge di Desa Cileles Kecamatan jatinangor Kabupaten Sumedang. Pada penelitian
ini dilakukan metode studi kasus melalui pendekatan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp 10.985.235,- per produksi, Penerimaan total sebesar Rp
16.011.300,- per produksi, dan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 5.026.065,- per produksi, serta tingkat
efisiensi usaha atau Rasio R/C atas biaya variabel sebesar 1,46 atau setiap biaya Rp 1 akan menghasilkan
penerimaan Rp 1,46 sehingga dapat disimpulkan bahwa agroindustri tauge di Desa Cileles Kecamatan
Jatinangor menguntungkan dan efisien.

Keywords: efisiensi, agroindustri, tauge

PENDAHULUAN kalangan dikarenakan kecambah harganya


Indonesia adalah salah satu negara yang murah dan baik untuk kesehatan. Kecambah
memiliki sumberdaya alam berupa lahan yang banyak digunakan untuk konsumsi sebagai
relatif cukup luas dan subur. Dengan iklim, sayur, di makan mentah ataupun di jadikan
suhu dan kelembaban yang cocok untuk campuran gado-gado, bakso, tahu goreng,
kebutuhan pertumbuhan tanaman pangan bakwan, soto ataupun jenis makanan lainnya.
pokok, maka hampir seluruh tanaman pangan Pertambahan penduduk Indonesia
pokok tersebut (biji-bijian, umbi-umbian dan berdampak terhadap peningkatan kebutuhan
kacang-kacangan asli Indonesia) dapat tumbuh pangan, salah satunya adalah komoditas
dengan relatif baik (Plantus, 2008). kacang-kacangan. Berdasarkan data satatistik
Kecambah sering digunakan sebagai jumlah penduduk Indonesia tahun 2019
bahan pangan dan digolongkan sebagai sayur- sebanyak 268 074,600 orang dengan laju
sayuran. Di Indonesia kecambah adalah salah pertumbuhan penduduk per tahun 2010-2019
satu makanan atau sayuran yang banyak di sebesar 1,31% (BPS,2020). Salah satu
konsumsi masyarakat Indonesia, baik itu komoditas tanaman kacang-kacangan yang
masyarakat menengah maupun masyarakat banyak dikonsumsi adalah kacang hijau.
kelas atas, kecambah bisa menjangkau seluruh Produk kacang hijau yang sering dijumpai
dalam berbagai olahan makanan yaitu beragam berguna dalam penyerapan
kecambah atau tauge. Kacang hijau nutrisi, menjaga metabolisme tubuh,
merupakan salah satu jenis kacang-kacangan sekaligus menangkal gangguan perut.
yang memiliki berbagai manfaat, di antaranya 4) Menurunkan Berat Badan
sebagai sumber protein sangat penting bagi Selain mengandung banyak serat, tauge
tubuh manusia. Pada umumnya masyarakat juga rendah kalori sehingga sangat baik
memanfaatkannya dalam bentuk kecambah untuk dijadikan menu diet dalam upaya
yang biasa disebut dengan tauge. Kecambah menurunkan berat badan. Mengkonsumsi
kacang hijau ini pun juga mempunyai sumber sayuran ini berguna untuk membuat
nutrisi selain protein yaitu karbohidrat, lemak, kenyang lebih lama dan membuat tubuh
dan air (Martianingsih, 2016). lebih sehat.
Peranan penting protein adalah sebagai 5) Menjaga Kesehatan Mata
bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang Kandungan vitamin A dan C yang tinggi
selalu terjadi dalam tubuh. Protein juga dalam tauge juga berguna untuk menjaga
mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang kesehatan mata. Mengonsumsi sayuran ini
perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi bermanfaat dalam menangkal glaukoma,
tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru katarak, maupun degenerasi makula.
dan mempertahankan jaringan yang telah ada. 6) Mengatasi Anemia
Protein juga digunakan sebagai bahan bakar Manfaat tauge untuk kesehatan juga
apabila keperluan energi tubuh tidak dipenuhi karena kandungan zat besinya. Konsumsi
oleh karbohidrat dan lemak. Protein mengatur tauge yang rutin akan merangsang
keseimbangan cairan dalam jaringan dan produksi hemoglobin dan meningkatkan
pembuluh darah yaitu dengan menimbulkan asupan oksigen ke seluruh organ tubuh.
