Anda di halaman 1dari 8

a.

Keistimewaan Peradaban Islam

Peradaban Islam mempunyai ciri khas yang sempurna. Adapun keunggulan dan keistimewaan
peradaban Islam sebagai berikut;

1). Universalitas

Peradaban Islam dikenal dengan ciri toleran ajaran dan risalahnya yang universal, universal dalam
cakrawala yang tinggi dan luas, yang tidak terikat dengan iklim, geografi, dan tidak terikat dengan jenis
manusia, karena Peradaban Islam menaungi seluruh umat manusia. Sebagaimana yang dijelaskan
dengan firman Allah Qs. Al Hujurat ayat 13, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal.

2). Tauhid

Di antara keunggulan yang membedakan peradaban Islam adalah tegaknya peradaban atas dasar tauhid
secara mutlak kepada Allah, menurut Ali A Alawi inti peradaban yaitu sikap berserah diri kepada realitas
ilahiah, karena peradaban Islam harus mengakui peran yang transenden.Adapun Dasar-dasar peradaban
yang berlandaskan ketauhidan sebagai berikut:

- Tidak menuhankan seorang hakim

- Persamaan derajat antar sesama manusia

- Meniadakan sekutu selain Allah

- Pengembaraan yang benar tentang sang pencipta dan alam semesta serta hari hisab

3). Adil dan Moderat

Keadilan dan moderat (wasathan) merupakan karakteristik yang unggul dalam peradaban Islam, yakni
moderat dan adil antara dua sudut yang saling berhadapan atau saling bertentangan. Peradaban Islam
terhimpun antara ruh dan jasad, yang mengumpulkan antara ilmu syariat dan ilmu hayat.
Mementingkan dunia sebagaimana mementingkan akhirat, mengumpulkan antara perumpamaan dan
kenyataan, kemudian menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.

Tujuan dari keseimbangan tersebut adalah untuk memenuhi harmonisasi antara fitrah kemanusiaan dan
tujuan akal, serta untuk memenuhi keselarasan universal dalam pemikiran manusia angan-angannya,
keinginan dan niat tujuannya.
4). Sentuhan Akhlak

Akhlak dalam peradaban Islam merupakan pagar yang membatasi, serta dasar yang tegak di atas
kejayaan Islam. Sumber akhlak dalam peradaban Islam adalah wahyu, sedangkan sumber wajib dalam
akhlak Islam adalah hadirnya perasaan manusia terhadap pengawasan Allah.

Peradaban Islam mempunyai keistimewaan secara esensi (isi), yaitu peradaban yang universal, ia
ditegakkan atas dasar ketauhidan mutlak kepada Allah, Tuhan semesta alam. Ia membawa sifat
keseimbangan dan pertengahan, sebagaimana membawa sentuhan akhlak yang bernilai. Semua itu
menunjukkan bahwa peradaban Islam bukanlah peradaban sempit, peradaban masyarakat tertentu, dan
tidak pula menentang fitrah kemanusiaan.

b. Peran Akidah dalam Peradaban Islam

Akidah tidak hanya berperan dalam kehidupan seseorang, tetapi juga berpengaruh dalam
perkembangan agama Islam.Pondasi yang kokoh dalam membangun tiang Agama Islam. Awal dari
pembentukan akhlak yang mulia. Seseorang yang berakidah tentu melaksanakan ibadah dengan tertib,
sehingga akan tertanam dalam dirinya akhlak yang baik. Dasar penciptaan manusia ialah untuk
beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga ilmu akidah wajib untuk dipelajari setiap umat
Islam.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬


ِ ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. adz-
Dzariyat : 56)

Akidah seorang hamba menentukan kualitas ibadahnya diterima atau tidak oleh Allah subhanahu wa
ta’ala. Menyampaikan akidah mulia merupakan misi awal para rasul-Nya. Sebagaimana hadits di bawah
ini.

c. Kontribusi Islam Bagi Peradaban Islam

Dunia Barat, khususnya Eropa dan Amerika Serikat, dianggap sebagai pusat kemajuan peradaban dunia.
Barat, kini telah menjadi kiblat peradaban dunia. Tak terkecuali di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Namun, di balik kejayaan peradaban Barat sekarang, ada sebuah realitas sejarah yang tidak
banyak diketahui masyarakat dunia. Sebuah fakta sejarah yang menyatakan dengan tegas bahwa semua
kejayaan peradaban Barat tidak pernah luput dari jasa dan kontribusi besar para ilmuwan Muslim pada
abad pertengahan.

