Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KANDUNGAN LIMBAH KEPALA IKAN, LIMBAH UDANG,

DAUN WARU, DEDAK PADI, MOLASES DAN EM4 SEBAGAI


PENUNJANG PRODUKTIVITAS TERNAK

Disusun Oleh:

Saddam Isnal Ude

B1D020224

4C2

FAKULTAS PERTERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengertian Peternakan
Peternakan adalah suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik
berupa hewan ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak dan
memberikan pakan yang berkualitas yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. (Mulyadi. Dkk. 2021). Menurut Christi, R. F. (2021)
peternakan harus mengenal jenis pakan yang bisa diberikan kepada
ternak supaya menghasilkan produksi yang baik. Pakan berupa hijauan,
leguminosa, dan konsentrat umumnya diberikan kepada ternak untuk
memenuhi kebutuhan tubuh ternak tersebut, sehingga hasil yang
diberikan oleh ternak dapat memenuhi kebutuhan protein hewani bagi
manusia.

Pengertian Pakan
Pakan merupakan salah satu subsector utama dalam usaha
peternakan sebagai daya guna penunjang daya produktivitas ternak dan
memberikan sumbangan yang besar terhadap total pembiayaan usaha
ternak. (Suharno, B. 2020, July). Menurut Saidil, M. (2019) Pakan adalah
semua yang bisa dicerna oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatnnya
yang dapat memicu lambatnya daya produktivitas ternak. Pakan adalah
bahan yang disukai oleh ternak yang mengandung berbagai jenis protein,
karbohidrat, natrium, calsium, dan zat- zat lainnya yang dapat memenuhi
kebutuhan tubuh ternak. (Noor, Y. G. dkk. 2017). Pakan kambing
umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat, hijauan merupakan tanaman
yang terdiri dari rumput- rumputan, dan legume (kacang- kacaangan) yang
mengandung serat kasar 18% atau lebih. Konsentrat yang digunakan
untuk kambing umumnya disebut sebagai pakan penguat yang memiliki
kandungan serat kasar kurang dari 18% sehingga sistem pencernaan
pada kambing lebih mudah untuk mencernanya. (Fikri, I.I.2018)
Pakan merupakan bahan yang sangat mutlak diperlukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif setiap saat baik dalam sistem produksi ternak
ruminansia. Porsi hijauan pakan dalam ransum ruminansia mencapai 40-
80% dari total bahan kering ransum atau sekitar 1,5-3% dari bobot hidup
ternak (Abdullah, karti dan hardjosoewignjo, 2005).

2
BAB II

PEMBAHASAN

Kandungan Limbah Kepala Ikan Sebagai Peningkat Kualitas Pakan

Ikan terdiri dari ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya
adalah makanan sumber protein yang sangat penting untuk
pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung 18 % protein terdiri dari
asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu
pemasakan. Kandungan lemaknya 1-20 % lemak yang mudah
dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh.
Kandungan lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak
jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan
kolesterol darah. Wahyuningtyas, W. S. (2017).
Daging ikan mempunyai serat-serat protein lebih pendek
daripada serat-serat protein daging sapi atau ayam. Oleh karena itu
ikan dan hasil produknya banyak dimanfaatkan oleh orang-orang
yang mengalami kesulitan pencernaan sebab mudah dicerna.
Vitamin yang ada dalam ikan juga bermacam-macam, yaitu vitamin
A, D, Thiamin, Riboflavin,dan Niacin. Ikan juga mengandung
mineral yang kurang lebih sama banyaknya dengan mineral yang
ada dalam susu seperti kalsium, phosphor, akan lebih tinggi
dibandingkan dengan susu. Ada dua kelompok vitamin dalam ikan
yaitu larut dalam air dan larut minyak. Yang larut dalam minyak
yaitu vitamin A dan D, yaitu dalam minyak ikan.

