Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan, dan
peradabannya yang tinggi (Jacques C. Reister).
Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh
proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi
‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa (Montgomery Watt). Peradaban berhutang besar
pada Islam (Barack Obama).
Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali
Tajmahal
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa siapa pun sesungguhnya tak akan bisa
mengelak untuk mengakui keagungan peradaban Islam pada masa lalu dan
sumbangsihnya bagi dunia, termasuk dunia Barat, yang denyutnya masih terasa hingga
hari ini. Meski banyak ditutup-tutupi, pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat
saat ini tetaplah nyata.
Lalu, di manakah kejayaan itu saat ini? Islam masa lalu yang gemilang, yang telah banyak
memengaruhi peradaban umat manusia di dunia ini. Memang merupakan sebuah realitas
sejarah. Dengan “mengenang” kembali masa-masa kejayaan dulu, diharapkan umat Islam
secara sadar dan jujur akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam masa lalu
sekaligus mengembalikan potensi untuk hadir pada masa kini dan masa yang akan datang
untuk yang kedua kalinya.
Karena itu, selain meretrospeksi keagungan peradaban Islam masa lalu, diharapkan ada
upaya untuk memproyeksi sekaligus merekonstruksi kembali masa depan perabadan
Islam di tengah-tengah hegemoni perabadan Barat sekuler saat ini. Peradaban sekuler itu
sekarang sesungguhnya mulai tampak kerapuhannya dan makin kelihatan tanda-tanda
kemundurannya.
Waktu bergerak maju dan tidak pernah mundur. Begitu juga peristiwa sejarah. Kita
sebagai manusia yang diberi akal, pastinya harus mengingat, apa yang terjadi pada masa
lalu dan bagaimana kejadiannya. Akal bisa memprediksi kejadian yang akan datang
dengan belajar dari masa lalu.
2.1 Masa Kejayaan Islam
(sek. 750 M - sek. 1258 M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di
Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan
kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan
penemuan dan inovasi mereka sendiri.
Banyak dari perkembangan dan pembelajaran ini dapat dihubungan dengan geografi.
Bahkan sebelum kehadiran Islam , kota Mekahmerupakan pusat perdagangan di Jazirah
Arab dan Muhammad sendiri merupakan seorang pedagang. Tradisi ziarah ke Mekah
menjadi pusat pertukaran gaagasan dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para
pedagang Muslim atas jalur perdagangan Afrika-Arab dan Arab-Asia sangat besar sekali.
Akibatnya, peradaban Islam tumbuh, berkembang, dan meluas dengan berdasarkan pada
ekonomi dagangnya, berkebalikan dengan orang-orang Kristen , India , dan Cina yang
membangun masyarakat dengan berdasarkan kebangsawanan kepemilikan tanah
pertanian. Pedagang membawa barang dagangan dan menyebarkan agama mereka ke
Cina (berujung pada banyaknya penduduk Islam di Cina dengan perkiraan jumlah sekitar
37 juta orang, yang terutama merupakan etnis Uyghur Turk yang wilayahnya dikuasai
oleh Cina), India, Asia tenggara, dan kerajaan-kerajaan di Afrika barat. Ketika para
pedagang itu kembali ke Timur Tengah, mereka membawa serta penemuan-penemuan
dan ilmu pengetahuan baru dari tempat-tempat tersebut.
Hanya dalam bidang filsafat, para ilmuwan Islam relatif dibatasi dalam menerapkan
gagasan-gagasan nonortodoks mereka. Meskipun demikian, Ibnu Rushd dan polimat
Persia Ibnu Sina membberikan kontribusi penting dalam melanjutkan karya-karya
Aristoteles , yang gagasan-gagasannya mendominasi pemikiran nonkeagamaan dunia
Islam dan Kristen. Mereka juga mengadopsi gagasan-gagasan dari Cina dan India, yang
dengan demikian menambah pengetahuan mereka yang sudah ada sebelumnya. Ibnu Sina
dan para pemikir spekulatif lainnya seperti al-Kindi dan al-Farabi menggabungkan
Aristotelianisme dan Neoplatonisme
2.2 Dengan gagasan-gagasan lainnya yang diperkenalkan melalui Islam.
Literatur filsafat Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Ladino , yang
ikut membantu perkembangan filsafat Eropa modern. Sosiolog-sejarawan Ibnu Khaldun ,
warga Kartago Konstantinus orang Afrika yang menerjemahkan naskah-naskah
kedokteran Yunani dan kumpulan teknik matematika Al-Khwarzimi adalah tokoh-tokoh
penting pada Zaman Kejayaan Islam. Pada masa ini juga terjadi perkembangan filsuf non-
Muslim. Filsuf Yahudi Moses Maimonides yang tinggal di Andalusia adalah salah satu
contohnya.