Berikut beberapa kontribusi intelektual Muslim dalam peradaban dunia di berbagai bidang:
1). Astronomi

Astronomi atau ilmu falak adalah salah satu bidang ilmu yang paling digemari oleh para ilmuwan Muslim
selain matematika. Hal ini disebabkan karena kedua bidang ilmu tersebut sangat mendukung
peribadatan Islam.

Di antara para ahli astronomi Muslim yang tersohor adalah: al-Biruni,al-Battani (ia termasuk dalam 20
besar ahli astronomi penting dunia), Abul Wafa (penemu kemiringan bulan), Hassan Ibn Haitam
(penemu optik yang menjadi dasar teropong Roger Bacon dan Kepler), dan lainnya.

2).Matematika

Ilmu matematika dalam bahasa Arab disebut aljabar (perhitungan), sedangkan istilah algoritme adalah
berasal dari nama penemunya yaitu al-Khawarizmi, yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Musa
bin Khawarizmi. Ia merupakan salah satu ahli matematika Muslim terkenal di masa khalifah al-Ma’mun.
Iamenulis buku aljabar.

3). Fisika

Ilmu fisika juga berhubungan erat dengan ilmu astronomi. Sehingga karya-karya tentang optik yang
ditemukan oleh Hassan Ibn Haitam (965-1039 M) dijadikan dasar bagi bangunan ilmu fisika, yakni dasar
bagi Bacon dan Kepler dalam penemuan teropong, teleskop maupun mikroskop dan dasar dari fotografi.

4). Kimia

Meskipun bangsa Yunani telah mengenal sejumlah zat kimia, namun mereka tidak tahu apa-apa
mengenai subtansi unsur-unsur zat kimia, seperti: alkohol, asam sulfur, maupun asam nitrat. Orang
Arablah yang menemukan itu semua, yang bersamaan dengan penemuan potasium, asam amoniak,
nitrat perak, dan merkuri. Maka, tidak heran jika berbagai istilah penting dalam kimia juga berasal dari
bahasa Arab, seperti; alkohol, alembrik, alkali, dan kimia itu sendiri. Salah satu ilmuwan Muslim yang
membidangi kimia adalah Abu Musa Jakfar al-Kufi.

5). Ilmu Hayat

Dalam bidang ilmu hayat, bangsa Arab tidak berpuas diri dengan hasil dari penerjemahan karya-karya
bangsa Yunani. Bangsa Arab pun melakukan kajian dan observasi sendiri secara intensif. Sehingga tidak
heran jika mereka berhasil memperkaya daftar macam-macam tumbuhan yang tercantum dalam “Daftar
Dioscorides” yang berisi sekitar 2000 spesies. Farmapodia atau sejenis ensiklopedia tetumbuhan obat
yang disusun bangsa Arab Muslim berisi berbagai macam tumbuhan dan bahan-bahan obat yang belum
dikenal bangsaYunani, seperti: kaper, daun senna, tamarin, kasia, dan mauna.

6). Ilmu Kedokteran


Salah seorang ahli kedokteran Muslim yang sangat terkenal di dunia Barat adalah Abu Ali al-Hussein bin
Abdallah ibn Sina, yang lebih dikenal sebagai Ibnu Sina atau Avicenna. Bukunya yang berjudul al-Qanun
fi at-Tib atau petunjuk tentang kedokteran.

Selain itu Ibn Zohr juga merupakan salah seorang ahli kedokteran yang terkenal karena dialah yang telah
memperkenalkan aspek hukum dalam observasi bidang kedokteran.

Kemudian Ibn Nafis dari Siria yang pada tahun 1289 telah berhasil mempertontonkan sistem sirkulasi
darah secara akurat, tiga ratus tahun sebelum Servert, seorang dokter kebangsaan Portugis yang selama
ini dianggap sebagai penemu pertama.

