DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1. ANDI SISWANTO (B1D017024)
2. ANDILAH (B1D017025)
3. ARBA INSANUL RIDHO (B1D017029)
4. AWALUDIN (B1D017034)
5. AYU ASTUTI NINGSIH (B1D017035)
6. BAIQ DEPI SANDRITA (B1D017037)
7. BAIQ MEGAWATI RAHMA PUTRI (B1D017039)
8. DESTI RAYANTI (B1D017054)
9. DEWI MAS ANJANI (B1D017058)
10. DINA KURNIA (B1D017060)
11. MIRNA YATI (B1D017190)
12. MUHAMMAD KHALID ROZANI (B1D017202)
13. MUHAMMAD RODI (B1D017207)
14. MULIANI (B1DO17214)
15. MUTAMMIMATUL ADIAN (B1D017216)
16. NADIA HAIRIN APRILIA (B1D017219)
17. NADIA ULFA (B1D017220)
18. NANDA JAMAN GITA KAMULA (B1D017221)
19. NASRULLAH (B1D017222)
20. NINDA NURNILAWATY (B1D017224)
21. NOVITA NADIA ARMAYA (B1D017227)
22. NABIL ARI BARRY (B1D017271)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pakan ternak sapi
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui jumlah kebutuhan pakan dan
nutrisi ternak sapi dewasa
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dampak kelebihan dan
kekurangan jumlah kebutuhan bahan pakan terhadap produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pakan Ternak Sapi
Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan
ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk
(susu, anak, daging), serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan
adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak
tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada
ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup (Tilman, 2008).
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada
ternak yang sebagian atau keseluruhannnya dapat dicerna tetapi tidak
mengganggu kesehatan ternak tersebut. Sebagian contoh pakan hijaun
(rumput, daun-daunan), limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, jerami
kedelai, pucuk tebu), leguminosa (daun Lamtoro, Gliricida, Kaliandra, Turi,
dan Kacang-kacangan) limbah industri pertanian (dedak, bekatul, pollard,
onggok, bungkil-bungkilan) dan lain-lain (Anonimus,2001).
Pada dasarnya, sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk
hijauan dan konsentrat, dan yang terpenting adalah pakan yang memenuhi
kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin serta mineral (Sarwono,
2002).
Secara alamiah pakan utama ternak sapi adalah hijauan, yang dapat
berupa rumput alam atau lapangan, rumput unggul, leguminosa, limbah
pertanian serta tanaman hijauan lainnya. Dalam pemilihan hijauan pakan
ternak harus diperhatikan disukai ternak atau tidak, mengandung toxin
(racun) atau tidak yang dapat membahayakan perkembangan ternak yang
mengkonsumsi. Namun permasalahan yang ada bahwa hijauan di daerah
tropis mempunyai kualitas yang kurang baik sehingga untuk memenuhi
kebutuhan nutrien perlu ditambah dengan pemberian pakan konsentrat
(Siregar, 1996).
Pemberian pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan
ternak sebagai berikut:
1. Kebutuhan hidup pokok, yaitu kebutuhan pakan yang mutlak
dibutuhkan dalam jumlah minimal. Pada hakekatnya kebutuhan hidup
pokok adalah kebutuhan sejumlah minimal nutrient untuk menjaga
keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak. Kebutuhan
tersebut digunakan untuk bernapas, bergerak, dan pencernaan makanan.
2. Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang
diperlukan ternak sapi untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan
menambah berat badan.
3. Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan
ternak sapi untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan.
Untuk kebutuhan nutrien sapi potong dalam praktek penyusunan
diperlukan pedoman standart berdasarkan berat badan dan pertambahan
berat badan (Murtidjo, 1990). Mutu, jumlah pakan dan cara-cara
pemberiannya sangat mempengaruhi kemampuan produksi sapi pedaging.
Untuk mempercepat penggemukan, selain dari rumput, perlu juga diberi
pakan penguat berupa konsentrat yang merupakan campuran berbagai bahan
pakan umbi-umbian, sisa hasil pertanian, sisa hasil pabrik dan lain-lain yang
mempunyai nilai nutrien cukup dan mudah dicerna (Setiadi, 2001).
