Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER

KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK INDUK IKAN SIDAT


(Anguilla sp.)

OLEH :

VALENTINA BR. PAKPAHAN


2104112303
BUDIDAYA PERAIRAN
BDP-A

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.


Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi
yang diperlukan setiap orang berbeda sesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis
kelamin, usia, aktifitas (Asmadi,dalam Wulandari, Ria et al.,2021). Gizi adalah suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses digesti. Absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan. Pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi, keadaan akibat dari
keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi penggunaan zat gizi tersebut,
akibat kekurangan atau kelebihan secararelatif maupun absolute satu atau lebih zat
gizi. Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang
kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan
kualitas) menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, produksi tenaga,
pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, perilaku.
Nutrisi adalah sejumlah kandungan gizi atau zat yang umumnya diperoleh dari
berbagai jenis bahan pangan dan makanan, seperti karbohidrat, protein, lemak,
mineral, vitamin, serat, serta air. Seluruh nutrisi tersebut memiliki peran penting
dalam menjaga, membangun, serta memelihara sel dan jaringan tubuh manusia.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan.
Ikan merupakan salah satu hasil laut, dan merupakan sumber protein penting bagi
rakyat Indonesia. Dibandingkan dengan daging dan susu, ikan merupakan sumber
protein yang relatif murah dan lebih baik untuk kesehatan karena kadar kolesterol
pada ikan rendah. Negara seperti Korea dan Jepang sangat maju industri
perikanannya, salah satu pendorong utama terciptanya kemajuan tersebut ialah kedua
negara ini secara konsekuen telah menetapkan dalam suatu keputusan politik
negaranya, yaitu: ikan merupakan satu-satunya sumber protein bangsa.8 Akibat
kebijaksanaan di berbagai negara dalam bidang pangan, khususnya menyangkut ikan
sebagai sumber protein dunia, maka produksi ikan dunia makin lama makin
meningkat, termasuk permintaan ikan sidat yang selama beberapa tahun belakangan
ini terus meningkat sehingga membuat harganya melambung tinggi.
Ikan sidat merupakan salah satu komoditas hasil perikanan yang dapat dijumpai
disekitar perairan di Kabupaten Gunungkidul, ikan ini menjadi salah satu orientasi
tangkapan oleh masyarakat sekitar. Sidat adalah jenis ikan yang ketika dewasa hidup
di air tawar, tetapi setelah matang gonad akan kembali ke laut dalam untuk memijah.
Sidat merupakan hewan kosmopolit karena dapat dijumpai hampir di seluruh dunia,
terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis (Mustafa, Ayu Rahmawati,2018).
1.2. Rumusan Masalah
Topik yang penulis bahas dalam makalah ini perlu diberikan rumusan masalah
agar memudahkan penulis maupun pembaca dalam memahami topik yang akan
dibahas. Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis berikan ada beberapa
rumusan sebagai pertanyaan dalam makalah ini. Berikut rumusan masalah yang dapat
diambil penulis dalam makalah ini yaitu:
1) menjelaskan klasifikasi ikan sidat (Anguilla sp.)?
2) apa saja kebutuhan nutrisi ikan sidat (Anguilla sp.)?

1.3. Tujuan

Tujuan dari permasalahan ini merupakan pemaparan dari rumusan masalah yang
telah disampaikan penulis. Tujuan dibuat agar memudahkan pembaca untuk
mengetahui isi dalam penyusunan hal mengenai topik yang akan dibahas. Berikut
tujuan permasalahan yang ingin dicapai dari makalah ini.
1) Mengetahui klasifikasi ikan sidat (Anguilla sp.)
2) Menjelaskan kebutuhan nutrisi ikan sidat (Anguilla sp.)
II. PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Ikan Sidat


