Anda di halaman 1dari 19

ILMU PENGETEHUAN PADA MASA BANI ABBASIYAH

OLEH:

KELOMPOK 11

Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah


 Astronomi

Ilmu astronomi, dalam Islam disebut ilmu falak. Ilmu astronomi


adalah ilmu yang mempelajari benda-benda langit, seperti matahari, bulan
bintang dan planet-planet lain. Ilmu ini ditemukan dalam waktu lama,
sekitar 3000 tahun SM di Babylonia. Dalam perkembangan ilmu
astronomi, muncullah sistem penanggalan.
Pentingnya ilmu astronomi, karena sangat mendukung penentuan
waktu ibadah, terutama waktu salat, penentuan arah kiblat dan
penanggalan Qamariyah.  Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur ketika
menentukan letak ibukota yang ingin dibangunnya, menggunakan bantuan
ilmu astronom. Beliau banyak dibantu oleh ahli astronomi dari India. 
Ilmuwan muslim mendirikan observatorium yang dilengkapi
peralatan yang maju. Di antara ilmuwan muslim dalam bidang ini adalah
Ibrahim Al-Fazari (penemu astrolob/ alat pengukur tinggi dan jarak-jarak
bintang), Nasiruddin Al-Thusi (pendiri Observatorium di Maragha, Asia
kecil), dan Ali bin Isa Al-Usturlabi, tokoh pertama penulis risalah
astrolobe. Selain itu juga muncul tokoh ilmu falak yaitu Muhammad bin
Musa Al-Khawarizmi, yang juga ahli dalam bidang matematika.
 Para ahli ilmu astronomi yang terkenal adalah
1. Al-Fazari pencipta Astrolube yaitu alat pengukur tinggi dan jarak
bintang
2. Al-Battani atu Al-Betagnius
3. Abdul Wafak menemukan jalan ke-3 dari bulan (jalan ke-1 dan ke-2
ditemukan oleh orang yunani)
4. Al-Farghoni atau Al-Fragenius