SAINS
Banyak ilmuwan penting Islam yang hidup dan berkegiatan selama Zaman Kejayaan
Islam. Di antara pencapaian para ilmuwan pada periode ini antara lain perkembangan
trigonometri ke dalam bentuk modernnya (sangat menyederhanakan penggunaan
praktiknya untuk memperhitungkan fase bulan), kemajuan pada bidang optik , dan
kemajuan pada bidang astronomi.
Kedokteran
Kedokteran adalah bagian penting dari kebudayaan Islam Abad Pertengahan. Sebagai
tanggapan atas keadaan pada waktu dan tempat mereka, para dokter Islam
mengembangkan literature medis yang kompleks dan banyak yang meneliti dan
menyintesa teori dan praktik kedokteran.
Kedokteran Islam dibangun dari tradisi, terutama pengetahuan teoretis dan praktis yang
telah berkembang sebelumnya di Yunani , Romawi, dan Persia. Bagi para ilmuwan Islam,
Galen dan Hippokrates adalah orang-orang yang unggul, disusul oleh para ilmuwan
Hellenik di Iskandariyah. Para ilmuwan Islam menerjemahkan banyak sekali tulisan-
tulisan Yunani ke bahasa Arab dan kemudian menghasilkan pengetahuan kedokteran baru
dari naskah-naskah tersebut. Untuk menjadikan tradisi Yunani lebih mudah diakses,
dipahami, dan diajarkan, para ilmuwan islam mengusulkan dan menjadikan lebih
sistematis pengetahuan kedokteran Yunani-Romawi yang luas dan kadang inkonsisten
dengan cara menulis ensikolpedia dan ikhtisar.
Di dunia Islam Abad Pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di semua kota besar,
misalnya di Kairo , rumah sakit Qalawun memiliki staf pegawai yang terdiri dari dokter,
apoteker, dan suster. Orang juga dapat mengakses apotek, dan fasilitas penelitian yang
menghasilkan kemajuan pada pemahaman mengenai penyakit menular, dan penelitian
mengenai mata serta mekanisme kerja mata.
Perdagangan
Selain di sungai Nil, Tigris dan Efrat , sungai-sungai yang dapat dilalui tidaklah banyak,
jadi perjalanan lewat laut menjadi sangat penting. Ilmu navigasi amat sangat berkembang,
menghasilkan penggunaan sekstan dasar (dikenal sebagai kamal). Ketika digabungankna
dengan peta terinci pada periode ini, para pelaut berhasil berlayar menjelajahi samudara
dan tak lagi perlu bersusah payah melalui gurun pasir. Para pelaut muslim juga berhasil
menciptakan kapal dagang besar bertiang tiga ke Laut Tengah. Nama karavel
kemungkinan berasal dari perahu terawal Arab yang dikenal sebagai qārib . [1] Sebuah
kanal buatan yang menghubungkan sungai Nil dengan Terusan Suez dibangun,
menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah meskipun itu sering berlumpu.
Runtuhnya peradaban Islam pada masa lalu dikarenakan mulai pudarnya ketaatan
pemeluknya kepada Sang Khālik, saling dengki, dan serakah. Umat Islam tidak memiliki
semangat untuk maju. Ketaatannya kepada Allah dicampuradukkan dengan khurrafat dan
tahayyul. Semangat untuk mengikut (taqlid) tidak dibarengi dengan kekritisan dalam
semua hal. Inilah awal penyebab kemunduran Islam. Andaikan penyebab ini sekarang
bisa diperbaiki, niscaya Islam akan mengulang masa kejayaan yang pernah diraih masa
lalu.
Perpustakaan sekolah sebagai jantung peradaban tidak banyak dikunjungi karena terlena
dengan mainan baru berupa alat komunikasi, seperti handphone. Bukankah Islam jaya
karena keingintahuan akan ilmu pengetahuan begitu besar yang diwujudkan dengan
transliterasi buku-buku berkualitas dan dijadikannya rujukan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan yang terus berkembang?
3.1 Kesimpulan
Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan,
dan peradabannya yang tinggi. Periode tersebut terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan,
dan insinyur muslim bisa memberikan banyak konstribusi terhadap perkembangan
teknologi dan kebudayaan. Mereka melakukannya baik dengan menjaga tradisi yang
telah ada maupun dengan menciptakan penemuan-penemuannya sendiri.
Sekitar 750 M - sek. 1258 M adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di
Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan
kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan
menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri. Banyak dari perkembangan dan
pembelajaran ini dapat dihubungan dengan geografi. Bahkan sebelum kehadiran
Islam, kota Mekahmerupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab dan Muhammad
sendiri merupakan seorang pedagang.
Banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu yaitu:
Ibnu Rusyd, Al-Ghazali, AI-Kindi, AI-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Sina.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/
http://www.google.com/
http://khoiruroji.blogspot.com/