Ikan sidat (eels) adalah ikan dari family Anguilidae. Ada sekitar 16 sampai
dengan 20 spesies yang semuannya dalam genus Anguila. Di Indonesia sendiri punya
tujuh jenis spesies. Ketujuh jenis itu, dapat digolongkan menjadi dua kelompok  yaitu
yang kelompok bersirip punggung pendek dan kelompok yang bersirip punggung
panjang. Kelompok bersirip punggung diantarannya Anguilla bicolor bicolor,
Anguilla bicolor pacifica sedangkan kelompok yang memiliki sirip punggung panjang
diantarannya Anguilla borneoens, Anguilla marmorata, Anguilla celebesensis,
Anguilla megastoma dan Anguills interioris. Persebarannya di daerah – daerah yang
berbatasan dengan laut dalam. Di perairan daratan ( inland water) ikan sidat hidup di
perairan estuaria (laguna) dan perairan air tawar (sungai, rawa, dan danau) dataran
rendah hingga dataran tinggi.
Sidat (Anguilla sp.) merupakan ikan dari ordo Anguilliformes yang tergolong
dalam ikan katadromus.Ikan katadromus yaitu ikan yang bermigrasi diantara perairan
tawar dan air laut (Hakim et al.,dalam Fenti et al.,2018). Fase perkembangan sidat
dimulai dari telur-telur yang telah dibuahi menetas menjadi fase proleptochephale,
kemudian berkembang menjadi leptochephale selanjutnya leptochephale berkembang
manjadi larva sidat yang disebut glass eel.
Sidat di Indonesia yang populasinya terancam antara lain, spesies Anguilla
marmorata, Anguilla bicolor bicolor, dan Anguilla selebensis. Ada juga beberapa
ikan sidat yang populasinya di alam saat ini bisa dikatakan kritis antara lain, spesies
sidat Sulawesi, Anguilla celebensis yang terdapat di Danau Poso, Sulawesi Tengah.
Hal ini disebabkan spesies sidat ini adalah ikan sidat endemic Pulau Sulawesi.
Berbeda dengan spesies Anguilla bicolor dan Anguilla marmorata yang meskipun
diberi nama dengan nama Indonesia namun persebaran ikan ini meliputi Madagaskar
sampai Pasifik.
 
Klasifikasi ikan sidat sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Anguilliformes
Famili : Anguillidae
Genus : Anguila
Spesies : Anguilla sp

2.2 Kebutuhan nutrisi ikan Sidat (Anguilla sp.)

Ikan sidat merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi
akan tetapi juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan energi ikan sidat
mencapai 270 kkal/100 gram, kandungan vitamin A ikan sidat mencapai 4700 IU/100
gram atau tujuh kali lipat lebih banyak dari pada telur ayam, atau 45 kali lipat dari
susu sapi. Vitamin B1 ikan sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B1
susu sapi dan vitamin B2 ikan sidat sama dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B2
susu sapi. Dibandingkan ikan salmon, ikan sidat mengandung DHA
(Decosahexaenoic Acid) sebanyak 1.337 mg/100 g sementara ikan salmon hanya 820
mg/100 gram. Ikan sidat juga memiliki kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid)
sebesar 742 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 492 mg/100 gram (Astija,
Djaswintari,2020). Ikan sidat memiliki manfaat seperti menambah nafsu makan,
melawan kelemahan dan penuaan, meningkatkan daya ingat, memperbaiki dan
mempertahankan tekanan darah, menurunkan kandungan lemak jahat dalam darah.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa EPA dan DHA dapat mengurangi
inflamasi dan nyeri. Selain itu, minyak ikan sidat juga mengandung antioksidan yang
dapat merangsang sel imunitas, meningkatkan aktivitas sel imunitas, memperkuat
fungsi imunitas, dan sebagai pembersih radikal bebas dalam sel. Menggunakan
minyak ikan sebagai antiinflamasi dengan dosis 1500mg/kg, 3000mg/kg, 6000mg/kg
dan dosis yang memiliki efektivitas yang tinggi yaitu dosis 6000mg/kg namun dosis
1500mg/kg dan 3000mg/kg masih tetap memiliki efektivitas antiinflamasi yang
cukup signifikan (Mentari, Cahaya,2020).
Selain air, pakan harus mengandung bahan bakar metabolik (terutama
karbohidrat dan lipid), protein (untuk pertumbuhan dan pergantian protein jaringan),
serat (membentuk massa di lumen usus). Mineral (mengandung unsur-unsur dengan
fungsi metabolik khusus), serta vitamin dan asam lemak esensial (senyawa organik
yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk fungsi metabolic dan fisiologis lain).
Sebagian besar kebutuhan energi digunakan untuk kebutuhan hidup pokok.
Energi untuk hidup pokok meliputi kebutuhan untuk metabolisme basal dan aktifitas
normal. Kebutuhan energi untuk hidup pokok harus terpenuhi dahulu sebelum ikan
menggunakan energi untuk produksi. Konsentrasi energi sebaiknya menjadi
pertimbangan nutrisi pertama dalam formulasi pakan ikan. Protein dan energy
sebaiknya dijaga dalam kondisi keseimbangan (Handajani dan Widodo,2010).
Defisiensi digestible energy (DE) akan menyebabkan penurunan rerata pertumbuhan
ikan dengan kata lain menyebabkan protein digunakan sebagai sumber energi untuk
mengamankan hidup pokok sebelum pertumbuhan. Sebaliknya apabila kelebihan
energi akan menimbulkan penurunan konsumsi pakan dan menurunkan intake dari
protein dan zat makanan lainnya untuk pertumbuhan maksimum. Selain itu,
menyebabkan terjadinya deposit lemak yang besar yang dapat menjadi tak diinginkan
dalam pakan ikan.