 Kedokteran
Pada masa Dinasti Abbassiyah, ilmu kedokteran mendapatkan
perhatian paling besar. Semua khalifah memiliki dokter pribadi. Dokter-
dokter yang pada awalnya adalah ahli zimmah ini, banyak berjasa dalam
menerjemahkan karya-karya kedokteran dari bahasa non-Arab. Pada masa
khalifah Harun Al-Rasyid, tercatat sebanyak 800 orang dokter, yang
mencerminkan kemajuan pengetahuan dalam bidang kedokteran.
Pada tahun 865 M, Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur meminta para
dokter dari Jundisapur untuk mengobati sakitnya, yaitu dizpepsia (radang
selaput lendir lambung). Dokter Jirjis Bukhtyshuri berhasil mengobati
penyakit tersebut, sehingga khalifah memindahkan pusat kedokteran dari
Jundisapur ke Bagdad.
Pada masa dinasti Abbasiyah didirikan rumah sakit yang juga
dijadikan sebagai pusat kegiatan pengajaran ilmu kedokteran, sedangkan
teorinya diajarkan di masjid dan madrasah. Ali bin Rabban at-Tabbari
adalah orang pertama yang mengarang buku kedokteran yiatu Firdaus al-
Hikmah (850 M).
Ilmuwan muslim yang terkenal dalam bidang kedokteran adalah
Ibnu Sina (Abu Ali Husain bin Abdillah (370 – 439 H/980 – 1037 M).
Dalam bidang ini, ia berhasil menemukan sistem peredaran darah pada
manusia. Dia menjadi terkenal, karena bukunya diterjemahkan di Eropa
pada pertengahan kedua bad 15 M dan dijadikan pegangan dalam bidang
kedokteran hingga sekarang. Dia adalah pengarang buku kedokteran
Qanun fi al-Thibb.
 Para dokter dan ahli kedokteran yang terkenal antara lain:
1. Jabir Bin Hayyan (Wafat tahun 161 =778 M), beliau dianggap sebagai
bapak ilmu kimai, buku karanganya sabanyak 500 judul
2. Hunain Bin Ishaq (194-264 H=810-878 M), beliau seorang ahli mata
yang terkenal dan banyak menterjemahkan buku-buku bahasa asing
3. Thabib Bin Qurra (221-228 H=836-873 M)
4. Ar=Razi atau Razes (251-313 H=809-873 M), karangannya yang
terkenal adalah bidang penyakit campak dan cacar yang diterjemahkan
kedalam bahasa latin
5. . Sarjana Barat menyebutnya Aviecena. Ia terkenal Ahli kedokteran. Di
dunia kedokteran, ia dinobatkan sebagai Father of Doctors (Bapak
kedokteran). Karya tulisnya yang terkenal Al-Qonun fith-Thibb
(Dasar-dasar ilmu kedokteran), berisi ensiklopedi ilmu kedokteran.
Kata DR Robinson, buku ini sangat berpengaruh dan dijadikan literatur
wajib pada fakultas Kedokteran di berbagai Universitas di Asia dan
Eropa selama 6 abad. Dan selama dinasti Han di Cina, buku ini
menjadi standar karya-karya medis Cina. Buku ini diterjemahkan ke
berbagai bahasa, antara lain kedalam bahasa inggris dengan judul
Canon of Medicine.
6. Selain ahli kedokteran, ia juga ahli filsafat dan menguasai ilmu agama
seperti tafsir, fiqih, perbandingan agama, Tasawuf. dan filsafat. Di
bidang filsafat, karyanya yang berjudul Asy-Syifa’ menguraikan
pemikiran filsafatnya yang terpenting dan terbesar, lalu diringkas
dalam bukunya : AnNajat.
7. Ar-Razi (865 – 925). 
8. Nama lengkapnya, Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Sarjana Barat
menyebutnya Razhes. Ia ahli di bidang Kedokteran. Juga ahli Filsafat,
Kosmologi, Kimia dan Teologi. Bukunya berjumlah + 166 judul.
Dalam bidang kedokteran saja ada 56 judul buku. Buku terkenalnya
berjudul Al-Hawi (terdiri dari 20 jilid besar) yang berisi ensiklopedi
informasi kedokteran, yang menjadi buku induk kedokteran modern.
9. Ibnu Rusyd (1126 – 1198 M). 
10. Lahir di Cordova Spanyol. Nama lengkap : Abu Wahid Muhammad
bin Ahmad Ibnu Rusyd. Sarjana Barat menyebutnya Averros.  Ia
dikenal sebagai Perintis Ilmu Kedokteran umum dan Histologi (Ilmu
jaringan tubuh). Juga berjasa dalam bidang penelitian pembuluh darah
dan penyakit cacar. Karya tulis dalam bidang ini berjudul AlKulliyyat
fit-Thibb (Aturan-aturan umum ilmu kedokteran) yang terdiri atas 16
jilid besar.
11. Ia juga ahli Agama (Fiqih) dengan bukunya yang berjudul Bidayatul
Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid, berisi kajian hukum fiqih madzhab
Maliki yang tersusun secara sistimatis.
12. Ia juga ahli filsafat Islam, pengikut Aristoteles yang sangat
berpengaruh. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, maka di Eropa
timbul gerakan Averroeisme yang menuntut kebebasan berfikir dan
memprotes kekuasaan gereja yang memonopoli pemikiran keagamaan.
Tentu saja gerakan mereka ditolak oleh pihak gereja. Berawal dari
gerakan Averroeisme inilah kemudian lahir reformasi di Eropa pada
abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad 17 M, yang sangat
berpengaruh mendorong lahirnya Agama Kristen Protestan, yang
memisahkan diri  dari Agama Kristen Katolik.