Menurut Wahyuningtyas, W. S. (2017). Kandungan gizi yang terdapat


pada ikan, antara lain:
A. Protein

1. Kandungan protein ikan lebih tinggi dari protein serealia di kacang-


kacangan, setara dengan daging, sedikit dibawah telur.
2. Protein ikan sangat mudah dicerna, sehingga baik bagi balita yang
sistem pencernaannya belum sesempurna orang dewasa.
3. Protein ikan mengandung berbagai asam amino dalam bentuk yang
mendekati asam amino didalam tubuh manusia. Komposisi asam
amino protein ikan juga lebih lengkap dibanding bahan makanan
lain, salah satunya taurin, sangat bermanfaat merangsang
pertumbuhan sel otak balita.

B. Lemak

3
1. Asam lemak ikan merupakan asam lemak essensial yang sifatnya
tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat bermanfaat untuk
mempertahankan kesehatan tubuh dan menjaga kestabilan kadar
kolesterol.
2. Beberapa ikan yang berasal dari laut dalam seperti salmon, tuna,
sarden dan makarel, mengandung asam lemak yang tergabung
dalam kelompok asam lemak omega 3. Yang paling dominan dari
kelompok ini adalah asam eikosapentaenoic (EPA) dan asam
docosaheksaenouic (DHA). Keduanya bermanfaat dalam
menurunkan kolesterol dalam darah dan meningkatkan
pertumbuhan sel-sel otak sikecil

C. Vitamin

1. Vitamin A banyak terdapat pada minyak hati ikan bermanfaat


mencegah kebutaan pada anak.
2. Vitamin D selain terdapat dalam daging ikan, juga pada telur serta
minyak hati ikan. Vitamin ini penting bagi pertumbuhan dan
kekuatan tulang.
3. Vitamin B 6 membantu metabolisme asam amino dan lemak serta
mencegah anemia dan kerusakan syaraf.
4. Vitamin B12 bermanfaat dalam pembentukan sel-sel darah merah,
membantu metabolisme lemak, dan melindungi jantung juga
kerusakan syaraf

D. Mineral

1. Zat besi jauh lebih mudah diserap tubuh ketimbang dari sumber
lain seperti serealia atau kacang-kacangan. Zat besi membantu
mencegah terjadinya anemia.
2. Yodium mencegah terjadinya penyakit gondok serta hambatan
pertumbuhan anak, bahkan juga kecerdasannya.
3. Selenium berperan membantu metabolisme tubuh dan sebagai
antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas, antioksidan
bisa mencegah terjadinya penyakit degeneratif seperti jantung
koroner.
4. Seng membantu kerja enzim dan hormon.
5. Fluor menguatkan serta menyehatkan gigi skecil.

4
Limbah Udang Sebagai Sebagai Peningkat Kualitas Pakan Ternak

Limbah udang merupakan hasil sampingan dari industri


pengolahan udang daging berupa bagian kepala, cangkang dan
udang kecil utuh yang tidak termanfaatkan. Limbah udang berpotensi
karena masih memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Limbah udang
mengandung protein kasar yang cukup tinggi, yaitu sebesar 45 - 55
% (Gernat, 2001; Odugawa et al., 2004; Okoye et al., 2005;
Khempaka et al., 2006). Erwan dan Resmi (2004) melaporkan bahwa
limbah udang mengandung protein kasar 46,20 %, lemak kasar 4,20
%, serat kasar 16,85%, Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No.1
Mei 2018: 29-36 eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791 30 kalsium
5,72 %, fosfor 1,77 % dan ME 2397 Kkal kg-1. Data Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya Kemen-terian Kelautan dan Perikanan
(2015).
Penelitian tentang pemanfaatan tepung limbah udang sebagai
pakan ternak sudah banyak dilakukan. Oktosari (2009) melaporkan
bahwa limbah udang dapat digunakan dalam ransum domba
menggantikan bungkil kedelai atau dapat digunakan dalam
konsentrat sebesar 30%. Mas’ud (2012) melaporkan bahwa
pemberian tepung hidrolisat limbah udang yang diolah secara fisik
yaitu dengan pengukusan pada suhu 1210C dan autoklaf pada
tekanan 1 atm dapat diberikan 30% dalam ransum domba.
Mairizal dan Filawati (2007) melaporkan bahwa tepung silase
limbah udang dengan larutan asam formiat 85% sebanyak 3% dapat
diberikan pada ayam pedaging sampai taraf 5%. Mirzah et al. (2008)
melaporkan bahwa tepung limbah udang hasil pengolahan dengan
EM4 dengan perlakuan fisiko kimia dapat menggantikan 75% tepung
ikan. Fermentasi limbah udang dengan menggunakan multi kultur
seperti EM4 menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan
dengan menggunakan monokultur. Mirzah et al. (2008) melaporkan
bahwa fermentasi limbah udang menggunakan kultur Probiotik
merupakan koloni mikrobia atau kultur campuran mikroba yang kaya
akan mikroba selulolitik, lignolitik dan proteolitik yang mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan enzim selulase, protease dan
khitinase. Manin (2010) melaporkan bahwa Lactobacillus acidophilus
dan Lactobacillus fermentum dari saluran pencernaan ayam buras
asal lahan gambut serta Bacillus circulans dan Bacillus sp yang
diisolasi dari saluran pencernaan itik Kerinci dapat digunakan
sebagai sumber probiotik.