Pemberian pakan dimaksudkan agar sapi dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Pada umumnya,
setiap sapi membutuhkan pakan berupa hijauan. Sapi dalam masa
pertumbuhan, sedang menyusui dan sedang digunakan sebagai tenaga kerja
memerlukan pakan yang memadai baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya (Djarijah, 1996).
Dalam menyusun ransum harus diusahakan agar kandungan nutrien di
dalam ransum sesuai dengan nutrien yang dibutuhkan ternak untuk memenuhi
kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan bereproduksi (Santoso, 2002).
Ransum adalah satu atau campuran beberapa jenis bahan pakan yang disusun
sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan ternak selama 24
jam. Ransum yang diberikan pada sapi-sapi yang digemukan tergantung pada
sistem penggemukan yang digunakan. Penggemukan sapi dengan sistem
pasture hanya terdiri dari hijauan yang diperoleh dengan melepas sapi-sapi
untuk meruput di padang penggembalaan. Demikian pula dengan sistem
kereman yang terdapat dibeberapa daerah di Indonesia, ada diantaranya yang
hanya memberikan hijauan saja tanpa pakan tambahan berupa konsentrat
(Siregar, 2003).
Pakan suplemen merupakan bahan yang mengandung jasad renik
(mikroba) hidup yang sengaja ditambahkan dalam pakan sapi atau ruminansia
lainya. Dengan diberikan sedikit pakan tambahan, kebutuhan pakan
persatuan ternak dapat dikurangi. Apabila setiap hari ternak
membutuhkan 10-11 kg bahan kering (BK) untuk menaikkan 1 kg berat
badan maka, penggunaan pakan tambahan mampu mengurangi jumlah pakan
(Sarwono, 2002).
b. Lemak
Lemak memiliki peranan penting bagi baik bagi pertumbuhan maupun
perkembangan sapi, sebab lemak dapat berfungsi sebagai cadangan sumber
energi bagi ternak peliharaan. Berikut ini akan diuraikan secara singkat
beberapa fungsi lemak bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi:
Lemak berfungsi sebagai sumber energi atau tenaga.
Lemak berfungsi sebagai pembawa vitamin A, D, E, dan K. Vitamin-
vitamin tersebut merupakan jenis vitamin larut dalam lemak.
Lemak yang berasal dari bahan makanan dapat disimpan dalam jaringan
sel-sel tubuh dalam bentuk lemak cadangan. Namun, jika dibutuhkan,
lemak juga dapat diubah menjadi pati dan gula yang digunakan sebagai
sumber energi. Tubuh ternak akan membentuk lemak dari karbohidrat
maupun lemak makan yang belum digunakan.
Setiap kelebihan lemak akan disimpan sebagai lemak cadangan
terutama di bawah kulit. Berbeda dengan domba, domba meyimpan kelebihan
lemak terutama pada ekornya, sapi memiliki tempat khusus untuk menyimpan
kelebihan lemak ini terutama pada punuknya (terletak di belakang leher). Di
samping itu kelebihan lemak juga dapat disimpan di sekitar buah pinggang,
selaput penggantung usus maupun di antara otot-otot.
Dalam pemberian ransum pakan ternak sapi, bahan yang banyak
mengandung sumber lemak, antara lain bungkil kacang tanah, bungkil kelapa
serta bungkil kacang kedelai.
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu zat makanan yang merupakan
sumber utama energi bagi ternak, Beberapa fungsi karbohidrat antara lain:
Karbohidrat sebagai sumber utama tenaga atau energi.
Karbohidrat berfungsi sebagai komponen pembentukan lemak tubuh.
Setelah dicerna, karbohidrat pada bahan makanan diserap oleh darah
dalam bentuk glukosa. Karbihidrat ini langsung dioksidasi untuk
menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh.
Komponen yang termasuk karbohidrat antara lain serat kasar, yaitu bahan
makanan berkandungan gula dan pati tinggi. Jagung merupakan salah satu
bahan makanan sumber karbohidrat tinggi. Kebutuhan karbohidrat pada
ternak sapi juga bisa dipenuhi dari hijauan, sehingga dalam pemenuhan
kebutuhan akan karbohidrat, ternak peliharaan bisa mendapatkannya dengan
mudah.