 Matematika
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (194 – 266 H) adalah tokoh
ilmuwan matematika yang menyusun buku aljabar, yaitu Al-Jabr wal-
Muqabalah. Beliau juga menemukan angka nol. Angka 1 s.d 9 berasal dari
India yang dikembangkan oleh dunia Arab, sehingga angka ini disebut
dengan Angka Arab, kemudian setelah dipopulerkan oleh bangsa latin
disebut angka latin.
Umar Khayyam (1048 – 1131 M) mengarah buku tentang aljabar,
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh F. Woepeke
(1857), yaitu Reatise on Algabera.
 Diantara ahli matematika yaitu:
1. Umar Al-Farukhan beliau seorang insinyur arsitek pembangunan kota
Baghdad
2. Al-khawarizmi, pengarang kitab Al-Gebra (Al-Jabar),beliau juga
penemu angka 0 (nol), sedangkan angka 1 sampai 9 berasal dari hindia
yang dikembangkan oleh islam.sehingga angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
0 disebut angka arab dan setelah disempurnakan lagi oleh orang latin
kemudian disebut anggka latin
3. Banu Nusa (3 anak syakir Musa),mereka menulis banyak buku dan
ilmi ukur.
 Filsafat
Ilmu filsafat banyak diterjemahkan dari Yunani ke dalam bahasa
Arab. Buku-buku yang diterjemahkan antara lain Categories, Pyssices dan
Makna Maralia karya Aristoteles. Republik, Laws, da Timaeus karya
Plato. Pada masa khalifah Harun Al-Rasyid dan Al-Makmun, kaum
muslimin sibuk mempelajari ilmu filsafat, menerjemahkan dan
mengadakan perubahan serta perbaikan sesuai ajaran Islam, sehingga
muncul ilmu filsafat Islam. Ilmu filsafat Islam adalah pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat yang ada, sebab asal dan
hukumnya atau ketentuan-ketentuannya berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.
Setelah penerjemahan buku-buku filsafat, dalam kurun waktu 50
tahun muncullah tokoh-tokoh filsafat Islam. Tokoh-tokoh filsafat yang
dikenal pada masa ini, yaitu Al-Kindi, Al-Farabi dan Ibnu Rusyd.
Al-Kindi yang memiliki nama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin
Ishak AL-Kindi, dikenal dengan sebutan Failasuf Al-Arabi (Filosof Arab),
karena di adalah seorang tokoh keturunan Arab murni. Al-Kindi
melakukan Islamisasi pemikiran Yunani.
Al-Farabi yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Turkhan
Abi Nasir Al-Farabi. Dia bekerja di Istana Saif Ad-Daulah Al-Hamdani.
Dia dikenal dengan julukan Guru kedua (Muallim At-Tsani). Sedangkan
guru pertama adalah Aristoteles.
Ibnu Rusyd dikenal dengan Averroes. Dia adalah pemikir filsafat
Islam yang lahir di Cordova, Spanyol dan banyak berpengaruh di Eropa,
sehingga di sana terdapat aliran yang disebut Avorroisme.
 Bebeberapa ilmuan filsafah :
1. Al-Kindi (194-260H=809-873M) buku karangannya sebanyak 236
judul.
2. Al-Farabi, karyanganya sebanyak 12 buah
3. Ibnu Bajah (Beliau wafat tahun 523 H)
4. Ibnu Thufail (wafat tahun 581)
5. Ibnu shina (370-428 H) disamping seorang filosofi juga seorang
dokter, karangannya yang terkenal adalah Shafa yang terdiri dari
18 jilid, Najat, Qanun, Sadidiya terdiri dari 5 jilid, Danes Nemah,
Najmul Hikma terdiri dari 10 jilid, Al-Qanun Fil at-Thib
(membahas tentang ilmu kedokteran yang diterjemahkan kedalam
bahasa latin)
6. AlpGhazali (450-595 H=1058-1101 M), hasil karyanya berjumlah
70 judul, buku karnyanya yang cukup terkenal adalah Al-Munqizh
Min ald-Dlalal, Tahufutul Falasifah, Mizanul Amal, Ihya
Ulumuddin, Al-Wajiz, Mahkun Nazzar, Miyamul Ilmi, Muqasidul
falasifah
7. Ibnu Rusyd (520-595 H=1126-1198 M), diantara buku
karangannya yang terkenal adalah Mabadiul Falasifah,KUlliyat,
Tafsir Urjuza, Kaspul Afillah, Kitap Doma-Dokma dan
lainnya.beliau disamping seorang filosof juga sebagai dokter, buku
tentang kedokteran yang cukup terkenal adalah Al-Hafi
 Arsitektur
Pada masa Daulah Bani Abbasiyah, banyak dibantun kota-kota baru di
berbagai daerah.
Bagdad dibangun oleh Abu Ja'far Al-Mansur (754 – 775M)
Samara dibangun oleh Khalifah Al-Mu'tashim, yang kemudian
dijadikan sebagai ibukota negara, setelah Bagdad
Qata'iu dibantun oleh Ahmad ibnu Thoulun (Gubernur Mesir) dan
dijadikan sebagai ibuktoa wilayah Mesir.
Qahirah (Kairo) dibantun oleh panglima perang Dinasti Fatimiah
yang bernama Jauhar AL-Katib as-Saqali, setelah menguasai mesir tahun
969

 Tafsir
Tokoh yang disebut sebagai pemuka ahli tafsir adalah At-Tabari
yang memiliki nama lengkap Abu Ja'far Muhammad at-Tabari. Beliau
menyusun kitab tafsir berjudul Jami' Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an
(Himpunan Penjelasan dalam Al_Qur'an). Corak penafsiran At-Tabari
adalah tafsir bil ma'tsur (penafsiran dengan menyandarkan pada ayat Al-
Qur'an, hadis dan ijtihad sahabat).
Setelah itu, banyak bermunculan tokoh mufassir (ahli tafsir).
Metode yang digunakan pun berkembang menjadi metode tafsir bir-ra'yi
(penafsiran dengan menyandarkan pada akal). Contoh: Mafatihul Gaib
(karya Fakhruddin Ar-Razi).