7). Filsafat

Ibn Sina atau Avicenna juga merupakan seorang ahli filsafat. Ia telah membentuk sistem keilmuan dan
pandangan filsafat skolastiknya secara gamblang.

Upaya penerjemahan karya-karyanya dimulai sejak abad XII dan semenjak itu para pemikir Arab mulai
mewarnai pikirannya sesuai apa yang diterapkan oleh Ibnu Sina. Sementara itu Abdul Wahid
Muhammad Ibn Rushd atau Averroes dalam banyak hal lebih berpengaruh ketimbang Avicenna, berkat
bukunya yang mengomentari karya filsafat Aristoteles.

8). Sastra

Para ilmuwan Muslim juga memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia Barat di bidang sastra. Hal
ini terbukti dari hasil kajian Asian Palacios atas karya-karya surealism dalam Islam dan atas buku La
Devina Comedia karya Dante Aleghery yang menyimpulkan bahwa Dante telah mendapat pengaruh
yang besar dari karya mistik Muhyidin ibn Arabi maupun penyair buta Abul Ala al-Maari. Sedangkan
novel bernilai filsafat dari Ibn Tufail, Hayy ibn Yaqzan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh
Edward Pococke pada tahun 1671 dan buku inilah yang mengilhami Daniel Defoe dengan kisahnya
Robinson Crusoe.

9). Geografi dan Sejarah

Masyarakat Arab dikenal gemar mengarungi pulau maupun benua untuk berdagang. Karena itu mereka
harus menguasai geografi maupun sejarah setiap kawasan yang akan dijelajahi. Hal inilah yang menjadi
latar belakang untuk menekuni ilmu-ilmu geografis maupunsejarah. Dalam bukunya yang berbahasa
Inggris berjudul Golden Pastures, Hasan Ali al-Masudi memaparkan gambaran lengkap tentang setiap
negeri yang pernah dikunjunginya pada pertengahan abad ke-10. Bahkan sejarah menunjukkan bahwa
selama lebih dari tiga abad para ahli kartografi Eropa senantiasa mengutip karya-karya geografi Muslim,
seperti karya Nasrudin Tusi maupun hasil observasi al-Koshaji.

10). Sosiologi dan Ilmu Politik


Ibn Khaldun (1332-1406 M) merupakan pemikir filsafat sosiologi dan sejarah yang terkenal dalam
peradaban Islam. Salah satu bukunya yang disebut sebagai Prolegomena membahas refleksi umum
sejarah manusia dan berbagai macam peradaban manusia.

Sementara, al-Farabi menulis buku yang sangat terkenal tentang filsafat politik yang berjudul al-
Madinatul Fadhilah. Dalam buku tersebut, ia menyatakan bahwa pemimpin suatu negara harus mampu
memberikan jaminan agar penduduknya mencapai kehidupan yang sejahtera baik di dunia maupun di
akhirat.

11). Arsitektur dan Seni Rupa

Arsitektur Muslim tampak dalam bentuk istana maupun masjid yang gemerlapan yang di kemudian hari
berpengaruh pada seni bangunan gereja pada abad pertengahan di Eropa. Seperti pengaruh arsitektur
masjid di Cordova terhadap gereja katedral Notre Dane du Puy dalam wujud lengkungan susun tiga,
cuping ganda, lengkungan sepatu kuda maupun unsur dua warna yang merupakan ciri masjid di
Cordova.

12). Musik

Seorang musikus Muslim bernama Abul Hasan Ali Ibn Nafis atau sering dipanggil Ziriyab telah
mendirikan konservatorium musik-musik Andalusia. Sejak itu teori musik mulai dikembangkan oleh al-
Farabi, yang menulis Kitab al-Musiki (Pegangan Musik). Dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu
matematika dan fisika para penulis musik mampu memberi penjelasan secara ilmiah tentang suara dan
bagaimana mendorong pembuatan instrumen musik lebih lanjut, seperti gitar, seruling, tambur,
prototipe piano, organ dan sebagainya.