tekanan osmotik koloid yang dapat menarik 7) Mengencangkan Kulit dan Mencegah
cairan dari jaringan ke dalam pembuluh darah Penuaan Dini
(Winarno, 2002). Nutrisi tauge ternyata berkhasiat untuk
Menurut Subagja (2020), Kecambah menjaga kesehatan kulit. Selain membuat
kacang hijau memiliki berbagai macam kulit lebih cerah dan kencang, konsumsi
manfaat yaitu : tauge juga berkhasiat untuk menangkal
1) Meningkatkan Imunitas Tubuh penuaan dini, noda hitam dan menghalau
Kandungan vitamin C dan A serta anti garis keriput.
inflamasi tauge berguna meningkatkan 8) Meredakan Stres dan Depresi
imunitas tubuh. Makan sayuran ini secara Penelitian Universitas Adelaide Australia
teratur berkhasiat merangsang sel darah menemukan kandungan vitamin C, zinc
putih dalam melawan serangan infeksi dan dan magnesium berkhasiat meredakan
penyakit lainnya. stres, gelisah, sekaligus membuat suasana
2) Menguatkan Tulang hati lebih rileks. Sayuran ini juga baik
Tauge juga mengandung banyak vitamin untuk atasi insomnia.
K yang berguna untuk meningkatkan Bisnis kecambah (tauge) saat ini mulai
kepadatan dan kekuatan tulang. Makan berkembang pesat seiring dengan kebutuhan
sayuran ini secara rutin berguna mencegah pola makan yang sehat serta makin
pengeroposan tulang atau osteoporosis. berkembangnya jajanan dan makanan
3) Melancarkan Pencernaan tradisional, seperti menu rawon, lontong
Manfaat tauge untuk kesehatan yang balap, soto serta aneka jajanan/makanan yang
penting adalah untuk melancarkan berbahan baku tauge. Tauge tersebut dibuat
pencernaan. Kandungan enzimnya yang dan dipasarkan secara langsung di pasar-pasar
tradisional, selain itu harga kecambah (tauge) salah satu subsektor yang sangat penting
sangat terjangkau di pasaran dan sangat dikembangkan untuk mendukung
mudah ditemukan dipasaran. Menurut pembangunan pertanian adalah industri
Purwanti, dkk (2019), prospek kecambah ini pengolahan hasil pertanian (agroindustri).
sangat menjanjikan terutama dari segi citra Pengembangan industri makanan diharapkan
rasa khas menu makanan tersebut dan harga akan mampu menyerap hasil pertanian yang
yang sangat terjangkau bagi konsumen karena diproduksi oleh petani, memberikan nilai
menjadi pelengkap menu makanan yang tambah terhadap produk pertanian, membuka
sangat digemari bagi penggemar kuliner. kesempatan kerja, dan sumber devisa
Menurut Harimurti (1992), keberadaan sekaligus menyediakan produk pangan yang
pengrajin tauge ini menjadikan usahanya semakin beragam.
sebagai mata pencaharian yang berbasis usaha Agroindustri merupakan salah satu
mikro dengan mempunyai spesifikasi alternatif pengembangan ekonomi pedesaan.
unggulan yang dapat diberdayakan potensi Agroindustri ini mampu meningkatkan
ekonominya sehingga masyarakat dapat pendapatan para pelaku agribisnis, menyerap
terdorong untuk semakin mengembangkan tenaga kerja, meningkatkan perolehan devisa,
produktifitas usahanya. Dengan demikian, dan mendorong munculnya industri yang lain
usaha budidaya tauge (kecambah) dianggap (Soekartawi, 2001). Bisnis tauge memiliki
menjanjikan karena dapat menopang potensi yang cukup besar, salah satu usaha
kesejahteraan keluarga dan menjadi daya tarik tauge (kecambah) yang masih berjalan
tersendiri bagi pelaku wirausaha skala rumah samapai saat ini yaitu agroindustri tauge yang
tangga (UMKM). berada di jalan kayu jati, desa Cileles,
Usaha tauge merupakan salahsatu bentuk kecamatan Jatinangor, kabupaten Sumedang.
