OLEH :
1.3. Tujuan
Tujuan dari permasalahan ini merupakan pemaparan dari rumusan masalah yang
telah disampaikan penulis. Tujuan dibuat agar memudahkan pembaca untuk
mengetahui isi dalam penyusunan hal mengenai topik yang akan dibahas. Berikut
tujuan permasalahan yang ingin dicapai dari makalah ini.
1) Mengetahui klasifikasi ikan sidat (Anguilla sp.)
2) Menjelaskan kebutuhan nutrisi ikan sidat (Anguilla sp.)
II. PEMBAHASAN
Ikan sidat merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi
akan tetapi juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan energi ikan sidat
mencapai 270 kkal/100 gram, kandungan vitamin A ikan sidat mencapai 4700 IU/100
gram atau tujuh kali lipat lebih banyak dari pada telur ayam, atau 45 kali lipat dari
susu sapi. Vitamin B1 ikan sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B1
susu sapi dan vitamin B2 ikan sidat sama dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B2
susu sapi. Dibandingkan ikan salmon, ikan sidat mengandung DHA
(Decosahexaenoic Acid) sebanyak 1.337 mg/100 g sementara ikan salmon hanya 820
mg/100 gram. Ikan sidat juga memiliki kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid)
sebesar 742 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 492 mg/100 gram (Astija,
Djaswintari,2020). Ikan sidat memiliki manfaat seperti menambah nafsu makan,
melawan kelemahan dan penuaan, meningkatkan daya ingat, memperbaiki dan
mempertahankan tekanan darah, menurunkan kandungan lemak jahat dalam darah.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa EPA dan DHA dapat mengurangi
inflamasi dan nyeri. Selain itu, minyak ikan sidat juga mengandung antioksidan yang
dapat merangsang sel imunitas, meningkatkan aktivitas sel imunitas, memperkuat
fungsi imunitas, dan sebagai pembersih radikal bebas dalam sel. Menggunakan
minyak ikan sebagai antiinflamasi dengan dosis 1500mg/kg, 3000mg/kg, 6000mg/kg
dan dosis yang memiliki efektivitas yang tinggi yaitu dosis 6000mg/kg namun dosis
1500mg/kg dan 3000mg/kg masih tetap memiliki efektivitas antiinflamasi yang
cukup signifikan (Mentari, Cahaya,2020).
Selain air, pakan harus mengandung bahan bakar metabolik (terutama
karbohidrat dan lipid), protein (untuk pertumbuhan dan pergantian protein jaringan),
serat (membentuk massa di lumen usus). Mineral (mengandung unsur-unsur dengan
fungsi metabolik khusus), serta vitamin dan asam lemak esensial (senyawa organik
yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk fungsi metabolic dan fisiologis lain).
Sebagian besar kebutuhan energi digunakan untuk kebutuhan hidup pokok.
Energi untuk hidup pokok meliputi kebutuhan untuk metabolisme basal dan aktifitas
normal. Kebutuhan energi untuk hidup pokok harus terpenuhi dahulu sebelum ikan
menggunakan energi untuk produksi. Konsentrasi energi sebaiknya menjadi
pertimbangan nutrisi pertama dalam formulasi pakan ikan. Protein dan energy
sebaiknya dijaga dalam kondisi keseimbangan (Handajani dan Widodo,2010).
Defisiensi digestible energy (DE) akan menyebabkan penurunan rerata pertumbuhan
ikan dengan kata lain menyebabkan protein digunakan sebagai sumber energi untuk
mengamankan hidup pokok sebelum pertumbuhan. Sebaliknya apabila kelebihan
energi akan menimbulkan penurunan konsumsi pakan dan menurunkan intake dari
protein dan zat makanan lainnya untuk pertumbuhan maksimum. Selain itu,
menyebabkan terjadinya deposit lemak yang besar yang dapat menjadi tak diinginkan
dalam pakan ikan.
