Anda di halaman 1dari 4

Karya Monumental Umat Islam dalam IPTEKS

1. Pendahuluan
IPTEK adalah ilmu yang mempelajari perkembangan teknologi berdasarkan ilmu pengetahuan.
Seiring berjalannya perkembangan global, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan
membentuk kemajuan. Ada banyak manfaat yang didapatkan dari IPTEK dan jenis-jenisnya pun
beragam.
2. Zaman kejayaan islam dalam IPTEKS
Zaman Kejayaan Islam (750 M - 1258 M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuan,
dan insinyur dari Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi
dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan
penemuan dan inovasi mereka sendiri.

Contoh :
 Filsafat
Ibnu Rushddan polimat Persia Ibnu Sina Memberikan Kontribusi penting dalam
melanjutkan karya-karya Aristoteles
 Sains
Ilmu kimia merupakan ilmu dari Mesir kuno yang digagas kembali oleh ilmuwan muslim
sehingga mencapai pengembangan ilmu yang sangat besar. Pada masa itu telah dikenal
beberapa zat dan peralatan laboratorium seperti alkohol (kohol dalam bahasa Arab), alkali
(alqali dalam bahasa Arab), dan sebagainya.
 Kedokteran
Bagi para ilmuwan Islam,Galen dan Hippokrates adalah orang-orang yang unggul,
disusul oleh para ilmuwan Hellenik di Iskandariah. Para ilmuwan Islam menerjemahkan
banyak sekali tulisan-tulisan Yunani ke bahasa Arab dan kemudian menghasilkan
pengetahuan kedokteran baru dari naskah-naskah tersebut. 

3. Sebab-sebab kemajuan umat islam dalam IPTEKS

 Pertama adalah agama Islam. Menurut Al-Hassan dan Hill, agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW ini memberikan dorongan yang sangat kuat kepada umatnya untuk
melakukan pencapaian-pencapaian di bidang sains dan teknologi.

Alquran memerintahkan umat Islam agar menggunakan akalnya dalam mengamati


hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub dalam surah Arrum
[30] ayat 22; Albaqarah [2] ayat 164; Ali Imran [3] ayat 190-191; Yunus [10] ayat 5; dan
al-An'am [6] ayat 97. Firman Allah SWT juga sering disertai pertanyaan afala ta'qilun
dan afala tatafakkarun (tidakkah kamu sekalian berpikir).
 Kedua, pemerintah yang berpihak pada ilmu pengetahuan. Howard R Turner dalam Sains
Islam yang Mengagumkan mengatakan bahwa pencapaian di bidang sains dan teknologi
sudah menjadi ciri-ciri umum semua dinasti Islam, baik itu dinasti kecil maupun besar.
Hampir di setiap kota Islam, ketika itu, terdapat gerakan Arabisasi dan penerjemahan. Di
samping itu, juga didirikan akademi-akademi, observatorium, dan perpustakaan.

 Ketiga, bahasa Arab. Sejak awal pemerintahan Dinasti Umayyah, ilmu pengetahuan dari
Yunani dan India diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Menurut Al-Hassan dan Hill,
para sultan ketika itu sepenuhnya menyadari bahwa tidak mungkin ilmu pengetahuan
berkembang di dunia Islam jika ilmu-ilmu tersebut tertulis dalam bahasa non-Arab.

 Keempat, pendidikan. Untuk memacu laju perkembangan ilmu pengetahuan itu, para
khalifah mendirikan sekolah-sekolah, lembaga pendidikan tinggi, observatorium, dan
perpustakaan. Perpustakaan yang sangat terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah bernama
Bayt Al-Hikmah (Rumah Kearifan).

Perpustakaan ini, seperti dicatat banyak sejarawan Islam, memberikan sumbangan yang
penting dalam penerjemahan karya-karya ilmuwan dari Yunani dan India ke dalam
bahasa Arab. Salah seorang penerjemah buku-buku matematika dari Yunani adalah
Tsabit bin Qurrah (836-901).

 Kelima, penghormatan kepada ilmuwan. Al-Hassan dan Hill mencatat bahwa para
ilmuwan pada era keemasan Islam mendapatkan perhatian yang besar dari kerajaan. Para
ilmuwan masa itu dipenuhi kebutuhan finansialnya, bahkan diberi uang pensiun.
Kebijakan ini diambil supaya mereka bisa mencurahkan waktu sepenuhnya untuk
kegiatan mengajar, membimbing murid, menulis, dan meneliti.