usaha agroindustri. Definisi agroindustri dapat Agroindustri tauge ini sudah berdiri dari tahun
dijabarkan sebagai kegiatan industri yang 2008 dan sampai saat ini masih berjalan
memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan dengan baik walaupun memang dalam
baku, merancang, dan menyediakan peralatan menjalankan usahanya tidak terlepas dari
serta jasa untuk kegiatan tersebut, dengan permasalahan-permasalahan seperti yang
demikian agroindustri meliputi industri paling mencolok yaitu harga bahan baku
pengolahan hasil pertanian, industri yang kacang hijau yang cenderung fluktuatif yaitu
memproduksi peralatan dan mesin pertanian, berdasarkan nilai tukar Rupiah terhadap USD
industri input pertanian (pupuk, pestisida, karena bahan baku yang yang digunakan
herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor berasal dari luar negeri (import). Produksi
pertanian. Agroindustri berasal dari dua kata tauge di tempat tersebut mencapai 2500
agricultural dan industry yang berarti suatu kilogram per hari dengan jumlah karyawan 10
industri yang menggunakan hasil pertanian orang.
sebagai bahan baku utamanya atau suatu Oleh karena itu, penulis merasa tertarik
industri yang menghasilkan suatu produk yang untuk meneliti lebih mendalami usaha
digunakan sebagai sarana atau input dalam agroindustri tauge (kecambah kacang hijau) di
usaha pertanian (Novianty dan Andrie, 2019). Desa Cileles Kecamatan Jatinangor. Penelitian
Menurut Priyarsono dan Backe (2007) ini berjudul “Analisis Ekonomis Agroindustri
industri pengolahan berbasis pertanian Tauge (Vigra radiata)”. Adapun tujuan
(agroindustri) merupakan sektor yang akan penelitian ini sendiri adalah (1) mengetahui
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional gambaran agroindustri tauge di Desa Cileles
yang tinggi terutama agroindustri kecil dan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang,
menengah. Soehyono (2014) menuturkan (2) mengetahui besarnya biaya,
penerimaan dan pendapatan dari agroindustri TC = TFC + TVC
tauge (vigra radiata) di Desa Cileles Dimana :
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, TC = Total Cost (Biaya total)
dan (3) mengetahui besarnya R/C agroindustri TFC = Total Fixed Cost (Biaya
tauge (vigra radiata) di Desa Cileles Tetap)
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. TVC = Total Variable Cost (Biaya
Variabel)
2. Analisis penerimaan dihitung dengan
METODE rumus menurut Suratiyah (2006) sebagai
Dalam penelitian ini menggunakan studi berikut:
kasus dengan pendekatan analisis deskriptif R = Py . Y
kuantitatif. Adapun penelitian ini mengambil Dimana:
kasus pada agroindustri tauge di di Desa R = Revenue (Penerimaan)
Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Py = Price (Harga Produksi) (Rp/kg)
Sumedang. Arikunto (2010) menuturkan Y = Yield (Jumlah Produksi) (kg)
bahwa penelitian kasus merupakan penelitian 3. Analisis pendapatan, menurut Suratiyah
yang dilakukan secara intensif terinci dan (2006) dapat dinyatakan dengan rumus:
mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga Π = R – TC
dan gejala tertentu dengan wilayah penelitian Dimana :
yang hanya meliputi daerah atau subjek yang Π = Pendapatan
sempit. Pendekatan penelitian deskriptif R = Revenue (Penerimaan)
sendiri merupakan metode penelitian yang TC = Total Cost (Biaya Total)
bertujuan untuk membuat deskripsi secara 4. Untuk mengetahui tingkat efisiensi
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- agroindustri tauge dapat digunakan
fakta, dan sifat-sifat populasi daerah tertentu analisis imbangan penerimaan dengan
(Suryana, 2010). Penelitian deskriptif biaya, menurut Suratiyah (2006) dapat
digunakan untuk meneliti status kelompok menggunakan rumus sebagai berikut :
manusia ataupun suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, apapun suatu R/C ratio =
kelas peristiwa pada masa sekarang. Data Dengan ketentuan sebagai berikut :
dianalisis dengan pendekatan secara - Apabila R/C > 1, maka usaha tersebut
kuantitatif karena data disajikan berupa angka- menguntungkan.
angka. - Apabila R/C = 1, maka usaha tersebut
Data yang digunakan pada penelitian ini tidak untung dan tidak rugi.
