Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MASA KEJAYAAN ISLAM


Pendidikan agama Islam

Nama :Laraswati

SMA NEGERI 1 BATUJAYA


TAHUN AJARAN 2023/2024
Zaman Kejayaan Islam
Periode dalam sejarah ketika dunia Arab berada di bawah kepemimpinan
khalifah, dan mengalami kejayaan dalam sains, ekonomi, dan budaya
Zaman Kejayaan Islam (750 M – 1258 M) adalah masa ketika para filsuf,
ilmuwan, dan insinyur dari Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi
terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga
tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi
mereka sendiri

• PENYEBAB
Banyak dari perkembangan dan pembelajaran ini dihubungkan dengan
geografi. Bahkan sebelum kehadiran Islam, kota Mekah adalah pusat
perdagangan di Jazirah Arab dan Nabi Muhammad SAW sendiri merupakan
seorang pedagang. Tradisi ziarah ke Mekah menjadi pusat pertukaran gagasan
dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang Muslim atas jalur
perdagangan Afrika-Arab dan Arab-Asia sangat besar sekali. Akibatnya,
peradaban Islam tumbuh, berkembang, dan meluas dengan berdasarkan pada
ekonomi dagangnya, berkebalikan dengan orang-orang Kristen, India, dan
Tiongkok yang membangun masyarakat dengan berdasarkan kebangsawanan
kepemilikan tanah pertanian. Pedagang membawa barang dagangan dan
menyebarkan agama mereka ke Tiongkok (berujung pada banyaknya penduduk
Islam di Tiongkok dengan perkiraan jumlah sekitar 37 juta orang, yang
terutama merupakan etnis yang wilayahnya dikuasai oleh Tiongkok), India, Asia
tenggara, dan kerajaan-kerajaan di Afrika barat. Ketika para pedagang itu
kembali ke Timur Tengah, mereka membawa serta penemuan-penemuan dan
ilmu pengetahuan baru dari tempat-tempat tersebut.

• FIlSAFAT
Sunting Hanya dalam bidang filsafat, para ilmuwan Islam relatif dibatasi dalam
menerapkan gagasan-gagasan non-ortodoks mereka. Meskipun demikian, Ibnu
Rusyd dan polimat Persia Ibnu Sina memberikan kontribusi penting dalam
melanjutkan karya-karya Aristoteles, yang gagasan-gagasannya mendominasi
pemikiran non-keagamaan dunia Islam dan Kristen. Mereka juga mengadopsi
gagasan-gagasan dari Tiongkok dan India, yang dengan demikian menambah
pengetahuan mereka yang sudah ada sebelumnya. Ibnu Sina dan para pemikir
spekulatif lainnya seperti al-kindi dan al-Farabi menggabungkan
Aristotelianisme dan Neoplatonisme dengan gagasan-gagasan lainnya yang
diperkenalkan melalui Islam.
Literatur filsafat Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Ladino,
yang ikut membantu perkembangan filsafat Eropa modern. Sosiolog-sejarawan
Ibnu Khaldun, warga Kartago Konstantinus orang Afrika yang menerjemahkan
naskah-naskah kedokteran Yunani dan kumpulan teknik matematika Al-
Khwarizmi adalah tokoh-tokoh penting pada Zaman Kejayaan Islam. Pada masa
ini juga terjadi perkembangan filsuf non-Muslim. Filsuf Yahudi Moses
Maimonides yang tinggal di Andalusia adalah salah satu contohnya.

• SAINS
Sunting Banyak ilmuwan penting Islam yang hidup dan berkegiatan selama
Zaman Kejayaan Islam. Di antara pencapaian para ilmuwan pada periode ini
antara lain perkembangan trigonometri ke dalam bentuk modernnya (sangat
menyederhanakan penggunaan praktiknya untuk memperhitungkan fase
bulan), kemajuan pada bidang optik pada Cammera Obscura oleh Al-Hasan bin
Haitsam pada 200 tahun sebelum Leonardo Da Vinci, memberi komentar pada
Euklides dan Ptolomeus perihal penembusan dan perjalanan sinar,[1] dan
kemajuan pada bidang astronomi.
Kemajuan lain ditunjukan pada bidang kimia. Ilmu kimia merupakan ilmu dari
Mesir kuno yang digagas kembali oleh ilmuwan muslim sehingga mencapai
pengembangan ilmu yang sangat besar. Pada masa itu telah dikenal beberapa
zat dan peralatan laboratorium seperti alkohol (kohol dalam bahasa Arab),
alkali (alqali dalam bahasa Arab), dan sebagainya.[2]