 Keenam, maraknya penelitian. Kerajaan mendorong para ilmuwan untuk melakukan


penelitian di berbagai bidang. Salah satu contohnya adalah riset ilmu matematika oleh al-
Khawarizmi. Sang ilmuwan telah menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu
populer dan masih tetap digunakan hingga sekarang. Angka nol yang ada saat ini kita
kenal merupakan hasil penemuannya. Angka ini dibawa ke Eropa oleh Leonardo
Fibonanci dalam karyanya Liber Abaci.

 Ketujuh, perdagangan internasional. Perdagangan internasional menjadi sarana


komunikasi yang efektif antarperadaban dan mempercepat proses kemajuan teknologi.
Misalnya, karena maraknya kegiatan dagang antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa
lain di dunia, ditemukanlah teknologi navigasi.

4. Sebab-sebab kemajuan umat islam dalam IPTEKS

 Pertama, Perpecahan Umat Islam


Adanya perpecahan yang terjadi dikalangan umat Islam sendiri merupakan
faktor yang menyebabkan kemunduran Islam.
a. Keberagaman Garis Keturunan (Bani)
Adanya keragaman Islam ini mengakibatkan konflik-konflik antarkelompok
dalam perebutan kekuasaan.
b. Keberagaman Tafsiran (Interpretasi)
Dalam penafsiran Alquran dan hadis terdapat perbedaan antara kelompok
umat muslim. Oleh karena itu, muncul berbagai mazhab yang menggangap
tafsiran merekalah yang paling benar.
 Kedua, Ilmu Pengetahuan yang Menyimpang
Islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan sebagaimana
yang dicontohkan Rasulullah saw. dan sesuai dengan Alquran. Keruntuhan
kekhalifahan Islam membuat pemikiran-pemikiran Islam tidak berkembang,
bahkan mengalami stagnasi. Salah satu penyebab stagnasi tersebut adalah
hancurnya pusat peradaban di Bagdad.
 Ketiga,Kurangnya Kesadaran Umat Islam akan Pentingnya Ilmu
Pengetahuan.
Di masa modern sekarang ini, banyak umat Islam yang bersikap masa bodoh
tentang perkembangan ilmu pengetahuan . Sikap ini kemudian menyebabkan
etos belajar yang menurun dari masa ke masa. Kemunduran inilah yang
kemudian dimanfaatkan oleh bangsa Barat untuk melewati pencapaian
peradaban Islam.
Nabi SAW bersabda
“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”, “Tuntutlah ilmu dari lahir sampai liang
lahat.” Inilah sebuah hadist yang menggugah umat Islam untuk mencari ilmu
dimanapun dan kapanpun.
Menurut Ibnu Khaldun, hancurnya suatu peradaban diakibatkan oleh hal-hal
berikut.
a. Penindasan penguasa dan ketidakadilan.
b. Despotisme atau kezaliman.
c. Orientasi kemewahan masyarakat.
d. Egoisme.
e. Opporyunisme.
f. Penarikan pajak secara berlebihan.
g. Keikutsertaan penguasa dalam kegiatan ekonomi rakyat.
h. Rendahnya komitmen masyarakat terhadap agama.
i. Penggunaan pena dan pedang secara tidak tepat

5. Upaya-upaya kebangkitan Kembali umat islam dalam IPTEKS

Kholil Ridwan menjelaskan ada tiga upaya konkret yang bisa dilakukan umat untuk
mengembalikan kejayaan Islam di masa lampau.
 Yang pertama adalah merapatkan barisan. Allah berfirman dalam QS Ali Imran
ayat 103 yang isinya “Dan berpeganglah kalian semuanya dengan tali (agama)
Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.”
 Upaya lainnya adalah kembali kepada tradisi keilmuan dalam agama Islam.
Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ‘ain dan fardhu
kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ‘ain adalah Al-Quran, hadis, fikih,
tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya. Sedangkan yang masuk ilmu
fardhu kifayah adalah kedokteran, matematika, psikologi, dan cabang sains
lainnya.
 Sementara upaya ketiga adalah dengan mewujudkan sistem yang berdasarkan
syariah Islam.

Anda mungkin juga menyukai