3.Peran Masjid dalam Pembanggunan Peradaban dan Kebudayaan Islam

Masjid-masjid besar biasanya juga menawarkan pendidikan ilmu yang lebih luas lagi. Dimasjid-masjid
besar itu, para pelajar di zaman kekhalifahan pun bisa mempelajari beragam ilmu, seperti tata bahasa
arab, lgoka, Aljabar, biologi, dll

"Di era kejayaan Islam, masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, namun juga sebagai
pusat kegiatan intelektualitas," ungkap J Pedersen dalam bukunya berjudul Arabic Book. Sejak awal
perkembangannya, masjid terbukti memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
pendidikan di dunia Islam.

Sejarawan asal Palestina, AL Tibawi, menyatakan bahwa sepanjang sejarahnya, masjid dan pendidikan
Islam adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Di dunia Islam, sekolah dan masjid menjadi satu
kesatuan. "Sejak pertama kali berdiri, masjid telah menjadi pusat kegiatan keislaman, tempat
menunaikan shalat, berdakwah, mendiskusikan politik, dan sekolah," cetus Jacques Wardenburg.
Di manapun ajaran Islam berkembang, di situlah bangunan masjid menjulang. Peran masjid kemudian
berkembang sebagai tempat menimba ilmu. Sekolah-masjid di era kejayaan Islam mampu menampung
murid dalam jumlah ratusan hingga ribuan siswa. Sebagai pusat intelektualitas, masjid-masjid di era
kekhalifahan telah dilengkapi dengan perpustakaan. Koleksi bukunya begitu melimpah, karena banyak
ilmuwan dan ulama yang mewakafkan bukunya di perpustakaan masjid. Sejarah peradaban Islam
mencatat, aktivitas pendidikan berupa sekolah pertama kali hadir di masjid pada tahun 653 M di kota
Madinah. Pada era kekuasaan Dinasti Umayyah, sekolah di Masjid pun mulai muncul di Damaskus pada
tahun 744 M. Sejak tahun 900 M, hampir setiap masjid memiliki sekolah dasar yang berfungsi untuk
mendidik anak-anak Muslim yang tersebar di dunia Islam.

4.Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam

.Masjid adalah institusi pertama yang dibangun rasulullah SAW pada periode madinah. SAW pada
periode madinah. Keberadaan masjid dalam masyarakat Islam dapat disamakan dengan keberadaan
jantung Keberadaan masjid dalam masyarakat Islam dapat disamakan dengan keberadaan jantung pada
tubuh manusia.

Pada zaman nabi Muhammad SAW masjid umumnya berfungsi sebagai pusat peradaban,dimana masjid
merupakan tempat untuk menyucikan jiwa kaum muslimin,tempat pengajaran al-Qur’’an dan ,sarana
musyawa al-hikmah, sarana musyawarah untuk menyelesaikan berbagai masalah kaum muslimin,forum
pembinaan sikap dasar kaum muslimin terhadap orang yang berbeda agama dan berbeda ras,hingga
tempat pelaksanaan upaya-upaya meningkatkankesejahteraan umat muslimin

B. MASJID KAMPUS

1). Masjid Tempat Strategi Merekonstruksi Cara Berfikir

masjid menjadi tempat yang strategis untuk merekonstruksi cara berpikir umat Islam dalam upaya
membangun peradaban Islam.Masjid strategis untuk membangun cara berpikir yang lebih kompatibel
dengan pembangunan peradaban Islam. Membangun sebuah peradaban bersumber dari cara berpikir
masyarakatnya. Untuk membangun peradaban Islam, diperlukan pola pikir keislaman yang wasathy atau
moderat, sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Cara berfikir ifrathi ialah semangat keagamaan yang berlebihan tanpa dibarengi dengan ilmu, terutama
ilmu tentang metode pemahaman nash sehingga terkungkung dengan pemahaman tekstual, terutama
dalam memahami nash. Oleh karena itu, pentingnya menyebarkan ajaran agama Islam yang moderat
menjadi cara untuk membangun kembali nilai-nilai peradaban Islam, dan itu bermula dari masjid.