5
Daun Waru Sebagai Pakan Ternak

Indonesia merupakan salah satu Negara tropis yang memiliki


aneka ragam bahan alam dengan banyak manfaat yang
terkandung di dalamnya. Salah satu contoh tanaman yang sering
dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia yaitu tanaman waru
(Hibiscus tiliaceus L.). Tanaman waru merupakan tanaman tropis
berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa
atau di dekat pesisir. Waru biasanya tumbuh secara liar di hutan
dan di ladang, selain itu juga banyak ditanam di pekarangan atau di
tepi jalan sebagai pohon pelindung (Dalimartha, 2000).
polifenol, tannin dan flavonoid. Istiqomah et al (2011)
menyebutkan bahwa kadar saponin didalam daun waru sebanyak
12,9 mg/g. Selain itu menurut Bata et al (2011) pada Suroso A et al
(2014) daun waru mengandung zat-zat antiprotozoa yaitu saponin
sebesar 3%, dimana kandungan saponinnya lebih tinggi dari pada
daun pepaya yang mengandung saponin 0,6147% (Khoiriyah M et
al, 2016) dan daun inggu yang mengandung saponin 2,13% (Noer
S et al, 2018). Kandungan saponin di daun waru ini menjadi
penyebab keluarnya busa pada gelembung sabun yang dimainkan
beberapa anak di Kab. Pamekasan.
Daun waru dapat digunakan untuk mengobati TBC, paru-paru,
batuk, sesak napas, radang amandel (tonsillitis), demam, diare
berdarah/ berlendir, disentri pada anak, muntah darah, radang
usus, bisul, abses, mengatasi rambut rontok dan cacingan (Indah
dan Darwati, 2013).

Analisa Ekonomi Pemakaian Biaya Ekstrak Daun Waru Sebagai Obat


Cacing pada Kambing Peranakan Ettawah (PE)

Dalam penanggulangan penyakit parasit cacing atau penyakit


saluran pencernaan gastrointestinal pada ternak kambing, sebagai pilihan
alternatif dapat digunakan dengan pemanfaatan tanaman waru
secara tradisional. Berikut perbandingan pengeluaran biaya
penangan penyakit cacingan dalam level penggunaan dosis yang
berbeda-beda seperti pada tabel 1

Dosis level pemakain Biaya (Rp / Ekor)

(ekor / hari)

25 cc 2.450
50 cc 4.900

6
75 cc 7.340

Dari tabel 1. menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun


warupada level 25 cc/ekor/hari dalam sehari sekali pemberian
terhadap1 ekor kambing memerlukan biaya masing-masing
sebesar Rp 2.450, pada level 50 cc/ekor/hari dalam sehari sekali
pemberian terhadap 1 ekor kambing memerlukan biaya masing-
masing sebesar Rp.4.900,sedangkan pada level 75 cc/ ekor/hari
dalam sehari sekali pemberian terhadap 1 ekor kambing
memerlukan biaya masing-masing sebesar Rp 7.340. Berdasarkan
kajian ini menunjukkan bahwa pengobatan dengan menggunakan
obat cacing dari ekstrak daun waru ditinjau dari segi harga tidak
begitu mahal, cukup efektif dan lebih mudah didapat dan
pengerjaannya cukup mudah.