Sumber karbohidrat pada pakan ternak bisa diperoleh dari berbagai
jenis rumput, batang jagung, jerami, daun tebu, dan hijauan makanan ternak
lainnya.
d. Mineral
Beberapa fungsi mineral pada sapi antara lain:
Mineral berperan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat.
Mineral berperan untuk membantu keperluan berproduksi.
Mineral berperan untuk membantu proses pencernaan serta penyerapan
zat-zat makanan.
Mineral yang diberikan melalui pakan berperan untuk menggantikan
mineral tubuh yang hilang, dan memelihara kesehatan.
Sekalipun tidak dibutuhkan dalam jumlah besar, tetapi mineral
memiliki peran sangat penting terutama bagi kelangsungan hidup ternak sapi.
Mineral terdapat pada tulang maupun jaringan tubuh. Hewan ternak muda
fase pertumbuhan sangat membutuhkan mineral. Demikian juga untuk
pertumbuhan janin, keberadaan mineral merupakan suatu keharusan.
Unsur mineral pada umumnya banyak terdapat pada pakan ternak sapi
yang diberikan. Adapun unsur mineral yang sering dibutuhkan oleh ternak
antara lain natrium, khlor, kalsium, phosphor, sulfur, magnesium, kalium,
seng, selenium, serta tembaga. Diantara unsur-unsur tersebut, kadang-kadang
binatang ternak membutuhkan unsur mineral tertentu dalam jumlah lebih
banyak dibanding unsur mineral lain. Unsur mineral yang sering dibutuhkan
dalam jumlah lebih banyak diantaranya adalah natrium klorida, kalsium, dan
phosphor.
Pakan ternak berasal dari tanaman padi-padian biasanya banyak
mengandung unsur phosphor, sementara unsur kalsium biasanya banyak
terdapat pada pakan ternak berbentuk kasar. Sapi kekurangan unsur mineral
biasanya menunjukkan perilaku sering makan tanah. Kekurangan unsur
mineral berpotensi mengakibatkan penurunan fertilitas serta penyakit tulang.
Pemberian pakan ternak sapi dapat berasal dari pakan hijauan maupun
pemberian feed supplement-mineral.
Mineral untuk kebutuhan ternak juga bisa diperoleh dengan pemberian
air minum yang dicampur dengan garam, atau dengan memberikan Mineral
Blok buatan.
e. Vitamin
Beberapa fungsi vitamin pada ternak antara lain:
Vitamin berperan untuk mempertahankan serta meningkatkan
kekuatan tubuh.
Vitamin berperan untuk meningkatkan kesehatan ternak terutama saat
berproduksi.
Bahan-bahan pakan ternak berasal dari hijauan biasanya mengandung
banyak vitamin, sehingga pemenuhan kebutuhan vitamin pada ternak
peliharaan tidak terlalu mengalami kesulitan. Disamping itu, kebanyakan
vitamin dapat dibentuk dalam usus binatang pemamah biak, terutama vitamin
B kompleks. Kandungan vitamin pada pakan ternak dari hijauan dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti: tanah, iklim, waktu pemotongan serta
penyimpanan. Vitamin A dan E banyak terdapat pada tanaman hijauan
maupun padi-padian.
Hal yang perlu diperhatikan oleh peternak atau pembudidaya sapi
tidak boleh menyepelekan pemenuhan kebutuhan vitamin pada sapi
peliharaan, terutama ketika musim kemarau, dimana bahan-bahan pakan
hijauan biasanya mengalami kekurangan kadar vitamin A. Oleh karena itu,
saat musim kemarau perlu ditambahkan vitamin A dalam ransum pakan
ternak sapi.
Kelebihan vitamin A dapat disimpan di dalam hati. Sapi memiliki
kemampuan menyimpan vitamin A selama enam bulan, sementara itu
kambing hanya memiliki kemampuan menyimpan vitamin A selama tiga
bulan. Sumber vitamin A bisa diperoleh dari bahan pakan ternak berupa
hijauan, terutama terdapat pada bagian pucuk tanaman. Bagian pucuk
tanaman biasanya mengandung karotin tinggi, dimana karotin tersebut akan
diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh hewan.