adalah data primer dan data sekunder. Adapun - Apabila R/C < 1, maka usaha tersebut
data primer berupa gambaran usaha merugikan.
agroindustri tauge serta input dan output
produksinya. Sedangkan data sekunder yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan adalah data-data pendukung seperti 1. Keadaan Umum Daerah Penelitian
keadaan daerah penelitian dan lain-lain. Secara Geografis Desa Cileles merupakan
Untuk mengetahui pendapatan dan R/C salah satu desa berada di Kecamatan
ratio dilakukan analisis dengan menggunakan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Luas
rumus sebagai berikut: wilayah desa Cileles yaitu 320 Ha, yang
1. Biaya total usahatani tauge dihitung meliputi empat dusun yaitu dusun I
dengan rumus menurut Soekartawi (2002) Narongtong, dusun II Cinenggang, dusun III
sebagai berikut: Cileles, dan dusun IV Cahyasari dan lebakjati.
Desa Cileles terdapat 37 Rukun Tetangga Karakteristik responden dibatasi hanya
(RT) dan 10 (Sepuluh) Rukun Warga (RW). terhadap hal-hal ynag berpengaruh terhadap
Adapun letak geografis Desa Cileles mekanisme usaha agroindustri tauge antara
Kecamatan Jatinangor yaitu : lain faktor umur, tingkat pendidikan, dan
1. Sebelah Utara : Desa Cilayung pengalaman berusaha.
Kecamatan Jatinangor Keadaan umur akan mempengaruhi
2. Sebelah Selatan : Desa Hegarmanah kemampuan fisik kerja dan cara berpikir.
Kecamatan Jatinangor Umur responden akan menentukan apakah
3. Sebelah Timur : D\esa Kutamandiri responden masih produktif atau kurang
Kecamatan Tanjungsari produktif. Yang termasuk golongan umur
4. Sebelah barat : Desa Cibeusi produktif di Indonesia berada pada umur 15-
Kecamatan Jatinangor 54 tahun. Keadaan responden berumur 43
5. Untuk lebih jelasnya mengenai tata tahun dapat mencerminkan aktifitasnya
letak desa Cileles dapat dilihat pada terhadap kegiatan agroindustri tauge. Hal ini
peta Wilayah. menunjukkan umur responden berada pada
usia produktif. Umur yang relatif masih muda
Tabel 1. Peruntukan Tanah Di Desa Cileles akan mempunyai kondisi fisik yang lebih kuat
No. Peruntukan Luas Lahan (ha) daripada umur yang lebih tua dan fisik yang
1 Tanah Sawah 63,71 lebih kuat akan mempunyai peluang usaha
2 Kebun 42,4 yang lebih besar untuk mencurahkan
3 Pemukiman 64,2 tenaganya.
4 Sarana Ibadah 0,3 Pendidikan formal maupun informal
5 Sarana Olahraga 0,35 merupakan salahsatu faktor yang
6 Sekolah 2,5 mempengaruhi terhadap usaha yang
7 Kantor Desa 0,3 dilakukan, karena dengan pendidikan baik
pengetahuan maupun cara berpikir akan
8 Pemakaman 1,5
bertambah luas. Semakin tinggi pendidikan
9 Lainnya 144,74
yang diperoleh maka semakin luas wawasan
Jumlah 320
pemikirannya sesuai dengan pengetahuan
Sumber : Profil Desa Cileles 2019
yang diperoleh, sehingga akan mudah
Sebagian besar masyarakat desa Cileles menerima serta mengambil keputusan yang
menggantungkan hidupnya pada sektor terbaik. Pendidikan formal yang ditempuh
pertanian dengan presentase 42,38% dan responden yaitu tamat SMA, hal ini
buruh tani 25,71%. Sedangkan masyarakat menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
yang berprofesi sebagai pengrajin industri formal responden dikategorikan tinggi.
rumah tangga masih terbilang kecil dengan Pengalaman berusaha merupakan
presentase 5,24% (Profil Desa Cileles, 2019). salahsatu faktor yang dapat menentukan
Salah satu pengrajin industri rumah tangga keberhasilan usaha, karena dengan
yang ada di desa cileles adalah bapak Didin pengalaman yang banyak akan memberikan
Sahrudin yang merupakan pemilik pengalaman yang luas dan keterampilan yang
agroindustry tauge (kecambah kacang hijau). semakin meningkat. Pada dasarnya responden
2. Keadaan Umum Responden memiliki pengalaman berusaha yang cukup
Responden yang dijadikan objek dalam lama dan sampai sekarang masih berjalan.
penelitian ini adalah agroindustri tauge milik Usaha ini dirintis oleh bapak Didin Sahrudin
bapak Didin Sahrudin di Desa Cileles dari tahun 2010. Selain itu, faktor keluarga
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. responden sangat mempengaruhi terhadap
keberhasilan usaha, dimana keluarga perkecambahan), penyiraman, dan pemberian
responden memiliki usaha yang sama yaitu nutrisi.
agroindustri tauge. 1) Pencucian
3. Keadaan Umum Agroindustri Tauge Kacang hijau yang akan digunakan
Agroindustri tauge ini berada di Desa sebelumnya harus melewati proses
Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten pencucian terlebih dahulu selama 6 jam.
Sumedang. Kecamatan Jatinangor merupakan Pencucian dilakukan untuk membuang
daerah yang memiliki perekonomian yang kotoran-kotoran atau zat-zat berbahaya
sudah berkembang dan maju dengan lokasi yang menempel pada kacang hijau yang
yang strategis berdekatan dengan Kota dapat mengganggu pada kualitas
Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa kecambah yang dihasilkan. Selain itu,
Barat. pada saat pencucian dilakukan penyortiran
Agroindustri tauge di Desa Cileles kacang hijau yaitu memisahkan kacang
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang hijau yang baik dengan yang cacat (kurang
memiliki sarana dan prasarana produksi mulai baik).
dari gedung atau pabrik produksi dengan luas 2) Perendaman
bangunan 400 m2. Sementara itu proses Setelah melewati proses pencucian,
produksi ditunjang dengan adanya sarana dan selanjutnya dilakukan perendaman kacang
prasana produksi yang ada. Agroindustri tauge hijau selama 4 jam. Perendaman ini
di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor bertujuan supaya kacang hijau lebih cepat
Kabupaten Sumedang berproduksi dan panen berkecambah.
setiap hari. Produksi tauge setiap satu kali 3) Pengeringan
proses produksinya memakan waktu 4 hari Setelah kacang hijau direndam selanjutnya
dari mulai pencucian hingga dilakukannya dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
pemanenan. dalam suhu ruangan. Hal ini bertujuan
Kacang hijau sebagai bahan baku untuk agar air pada kacang hijau tidak terlalu
pembuatan tauge mempunyai masa simpan jenuh sehingga terhindar dari proses
yang relatif lama dengan penyimpanan yang pembusukan. Pengeringan dilakukan
baik. Agar dapat diperoleh tauge (kecambah) selama 3 jam.
yang berkualitas diperlukan bahan baku yang 4) Pembagian per koli
baik pula. Dalam memenuhi kebutuhan bahan Setelah proses pengeringan selesai
baku baik secara kualitas maupun kuantitas, selanjutnya kacang hijau dipindahkan ke
digunakan kacang hijau impor yang disuplai dalam koli atau tempat persemaian
langsung oleh suplayer. kecambah. Setiap koli diisi dengan 7 kg
Penggunaan kacang hijau impor sebagai kacang hijau. Pembagian ke dalam wadah
bahan baku pembuatan touge dikarenakan perkoli ini dilakukan agar kacang hijau
memiliki masa dormansi yang lebih cepat dapat berkecambah dengan baik. Dalam
dibandingkan dengan kacang hijau dalam satu koli dapat menghasilkan toge
negri. Oleh karena itu, proses pembuatan sebanyak 53 kilogram.
