Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN FUNGSI MAKANAN

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas

Pengantar Sosiologi

Dosen Pembimbing: Sri Hapsari SP., S.Gz, M.Gizi

Disusun oleh:

Nama : RISKI AMALIYAH

NIM : 192101101

Program Studi : Ilmu Gizi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Widya Cipta Husada

Jl. Jend. Sudirman (Sidotopo) No. 11 Kepanjen, Malang 65163

Email : stikes.wch@gmail.com

Tahun Akademik

2020/2021
Makanan menurut KBBI ialah sesuatu yang dapat dikonsumsi (seperti bahan
penganan dan lauk-pauk) serta semua bahan yang telah kita makan akan
membentuk jaringan tubuh, memberikan sumber tenaga dan mengatur semua
proses di dalam tubuh.

Makanan dan minuman fungsional adalah makanan dan minuman yang


memberikan tambahan kesehatan yang bermanfaat bagi konsumen di luar nutrisi
dasar. Contohnya termasuk makananyang telah diperkaya dengan nutrisi
bermanfaat atau makanan yang bebas dari komponen tertentu seperti laktosa atau
bebas gluten.

Fungsi Makanan

Adapun beberapa poin mengenai fungsi dari makanan adalah sebagai berikut ini.

1. Penyedia Energi atau Bahan Bakar


Zat-zat makanan yang telah melalui serangkaian proses dari pencernaan
yang ada di dalam tubuh dapat menghasilkan sebuah energi dan bahan
bakar yang dibutuhkan untuk mampu beraktivitas.
2. Pertumbuhan Serta Pembangunan Tubuh
Bahan untuk jalan pertumbuhan dapat jadi tenaga yang berasal dari
makanan yang telah kita konsumsi dari sehari-hari.
3. Pemeliharaan Jaringan serta Perbaikan Jaringan Tubuh (regenerasi)
Apabila jaringan rusak dan kain usang jaringan yang rusak ini harus tetap
dikembalikan dengan makanan untuk dapat membuat jaringan tersebut
bekerja secara optimal.
4. Pengaturan Proses-Proses Tubuh
Di sini ada makanan yang berperan dalam sebuah pengaturan metabolisme
dan juga keseimbangan cairan dari tubuh dengan berbagai unsur-unsur
yang telah terkandung di dalamnya.

Pangan fungsional dapat berupa makanan dan minuman yang berasal dari
hewani atau nabati. Walaupun konsep pangan fungsional baru populer beberapa
tahun belakangan ini, tetapi sesungguhnya banyak jenis makanan tradisional yang
memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai pangan fungsional.
Fungsi Makanan pada Bayi, Baduta, dan Balita

Pangan fungsional bisa menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan


akses pangan bernutrisi yang dapat mencegah stunting. Dengan memaksimalkan
pengembangan pangan fungsional yang berbahan dasar pangan lokal dapat
meningkatkan keragaman pangan dan menyediakan sumber pangan bernutrisi
dengan harga terjangkau.

Beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia, salah satunya yang


dilakukan oleh Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI). Mereka membuat
formulasi dan identifikasi asam folat dari campuran tepung jagung, bayam dan
brokoli terfermentasi, tempe kedelai dan kacang hijau, yang dapat dibuat menjadi
biskuit, bubur, dan sup bayi. Selain itu, LIPI juga mengembangkan produk lain
berupa biscuit yang berbahan dasar rumput laut yang bermanfaat untuk
meningkatkan imunitas. Produk lain yang juga dikembangkan antara lain Banana
Bar (Pro Barz), Banana Flake, dan Mie Non Gandum.

Fungsi Makanan pada Anak SD dan Remaja

Pangan fungsional modern merupakan pangan fungsional yang dibuat


khusus menggunakan resep-resep baru. Beberapa contoh pangan fungsional
modern menurut Astawan (2011) adalah:

1. Pangan tanpa lemak, rendah kolesterol dan rendah trigliserida.


2. Breakfast cereals dan biskuit yang diperkaya serat pangan.
3. Mi instan yang diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral.
4. Permen yang mengandung zat besi, vitamin, dan fruktooligosakarida.
5. Pasta yang diperkaya serat pangan.

Pangan fungsional modern yang sengaja dibuat dengan tujuan khusus


umumnya diproduksi melalui salah satu atau lebih pendekatan sebagai berikut
(Subroto, 2008):

1. Menghilangkan komponen yang diketahui menyebabkan efek buruk jika


dikonsumsi, misalnya protein alergan (protein penyebab alergi)
2. Meningkatkan konsentrasi komponen yang memiliki efek baik terhadap
kesehatan, baik berupa komponen nutrisi maupun komponen non-nutrisi
(phytochemicals) yang secara alami sudah terdapat dalam makanan
tersebut.
3. Menambahkan suatu komponen yang memiliki efek baik terhadap
kesehatan yang sebelumnya tidak terdapat pada makanan tersebut.
4. Mengganti suatu komponen dalam makanan yang diketahui memiliki efek
buruk terhadap kesehatan dengan komponen lain yang memiliki efek
menguntungkan.
5. Meningkatkan ketersediaan atau stabilitas komponen suatu makanan yang
diketahui mempunyai efek baik terhadap kesehatan.

