Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhamad Jamal

Nim : 41421110028

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Pendahuluan

Dunia Islam mencapai kemajuan atau menciptakan peradaban karena ilmu pengetahuan
mendapatkan apresiasi yang tinggi dari umat Islam. Hal itu disemangati oleh ajaran Islam
sendiri sebagaimana yang termuat di dalam kitab suci al-Qur’an. Ayat pertama kali yang
diturunkan kepada Muhammad di Gua Hira’ yaitu iqra’ atau bacalah, mengandung inti pesan
bahwa ilmu pengetahuan hendaklah mendapat tempat yang tinggi bagi orang-orang Muslim.
Dalam ayat lain al-Qur’an menegaskan bahwa orang yang memiliki ilmu penegetahuan akan
mendapatkan derajat yang tinggi di dalam kehidupan. Begitu pula berbunyi hadis yang sudah
sangat dikenal oleh kebanyakan. Q.S. al-Mujâdilah ayat 11 menyatakan bahwasannya
seorang msulim berkewajiban untuk menuntut ilmu baik itu laki-laki maupun Wanita.

Sejarah perkembangan ilmu di dunia Muslim mengalami masa yang panjang. Sejak masa
Nabi ilmu pengetahuan disebar luaskan di rumah salah seorang sahabat dan perhatian ini
terus berlanjut sepanjang hidup Nabi SAW. Pada saat umat Islam memenangkan peperangan
Badar ia jadikan syarat bagi pembebasan mereka yang tertawan dengan keharusan
mengajarkan baca tulis kepada kaum Muslimin. Kemudian masa berikutnya pengajaran
dilanjutkan di masjid-masjid, seterusnya mengambil tempat-tempat seperti kuttab, madrasah,
khanqah, zawiyah, observatorium, perpustakaan atau di pesantren dan surau di tanah air.
Masa Nabi sebagai awal tonggak pemberi semangat menuntut ilmu, masa berikutnya
mengalami masa kecemerlangan terutama pada masa-masa Khilafah Umayyah dan
Abbasiyah. Pada masa-masa ini muncul lembaga-lembaga pendidikan Islam yang menjadi
model di tempat-tempat lain. Muncul pula ilmuan yang ternama yang karya-karyanya sampai
saat ini dapat dibaca dan menjadi rujukan bagi ilmuan. Namun, setelah masa-masa kejayaan
di zaman klasik, saat ini bangsa-bangsa Muslim di dunia sedang mengalami ketertinggalan
dalam bidang keilmuan, baik ilmu sosial maupun sains. Dunia Islam klasik yang menjadi
kiblat pengembangan ilmu pengetahuan tampaknya tinggal dalam buku-buku sejarah semata.
Saat sekarang ini, kiblat itu telah berpindah ke dunia Barat. Orang yang ingin mendalami
aneka cabang sains dan ilmu pengetahuan akan mendapatkan yang dia cari di negeri-negeri
Eropa Barat atau di Jepang. Bahkan studi agama Islam pun tidak lagi didominasi oleh negeri-
negeri Timur Tengah. Partisipasi dan kontribusi Barat dalam bidang ini patut mendapat
perhatian. Berbagai universitas Barat, seperti Universitas Chicago di Amerika Serikat,
Universitas Leiden di Belanda, Universitas Edinburgh di Inggris, Universitas Tubingen di
Jerman dan Universitas McGill di Kanada, mempunyai program pengkajian Islam yang
sangat baik. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar juga mengalami nasib yang sama.
Bahkan, sebagai akibat dari kemunduran ilmu pengetahuan, bangsa Indonesia kini mengalami
beragam masalah di berbagai bidang kehidupan. Indonesia sebagai negara yang mayoritas
Muslim mengalami hal yang serupa, bahkan sejak awal masa kemerdekaan perhatian kepada
pendidikan tidak mendapat tempat. Para tokoh Islam lebih senang berpolitik dari pada
mengurus pendidikan, mereka lebih banyak menjadi politisi ketimbang menjadi ahli
pendidikan. Jadilah kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah berbanding kualitas
pendidikan di negara-negara jiran semacam Malaysia dan Singapura.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan adalah salah satu aspek penting dalam
kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam kehidupan diharapkan dapat
membantu manusia dalam menjalankan segala aktifitas dan perannya seperti halnya fungsi
agama dalam kehidupan manusia.

