Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN TEKNIS

INOVASI KASI KAZI


(Kelas Modifikasi
Makanan Bergizi)

PUSKESMAS PASAR REBO


KECAMATAN TENJO KAB.BOGOR
KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)
KASI KAZI (KELAS MODIFIKASI MAKANAN BERGIZI)

I. PENDAHULUAN
Gizi atau nutrisi merupakan suatu komponen yang paling penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan dimana gizi merupakan elemen
yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh (Gizi et
al., 2018). Salah satu masalah gizi yang terjadi pada anak balita adalah gizi kurang. Gizi
kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berpikir, dan semua hal yang berhubungan
dengan kehidupan (Iskandar et al., 2013).
Balita adalah anak usia dibawah lima tahun yang ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikomotorik, mental dan sosial (Merryana Adriani,2016). Pada masa ini
tumbuh kembang sel-sel otak anak begitu pesat sehingga membutuhkan asupan nutrisi dan
stimulus yang mendukung secara optimal. Balita sangat rentan terhadap kelainan gizi
karena pada saat ini mereka membutuhkan nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Selain itu juga balita sangat pasif terhadap asupan makannya sehingga
balita akan sangat bergantung pada orang tuanya (Setyawati & Hartini,2018).
Pelaksanaan kegiatan KASI KAZI dilaksanakan sesuai visi Puskesmas yaitu
terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat di Wilayah kerja Puskesmas
Pasar Rebo sesuai dengan tata nilai Puskesmas Pasar Rebo yang telah di tetapkan
“SMILE” yaitu Senyum, Maju, Inovatif, Loyalitas dan Edukatif..

A. Latar Belakang
Makanan yang bergizi adalah makanan yang berisi semua zat gizi yang penting
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sayur dan buah merupakan
sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Vitamin dan mineral yang terkandung
dalam sayur dan buah berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam
tubuh. Sayur tertentu menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan kentang sayur,
sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh seperti alpukat dan buah
merah. Oleh karena itu konsumsi sayur dan buah merupakan salah satu bagian penting
dalam mewujudkan gizi seimbang (Kemenkes, 2014).
Modifikasi resep merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa bosan/ jenuh
balita terhadap masakan yang sering disajikan. Modifikasi pada standar resep dapat
dilakukan dengan memodifikasi dari segi bahan makanan (menambah, mengurangi,
menggantikan dengan suatu bahan makanan, bumbu dan bahan tambahan makanan), dapat
juga dilakukan modifikasi pada teknik pengolahan. Dari modifikasi tersebut akan didapat
perubahan nilai gizi, bentuk atau penampilan makanan, tekstur dan rasa makanan, yang
diharapkan dapat meningkatkan daya terima balita.
Salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi makanan bergizi pada anak adalah
dengan pendidikan gizi. Menurut Gill (2002) dalam Muslihah (2017), pendidikan gizi
adalah aktivitas pendidikan yang terencana pada sekelompok orang tertentu dan bertujuan
untuk meningkatkan perilaku gizi yang sehat. Pendidikan gizi dapat membantu setiap
individu dan masyarakat dalam praktik dan perilaku hidup sehat dengan cara memberikan
informasi bagaimana mengatasi pengaruh faktor individu, lingkungan, dan kebijakan
dalam pilihan makanan dan perilaku makan. Pendidikan gizi sangat penting dalam upaya
meningkatkan kebiasaan makan dan pemilihan makanan yang tepat (Muslihah, 2017).
Pendidikan gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan
penyuluhan tentang gizi. Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku, yang merupakan
perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang yang diamati oleh orang
lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung (Maulana, 2009).
Media atau alat peraga merupakan salah satu sarana penting dalam proses
pendidikan gizi. Salah satu alat atau peraga sederhana dalam pendidikan gizi adalah leaflet.
Leaflet adalah selembar kertas yang dilipat berisi tulisan tentang suatu masalah dan
disertakan dengan saran dan tujuan tertentu. Salah satu keuntungan leaftlet adalah lebih
informatif dan jangkauan dapat lebih luas (Supariasa, 2012).

Prevalensi masalah gizi kurang di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Riset


Kesehatan Dasar (Riskesdas ) 2018 sebanyak 15,1% Balita menderita gizi kurang di Jawa
Barat. Balita gizi kurang di Wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo sebanyak 81 orang atau
sebanyak 3,3%. Oleh karena itu dibutuhkan ide inovatif untuk mengurangi kasus balita gizi
kurang.

PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAR REBO

B. Penjaringan Ide
Berdasarkan latar belakang masalah dan dengan memperhatikan peran dan fungsi
pelayanan Gizi Masyarakat maka dibuat program Inovasi KASI KAZI (Kelas Modifikasi
Makanan Bergizi) dengan sasaran Ibu memiliki Balita. Kegiatan ini dilakukan
komprehensif yang terdiri dari Penyuluhan Tentang Gizi dan memodifikasi bahan makanan
bergizi. Upaya ini dilakukan mengingat Pendidikan/pengetahuan Ibu balita di Wilayah
kerja Puskesmas Pasar Rebo yang kurang akan berpengaruh terhadap sikap/perilaku dalam
memberikan gizi seimbang bagi balita atau keluarga.

C. Pemilihan Ide
Inovasi KASI KAZI dipilih sesuai dengan sasaran inovasi, yaitu Ibu memiliki
Balita. Hasil akhir yang diharapkan dengan penggunaan media ini adalah terdapat
perbedaan yang signifikan pada pengetahuan, konsumsi gizi seimbang balita sebelum dan
sesudah edukasi serta kelas modifikasi makanan bergizi. Modifikasi resep merupakan salah
satu cara untuk mengurangi rasa bosan/ jenuh balita terhadap masakan yang sering
disajikan. Modifikasi pada standar resep dapat dilakukan dengan memodifikasi dari segi
bahan makanan (menambah, mengurangi, menggantikan dengan suatu bahan makanan,
bumbu dan bahan tambahan makanan), dapat juga dilakukan modifikasi pada teknik
pengolahan. Dari modifikasi tersebut akan didapat perubahan nilai gizi, bentuk atau
penampilan makanan, tekstur dan rasa makanan, yang diharapkan dapat meningkatkan
daya konsumi pada balita.