Dedak Padi Sebagi Peningkat Kualitas Pakan

Dedak padi adalah hasil luaran dari olahan padi menjadi beras,
dimana kualitas dedak padi akan bermacam-macam tergantung dari
jenis padi. Dedak padi merupakan salah satu hasil pada pabrik
penggilingan padi dalam memproduksi beras (Superianto et al.
(2018). Dedak padi juga biasa digunakan dalam penyusunan ransum
ternak. Menurut Munandar et al. (2020) bahwa ransum adalah
gabungan pakan ternak yang sudah diramu dan secara umum terdiri
dari beberapa jenis bahan pakan dengan takaran tertentu. Menurut
Valentino et al. (2017) bahwa dedak padi dapat digunakan untuk
bahan pakan ternak. Dalam penggunaan dedak padi ditemukan ada
indikasi tentang penurunan kandungan nutrisi dedak halus di
Kabupaten Sumba Timur sesuai dalam penelitian Dapawole dan
Sudarma (2020) yang menyatakan bahwa komposisi nutrisi dedak
halus yang ada di kabupaten Sumba Timur mengalami penurunan
kualitas. Dedak padi di Kabupaten Sumba Timur mengandung
88,928 % BK, 74,095 % BO, 5,386% PK, 2,797 % LK, dan 26,431 %
SK. Jadi, serat kasar dari dedak padi sangat tinggi dan kandungan
protein yang rendah. Kandungan nutrisi dedak padi bervariasi. Hal itu
disebabkan karena ada penggilingan padi yang mengeluarkan
sekam dan ada penggilingan padi yang mencampurkan sekam ke
dalam dedak, sehingga kandungan nutirisi dedak padi perlu dicek
ulang.

7
Refrensi; ttps://paktanidigital.com/artikel/mengenal-dedak-padi-yang-kaya-
akan-nutrisi/#.Yi3vYdJBzIU

Tata Laksana Pengujian

A. Pengujian dengan Panca Indra

Hal pertama yang bisa anda lakukan dalam menguji dedak padi apakah
memiliki kualitas yang baik atau buruk adalah menilainya dengan panca
indra. Cara ini adalah cara yang paling praktis karena tidak membutuhkan
peralatan namun hanya dengan memanfatkan indra anda. Berikut ini adalah
hal yang harus anda uji.

 Penglihatan; dengan melihat dedak padi maka anda bisa menilai


beberapa hal seperti warna dedak padi, bentuk, dan keutuhannya.
Warna terbaik dedak padi ialah muda kecoklatan dengan bentuk yang
halus.
 Peraba; dengan perabaan digunakan untuk menilai tekstur dedak
padi. Tempatkan beberapa dedak padi pada telapak tangan anda
kemudian lakukan perabaan untuk menentukan teksturnya. Dedak
padi yang baik ialah yang memiliki testur halus dengan bentuk butiran
halus.
 Penciuman; dengan menggunakan hidung, maka anda bisa
memastikan bahwa dedak padi tersebut tidak ada campuran dan tidak
tersimpan lama. Bau dedak padi terbaik ialah tidak anyir dan berbau
tengik.

B. Pengujian dengan Uji Apung

8
Pengujian lainnya yang cukup mudah untuk anda lakukan ialah
dengan menggunakan teknik pengapungan. Pengujian dengan uji apung
untuk menilai ada tidaknya campuran dalam dedak padi serta untuk
menilai kandungan dalam dedak padi tersebut.
Pengujian dilakukan dengan cara mengambil beberapa gram dedak
padi (anda bisa menggunakan 100 gram sampel) kemudian dilarutkan di
dalam air. Dedak padi yang tenggelam menandakan bahwa kandungan
nutrisinya cukup tinggi dengan tidak adanya campuran, namun untuk
dedak padi yang mengapung maka kandungan nutrisinya rendah dengan
kemungkinan telah terjadi penambahan campuran pada dedak tersebut.