 Hadis
Hadis yang merupakan tradisi lisan sejak masa Rasulullah, sahabat
hingga tabiin telah mengalami banyak permasalahan. Di antaranya adalah
pemisahan antara hadis dengan qaul sahabat, klasifikasi hadis, dan
pemalsuan hadis. Untuk mengatasi hal tersebut, para ulama melakukan
penelusuran dan pengklasifikasian hadis-hadis Rasul tersebut. Para tokoh
ahli hadis telah menghimpun hadis-hadis rasul ke dalam berbagai kitab,
berupa Sahih, Sunan dan Musnad.
Usaha ini diawali oleh Ishak bin Rawaih, kemudian dilanjutkan
oleh Al-Bukhari dan Muslim yang menulis kitab Sahih Bukhari dan Sahih
Muslim. Berikutnya Abu Dawud, Tirmizi, Nasa'i dan Ibnu Majah yang
menyusun kitab Sunan. Dari dua kitab Sahih dan empat Sunan, disebut
dengan Kutubus-sittah (Enam Kitab Induk Hadis). Adapun kitab musnad
disusun oleh Ahmad bin Hanbal, Musa Al-Abasi, Musaddad al-Basri Asad
bin Musa dan Nu'aim bin Hamad al-khaza'i.

 Fikih
Perkembangan ilmu fikih melahirkan aliran dalam mazhab. Empat
mazhab yang terkenal adalah Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali.
1. Imam Hanafi (699 M – 776 M / 80 H – 150 H) .
Lahir di Kufah dan meninggal di Bagdad. Ia mendalami ilmu hadis, tafsir
dan fikih. Dalam menetapkan suatu hukum, ia menggunakan beberapa
dasar, yaitu Al_Qur'an, hdis, fatwa sahabat,, qias, istihsan, ijma' dan urf.
Karyanya yang terkenal yaitu Al-Faraid (membahas tentang warisan),
Asy-Syurut (membahas tentang perjanjian), dan AL-Fiqhul Akbr yang
membahas tentang ilmu kalam.

2. Imam Malik (93 H – 170 H) memiliki nama lengkap Malik bin Anas
Al-Asbahi. Ia seorang perawi hadis yang dipandang paling tsiqqah
(terpercaya) di Madinah. Keahliannya dalam bidang hadis menjadi dasar
pemahaman fikihnya. Ia mengembangkan pola pemikiran fikih ra'yu
(penalaran), yang banyak digunakan di Madinah yaitu memadukan antara
nas-nas dan berbagai maslahan. Hal itu sejalan dengan asar (sikap) para
sahabat. Metode ini banyak digunakan oleh Umar bin Khattab dalam
prinsip maslahat. Imam Malik menggunakan beebrapa dasar yaitu Al-
Qur'an , Hadis, praktik keagamaan masyarakat Madinah, fatwa sahabat,
kias maslahah mursalah, istihsan dan az-zarra'i. Karya terbesar Imam
Malik adalah Al-Muwatta'.

3. Imam Syafi'i (767 M – 820 M),

Lahir di Gaza dan meninggal di Kairo. Hidup pada masa Khalifah Harun
Al-Rasyid, Al-Amin, an Al-ma'mun. Dalam menetapkan hukum Imam
syafi'i menggunakan dasar AL-Qur'an, Hadis, ijma' kias, dan istidlal
(penalaran). Karyanya adalah Ar-Risalah (tentang Usul Fikih), Al-Umm
(tentang fikih menyeluruh), Al-Musnad (berisi beberapa hadis), dan
Ikhtilaful Hadis (perselisihan dalam hadis) .

4 Imam bin Hambal(780M-855M) .


Imam bin Hambal lahir di Bagdad. Nama lengkapnya adalah Ahmad bin
Hanbal bin Hilal Asy-Syainani. Pada usia 16 tahun beliau telah mampu
menguasai ilmu Al-Qur'an dan Hadis. Ia juga menjadi guru di sekolah-
sekolah Islam. Hasil karyanya yang terkenal adalah Nasih wa Mansuh, Al-
musnad. Pendapat-pendapatnya dikenal dengan istilah mazhab Hanbali

Di Bidang Ilmu-Ilmu Pasti Alam (Kimia, Biologi, Fisika, Farmasi,


Matematika)

1) Jabir ibnu Hayyan.

Ahli kimia, terkenal sebagai Bapak Ilmu Kimia dalam Islam. Ia


berpendapat bahwa logam seperti tima, besi dan tembaga dapat diubah
menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu.

2) Al-Farabi (870 – 950 M).

Ahli Kimia, wafat di Aleppo Andalus. Nama lengkap: Abu Nasr


Muhammad bin Turkham Al-Farabi. Ia penemu alat musik Al-Qonun, lalu
ditiru orang Barat dengan nama Piano. Ia juga terkenal sebagai ahli
Filsafat  Aristoteles, sehingga ia dijuluki Al-Mu’allimus Tsani, Guru
kedua. Guru pertamanya adalah Aristoteles.

3) Al-Ashaamiy. 

Ahli Biologi, Botani. Bukunya yang berjudul Kitabun Nabati


wasy-Syujjar, yang membahas tentang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan

4) Ibnu Haitsam (965 – 1039). 

Nama lengkapnya : Abu Ali Hasan bin Haitsam Al-Basri. Di Barat


dikenal dengan nama Avenetan. Selain seorang dokter istana, ia juga ahli
fisika dan matematika. Buku terkenalnya berjudul Al-Manazhir
menjelaskan ilmu optik. Ia melakukan percobaan dan menguji pembiasan
sinar melalui medium udara dan air dengan mempergunakan ruas-ruas
bundar seperti gelas kaca yang penuh air, sampai pada penemuan teoritis
tentang lensa kaca pembesar. Teorinya ini digunakan selama 6 abad
sebelum ditemukan hukum sinus ciptaan Descartes.Teorinya tentang optik
mempengaruhi teori sarjana Barat seperti Issac Newton, John Kepler,
Roger Bacon.

5) Al-Jahiz (775 – 868 M). 

Ahli biologi dan zoologi.  Bukunya berjudul Al-Hayawan (hewan-


hewan)

6) Ibnu Baitar (wafat 1248 M). 

Di Barat dikenal dengan nama “Aben Bethar”. Ahli Biologi,


Botani. Ia mengembangkannya kedalam obat-obatan (farmasi). Bukunya
Al-Jami’ al-Mufrodat al-‘Adawiyah wal Aghziyah membahas koleksi
obat-obatan sederhana yang diramu dari berbagai jenis hewan dan
tumbuh-tumbuhan.

7) Al-Khawarizmi (780 – 850 M). 

Nama lengkap : Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Sarjana


Barat menyebutnya Algorisme. Ia Ahli Matematika. Ia memperkenalkan
angka arab (numeral arabic : 1,2,3,4,5,6,7,8,9) dan Penemu ilmu Aljabar.

Kata Aljabar  diambil dari judul bukunya: Al-Jabru wal


Muqobalah. Buku ini dipakai sebagai literatur wajib di beberapa
Universitas Eropa sampai abad 16, sehingga ia mempengaruhi teori
ilmuwan Omar Khayam, Leonardo de Pisa, dll.

8) Omar Khayam (1038 – 1123 M).


Ia bintangnya matematika pada abad pertengahan, yang
mengembangkan rumus-rumus matematikanya Al-Khawarizmi.

Di Bidang Ilmu Pengetahuan Agama

Di Bidang Ilmu Tauhid (Kalam / Teologi)

1). Hasan Al-Basri (wft 110H/728 M). 

Ia lahir di Madinah, menetap dan wafat di Basrah. Ia peletak dasar


paham Ahlussunnah wal Jamaah di bidang ilmu kalam yang sebelumnya
telah dirintis Abdulloh bin Umar dan Abdulloh bin Abbas.

2). Abu Hasan Al-Asy’ari (872-913 M). 

Ia pembangun paham Ahlussunnah wal jamaah di bidang ilmu


kalam. Ia menghadapi dua paham pemikiran keagamaan yang saling
bertentangan. Pertama, paham salafi (ortodox) yang berpendapat bahwa
perbuatan  manusia telah ditentukan Alloh. Kedua, paham Mu’tazilah
(rasionalis) yang berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan
berkehendak dan berbuat secara mutlak, lepas dari kehendak Alloh. Ia
kemudian mencoba memberi pendapat jalan tengah, bahwa manusia tidak
mampu menciptakan kehendak dan perbuatannya sendiri, akan tetapi
Alloh-lah pada hakekatnya yang menciptakannya. Manusia hanya bisa
berikhtiyar, sedangkan yang menentukan berhasil-tidaknya ikhtiyar
tersebut adalah Alloh.

Ia terkenal dengan rumusannya bahwa sifat wajib bagi Alloh ada


13 sifat, mulai dari wujud, qidam baqo’, sampai kalam. Karya-karya
tulisnya dijadikan rujukan para ulama ilmu tauhid sampai sekarang,
diantaranya berjudul : a). Maqolatul Islamiyyin (pendapat golongan
Islam);  b) Al-Ibanah ‘an Ushuliddiniyyah (penjelasan tentang dasar-
dasar agama);  c) Al-Luma’ (sorotan) yang berisi penjelasan tentang
ketuhanan, dosa besar dan persoalan ’aqidah.

Pengaruh ajarannya sangat besar dalam pengembangan ilmu kalam


/ tauhid. Diantara pengikutnya adalah Al-Baqilani, imam Haramain dan
Imam Ghazali.

3). Abu Manshur Al-Maturidi (875-944 M).

Seperti halnya Al-Asy’ari, Ia pembangun paham Ahlussunnah wal


jamaah bidang ilmu kalam. Ia berpendapat bahwa manusia hanya bisa
berikhtiyar sekuat tenaga, sedangkan ketentuan akhirnya ada pada Alloh.

Dalam membahas sifat-sifat Alloh, ia merumuskan bahwa


sifat Allah berjumlah 20 sifat yang dikelompokkan menjadi 4 sifat,
yaitu sifat nafsiyyah, salbiyah, ma’aniy dan ma’nawiyah.

Di Bidang Ilmu Fiqih (Hukum Islam)

Para Mujtahid mutlak  dan Ulama besar bidang fiqih bermunculan


di masa Abbasiyah, diantaranya ada 4 orang yang dikenal dengan Imam
Madzhab empat, yaitu

1). Imam Abu Hanifah (700-767 M).

Ia yang bernama lengkap Nukman bin Tsabit lahir di Kufah dan


hidup pada masa peralihan antara masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah.
Ia dikenal sebagai pembangun madzhab Hanafi dalam ilmu fiqih yang
lebih cenderung menggunakan pemikiran rasional (dalil aqli) daripada
dalil naqli. Karya-karya tulisnya antara lain :

1. a) Masailul ushul; b). Masailun Nawadir; c). Al-Fatawa wal


Waqi’at. Pemikiran madzhabnya tersebar di negara Mesir,
Turkistan, Afghanistan dan anak benua India-Pakistan.
2). Imam Malik bin Anas (711-786 M).

Ia lahir dan wafat di Madinah. Ia terkenal sebagai ahli hadis dan


pembangun

Madzhab Maliki dalam ilmu fiqih, yang lebih cenderung


menggunakan dalil naqli (nash Qur’an dan hadis) daripada dalil aqli
(rasional) dalam merumuskan pemikiran fiqihnya. Karya tulisnya yang
terbesar berjudul Al-Muwattha’, yang berisi kumpulan Hadis Nabi.
Perkembangan madzhabnya tersebar di negara Tunisia, Libiya, Mesir,
Spanyol dan daerah Afrika lainnya.

3). Imam Syafi’iy (767-819 M).

Ia terkenal sebagai pembangun Madzhab Syafi’iy dalam fiqih. Nama


lengkapnya Muhammad bin Idris Asy-Syafi’iy, lahir dalam keadaan yatim
di daerah Palestina. Ia pernah hidup di Baghdad-Irak, dan wafat di Mesir.
Sejak kecil ia terkenal sangat cerdas. Pada usia 9 tahun sudah hafal Al-
Qur’an 30 juz; pada usia 13 tahun sudah hafal kitab hadis Al-Muwattho’
tulisan gurunya, Imam Malik; dan pada usia 15 diberi ijin oleh para
gurunya untuk memberi fatwa di bidang hukum Islam kepada masyarakat
luas. Diantara gurunya adalah Imam Malik (fiqih dan Hadis), Imam
Sufyan bin ‘Uyainah (Hadis), Muslim bin Khalid az-Zanji (Fiqih) dan
ulama besar lainnya. Dari pengetahuannya yang mendalam di berbagai
disiplin ilmu agama, dan penguasaannya terhadap ilmu Mantik (Logika /
silogisme Aristoteles), ia melahirkan pemikiran fiqih yang logis dan
sistimatis, serta menemukan ilmu Ushul fiqih.