II. DASAR HUKUM


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 206)
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3. Peraturan Preseden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014.
4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 Tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan; Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2010 – 2014.
5. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat tahun 2010 – 2014; dan Rencana Aksi
Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2010 – 2015.
6. Rencana Pembangunan di bidang kesehatan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat.

III. Tujuan, Manfaat dan Dampak


1. Tujuan Umum
Menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan Stunting di Wilayah kerja Puskesmas
Pasar Rebo
2. Tujuan Khusus
a. Ibu memiliki balita memiliki pengetahuan mengenai makanan bergizi
b. Ibu memiliki balita mengetahui cara memodifikasi makanan bergizi
c. Ibu memiliki balita mempunyai sikap/perilaku konsumsi gizi seimbang bagi
keluarga

3. Manfaat
a. Menurunnya prevalensi balita gizi kurang dan Stunting di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasar Rebo
b. Menurunnya prevalensi stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Rebo
c. Meningkatnya pengetahuan Ibu memiliki Balita tentang makanan bergizi
d. Meningkatnya konsumsi Gizi seimbang

4. Dampak
a. Meningkatnya pengetahuan Ibu memiliki Balita tentang makanan bergizi
b. Meningkatnya konsumsi Gizi seimbang
c. Meningkatnya pelayanan gizi Masyarakat
d. Meningkatnya Mutu UKM Esensial
e. Menurunnya prevalensi balita gizi kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Rebo
f. Menurunnya prevalensi stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Rebo

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan penyuluhan tentang gizi.
2. Kegiatan pengukuran tinggi dan berat badan pada balita
3. Kegiatan memodifikasi makanan bergizi.
4. Makanan hasil modifikasi dibagikan kepada balita yang hadir pada kegiatan
memodifikasi makanan bergizi

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Perencanaan
a. Melakukan konsultasi dan advokasi kepada kepala Puskesmas
b. Melakukan rapat dengan lintas program dan lintas sectoral
c. Sosialisasi Inovasi kepada Ibu memiliki balita di Wilayah kerja Puskesmas Pasar
Rebo
2. Pelaksanaan
a. Petugas menyampaikan materi penyuluhan tentang gizi
b. Petugas melakukan demo memasak/memodifikasi makanan bergizi
3. Pengawasan dan evaluasi
a. Kader kesehatan secara berkala melakukan monitoring pertumbuhan dan
perkembangan balita setiap bulan
b. Melakukan evaluasi kegiatan inovasi setelah kegiatan berlangsung

VI. SASARAN
Seluruh Ibu memiliki balita di Wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo

VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Kegiatan Kelas Modifikasi Makanan Bergizi dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2021 (BOK) mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaporan.

VIII. TEMPAT
Tempat pelaksanaan kegiatan kelas modifikasi makanan bergizi adalah di Desa
Wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo.
IX. JADWAL PELAKSANAAN
A. Tahapan Inovasi
No Tahapan Waktu Kegiatan Keterangan
1. Latar Belakang Masalah 04 Januari 2021 Penelusuran
lapangan
2. Perumusan Ide 05 Februari 2021 Perumusan Ide dan
masukam dari
semua pihak
termasuk koordinasi
dengan Kepala
Puskesmas
3. Perancangan 17 Februari 2021 Menyusun Tim
pengelola Inovasi
dan linsek
4. Implementasi 12 April 2021 Pelaksanaan di
Wilayah kerja
Puskesmas

B. Pelaksanaan Inovasi
Pelaksanaan Kegiatan dilakukan minimal 1 kali dalam 1 Desa di Wialayah kerja
Puskesmas Pasar Rebo dalam 1 tahun. Apabila kegiatan ini sudah berjalan dengan baik,
maka tahun 2022 frekuensinya akan ditambah lagi.
No Kegiatan KASI KAZI Bulan
April Juni Agustus Oktober
1. Desa Ciomas √
2. Desa Bojong √
3. Desa Babakan √
4. Desa Tapos √
X. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Monitoring Evaluasi kegiatan dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan. Laporan
evaluasi kegiatan dibuat oleh Penanggung Jawab Inovasi. Pencatatan dan pelaporan
dilaksanakan di Puskesmas. Data dan Informasi diolah , dianalisa dan dilaporkan kepada
Kepala Puskesmas. Kemudian evaluasi kinerja diaudit oleh Tim audit internal Puskesmas
Pasar Rebo.
XI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan:
1. Catatan jumlah bayi dan balita di Wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo
2. Catatan daftar hadir peserta kelas modifikasi makanan bergizi dan notulensi
3. Dilakukan pelaporan hasil kinerja setiap bulan oleh penanggung jawab program yang
diketahui oleh Kepala Puskesmas
4. Penanggung jawab program membuat laporan setiap kegiatan setelah pelaksanaan
kegiatan dan evaluasi kegiatan setelah keseluruhan kegiatan dilaksanakan.
5. Pelaporan tahunan hasil kinerja Puskesmas kemudian difeedback oleh Dinas
Kesehatan Kab.Bogor

Pasar Rebo, 14 Februari 2021


Mengetahui Penanggung Jawab
Kepala Puskesmas

drg. Dian Sulastri, M.Kes Yesi Mandasari, SKM.


NIP. 198203122011012004

Anda mungkin juga menyukai