• KEDOKTERAN
Sunting Artikel utama: Kedokteran Islam abad pertengahan
Kedokteran adalah bagian penting dari kebudayaan Islam Abad Pertengahan.
Sebagai tanggapan atas keadaan pada waktu dan tempat mereka, para dokter
Islam mengembangkan literature medis yang kompleks dan banyak yang
meneliti dan menyintesa teori dan praktik kedokteran.
Kedokteran Islam dibangun dari tradisi, terutama pengetahuan teoretis dan
praktis yang telah berkembang sebelumnya di Yunani, Romawi, dan Persia. Bagi
para ilmuwan Islam, Galen dan Hippokrates adalah orang-orang yang unggul,
disusul oleh para ilmuwan Hellenik di Iskandariyah. Para ilmuwan Islam
menerjemahkan banyak sekali tulisan-tulisan Yunani ke bahasa Arab dan
kemudian menghasilkan pengetahuan kedokteran baru dari naskah-naskah
tersebut. Untuk menjadikan tradisi Yunani lebih mudah diakses, dipahami, dan
diajarkan, para ilmuwan islam mengusulkan dan menjadikan lebih sistematis
pengetahuan kedokteran Yunani-Romawi yang luas dan kadang inkonsisten
dengan cara menulis ensikolpedia dan ikhtisar.
Pembelajaran Yunani dan Latin dipandang sangat jelek di Eropa Kristen Abad
Pertengahan Awal, dan baru pada abad ke-12, setelah adanya penerjemahan
dari bahasa Arab membuat Eropa Abad Pertengahan kembali mempelajari
kedokteran Hellenik, termasuk karya-karya Galen dan Hippokrates. Jauh
sebelum itu, bangsa Eropa telah banyak belajar dengan umat Islam dalam hal
kedokteran. Di Sisilia, sebuah sekolah kedokteran dengan dokter-dokter Muslim
sebagai pengajarnya, menjadi sumber ilmu kedokteran di Eropa.[3] Dengan
memberikan pengaruh yang setara atau mungkin lebih besar di Eropa Barat
adalah Kanon Kedokteran karya Ibnu Sina, yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin dan dibuat manuskrip lalu dicetak dan disebarkan ke seluruh
Eropa. Selama abad kelima belas dan keenam belas saja, karya tersebut
diterbitkan lebih dari lima kali. Sejarah mencatat, ada sekitar 300 buku
kedokteran yang diterjemahkan bangsa Eropa.[3]
Di dunia Islam Abad Pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di semua kota
besar, misalnya di Kairo, rumah sakit Qalawun memiliki staf pegawai yang
terdiri dari dokter, apoteker, dan suster. Orang juga dapat mengakses apotek,
dan fasilitas penelitian yang menghasilkan kemajuan pada pemahaman
mengenai penyakit menular, dan penelitian mengenai mata serta mekanisme
kerja mata.

• PERDAGANGAN
Sunting Selain di sungai Nil, Tigris dan Efrat, sungai-sungai yang dapat dilalui
tidaklah banyak, jadi perjalanan lewat laut menjadi sangat penting. Ilmu
navigasi amat sangat berkembang, menghasilkan penggunaan sekstan dasar
(dikenal sebagai kamal). Ketika digabungkan dengan peta terinci pada periode
ini, para pelaut berhasil berlayar menjelajahi samudara dan tak lagi perlu
bersusah payah melalui gurun pasir. Para pelaut muslim juga berhasil
menciptakan kapal dagang besar bertiang tiga ke Laut Tengah. Nama karavel
kemungkinan berasal dari perahu terawal Arab yang dikenal sebagai qārib.[4]
Sebuah kanal buatan yang menghubungkan sungai Nil dengan Terusan Suez
dibangun, menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah meskipun itu
sering berlumpur[butuh rujukan.

• Catatan kaki
Sunting Tanzania (2010), hal.98
Gaudah. 2012. Hal 23
Gaudah & Rida (2012), hlm.30.
“History of the caravel”. Nautarch.tamu.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2015-05-06. Diakses tanggal 2011-04-13

• Referensi
• Suntin Gaudah muhammad Gharib; Rida, Muhyiddin Mas (Penerjemah)
(2012). 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam. Jakarta: Al-Kautsar.
ISBN 978-979-592-410-4.
• Donald R. Hill, Islamic Science And Engineering, Edinburgh University
Press (1993), ISBN 0-7486-0455-3
• Tanzania, Tanzil (2010). Stop Kristenisasi: Membongkar Gerakan
Pemurtadan & Mencari Solusi Menghadapi Program Kristenisasi. Klaten:
Al-Fajr Media. ISBN 978-602827962-5.

Pranala luar sunting Islamic web


Wiet, Gaston. “Baghdad: Metropolis of the Abbasid Caliphate.”
Diarsipkan 2020-09-20 di Wayback Machine. Chapter 5

Anda mungkin juga menyukai