a. Protein

Protein merupakan nutrien yang paling penting dalam pertumbuhan, kerena


protein merupakan komponen penyusun tubuh terbesar dari daging yaitu 65-75% dan
berfungsi sebagai pembentuk jaringan tubuh. Kebutuhan protein untuk masing-
masing ikan berbeda-beda.
Protein adalah senyawa organik yang terdiri atas satu atau lebih rantai asam
amino. Asam amino adalah senyawa organik kecil dengan satu gugus amin, satu
gugus amin, satu gugus karboksil (asam), dan satu atau lebih atom yang disebut
gugus R. Pembentukan protein meliputi ikatan antar asam amino membentuk rantai
yang disebut polipeptida (Starr et al., 2012). Protease dan peptidase menguraikan
protein menjadi asam amino (Murray et al., 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan ikan akan protein yaitu suhu lingkungan, umur, spesies dan kandungan
asam amino (Handajani dan Widodo,2010). Kualitas protein dalam pakan secara
langsung dipengaruhi oleh pola asam amino esensial. Penurunan akan terjadi jika
ikan kekurangan asam amino.
Menurut Iskandar et al. (2000), komposisi pakan dengan protein 50 % dan
imbangan energi 8,0 (4.022,5 kkal DE/kg) menghasilkan retensi protein (23,78 ± 0,35
%), laju pertumbuhan bobot rata-rata harian (0.73 ± 0,32 %) dan efisiensipakan(37,80
± 1,63 %) merupakan nilai tertinggi. Tibbetts et al. (2000), menyebutkan kadar
protein 47% memberikan respon pertumbuhan terbaik yaitu 1,2 ± 0,04 %/hari pada
juvenile sidat Amerika (A. rostrata). Kebutuhan asam amino essensial untuk ikan
sidat (A. bicolor)
Tabel 1. Kebutuhan Asam Amino Essensial pada Ikan Sidat
Asam Amino % dalam bahan kering
Arginine 1,7
Histidine 0,8
Isoleucine 1,5
Leucine 2,0
Lysine 2,0
Methionine 1,2
Phenylalanine 2,2
Threonine 1,5
Tryptophan 0,4
Valine 1,5

b. Lemak

Lemak mempunyai peranan penting bagi ikan karena berfungsi sebagai sumber
energi dan asam lemak esensial, memelihara bentuk dan fungsi membran atau
jaringan sel yang penting bagi organ tubuh tertentu, membantu dalam penyerapan
vitamin yang larut dalam lemak dan untuk mempertahankan daya apung. Lemak
dalam satu unit yang sama mengandung energi dua kali lipat jika dibandingkan
dengan protein atau karbohidrat, sehingga lemak dapat menyediakan energi untuk
metabolism. Pakan yang dikonsumsi ikan harus mengandung asam lemak esensial
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan Kebutuhan ikan akan asam lemak esensial
berbeda untuk setiap spesies ikan. Handajani dan Widodo (2010), melaporkan bahwa
koefisien kecernaan asam lemak jenuh menurun, dengan semakin panjangnya rantai
karbonnya dan dengan panjang rantai karbon yang sama koefisien pencernaan
meningkat dengan meningkatnya derajat ketidak jenuhannya.
c. Karbohidrat