Proses pembentukan vitamin dalam tubuh binatang:
Vitamin A dapat dibentuk dari karotin yang banyak terdapat pada
ransum pakan hijauan makanan ternak (rumput gajah, king grass dll),
kulit pisang, uu jalar dll.
Vitamin B dapat dibentuk sepenuhnya di dalam tubuh hewan.
Vitamin C dibentuk sendiri oleh semua jenis hewan dewasa
Vitamin D akan dibentuk dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari.
f. Air
Air merupakan komponen sangat penting bagi kehidupan mahluk
hidup. Tanpa air, kemungkinan tidak akan berlangsung kehidupan. Beberapa
fungsi air, khususnya pada binatang ternak antara lain:
Air berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh.
Air berperan besar dalam membantu proses pencernaan.
Air berfungsi untuk mengeluarkan bahan-bahan tak berguna di dalam
tubuh, baik dalam bentuk keringan, urine, maupun feses (80% air).
Air berfungsi sebagai pelumas persendian serta membantu mata untuk
dapat melihat dengan jelas.
Pada umumnya komposisi tubuh hewan ternak lebih dari 50% terdiri
dari air. Sebagian besar jaringan tubuh hewan ternak mengandung air
sebanyak 70-90%. Mahluk hidup yang mengalami kekurangan air akan lebih
cepat mati dari pada kekurangan pakan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan air pada hewan
ternak, antara lain jenis ternak, umur, ternak, suhu lingkungan, jenis pakan
yang diberikan, volume pakan ternak yang diberikan, serta aktivitas yang
dilakukan. Bagi sapi pekerja, kebutuhan airnya akan lebih tinggi daripada
sapi potong.
Pada umumnya hewan ternak dapat mencukupi kebutuhan air dari air
minum, air dalam nutrisi pakan serta air metabolik yang berasal dari glugosa,
lemak dan protein. Bagi sapi pekerja dewasa, kebutuhan air minum yang
harus disediakan kurang lebih 35 liter per hari, sedangkan bagi sapi dewasa
lain cukup 25 liter per hari.
http://sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/StrategiPakanSapipotong.pdf
Kartadisastra, H.R. (1997). Penyediaan & Pengelolaan Pakan ternak Ruminansia
(Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta, Kanisius
Murtidjo, B. A. 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta. Me Cullough,
M. E. 1973. Optimum Feeding of Dairy Animal for Meat and Milk
(Athens: The University of Georgia Press).
Parakkasi, A. 1998. Ilmu Nutrisi dan makanan Ternak Ruminan.
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Reksohadiprodjo, S. 1984. Pengembangan Peternakan di Daerah Tropis. BPFE.
Yogyakarta. Santosa, U. 2002. . Tata Laksana Pemeliharaan Ternak
Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarwono, B. 2002. Penggemukan Sapi Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta
Sarwono, B dan H. B. Arianto. 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Setiadi, B. 2001. Beternak Sapi Pedaging dan Masalahnya. Aneka Ilmu.
Semarang.
Siregar, S. B., 1996. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta .
2003. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sugeng, Y. B. 2002. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wodzicka, M., Tomaszewska, A. Djajanegara, S. Gardiner, T.R. Wiradarya, dan
I.M. Mastika, 1993. Small Ruminant Production In The Humid Tropics
(With Special Reference to Indonesia). Sebelas Maret University Press.
Surakarta.
MANAJEMEN PAKAN PADA TERNAK BUNTING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen pemeliharaan pada sebagian besar usaha peternakan
rakyat sering kali menjadi salah satu aspek yang terabaikan termasuk dalam
sistem pembibitan dan manajemen perkawinan. Perlu adanya peran serta
manusia dalam hal manajemen peternakan untuk meningkatkan efektivitas
dari hasil peternakan. Dengan demikian, peningkatan jumlah produksi dan
populasi ternak terutama sapi harus tetap ditingkatkan untuk dapat memenuhi
berbagai kebutuhan yang berasal dari ternak sapi (Khairi dkk, 2014).
Kebutuhan pakan sapi bunting diperlukan untuk pembentukan
jaringan-jaringan baru seperti janin, membrana janin, pembesaran uterus dan
perkembangan (kelenjar susu). Namun standart pemberian pakan untuk sapi
bunting hanya unt k 1/3 masa kebuntingan terakhir, sedangkan pada masa
kebuntingan sebelumnya dapat menggunakan standar pakan untuk kebutuhan
pokok dewasa biasa.