"Tempat yang paling baik untuk melakukan penguatan cara berfikir wasathy tersebut adalah masjid,
karena tidak ada umat Islam yang lepas dari pengaruh masjid,"
2). Masjid Masjid Kampus dan Perannya dalam Pembinaan Akhlak

Di zaman Rasulullah, masjid dijadikan sebagai sentra utama seluruh aktivitas keummatan. Baik untuk
kegiatan pendidikan yakni tempat pembinaan dan pembentukan karakter sahabat maupun aspek-aspek
lainnya termasuk politik, strategi perang hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial dan budaya.
Pendek kata, masjid difungsikan selain sebagai pusat kegiatan ibadah spritual juga dijadikan tempat
untuk melaksanakan ibadah muamalah yang bersifat sosial.

Karena masjid menjadi sarana untuk mengembangkan pribadi baik secara spiritual dan emosional secara
islami. Dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama islam ditengah
berkembangnya dua pemahaman ekstrim yaitu liberalisme dan radikalisme. Perguruan tinggi memiliki
peranan dan tanggung jawab moral dalam kegiatan mahasiswa yang memiliki segudang lembaga dan
kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang berada dibawah naungan masjid akan lebih maksimal
jika dioptimalkan untuk membentuk mahasiswa yang berintegritas. 

Dalam perannya membentuk mahasiswa berintegritas, masjid kampus sekurang-kurangnya bisa


memanfaatkan dua hal yaitu fungsi spiritual masjid dan lembaga-lembaga yang berada di
dalamnya. Masjid kampus memiliki peran strategis dalam membangun dan membentuk karakter
mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang unggul. Di kampus lah semua idealisme, intelektualitas,
semangat, mimpi, aksi, dan kontribusi bernaung.

3). Fungsi Masjid Kampus dalam Membanggun Peradaban/Budaya Islam, Sosial, Ekonomi

Masjid juga melakukan kegiatan sosial seperti, mengumpulkan Zakat, Infa’, dan shadaqah dari jama’ah
serta menyalurkanya kepada yang berhak menerimanya. Dana yang di hasilkan dari menggumpulkan
infak dan shadaqah digunakan untuk melengkapai fasilitas masjid dan merenovasi banggunan. Masjid
merupakan tempat strategis untuk pembangunan dan pemberdayaan umat, salah satunya dalam sektor
ekonomi. Di antara cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan para jemaah masjid sebagai
mata rantai ekonomi yang terintegrasi sebagai konsumen, produsen dan pemilik dalam kegiatan
ekonomi yang dibangun melalui masjid, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

masjid dan ekonomi adalah dua istilah yang samar-samar dalam kajian literasi ekonomi Islam. Sangat
sedikit penggiat ekonomi Islam yang membenturkan dua aspek ini. Ekonomi sebagai instrumen yang
tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Begitupun masjid sebagai wadah dalam membangun
muamalah.

Ekonomi masjid dapat didefinisikan dengan ekonomi berbasis masjid dengan interpretasi bahwa
pelaksanaan ekonomi tidak lepas dari nilai-nilai spiritual yang terbangun dari masjid. Mengapa demikian,
Karena masjid adalah tempat bersujud (shalat) yang dapat mencegah perbuatan keji dan kemungkaran
(lihat QS. 29:45).

4). Masjid Kampus Sebagai Laboratorium Dakwah Islam rahmatan lil a’lamin
Dakwah rahmatan lil alamin merupakan realisasi dakwah yang berbasis kebajikan sebagaimana
diamanatkan Al-Qur'an, karena dakwah yang penuh kebajikan akan mampu merubah perilaku manusia
menuju ke arah yang lebih positif dan produktif dengan landasan amar makruf nahi munkar.Seperti pada
hakikatnya  islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin. Artinya Islam merupakan agama yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin,
apalagi sesama manusia. Allah tegaskan hal tersebut dalam firman-Nya, "Dan tidaklah engkau
(Muhammad) diutus ke muka bumi ini kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam." (QS. al-Anbiya: 107).

Allah tidak mengatakan rahmatan lil mu’minin, namun mengatakan rahmatan lil 'alamin karena Allah
ingin melimpahkan rahmat bagi seluruh makhluknya dengan diutusnya Nabi Muhammad saw yang
memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan dan mengarahkan
menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan ke dalam hidayah, irsyad

Anda mungkin juga menyukai