Karbohidrat terdiri atas serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Serat kasar sulit dicerna oleh ikan namun tetap diperlukan, yakni untuk meningkatkan
gerak peristaltik usus, sedangkan BETN adalah sekelompok karbohidrat yang
kecernaanya tinggi. Pemberian serat kasar berlebihan menyebabkan gangguan pada
proses penyerapan pakan di dalam usus halus (Furuichi, 1988). Ikan sidat merupakan
ikan karnivora sehingga kebutuhan akan karbohidrat yang diperlukan dalam jumlah
sedikit. Ikan karnivora dapat memanfaatkan karbohidrat optimum pada kadar 10-20
% dalam pakannya dan ikan omnivora pada kadar 30-40 % dalam pakannya.
d. Mineral dan Vitamin

Vitamin dan mineral dibebaskan dari pakan sewaktu pencernaan, meskipun hal
ini tidak berlangsung sempurna, dan ketersediaan vitamin dan mineral bergantung
pada jenis pakan, dan terutama untuk mineral, adanya senyawa-senyawa
pengikat (chleating compounds) (Murray et al., 2009).
Ikan sidat memerlukan mineral dalam formulasi pakan untuk kelancaran proses
kehidupan dan pertumbuhan. Arai (1989) menyatakan ikan sidat jepang
membutuhkan kalsium 2.700 mg/kg, magnesium 400 mg/kg, fosfor 2.500-3.200
mg/kg, besi 17 mg/kg dan mineral mix 2 % dalam pakan. Vitamin harus tersedia
dalam bahan pakan karena tidak dapat disintesa oleh ikan kecuali vitamin C pada
ikan. Benih ikan sidat membutuhkan vitamin E 200 mg/kg (Arai, 1989). Kekurangan
vitamin pada ikan sidat akan menimbulkan nafsu makan berkurang,pertumbuhan
lambat dan pendarahan pada sirip (Affandi, 1997)
III PENUTUP

Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak
mengandung asam amino, vitamin, lemak, protein dan karbohidrat yang tinggi. Ikan
ini juga memiliki manfaat seperti menambah nafsu makan, melawan kelemahan dan
penuaan, meningkatkan daya ingat, memperbaiki dan mempertahankan tekanan
darah, menurunkan kandungan lemak jahat dalam darah.
DAFTAR PUSTAKA

Astija, A., & Djaswintari, D. (2020). Analisis kandungan lemak pada abon yang
dibuat dari jantung pisang (Musa paradisiaca) dan ikan sidat (Anguilla
marmorata). Journal of Nutrition College, 9(4), 241-246.
Fenti, F., Widodo, A., & Jamaluddin, J. (2018). Analisis kandungan vitamin B pada
ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) fase elver asal Danau
Poso. Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 2(2), 49-54.

Handajani, H. dan W. Widodo. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press, Malang, 271 hlm
Iskandar, I. M., Afandi, R., Mokoginta, I., & Jusadi, D. (2000). Pengaruh kadar
protein dan imbangan energi protein pakan berbeda terhadap retensi protein
dan pertumbuhan benih ikan sidat (Anguilla bicolor-bicolor) (Doctoral
dissertation, Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor).

Mentari, C. (2020). FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN KRIM


ANTIINFLAMASI KOMBINASI MINYAK IKAN SIDAT (Anguilla sp.) dan
GAMAT (Stichopus sp.) PADA LUKA BAKAR TIPE II (Doctoral dissertation,
Universitas Hasanuddin).

Mustafa, A. R. (2018). Perubahan Pandangan Masyarakat Terhadap Ikan Sidat di


Wilayah Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta Tahun 1987-2014 (Doctoral
dissertation, Universitas Diponegoro).

Wulandari, R., Siska, G. P., & Putra, G. (2021). HUBUNGAN PENGETAHUAN


DAN SIKAP IBU DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA
ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN). JURNAL KESEHATAN
TERAPAN, 8(1), 32-36.

Anda mungkin juga menyukai