Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PROPOSAL PENELITIAN

“PEMANFAATAN TEPUNG LABU KUNING UNTUK SUBSTITUSI


BROWNIES KUKUS SEBAGAI MAKANAN SELINGAN ANAK-ANAK”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Dosen Pembimbing: Sri Hapsari Suhartono Putri, S.Gz.M.Gizi
Dr. Yahmi Ira Setyaningrum, STP.MSi

Disusun oleh :
RISKI AMALIYAH
NIM: 192101101

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG


WIDYA CIPTA HUSADA
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA ILMU GIZI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Permasalahan umum pada anak-anak yang sering dihadapi oleh para orang
tua di Indonesia diantaranya adalah, anak tidak mau mengkonsumsi makanan
yang tinggi serat seperti buah dan sayur, sehingga menyebabkan anak susah
buang air besar. Asnida menegaskan satu dari tiga anak mengalami indikasi
awal konstipasi pada gangguan saluran pencernaannya ini disebabkan karena
kurangnya asupan serat (Asnida, 2020).
Riskesdas menyebutkan pada tahun (2013), 93,5% penduduk Indonesia
berusia dibawah 10 tahun tidak mengkonsumsi sayur dan buah sesuai dengan
anjuran. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun (2017),
dari Puskesmas di Kota Pekanbaru untuk persentase pencapaian konsumsi
buah dan sayur setiap hari yang tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas
Sail 96,88% dan terendah di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo RI 35,99%.
Padahal, konsumsi sayur dan buah sangat penting untuk gizi seimbang (Purba
dkk, 2019).
Kurang mengkonsumsi buah dan sayur merupakan perilaku makan yang
dapat merugikan bagi kesehatan dan dapat mengakibatkan tubuh mengalami
kekurangan zat gizi seperti vitamin, mineral, dan serat (Farisa, 2012). Sayur
dan buah merupakan makanan penting yang harus selalu dikonsumsi setiap
kali makan. Tidak hanya bagi orang dewasa, mengkonsumsi sayur dan buah
sangat penting untuk dikonsumsi sejak usia anak-anak, karena pada usia
tersebut merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi
anak-anak (Putra, 2016).
Salah satu jenis sayuran potensial yang sudah lama dikenal dan sering kita
jumpai di pasar swalayan dan pasar tradisional adalah labu kuning (Cucurbita
Moschata Duch). Selain mudah dijangkau dan harga yang relative murah labu
kuning juga memiliki nilai gizi yang cukup tinggi dan sangat baik bagi
kesehatan. Diantaranya kandungan vitamin A yang tinggi, vitamin C, mineral,
karbohidrat, antioksidan dan serat yang dapat bermanfaat mencegah kanker

1
(Kamsiati, 2010), biasa dijadikan pengganti nasi, dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi kurang nafsu makan, cacingan, demam, dan sembelit (Prabantini,
2013).
Labu kuning (Cucurbita Moschata Duch) atau tanaman waluh merupakan
tanaman yang termasuk dalam family cucurbitaceae dan banyak ditemukan di
semua wilayah di Indonesia. Tingkat produksi labu kuning di Indonesia
relatife tinggi pada tahun 2011 misalnya di Jawa 150.000 ton, Sumatera 6.100
ton dan Bali 1.200 ton (BPS, 2012). Tingkat produksi labu kuning di Riau
pada tahun 2011 sampai 2015 berturut-turut sebagai berikut: 333 ton, 251 ton,
515 ton, 522 ton, adapun pada tahun 2015 turun menjadi 53 ton (BPS, 2015).
Berdasarkan data tersebut, tingkat produksi labu kuning cukup tinggi.
Tetapi tingginya nilai produksi tersebut tidak seimbang dengan tingkat
konsumsi labu kuning yang masih rendah,yaitu kurang dari 5 kg per kapita per
tahun (Ifgar, 2012). Padahal labu kuning memiliki manfaat bagi kesehatan,
harganya murah, dan mudah didapatkan. Secara umum pengolahan labu
kuning masih terbatas pada pengolahan produk seperti dibuat kolak, dimasak
sebagai sayur atau hanya dikukus (Prabantini, 2013). Faktanya labu kuning
juga dapat dijadikan pangan alternative, untul memenuhi kebutuhan
karbohidrat dan serat (Wardani, 2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
“Pemanfaatan tepung labu kuning untuk substitusi brownies kukus sebagai
makanan selingan anak-anak”.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tepung
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Jenis
2.1.3 Cara pengolahan
2.1.4 Manfaat
2.2 Labu Kuning
2.2.1 Pengertian
2.2.2 Jenis
2.2.3 Cara pengolahan
2.2.4 Manfaat
2.3 Brownies Kukus
2.3.1 Pengertian
2.3.2 Jenis
2.3.3 Cara pengolahan
2.3.4 Manfaat
2.4 Makanan Selingan
2.4.1 Pengertian
2.4.2 Jenis
2.4.3 Cara pengolahan
2.4.4 Manfaat
2.5 Anak Sekolah
2.5.1 Pengertian
2.5.2 Kebutuhan gizi
2.5.3 Masalah gizi

Anda mungkin juga menyukai