a. Protein
b. Lemak
Lemak mempunyai peranan penting bagi ikan karena berfungsi sebagai sumber
energi dan asam lemak esensial, memelihara bentuk dan fungsi membran atau
jaringan sel yang penting bagi organ tubuh tertentu, membantu dalam penyerapan
vitamin yang larut dalam lemak dan untuk mempertahankan daya apung. Lemak
dalam satu unit yang sama mengandung energi dua kali lipat jika dibandingkan
dengan protein atau karbohidrat, sehingga lemak dapat menyediakan energi untuk
metabolism. Pakan yang dikonsumsi ikan harus mengandung asam lemak esensial
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan Kebutuhan ikan akan asam lemak esensial
berbeda untuk setiap spesies ikan. Handajani dan Widodo (2010), melaporkan bahwa
koefisien kecernaan asam lemak jenuh menurun, dengan semakin panjangnya rantai
karbonnya dan dengan panjang rantai karbon yang sama koefisien pencernaan
meningkat dengan meningkatnya derajat ketidak jenuhannya.
c. Karbohidrat
Karbohidrat terdiri atas serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Serat kasar sulit dicerna oleh ikan namun tetap diperlukan, yakni untuk meningkatkan
gerak peristaltik usus, sedangkan BETN adalah sekelompok karbohidrat yang
kecernaanya tinggi. Pemberian serat kasar berlebihan menyebabkan gangguan pada
proses penyerapan pakan di dalam usus halus (Furuichi, 1988). Ikan sidat merupakan
ikan karnivora sehingga kebutuhan akan karbohidrat yang diperlukan dalam jumlah
sedikit. Ikan karnivora dapat memanfaatkan karbohidrat optimum pada kadar 10-20
% dalam pakannya dan ikan omnivora pada kadar 30-40 % dalam pakannya.
d. Mineral dan Vitamin
Vitamin dan mineral dibebaskan dari pakan sewaktu pencernaan, meskipun hal
ini tidak berlangsung sempurna, dan ketersediaan vitamin dan mineral bergantung
pada jenis pakan, dan terutama untuk mineral, adanya senyawa-senyawa
pengikat (chleating compounds) (Murray et al., 2009).
Ikan sidat memerlukan mineral dalam formulasi pakan untuk kelancaran proses
kehidupan dan pertumbuhan. Arai (1989) menyatakan ikan sidat jepang
membutuhkan kalsium 2.700 mg/kg, magnesium 400 mg/kg, fosfor 2.500-3.200
mg/kg, besi 17 mg/kg dan mineral mix 2 % dalam pakan. Vitamin harus tersedia
dalam bahan pakan karena tidak dapat disintesa oleh ikan kecuali vitamin C pada
ikan. Benih ikan sidat membutuhkan vitamin E 200 mg/kg (Arai, 1989). Kekurangan
vitamin pada ikan sidat akan menimbulkan nafsu makan berkurang,pertumbuhan
lambat dan pendarahan pada sirip (Affandi, 1997)
III PENUTUP
Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak
mengandung asam amino, vitamin, lemak, protein dan karbohidrat yang tinggi. Ikan
ini juga memiliki manfaat seperti menambah nafsu makan, melawan kelemahan dan
penuaan, meningkatkan daya ingat, memperbaiki dan mempertahankan tekanan
darah, menurunkan kandungan lemak jahat dalam darah.
DAFTAR PUSTAKA
Astija, A., & Djaswintari, D. (2020). Analisis kandungan lemak pada abon yang
dibuat dari jantung pisang (Musa paradisiaca) dan ikan sidat (Anguilla
marmorata). Journal of Nutrition College, 9(4), 241-246.
Fenti, F., Widodo, A., & Jamaluddin, J. (2018). Analisis kandungan vitamin B pada
ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) fase elver asal Danau
Poso. Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 2(2), 49-54.
Handajani, H. dan W. Widodo. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press, Malang, 271 hlm
Iskandar, I. M., Afandi, R., Mokoginta, I., & Jusadi, D. (2000). Pengaruh kadar
protein dan imbangan energi protein pakan berbeda terhadap retensi protein
dan pertumbuhan benih ikan sidat (Anguilla bicolor-bicolor) (Doctoral
dissertation, Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor).