Anda di halaman 1dari 4

Masa Kejayaan Islam

Zaman Kejayaan Islam (750 M - 1258 M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan,


dan insinyur pemeluk islam berkontribusi banyak terhadap perkembangan teknologi
dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan
menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri.

Contoh masa kejayaan islam dalam bidang:


a. Filsafat: dalam bidang filsafat, para ilmuwan Islam relatif dibatasi dalam
menerapkan gagasan-gagasan non-ortodoks mereka. Meskipun demikian, Ibnu
Rushd dan polimat Persia Ibnu Sina memberikan kontribusi penting dalam
melanjutkan karya-karya Aristoteles, yang gagasan-gagasannya mendominasi
pemikiran non-keagamaan dunia Islam dan Kristen. Mereka juga mengadopsi
gagasan-gagasan dari Tiongkok dan India, yang dengan demikian menambah
pengetahuan mereka yang sudah ada sebelumnya. Ibnu Sina dan para pemikir
spekulatif lainnya seperti al-Kindi dan al
Farabi menggabungkan Aristotelianisme dan Neoplatonisme dengan gagasan-
gagasan lainnya yang diperkenalkan melalui Islam. Literatur filsafat Arab
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Ladino, yang ikut membantu
perkembangan filsafat Eropa modern. Sosiolog-sejarawan Ibnu Khaldun,
warga Kartago Konstantinus orang Afrika yang menerjemahkan naskah-
naskah kedokteran Yunani dan kumpulan teknik matematika Al-
Khwarizmi adalah tokoh-tokoh penting pada Zaman Kejayaan Islam. Pada
masa ini juga terjadi perkembangan filsuf non-Muslim. Filsuf Yahudi Moses
Maimonides yang tinggal di Andalusia adalah salah satu contohnya.
b. Sains: pencapaian para ilmuwan pada periode ini antara lain
perkembangan trigonometri ke dalam bentuk modernnya (sangat
menyederhanakan penggunaan praktiknya untuk memperhitungkan fase
bulan), kemajuan pada bidang optik pada Cammera Obscura oleh Al-Hasan
bin Haitsam pada 200 tahun sebelum Leonardo Da Vinci, memberi komentar
pada Euklides dan Ptolomeus perihal penembusan dan perjalanan sinar,[1] dan
kemajuan pada bidang astronomi. Kemajuan lain ditunjukan pada bidang
kimia. Ilmu kimia merupakan ilmu dari Mesir kuno yang digagas kembali oleh
ilmuwan muslim sehingga mencapai pengembangan ilmu yang sangat besar.
Pada masa itu telah dikenal beberapa zat dan peralatan laboratorium seperti
alkohol (kohol dalam bahasa Arab), alkali (alqali dalam bahasa Arab), dan
sebagainya.[2]
c. Kedokteran: Kedokteran Islam dibangun dari tradisi, terutama pengetahuan
teoretis dan praktis yang telah berkembang sebelumnya di Yunani, Romawi,
dan Persia. Para ilmuwan Islam menerjemahkan banyak sekali tulisan-tulisan
Yunani ke bahasa Arab dan kemudian menghasilkan pengetahuan kedokteran
baru dari naskah-naskah tersebut. Untuk menjadikan tradisi Yunani lebih
mudah diakses, dipahami, dan diajarkan, para ilmuwan islam mengusulkan
dan menjadikan lebih sistematis pengetahuan kedokteran Yunani-Romawi
yang luas dan kadang inkonsisten dengan cara menulis ensikolpedia dan
ikhtisar.
d. Perdagangan:  Ilmu navigasi amat sangat berkembang, menghasilkan
penggunaan sekstan dasar (dikenal sebagai kamal). Ketika digabungkan
dengan peta terinci pada periode ini, para pelaut berhasil berlayar menjelajahi
samudara dan tak lagi perlu bersusah payah melalui gurun pasir. Para pelaut
muslim juga berhasil menciptakan kapal dagang besar bertiang tiga ke Laut
Tengah.

Tokoh-Tokoh Islam Penemu IPTEKS.

a. Al-Ghazali (Ahli Filsafat): Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli


pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan
bagi perkembangan kemajuan manusia. Beliau pernah memegang jawatan
sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di
Baghdad. Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas
solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai
Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang
memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem
Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Beliau merevisi
dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan
tentang astronomi dan astrologi.
b. Ibnu Sina (Bapak Kedokteran): dikenal juga sebagai "Avicenna" di dunia
Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter
kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif yang
sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran. Bagi banyak
orang, dia adalah "Bapak Kedokteran Modern". Karyanya yang sangat terkenal
adalah al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb yang merupakan rujukan di bidang kedokteran
selama berabad-abad.
c. Al-Kindi (Penemu Minyak Wangi): Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan
dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis, Al-Kindi lahir dari
keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku besar
daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu hasil temuannya di bidang kimia yang
cukup populer adalah minyak wangi. Al-Kindi merupakan orang pertama yang
memproses minyak wangi secara kimiawi. Minyak wangi telah mengalami
perkembangan pesat hingga sekarang, dan menjadi industri yang menjanjikan..
[2]
Al-Kindi telah menulis banyak karya dalam berbagai disiplin ilmu,
dari metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu
pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik
praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.
d. Al-Khawarizmi (Bapak Aljabar Dunia): Muhammad bin Musa al-
Khawarizmi adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan
geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khw?rizm
(sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850. Hampir sepanjang
hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga
dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua
operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang
tercantum dalam buku beliau.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam
kebahasaan. Contohnya, kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi,
Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo
dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.

Anda mungkin juga menyukai