touge bisa lebih cepat yaitu hanya dalam 5) Penyiraman
empat hari bisa panen. Adapun untuk proses Penyiraman perkecambahan kacang hijau
pembuatan atau produksi tauge (kecambah dilakukan sebanyak tujuh kali dalam
kacang hijau) melalui tahapan pencucian, sehari semalam atau 24 jam. Dengan
perendaman, pengeringan, pembagian per koli rincian waktu sebagai berikut :
(wadah yang digunakan dalam proses • Penyiraman I : Pukul 23.00
• Penyiraman II : Pukul 01.30
• Penyiraman III : Pukul 04.30 Tauge yang sudah ada dipasar, selanjutnya
• Penyiraman IV : Pukul 08.00 dipasarkan oleh agen/perantara langsung
• Penyiraman V : Pukul 12.00 kepada konsumen atau ke penjual lagi. Berikut
• Penyiraman VI : Pukul 15.00 untuk lebih jelasnya proses pendistribusian
• Penyiraman VII : Pukul 18.00 tauge terdapat 2 saluran pemasaran, yaitu :
Banyaknya penyiraman tergantung pada • Saluran I : Produsen – Agen –
kelembaban suatu daerah. Udara yang Konsumen
hangat biasanya bisa mempertahankan • Saluran II : Produsen – Agen – Pengecer
kelembaban lebih tinggi dibndingkan – Konsumen
udara dingin. Penyiraman ini dilakukan 4. Analisis Biaya dan Pendapatan
untuk mempertahankan kelembaban a. Biaya Produksi
perkecambahan kacang hijau. Dalam Untuk analisis biaya pengeluaran usaha
penyiraman perkecambahan yang perlu digolongkan atas biaya variabel dan biaya
diperhatikan adalah kualitas air, agar tetap (penyusutan alat). Biaya variabel adalah
menghasilkan tauge yang berkualitas. biaya yang benar-benar dikeluarkan pengrajin
6) Pemberian nutrisi selama kegiatan produksi berlkangsung mulai
Pemberian nutrisi pada proses dari pembelian bahan baku hingga menjadi
perkecambahan kacang hijau penting kecambah (tauge). Biaya tertap merupakan
dilakukan. Salah satu fungsi dari biaya yang dikeluarkan tanpa dipengaruhi oleh
pemberian nutrisi adalah merangsang banyaknuya bahan baku dalam hal seperti
pertumbuhan tauge agar lebih cepat. Ada biaya penyusutan alat dan Pajak Bumi dan
dua jenis nutrisi yang digunakan dalam Bangunan.
proses perkecambahan kacang hijau yaitu Biaya variabel yang diperlukan untuk
nutrisi sebagai vitamin dan zat menghasilkan kecambah (tauge) terdiri atas
penghambat pertumbuhan akar. biaya bahan baku, nutrisi, koli, tenaga kerja,
Pengaplikasian nutrisi sebagai vitamin dan karpet. Sedangkan biaya tetap meliputi,
tauge dilakukan pada hari pertama. sewa bangunan, beban transportasi, dan
Pengaplikasian zat penghambat akar penyusutan alat. Besarnya nilai dari masing-
dilakukan pada hari ketiga. Zat masing biaya dapat dilihat pada tabel di
penghambat akar ini biasanya digunakan bawah.
juga untuk kentang.
7) Pemanenan Tabel 2. Total Biaya Pembuatan Tauge per
Panen kecambah kacang hijau dapat Produksi
dilakukan pada saat umur 4 hari dari jam
Uraian Harga (Rp) %
10 malam. Setelah dipanen tauge lansung
dilakukan pengiriman ke pasar. I. Biaya Variabel
Pemasaran merupakan suatu proses 1. Kacang hijau 8.625.000 78,51
penyampaian produk dari produsen ke 2. Vitamin penggemuk 85.500 0,78
konsumen. Tauge mempunyai prospek pasar
yang cukup luas, dikarenakan salah satu 3. Penghambat akar 18.194 0,17
pangan yang selalu ada atau digunakan dalam
4. Tenaga Kerja 387.000 3,52
berbagai olahan masakan yang berperan
sebagai bahan penambah citarasa maupun 5. Karpet 484.500 4,41
bahan utama. Pemasaran tauge disalurkan ke
6. Beban Transportasi 700.000 6,37
wilayah Bandung yaitu daerah Majalaya,
Cicalengka, dan Cicahem.
Jumlah 10.300.194 93,76 Harga jual dan jumlah produk berbanding
lurus dengan penerimaan. Semakin banyak
II. Biaya Tetap produk yang dihasilkan maka penerimaan
1. Sewa bangunan 219.178 2,00
semakin bessar, demikian juga jika harga jual
2. Penyusutan Alat 465.862 tinggi maka penerimaan juga akan semakin
4,24
tinggi.