C. Pengujian dengan Larutan Phloroglucinol

a. Untuk melakukan pengujian ini mungkin anda akan


membutuhkan tambahan biaya untuk membeli larutan
Phloroglucinol sebagai tes kit untuk menilai kualitas dedak
padi. Pengujian ini dilakukan dengan cara menempatkan
beberapa gram dedak padi (anda bisa menggunakan 100
gram sampel) kemudian tetes larutan Phloroglucinol 1%
pada wadah petridish.
b. Pengujian ini dilakukan dengan menilai berdasarkan tingkat
warna yang dihasilkan. Apabila warna merah yang
dihasilkan semakin terang benderang maka dapat
disimpulkan bahwa kandungan dedak padi memiliki banyak
serat kasar dan campuran sekam.

Molasses Sebagi Peningkat Kualitas Pakan


Molases merupakan hasil samping dari industri pengolahan gula
dengan bentuk cair. Molases merupakan sumber energi yang esensial
dengan kandungan gula didalamnya, oleh karena itu molasses banyak
dimanfaatkan sebagai bahan tambahan untuk pakan dengan kandungan
nutrisi atau zat gizi yang cukup baik. Kandungan nutrisi molases yaitu
kadar air 23%, bahan kering 77%, protein kasar 4,2%, lemak kasar 0,2%,
serat kasar 7,7%, Ca 0,84%, P 0,09%, BETN 57,1%, abu 0,2% (Sukria
dan Rantan, 2009)

Kandungan Baik Tetes tebu / Molasses

 Serat kasar 0,6 %;


 protein kasar 3,1 %;
 BETN 83,5 %;
 Lemak kasar 0,9 %; dan

9
 Abu 11,9 %.

Jenis tetes tebu ada dua jenis, yaitu:

(1) Beet-molasses adalah pakan pencahar yang baiknya diberikan pada


ternak dalam jumlah kecil.

(2) Cane – molasses adalah jenis tetes tebu/molasses yang punya


kandungan 25 – 40 % sukrosa dan 12 – 25 % gula pereduksi dengan
total kadar gula 50 – 60 % atau lebih. Kadar protein kasarnya sekitar 3 %
dan kadar abu sekitar 8 – 10 %, yang sebagian besar terbentuk dari K,
Ca, Cl, dan garam sulfat;

Baca/ refrensi : Manajemen Usaha Reproduksi dan Penggemukan Sapi


Potong

Tata Laksana Pengujian

D. Pengujian dengan Panca Indra

Hal pertama yang bisa anda lakukan dalam menguji dedak padi
apakah memiliki kualitas yang baik atau buruk adalah menilainya dengan
panca indra. Cara ini adalah cara yang paling praktis karena tidak
membutuhkan peralatan namun hanya dengan memanfatkan indra anda.
Berikut ini adalah hal yang harus anda uji.

 Penglihatan; dengan melihat dedak padi maka anda bisa menilai


beberapa hal seperti warna dedak padi, bentuk, dan keutuhannya.
Warna terbaik dedak padi ialah muda kecoklatan dengan bentuk yang
halus.
 Peraba; dengan perabaan digunakan untuk menilai tekstur dedak
padi. Tempatkan beberapa dedak padi pada telapak tangan anda
kemudian lakukan perabaan untuk menentukan teksturnya. Dedak
padi yang baik ialah yang memiliki testur halus dengan bentuk butiran
halus.
 Penciuman; dengan menggunakan hidung, maka anda bisa
memastikan bahwa dedak padi tersebut tidak ada campuran dan tidak
tersimpan lama. Bau dedak padi terbaik ialah tidak anyir dan berbau
tengik.

E. Pengujian dengan Uji Apung

Pengujian lainnya yang cukup mudah untuk anda lakukan ialah


dengan menggunakan teknik pengapungan. Pengujian dengan uji apung
untuk menilai ada tidaknya campuran dalam dedak padi serta untuk
menilai kandungan dalam dedak padi tersebut.
Pengujian dilakukan dengan cara mengambil beberapa gram dedak
padi (anda bisa menggunakan 100 gram sampel) kemudian dilarutkan di

10
dalam air. Dedak padi yang tenggelam menandakan bahwa kandungan
nutrisinya cukup tinggi dengan tidak adanya campuran, namun untuk
dedak padi yang mengapung maka kandungan nutrisinya rendah dengan
kemungkinan telah terjadi penambahan campuran pada dedak tersebut.