Aplikasi pangan fungsional sebagai makanan sehat khusus balita dan


anak-anak diharapkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi
oleh sebagian besar ibu-ibu rumah tangga dalam menghadapi kebiasaan buruk
pada anak. Sekaligus dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penjualan hasil pertanian dan cikal
bakal bagi wirausaha baru dalam penyediaan makanan sehat.

Fungsi Makanan pada Ibu Hamil dan Menyusui

Hasil Riskesdas tahun 2010 menjelaskan bahwa 24,4% balita umur 1-3
tahun mengonsumsi makanan di bawah angka kecukupan gizi (AKG). BBLR dan
balita kurang gizi erat kaitannya dengan pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi
yang harus dikonsumsi selama hamil. Bidan merupakan orang-orang yang dapat
mengedukasi dan meningkatkan pengetahuan nutrisi ibu hamil terutama yang
tinggal di daerah pedesaan. Mengingat peran para bidan yang sangat penting
sebagai sumber didengar oleh ibu ibu hamil yang berada di pedesaaan, maka
pengetahuan tentang pangan fungsional tersebut sangatlah esensial.

Penelitian pengembangan pasta berbasis mocaf, tepung beras dan jagung


dengan fortifikasi tepung tempe bertujuan untuk memperoleh produk pangan
pokok berbentuk pasta bagi ibu hamil dan menyusui sebagai usaha mengurangi
prevalensi balita stunting (kerdil).Kegiatan yang telah dilakukan adalah
pembuatan bahan baku (tepung jagung dan tempe), pembuatan produk,
karakterisasi bahan baku (fisik dan kimia) dalam bentuk tepung campuran sesuai
formulasi, karakterisasi produk pasta secara fisika, kimia dan organoleptik.
DAFTAR PUSTAKA

Banudi, La dan Imanuddin. 2017. Sosiologi dan Antropologi Gizi. Forum Ilmiah
Kesehatan: Kendari.

Pemerintah Australia Selatan. Introduction to Functional Food and Ingredients.


South Australian Food Innovation Centre.
https://www.pir.sa.gov.au/__data/assets/pdf_file/0007/287683/Functional_
Foods_Guidance_-_What_are_Functional_Foods.pdf Diakses pada tanggal
10 Juni 2021 pukul 15:54 WIB

Dinas Pangan Provinsi Kep. Bangka Belitung. 2017. Pangan Fungsional untuk
Kesehatan yang Optimal. http://pangan.babelprov.go.id/content/pangan-
fungsional-untuk-kesehatan-yang-optimal Diakses pada tanggal 12 Juni
2021 pukul 08:15 WIB

Nuraini, Atikah. 2020. Pangan Fungsional untuk Mencegah Stunting pada 2


Kelompok Usia: Anak dan Remaja.
https://www.edugizi.id/2020/08/17/pangan-fungsional-mencegah-stunting/
Diakses pada tanggal 12 Juni 2021 pukul 08:21 WIB

Suter, Ketut. Pangan Fungsional dan Prospek Pengembangannya.


https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/
ID3_19501231197602100323091304927makalah-gizi.pdf Diakses pada
tanggal 12 Juni 2021 pukul 08:44 WIB

Apriyani, Siska, dkk. 2019. Aplikasi Pangan Fungsional sebagai Makanan Sehat
Khusus Balita dan Anak-Anak pada Kelompok Majelis Taklim Masjid Al-
Ikhlas Kelurahan Surabaya Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu.
Jurnal Akses Pengabdian Indonesia. Vol. 4, No. 2 e-ISSN2548-3463

Departemen Biokimia. 2020. Pentingnya Peran Pangan Fungsional bagi Ibu


Hamil dan Balita. http://biokimia.ipb.ac.id/2020/05/09/pentingnya-peran-
pangan-fungsional-bagi-ibu-hamil-dan-balita/ Diakses pada tanggal 12
Juni 2021 pukul 09:05 WIB
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2018. Pengembangan Teknologi Pangan
Fungsional Bentuk Pasta dari Mocaf dan Tepung Jagung untuk
Mengurangi Resiko Balita Pendek (Stunting). https://ttg.lipi.go.id/2018-
PENGEMBANGAN-TEKNOLOGI-PANGAN-FUNGSIONAL-
BENTUK-PASTA-DARI-MOCAF-DAN-TEPUNG-JAGUNG-UNTUK-
MENGURANGI-RESIKO-BALITA-PENDEK-(STUNTING)-013248
Diakses pada tanggal 12 Juni 2021 pukul 09:23 WIB.

Anda mungkin juga menyukai