Jumlah 685.040 6,24 Setelah diketahui besarnya penerimaan
usaha selanjutnya dapat diketahui pula
Total Biaya 10.985.235 100
pendapatan usahanya. Jumlah pendapatan
Sumber: Data Primer
merupakan selisih antara total penerimaan
Biaya total untuk proses produksi tauge dikurangi total biaya. Pendapatan atas biaya
adalah sebesar Rp 10.985.235.- per Produksi. total agroindustri tauge ini adalah sebesar Rp
Pengeluaran total terdiri atas biaya variabel 5.026.065.- per produksi.
sebanyak Rp 10.300.194,- (93,76%) dan biaya d. Rasio Penerimaan – Biaya (R/C)
tetap sebesar Rp 685.040.- (6,24%). R/C adalah salahsatu kriteria kelayakan
Pengeluaran terbesar dalam biaya variabel suatu usaha. Jika R/C lebih besar dari satu
adalah pembelian bahan baku sebesar Rp maka usaha tersebut dikatakan layak untuk
8.625.000.- (78.51%) per produksi. Bahan diusahakan. Selain itu nilai R/C juga dapat
baku yang digunakan sebanyak 375 kg per digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan
produksi dengan harga Rp 23.000.- per kg usaha agroindustri. Jika R/C lebih dari satu.
bahan baku. maka kegiatan usaha pengolahan dikatakan
b. Produski Tauge efisien.
Tauge (kecambah kacang hijau) diperoses
dari biji kacang hijau melalui proses yang Tabel 1. R/C
sederhana. Biji kacang hijau 1 kg dapat Uraian Harga (Rp)
menghasilkan kecambah sebanyak 7-8 kg. Biaya Variabel 9.600.194
produksi tauge bisa menghabiskan bahan baku Biaya Tetap 1.385.040
kacang hijau sebanyak 375 kg per produksi.
Harga bahan baku per kilogramnya adalah Rp Total Biaya (TC) 10.985.235
23.000,-. Tiap satu kali produksi Total Revenue (TR) 16.011.300
menghasilkan tauge sebanyak 3.021 kg R/C 1,46
diperoleh dengan harga jual tauge (kecambah) Sumber: Data Primer
sebesar Rp 5.300,- per kg.
c. Penerimaan dan Pendapatan Total penerimaan dalam satu kali produksi
Penerimaan usaha adalah perkalian antara agroindustri tauge adalah sebesar Rp
total produk yang dihasilkan dengan harga 16.011.300.- sedangkan total pengeluaran
pasar yang berlaku. Faktor penentu besarnya dalam satu kali produksi untuk biaya variabel
penerimaan adalah jumlah produk yang sebesar Rp 9.600.194.- dan total pengeluaran
dihasilkan dan harga pasar dari produk yang untuk biaya tetap sebesar Rp 1.385.040.- dan
dihasilkan tersebut. Kecambah (tauge) yang total biaya sebesar sebesar Rp 10.985.235.-.
dihasilkan oleh agroindustry ini sebanyak R/C sebesar 1.46 artinya setiap rupiah
3.021 kg per produksi. Dimana harga jual pengeluaran total pada agroindustri tauge akan
tauge sebesar RP 5.300,- per kg, maka menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.46.
penerimaan adalah Rp 16.011.300,- per Nilai R/C bernilai lebih besar dari satu
produksi. dikatakan bahwa kegiatan agroindustri tauge
sudah efisien dan dapat disimpulkan bahwa
kegiatan agroindustri tauge layak untuk 2. Untuk pemerintah sebaiknya membuat
dilaksanakan. kebijakan untuk pengembangan usaha dan
memberikan perhatian khusus untuk
permodalan antara lain dengan cara
KESIMPULAN memberikan kredit bunga rendah, selain
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil itu pengembangan komoditas kacang hijau
kesimpulan sebagai berikut: sebagai bahan baku tauge juga diperlukan
1. Agroindustri tauge di Desa Cileles untuk memenuhi kebutuhan
Kecamatan Jatinangor Kabupaten permintaannya agar tidak terus menerus
Sumedang sudah berjalan kurang lebih 10 kebergantungan kepada produk impor.
tahun. dalam memenuhi kebutuhan bahan 3. Biaya pembelian koli merupakan salah
baku baik secara kualitas maupun satu pengeluaran yang cukup besar. Untuk
kuantitas digunakan kacang hijau impor. meningkatkan pendapatan penggunaan
adapun Proses pembuatan tauge melalui koli bisa diganti dengan bahan yang
tahapan pencucian. perendaman. terbuat dari pelastik agar tidak habis
pengeringan. pembagian per koli. dalam satu kali proses produksi (bisa
penyiraman. dan pemberian nutrisi. digunakan berulang).