F. Pengujian dengan Larutan Phloroglucinol

c. Untuk melakukan pengujian ini mungkin anda akan


membutuhkan tambahan biaya untuk membeli larutan
Phloroglucinol sebagai tes kit untuk menilai kualitas dedak
padi. Pengujian ini dilakukan dengan cara menempatkan
beberapa gram dedak padi (anda bisa menggunakan 100
gram sampel) kemudian tetes larutan Phloroglucinol 1%
pada wadah petridish.
d. Pengujian ini dilakukan dengan menilai berdasarkan tingkat
warna yang dihasilkan. Apabila warna merah yang
dihasilkan semakin terang benderang maka dapat
disimpulkan bahwa kandungan dedak padi memiliki banyak
serat kasar dan campuran sekam.

11
BAB III

METODE PENGOLAHAN PAKAN

Pengolahan limbah kepala ikan dan limbah udang

1. Menyiapkan limbah kepala ikan dan udang


2. Mencuci bersih limbah kepala ikan dan udang
3. Limbah ikan dan limbah udang di letakkan pada wadah yang
terpisah
4. Mengukus limbah kepala ikan dan kepala udang pada tempat yang
berbeda
5. Menjemur limbah ikan dan limbah udang sampai berat konstan
6. Setelah limbah ikan dan limbah udang mencapai berat konstan
kemudian digiling sampai halus dan sampel limbah ikan dan limbah
udang di tempatkan pada tempat yang berbeda
7. Memberi nama sampel pada wadah

Refrensi/ bacaan: Sahubawa, L. (2018). Teknik Penanganan Hasil


Perikanan. UGM PRESS.

Pengolahan Daun Waru

1. Menyiapkan daun waru


2. Melayukan daun waru selama setengah hari, tergantung dari panas
matahari
3. Mencacah daun waru sepanjang 1-5 cm

Tahap pencampuran

1. Mencampurkan dedak padi dengan tepung limbah kepala ikan,


dan tepung limbah kepala udang
2. Setelah bahan- bahan diatas tercampur, kemudian mencapurkan
dengan daun waru secara merata
3. Menyampurkan molasses 90% dengan air 10% untuk mendapatkan
hasil yang optimal
4. Menyemprotkan campuran molasses pada dedak padi, limbah ikan,
limbah udang, daun waru yang telah tercampur merta,
5. Sembari menyemprotkan molasses pakan campuran diaduk
6. Setelah semua bahan bahan tersebut tercampur, kemudian
memasukkan bahan- bahan tersebut pada Tong atau plastic yang
kedap udara
7. Fermentasi dilakukan selama 20 hari/ semakin lama masa
fermentasi bakteri akan berkembang semakin banyak dan semakin
bagus.

12
BAB IV

HARGA DAN PEMASARAN

Dari pernyataan dibawah ini dapat dilihat limbah ikan dari tingkat
konsumsi

Sumber: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F
%2Fkkp.go.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2FKKP-
Dirjen-PDSPKP-FMB-Kominfo-19-Januari-
2018.pdf&psig=AOvVaw157_zc2Ui5IuXD2tvbJIrB&ust=164750794543
1000&source=images&cd=vfe&ved=0CAgQjRxqFwoTCKiskMmjyvYC
FQAAAAAdAAAAABAJ

13
14
15
SUMBER:https://www.bps.go.id/statictable/2015/09/21/1841/nilai-produksi-
dan-biaya-produksi-rumah-tangga-usaha-peternakan-menurut-jenis-
ternak-2014.html

16
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, R. (2018). Pengaruh Level Penggunaan Em4 Pada
Fermentasi Campuran Darah Dan Dedak Padi Terhadap Kandungan
Protein Dan Serat Kasar (Doctoral dissertation, Universitas
Mataram).

Andoko, A., & Warsito, S. S. T. (2013). Beternak kambing unggul. AgroMedia.

Dapawole, R. R., dan I. M. A. Sudarma. 2020. Pengaruh pemberian level


protein berbeda terhadap performans produksi itik umur 2- 10
minggu di Sumba Timur. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 15(3):
320–326. https://doi.org/10.31186/jspi.id.15.3.320- 326

Febriyani, P., & Nugroho, R. P. (2019). Daya bersih ekstrak daun waru
(Hibiscus tiliaceus L.) dengan variasi lama waktu refluks (Doctoral
dissertation, Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang).