Ia seorang pengarang buku yang produktif. Diantara bukunya berjudul : a)


Al-
Umm (berisi kumpulan hasil pemikiran ijtihadnya di bidang hukum
Islam); b) ArRisalah (berisi kaidah-kaidah ilmu ushul fiqih secara
lengkap);  c) Musnad Imam Syafi’iy (berisi kumpulan hadis Nabi).

Corak pemikiran Madzhab ini adalah berusaha memadukan antara


madzhab

Hanafi yang rasionalis dan Maliki yang ortodoks (salafi).


Perkembangan madzhab Syafi’iy tersebar di negara Mesir, Irak, Pakistan,
Asia Tenggara (Indonesia, Malaisia, Thailan dan sekitar).

4). Imam Hanbali (779-855 M).

Ia  lahir di Baghdad dengan nama lengkap Ahmad bin Hanbal. Ia


terbilang murid Imam Syafi’iy, yang pada usia 16 tahun sudah menguasai
ilmu Al-Qur’an, hadis, fiqih dan tauhid. Ia pembangun Madzhab Hanbali
yang sekarang menjadi madzhab resmi kerajaan Arab Saudi. Karya tulis
terbesarnya berjudul : Al-Musnad yang berisi kumpulan sekitar 2.900
hadis Nabi, dan kitab An-Nasikh wal Mansukh.

 Di Bidang Ilmu Akhlak – Tasawuf (Ethika)

 1). Imam Ibnu Miskawaih  (932-1030 M).

Ia seorang filsuf muslim yang ahli di bidang ethika. Bukunya


berjudul : Tadzhibul Akhlaq wa Tat-hirul A’raq (Pendidikan akhlak dan
pencucian jiwa) yang sumber ajarannya diambil dari Al-Qur’an, Hadis dan
filsafat Aristoteles. Karena keahliannya di bidang filsafat, ia mendapat
julukan “Al-Mu’allimus Tsalits” (guru ketiga). Guru pertamanya adalah
Aristoteles, sedang Guru keduanya adalah Al-Farabi.

2). Imam Mawardi (975-1058 M).


Karya tulisnya puluhan judul yang sebagian besar membahas fiqih
dan politik, antara lain berjudul : Al-Ahkamus Sulthaniyyah (berisi politik
/ tatanegara). Di bidang Akhlak, ia menulis buku yang terkenal sampai
saat ini berjudul:  AdabudDunya wad-Din.

3). Imam Ghazali (1058-1111 M).

Ia lahir di Thus (Iran) dengan nama lengkap Abu Hamid Muhamad


bin Muhammad at-Tusi asy-Syafi’iy al-Ghazali. Ia seorang multidisipliner,
yang menguasai berbagai cabang ilmu. Sejak muda ia mempelajari
berbagai ilmu seperti fiqih, tauhid, akhlak-tasawuf, pendidikan dan
filsafat.

Di bidang filsafat ketuhanan (Teologi), Imam Ghazali diakui para


sarjana Barat modern dan sarjana Islam sebagai pemikir ulung dan paling
orisinal sepanjang sejarah, disebabkan usahanya mengkritik habis-habisan
pemikiran ketuhanan (teologi) yang didasarkan pada filsafat Yunani, yang
menurutnya dapat menyesatkan aqidah umat Islam. Maka lahirlah
bukunya yang berjudul “Tahafutul Falasifah” (Kerancuan pemikiran para
filosof), dengan tujuan untuk membentengi umat Islam dari bahaya
berfikir bebas (liberal) secara berlebihan yang mengakibatkan mereka
meninggalkan ibadah. Atas perannya ini ia dijuluki dengan “Hujjatul
Islam” (Argumentasi Islam).