Sapi betina muda yang bunting juga masih mengalami pertumbuhan
badan, sehingga pemberian pakan harus menjamin tercuku nya kebutuhan
untuk pertumbuhan jaringan selama terjadi kebuntingan dan pertumbuhan
induk semangnya Kebutuhan karbohidrat selama kebuntingan sangat besar,
karena dibutuhkan energi dalam ju lah besar. Kebutuhan mineral terbanyak
pada saat terjadinya kebun ngan adalah kalsium dan fosfor karena dibutuhkan
untuk pembentukan tulang janin. Pemberian pakan pada ternak ruminansia
harus menjamin menuhan kebutuhan vitamin A dan D. Sapi bunting
membutuh juga pemenuhan kebutuhan vitamin A sebagai cadangan selama
tasi nantinya.
Kebutuhan sapi
Kebutuhan pokok
Yaitu kebutuhan pakan yang harus diberikan setiap hari agar
keseimbangan dan kesehatan sapi terjaga. Pakan harus dapat
memenuhi zat gizi hariannya. Kebutuhan hidup pokok ini
tergantung pada berat badan sapi.
Kebutuhan pertumbuhan
Merupakan kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk
menambah bobot tubuh serta pembentukan jaringan tubuh.
Kebutuhan reproduksi
Adalah makanan sapi yang dibutuhkan guna menunjang proses
reproduksi, seperti sapi yang tengah bunting.
Perbedaan kebutuhan pakan sapi bunting muda dan tua
Sapi bunting muda
Untuk sapi bunting muda, umur kandungan sekitar 3-6
bulan, harus diberikan pakan konsentrat atau pelengkap, yang
bahannya terdiri dari beberapa campuran seperti dedak, bekatul,
biji-bijian, jagung giling, bungkil kelapa dan sejenisnya. Minimal
diberikan sebanyak 3 kg per hari. Sedangkan hijauan diberikan
sebanyak 5 kg per hari/ekor.
Sapi bunting tua
Kandungan berumur sekitar 6-9 bulan. Yang pertama
dilakukan adalah memindahkan sapi ke tempat yang lebih lapang
dan tali pengikatnya pun harus dilonggarkan, sebagai latihan
sebelum memasuki proses melahirkan. Selain itu sapi juga
diberikan pakan konsentrat yang berkualitas minimal 4 kg per hari
dengan diberikan hijauan 5 kg per hari/ekor.
Bahan pakan dan penyusun ransum seimbang
Ransum (pakan)
Merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang
diberikan untuk seekor ternak selama sehari semalam. Ransum
harus dapat memenuhi kebutuhan zat nutrien yang diperlukan
ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok,
produksi maupun reproduksi. Pada umumnya ransum untuk ternak
ruminansia terdiri dari pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan
pokok (basal) dapat berupa rumput, legum, perdu, pohon–pohonan
serta tanaman sisa panen sedangkan pakan konsentrat antara lain
berupa biji-bijian, bungkil, bekatul dan tepung ikan.
Ransum seimbang
Adalah ransum yang diberikan selama 24 jam yang
mengandung semua zat nutrien (jumlah dan macam nutriennya)
dan perbandingan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak (Chuzaemi, 2002).
Pengetahuan tentang kualifikasi bahan pakan diperlukan untuk
menyusun ransum seimbang. Penyusunan ransum seimbang yang
sesuai dengan kebutuhan ternak, diharapakan akan dapat
menghasilkan produksi yang optimal.
Kualitas dan kuantitas ransum yang diberikan pada sapi
bunting, nutrisinya harus mencukupi, namun tidak boleh
berlebihan. kontrol terhadap protein dalam pakan juga harus
diperhatikan, jangan sampai kekurangan. Selain itu pemberian
pakan konsentrat juga perlu, dan presentase pemberiannya lebih
tinggi daripada hijauan, agar kebutuhan nutrisi sapi terpenuhi.
http://sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/StrategiPakanSapipotong.pdf
file:///C:/Users/HP/Downloads/D3-2016-344993-introduction%20(1).pdf