Anda di halaman 1dari 5

MANFAAT MINYAK CUMI YANG DIPERKAYA PADA PAKAN BUATAN UNTUK

LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN KERAPU MACAN Epinephelus fuscoguttatus

Kelompok 4

 Eliya Kholifah

 Hendy Tio Pratama

 Fajar Tri Widiyanto

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Balai Besar Perikanan Budidaya Laut ( BBPBL) Lampung merupakan unit pelaksana
kegiatan teknologi pembenihan dan pembesaran komoditas ikan laut salah satunya ikan kerapu
macan ( Wijayanti et al., 2016). Pembudidayaan benih ikan kerapu macan memiliki
permasalahan umum, yaitu mortalitas yang tinggi dapat mengakibatkan kematian karena ukuran
dan kandungan nutrisi yang kurang sesuai dengan kebutuhan ikan ( Budianto ET al., 2014).

Kegiatan budidaya ikan kerapu macan yang harus diperhatikan dalam pakan adalah
kebutuhan dan kandungan protein yang tinggi. Kebutuhan nutrisi ikan kerapu macan berkisar
47,8% sampai 60% ( Suwirya et al., 2005). Asam amino yang bersumber dari protein dalam
tubuh ikan menjadi unsur DHA dan EPA yang dapat membantu pertumbuhan ikan lebih cepat
( Fitri, 2001).

Kebutuhan nutrisi dalam perkembangan benih ikan sangat dibutuhkan. Jika ikan yang
dibudidayakan kekurangan nutrisi maka dapat mengakibatkan ikan terlihat pucat, ikan sakit dan
terjadi kematian. Kejadian ini harus bisa dihindari oleh para pembudidaya supaya produksi ikan
dan kebutuhan pasar dapat terpenuhi.

Beberapa hal yang dilakukan untuk keberhasilan dalam melakukan kegiatan budidaya,
Salah satunya yaitu pemberian pakan buatan yang diperkaya dengan minyak cumi sehingga
dapat diaplikasikan untuk benih ikan. Pakan jenis ini juga dapat disimpan dalam waktu jangka
panjang ( Prihadi, 2017). Selain itu dapat juga menggunakan atraktan yang dapat meningkatkan
penyerapan makanan secara cepat serta memberikan nutrisi tambahan untuk protein dan
metabolisme energi (Beklevik dan Polat, 1999).
1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini yaitu:

a. Menganalisis pakan tambahan terbaik untuk laju pertumbuhan benih ikan kerapu

b. Menganalisis pertumbuhan ikan kerapu dalam aplikasi pakan tambahan

c. Menganalisis tingkat kelangsungan hidup benih ikan kerapu

1.3 Kerangka Pemikiran

Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki data volume produksi ikan kerapu pada
tahun 2015 mencapai 16.795 ton dengan nilai produksi sebesar rp1,69 triliun atau naik 20,5%
dari tahun sebelumnya yang sebanyak 13.346 ton. Sedangkan Data Badan Pangan Dunia (FAO)
menunjukkan bahwa Indonesia masih menempati urutan ketiga dunia sebagai produsen kerapu
hasil budidaya.

Berdasarkan penelitian minyak cumi yang digunakan sebagai tambahan pada pakan benih
ikan kerapu macan memiliki kandungan lemak tidak jenuh seperti Linolat, asam elkosapentanoat
(EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA) (Watanabe, 1998). Dengan kandungan EPA 13,4%
sampai 17,4% serta DHA 12,8% sampai 15,6% (Watanabe, 1998). Gabungan konfigurasi atom
karbon EPA dan DHA dikenal sebagai omega-3 (Juwana, 1996).

Minyak cumi ini berfungsi merangsang nafsu makan, mempercepat pertumbuhan, dapat
mempersingkat lamanya pemeliharaan, menjaga kestabilan air dan Plankton saat pergantian air
serta menjaga kestabilan air saat hujan terus menerus (Prihatanti, 2020).

1.4 Kontribusi

Penulis berharap dari laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberi pengetahuan kepada
pembaca mengenai kegiatan pemberian minyak cumi pada tambahan pakan buatan untuk benih
ikan kerapu macan.
BAB II

Tinjauan Pustaka

Ikan kerapu diperkirakan terdiri sekitar 46 spesies dari 7 genus dan ikan ini sering disebut
goropa atau kasai. Kerapu merupakan golongan ikan komersial yang bernilai ekonomi tinggi
yang diusahakan melalui penangkapan di alam maupun pembudidayaan.

Menurut Heemstra dan Randal (1993) dalam Anindiastuti, dkk (2004) klasifikasi ikan
kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) digolongkan menjadi:

Kelas : Chondrichthyes

Sub kelas : Ellasmobranchii

Ordo : Percomorphi

Divisi : Perciformes

Famili : Serranidae

Genus : Epinephelus

Spesies : Epinephelus fuscoguttatus

Ikan kerapu macan hidup di daerah karang sehingga biasa disebut kerapu karang (Kordi,
2011). Sedangkan menurut chao et al ( 1993) kerapu macan adalah ikan yang hidup di dasar
dengan daerah penyebaran mulai dari pantai dan perairan karang.

Ikan kerapu macan tergolong ikan euryhaline dengan salinitas 12-35 ppt, untuk
pemeliharaan 22-32 ppt, untuk pertumbuhan biasanya temperatur antara 24°C - 31°C salinitas
30-33 ppt kandungan oksigen terlarut 3,5 ppm dan pH 7,8-8,0.

Ikan kerapu merupakan jenis ikan karnivor yang rakus atau piscivor, budidaya ikan ini
diklasifikasikan menjadi dua yaitu Hatchery Lengkap (HL) dan Hatchery Skala Rumah Tangga
(HSRT). Usaha budidaya pada dasarnya ada dua yaitu pembenihan dan pembesaran. Pada
umumnya pembesaran ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung atau tangki besar dengan
sistem air mengalir (Pameroy, ET Al., 2006)

Anda mungkin juga menyukai