Ia seorang penulis yang sangat produktif dan berkualitas. Jumlah


karangannya lebih dari 100 judul. Buku yang sangat terkenal di seluruh
dunia dan menjadi puncak karya intelektualnya berjudul : Ihya’
‘Ulumiddin (Menghidup-hidupkan ilmu agama), yang berisi
pandangannya tentang ilmu tauhid, syariat, akhlak dan tasawwuf.  Di
Indonesia, buku ini menjadi kajian para kiyai, sarjana, dan santri senior di
setiap pondok pesantren.

 Di Bidang Ilmu Hadis


Sejak jaman Nabi sampai awal pemerintahan bani Umayyah,
hadis-hadis Nabi dilarang untuk ditulis, karena akan dikhawatirkan
bercampur baur dengan tulisan ayat Al-Qur’an. Hadis Nabi baru pertama
kali ditulis dan dibukukan oleh Ibnu Syihab AzZuhri (Wafat tahun 740
M) atas inisiatif kholifah kelima dinasti Umayyah, Umar bin Abdul ‘Aziz.
Sejak saat itu, bermunculan para ulama ahli hadis beserta kitab-kitab hadis
susunannya. Selain imam Malik, imam Syafi’iy dan imam Hanbali, ada 6
orang ulama hadis ternama beserta kitab Hadisnya yang di dunia Islam
lebih dikenal dengan sebutan “Kutubus Sittah” (enam kitab hadis) :

1). Imam Bukhari (wft 870 M). Buku berjudul Shahih Bukhari

2). Imam Muslim (wft. 875 M). Bukunya berjudul Shahih Muslim

3). Imam Ibnu Majah (wft. 886 M). Bukunya : Sunan Ibnu Majah

4). Imam Abu Dawud (wft. 887 M). Bukunya : Sunan Abi Dawud

5). Imam At-Tirmidzi (wft. 892 M). Bukunya : Sunan at-

Tirmidzi

6). Imam An-Nasaiy (wft. 916 M). Bukunya: Sunan An-Nasaiy

Di Bidang Ilmu Pengetahuan Umum

Selama dalam kurun masa kekuasaan dinasti Umayyah dan


Abbasiyah, para cendekiwan muslim bidang Ilmu Pengetahuan Umum
mampu menelorkan hasil penelitian ilmiahnya yang abadi, absah dan dapat
diambil manfaatnya sampai sekarang. Pada umumnya mereka adalah para
ulama (ahli agama) yang menguasai berbagai disiplini ilmu
(multidispliner), namun ada satu atau beberapa ilmu yang menjadi
spesialisasinya.. 
Bidang Ilmu Kosmologi dan Astronomi / Perbintangan

1). Al-Fazari. 

Dia seorang astronomm Islam pertama yang menyusun Astrolabe.


Ia menulis penggunaan lingkaran bundar dan menyiapkan tabel yang
berhubungan dengan tahun-tahun arab. Karyanya antara lain berjudul
Kitab al-Zij (tabel), Al-‘Amal bil Asturlab, Al-Qasidah fi ‘Ulumin
Nujum.

2). Al-Farghani.  

Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad al-Farghani. Di Barat


terkenal dengan nama Alfarganus. Ia seorang astronom terkemuka di
masanya dan terkenal di Barat pada abad pertengahan. Ia menulis buku
ringkasan ilmu astronomi berjudul Harakat al-Samawiyah wa
Jawami’ul-‘ilmin Nujum. Ia menetapkan diameter bumi sepanjang 6500
mil dan menemukan jarak yang paling jauh, serta menemukan diameter
planet-planet.

3). Abu Raihan al-Biruni (973 – 1048 M). 

Dia seorang ahli astronomi, astrologi, matematika dan dan fisika.


Karyanya + 180 judul, diantaranya berjudul At-Tafhim li-awa-ili
shina’atit Tanjim,  yang menjelaskan fenomena alam seperti sinar zodiac
dan air pasang di musim bunga dalam kaitannya dengan tekanan
hidrostatika.

4). Al-Battani (858 – 929 M). 

Nama lengkapnya : Abu Abdillah Muhammad ibn Jabir al-Battani.


Di Barat dkenal dengan nama Albetegni. Karya tulis terbesarnya :
Ma’rifat Matallil Buruj fima baina Arab al-Falak, risalah tentang
astronomi yang dilengkapi dengan tabeltabel. Ia berhasil menentukan garis
lengkung atau kemiringan ekliptik (orbit dimana matahari kelihatannya
bergerak), panjangnya tahun tropis, lamanya musim, serta tepatnya orbit
matahari dan orbit utama planet-planet.

Anda mungkin juga menyukai