Filawati dan Mairizal. 2007. Performans Ayam Pedaging yang Diberi


Ransum Mengandung Silase Limbah Udang sebagai Pengganti
Tepung Ikan. Lapaoran Penelitian. Fakultas Peter-nakan Universitas
Jambi.

Filawati, F., Mairizal, M., & Suparjo, S. (2018). Pemanfaatan Limbah


Udang Terfermantasi Sebagai Pakan Ternak Sapi: Utilization
Fermented Shrimp Waste as Cattle Feed. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Peternakan, 21(1), 29-36.

Gernat, A.G. 2001. The Effect of Using Different Levels of Shrimp Meal in
Laying Hen Diets. Poultry Science 80: 633–636

https://paktanidigital.com/artikel/mengenal-dedak-padi-yang-kaya-akan-
nutrisi/#.Yi3vYdJBzIU

Mas’ud. M.S. 2012. Produksi, sifat fisik, dan sifat kimia daging domba
yang diberi ransum mengandung limbah udang. Disertasi. IPB.
Bogor

Mila, J. R., & Sudarma, I. M. A. (2021). Analisis Kandungan Nutrisi Dedak


Padi sebagai Pakan Ternak dan Pendapatan Usaha Penggilingan
Padi di Umalulu, Kabupaten Sumba Timur. Buletin Peternakan
Tropis, 2(2), 90-97.

Mirzah, Yumaihana dan Filawati.2008. Pemakaian Tepung Limbah Udang


hasil Olahan Sebagai Pengganti Tepung Ikan Dalam Ransum Ayam

17
Broiler. Makalah Ilmiah. Fakultas Peternakan, Universitas Adalas
Padang.

Mona Zulistina, M. (2019). MUTU ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN


GIZI ABON IKAN TUNA (Thunnus Sp) YANG DITAMBAHKAN
PAKIS (Pteridophyta) (Doctoral dissertation, Stikes Perintis Padang).

Munandar, A., W. M. Horhoruw, dan D. G. Joseph. 2020. Pengaruh


pemberian dedak padi terhadap penampilan produksi ayam broiler.
JPK, 4(1): 38–45.

Naif, R., Nahak, O. R., & Dethan, A. A. (2016). Kualitas nutrisi silase
rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang diberi dedak padi dan
jagung giling dengan level berbeda. JAS, 1(1), 6-8.

Oktosari, G. 2009. Pemanfaatan Limbah Udang Sebagai Salah Satu


Komponen Ransum Domba Lokal Jantan dan Pengaruhnya
Terhadap Kecer-naan Lemak, Energi, dan Retensi Nitrogen Skripsi.
IPB. Bogor.

Oktosari, G. 2009. Pemanfaatan Limbah Udang Sebagai Salah Satu


Komponen Ransum Domba Lokal Jantan dan Pengaruhnya
Terhadap Kecer-naan Lemak, Energi, dan Retensi Nitrogen Skripsi.
IPB. Bogor.

Sudarma, I. W., & Dinata, A. B. S. (2021). TINGKAT EFEKTIVITAS


EKSTRAK DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus) TERHADAP PARASIT
GASTROINTESTINAL PADA SALURAN PENCERNAAN KAMBING
PERANAKAN ETTAWAH (PE) DI DESA SIDEMEN KABUPATEN
KARANGASEM. BULETIN TEKNOLOGI DAN INFORMASI
PERTANIAN, 19(1), 64.

Superianto, S., Harahap, A. E., & Ali, A. (2018). Nilai nutrisi silase limbah
sayur kol dengan penambahan dedak padi dan lama fermentasi yang
berbeda. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 13(2), 172-181.

Valentino, I. K. H, T.I, Putri, dan K. Budaarsa. 2017. Performa dan


koefisien cerna babi Bali yang diberi ransum mengandung dedak
padi fermentasi. Jurnal Peternakan Tropika, 5(2), 324–335.

Wahyuningtyas, W. S. (2017). Aktivitas Antioksidan Hidrolisat Protein Ikan


Air Laut dan Ikan Air Tawar.

18

Anda mungkin juga menyukai