Meskipun demikian selayaknya ilmu pengetahuan tidak terlepas dari ajaran agama dan
dipisahkan dari ilmu agama itu sendiri. Islam adalah agama yang menjunjung ilmu
pengetahuan dan begitu juga Ilmu pengetahuan memiliki interaksi dengan agama. Kemajuan
zaman, teknologi dan arus informasi seakan memperlebar jarak antara ilmu pengetahuan dan
agama. Lalu bagaimanakah kedudukan dan pentingnya ilmu pengetahuan menurut islam itu
sendiri? Simak penjelasannya berikut ini
Ilmu pengetahuan dalam Islam

Islam adalah agama yang menghargai dan meninggikan derajat orang yang berilmu. Dalam
islam sendiri terkandung ilmu pengetahuan yang tidak terbatas dan terpisah-pisah seperti
halnya masyarakat barat membagi dan memisahkan ilmu menjadi beberapa cabang. Ilmu
pengetahuan dalam islam tersusun dalam kesatuan dan bahkan dalam Alqur’an sendiri
terkandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Sebagaimana Allah menyebutkan dalam Alqur’an
tentang orang-orang yang berilmu, berpikir dan berakal

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-
bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya).” (An-
Nahl: 12)
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami
dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang
lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Ra’d: 4)
Pengertian Ilmu Pengetahuan

Kata ilmu berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu ‘ilm yang berarti pengetahuan dan
kemudian arti tersebut berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Kata ilm itu sendiri diserap
dalam bahasa Indonesia menjadi kata ilmu atau yang merujuk pada ilmu pengetahuan.

Dalam sudut pandang Islam, ilmu sendiri diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh
berdasarkan ijtihad atau hasil pemilkiran mendalam para ulama dan ilmuwan muslim yang
didasarkan pada Alqur’an dan hadits. Alqur’an dan hadits adalah pedoman hidup manusia
dan di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang universal. Allah bahkan menurunkan ayat
pertama yang berbunyi “Bacalah” sedangkan kita mengetahui bahwa membaca adalah
aktifitas utama dalam kegiatan ilmiah. Kata ilmu itu sendiri disebut sebanyak 105 kali dalam
alQur’ān dan kata asalnya disebut sebanyak 744 kali.

Perkembangan Ilmu pengetahuan Dalam Islam


Masa keemasan umat islam terjadi pada masa kelam masyarakat barat dimana ilmu
pengetahuan berkembang dengan pesat dikalangan umat muslim. Pada saat itu islam telah
memperluas wilayah hingga Eropa. Pada masa keemasan tersebut banyak ilmuwan muslim
yang melalukan riset dan penterjemahan besar-besaran terhadap karya-karya filosofi para
ilmuwan Yunani (baca hakikat pendidikan islam dalam filsafat).

Periode Islam klasik (650-1250 M) dipengaruhi oleh pandangan tentang tingginya kedudukan
akal seperti yang terdapat dalam al-Qur`an dan hadist. Kemudian pandangan ini ternyata
sejalan dengan filsafat sains bangsa Yunani kuno (baca sejarah islam dunia dan sejarah
yahudi). Adapun beberapa ilmuwan besar pada masa itu yang tercatat dalam sejarah agama
islam diantaranya adalah :

• Al-razi dengan karyanya Al-Hāwī (850-923) yang merupakan sebuah ensiklopedi


mengenai
perkembangan ilmu kedokteran sampai masanya. Rhazas juga mengarang suatu
ensiklopedia atau kamus kedokteran dengan judul Continens,
• Ibnu Sina (980-1037) yang menulis buku-buku kedokteran yang diberi judul Al qonun
atau the Canon of Medicine yang kini menjadi standar dalam ilmu kedokteran di
Eropa.
• Al-Khawarizmi atau Algorismus yang menulis buku Aljabar pada tahun 825 M, dan
merupakan buku standar ilmu matematika selama beberapa abad di Eropa. Ia juga
yang menemukan penggunaan angka desimal yang menggantikan angka romawi di
Eropa.
• Ibnu Rushd (1126-1198) seorang filosofi yang banyak menterjemahkan karya
Aristoteles
• Al Idris (1100-1166) yang membuat 70 peta kerajaan Sicilia di Eropa.
• Jabir ibn hayyan dan Al biruni yang merupakan ilmuwan di bidang kimia.

Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas di wilayah Eropa sudah berlangsung sejak abad ke-12
M dan menimbulkan gerakan kebangkitan atau masa renaisance. Masyarakat barat mulai
mengadopsi ilmu yang telah dikembangkan ilmu pada masa itu dan meskipun akhirnya islam
terusir dari Spanyol. (baca perkembangan islam di Eropa dan islam di Amerika)

Islam dan Cabang Ilmu Pengetahuan


Masyarakat barat membagi ilmu pengetahuan dalam tiga cabang utama yakni ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan humaniora. Islam memiliki
kaitan dengan keriga ilmu tersebut diantaranya adalah

• Islam dan ilmu pengetahuan alam

Dalam islam kita mengenal adanya ayat kauliyah dan kauniyah. Ayat kauniyah adalah tanda-
tanda kebesaran Allah yang tersirat dalam alam semesta sementara ayat kauliyah adalah ayat
yang tertulis dalam Alqur’an. Islam tidak terlepas dari keberadaan ilmu pengetahuan alam
dan dalam Alqur’an banyak ayat yang menyebutkan tentang ilmu dan kejadian yang
menyangkut ilmu fisika maupun Biologi seperti yang tertera dalam ayat berikut

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau
ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan
dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raaf:
57)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah
benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu? (QS. Fushilat: 53)

• Islam dan Ilmu Pengetahuan sosial

Banyak cabang ilmu sosial yang dipelajari saat ini dan ilmu-ilmu tersebut juga tercantum
dalam Alqur’an. Islam mengenal adanya ilmu ekonomi, politik, sosiologi dan cabang ilmu
sosial lainnya. Dalam islam diatur juga hal-hal mengenai perdagangan, demokrasi dan hal
lainnya yang menyangkut ilmu hukum dan sosial. Seperti halnya Allah mengatur ilmu
mawaris atau hukum waris dalam islam serta pembagian harta warisan menurut islam,
larangan riba, hukum pernikahan, perdagangan yang baik dan lain sebagainya. Adapun
berdasarkan ilmu pengetahuan sosial dan alqur’an, Allah menciptakan manusia sebagai
makhluk sosial dan hakikat penciptaan manusia adalah untuk beribadah dan bergaul dengan
sesamanya. Sebagaiamana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini :
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-
main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?

• Islam dan ilmu Humaniora

Ilmu humaniora adalah ilmu yang menitikberatkan fokusnya pada manusia dan yang
menyangkut kehidupan manusia seperti ilmu filsafat, seni, kesusateraan, kemiliteran,
teknologi dan lain sebagainya. Islam tidak hanya mencakup ilmu pengetahuan sosial dan ilmu
pengetahuan alam saja akan tetapi dalam islam terutama Alqur’an mencakup seluruh aspek
ilmu yang berkaitan dengan manusia dan tercantum di dalamnya jawaban atas permasalahan-
permasalah yang dihadapi manusia pada umumnya. (baca manfaat membaca Alqur’an dalam
kehidupan dan manfaat membaca Alqur’an bagi ibu hamil)

Dengan demikian perkembangan islam tidak dapat dipisahkan dengan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Masyarakat muslim saat ini pun telah mengembangkan ilmu pengetahuan bahkan
beberapa ilmuwan muslim mendapatkan penghargaan seperti Ahmad Zewail, peraih nobel di
bidang kimia atas temuannya di bidang femtokimia. Penghargaan tersebut selayaknya
memotivasi para pelajar muslim dan masyarakat muslim pada umumnya untuk tetap
berpegang teguh pada ajaran agama dan mepelajari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi
kehidupan apalagi kita tahu bahwa hukum menuntut ilmu adalah wajib.(baca ilmu
pendidikan islam dan hakikat pendidikan islam dan fungsinya)

Anda mungkin juga menyukai