Kapasitas produksi pada agroindustri
tauge ini cukup tinggi dan proses produksi
dilakukan setiap hari. Untuk proses DAFTAR PUSTAKA
pemasaran taugenya sendiri disalurkan ke Arikunto. S. 2010. Prosedur penelitian suatu
wilayah Bandung yaitu daerah Majalaya, praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
Cicalengka, dan Cicahem. BPS. 2020. Statistik Indonesia. Jakarta.
2. Penerimaan agroindustri tauge per https://www.bps.go.id/publication/downlo
ad.html
produksi sebesar Rp 16.011.300,-. Biaya
Hamara. Subagja. 2020. Manfaat Tauge untuk
Total untuk proses produksi tauge adalah Kesehatan. Selain Kesuburan. Kuatkan
sebesar Rp 10.985.235.- per produksi. dan Tulang dan Cegah Penuaan Dini.
pendapatan atas biaya total adalah sebesar https://www.harapanrakyat.com/2020/01/
Rp 5.026.065.- per produksi. manfaat-tauge-untuk-
3. R/C atas sebesar 1,46 artinya setiap satu kesehatan/#:~:text=Sayuran%20ini%20dik
rupiah pengeluaran total pada agroindustri etahui%20mengandung%20protein.fosfor
%2C%20zinc%20dan%20asam%20pantot
tauge akan menghasilkan penerimaan
enat (Diakses tanggal : 11 Juli 2020)
sebesar Rp 1,46.-. Sehingga agroindustri Martianingsih, N., Sudrajat, H. W., & Darlian,
tauge ini dapat dikatakan layak untuk L. (2016). Analisis Kandungan Protein
diusahakan. Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.) Terhadap Variasi Waktu
Perkecambahan. AMPIBI: Jurnal Alumni
Pendidikan Biologi, 1(2).
SARAN
Novianty, A., & M Andrie, B. (2019). Analisis
Adapun saran dalam penelitian adalah Efisiensi, Nilai Tambah, Profitabilitas dan
sebagai berikut: Titik Impas Agroindustri Gula Kelapa Di
1. Pendapatan pengusaha tauge bisa Kabupaten Pangandaran.
ditingkatkan dengan mengoptimalkan Plantus. 2008. Budidaya Kedelai Kemitraan
potensi dan sumberdaya yang ada serta Terpadu. http://anekaplanta.com.
menambah skala usaha sehingga jumlah Priyarsono. D. S.. Backe. D. 2007. Industri
Berbasis Pertanian : Arah Pengembangan
produk yang dihasilkan semakin
Industri di Indonesia. Jurnal SOCA Vol 8
meningkat. No. 3 : 256-264
Soehyono. Rochdiani. dan Yusuf. 2014.
Analisis Usaha dan Nilai Tambah
Agroindustri Tempe. Agroinfo Galuh.
Universitas Galuh. Vol.1 No.1 43-50.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani.
Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta
Soekartawi.2001. Agribisnis Teori dan
ApIikasinya.P.l. Raja Grafindo Persada
Jakarta.
Sri Purwanti. Nurlina. Dan Bambang
Gunawan. (2019). Implementasi Teknologi
Kreatif Dalam Mewujudkan Umkm
Produktif Melalui Program Kemitraan
Masyarakat (Pkm) (Kelurahan Kertajaya.
Kecamatan Gubeng Kota Surabaya).
Jurnal Pengabdian LPPM Untag
Surabaya. Vol. 04. No. 01. hal 49–54.
Surabaya
Subanar Harimurti. 1992. Alternatif
Pengembangan Industri Kecil/Kerajinan.
Surabaya. Seminar Prospek Industri Kecil
Dalam Perkembangan Perekonomian
Indonesia
Surajtiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar
Swadaya. Jakarta
Suryana. 2010. Metode Penelitian Model
Praktis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung : UPI
Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai