Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENEMUAN ISLAM

DISUSUN OLEH : 1. TRIYO WALINGGA


2. PUTRI SALSABILA
3. DIAH LESTARI
4. AHMAD GALIH R.
5. DENI JULIANTO
6. DIMAS IKHLASUL A.

SMP NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG


KEC. SIMPANG PEMATANG
KAB. MESUJI
T.P 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Selama ini sejarah perkembangan sains dan ilmu pengetahuan yang
diajarkan di sekolah formal pada umumnya didominasi oleh nama-nama para
penemu dan ilmuwan Barat. Padahal faktanya orang-orang Islamlah yang pertama
kali menemukan dan mengembangkan beragam pengetahuan itu. Ratusan tahun
silam, sebelum ilmuwan Barat mengenal ilmu pengetahuan dan sains, ilmuwan
muslim telah maju dan berkembang dengan serangkaian penemuan yang
merupakan cikal bakal dari sains modern sekarang.

Ilmuan muslim sangat berjasa dalam berbagai bidang ilmu di dunia,


termasuk bidang Kesehatan. Namun, sayangnya nama – nama tokoh muslim
tersebut tenggelam dan yang muncul kemudian hanya tokoh – tokoh barat. Para
ilmuwan Muslim tak hanya mempelajari buku-buku yang diterjemahkan dari
bahasa Yunani, namun juga mengembangkan, mengkritisi serta menemukan
sesuatu yang baru dalam studi anatomi dan studi lainnya terutama yang
berhubungan dengan kesehatan.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana mengenal lebih dekat para ilmuwan islam dalam bidang kesehatan.

1.3. Tujuan Penulisan


Untuk mengenal lebih dekat para ilmuwan islam terutama dalam bidang
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Ar-Razi (Ilmu Anatomi)


Filosofi Ar-Razi: Ar-Razi dilahirkan pada tahun 846 di Rayy,dekat
Teheran,Iran.Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakariyya ar-
Razi.Di barat,ia dikenal dengan sebutan Razhes.Ia juga sering dijuluki sebagai
GALEN-nyaArab.Galen adalah seorang dokter dan filosof Yunani yang sangat
terkenal.sejak kecil,Ar-Razi telah menunjukkkan minat yang besar terhadap ilmu
pengetahuan. Di bidang medis,Ar-Razi mencurahkan segenap pikirannya untuk
mendiagnosa penyakit cacar.
Dalam salah satu karyanya,Ar-Razi memberikan sebuah informasi yang
amat menarik perhatian para peneliti,yaitu tentang small-pox(penyakit
cacar).Sehubungan dengan itu,ia pun dianggap sebagai dokter pertama yang
meneliti penyakit tersebut.Ar-Razi membedakan penyakit cacar menjadi cacar
air(variola)dan cacar merah(rougella).
Ar-Razi juga menulis sejumlah karya.salah satunya adalah al-judari wa al-
hasbah(cacar dan campak),yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris
oleh J.Ruska dan diterbitkan dengan judul ar-Razi’s buch:geheimnis de
gehemnisse,sejak tahun 1498-1866,al judari wa al hasbah versi bahasa Inggris
teleh dicetak sebanyak empat puluh kali.Buku inilah yang memberikan
pengetahuan tentang seluk beluk penyakit cacar kepada para dokter Eropa.
Selain memperkenalkan penyakit cacar,Ar-Razi juga melakukan
pengobatan khas dengan pemanasan syaraf dan menganggap penting pengobatan
penyakit kepala pening.Lagi-lagi,iaadalah dokter pertama yang melakukan kedua
hal tersebut. Selain itu,ia juga diduga sebagai dokter pertama yang mendiagnosa
penyakit tekanan darah tinggi. Ar-Razi mengungkapkan tentang kyai,yaitu
pengobatan serupa akupuntur .Ia memanfaatkan pengetahuannya tentang titk-titik
penting pada tubuh manusia untuk pengobatan.Caranya ia menusuk titk tersebut
dengan sebatang besi yang pipih dan rucing,yang sebelumnya telah dipanaskan
dengan minyak mawar atau minyak cendana.
Selain itu, Ar-Razi juga memaparkan tentang beberapa macam
luka,penggunaan kayu pengapit dan penyangga(spalk)untuk keperluan patah
tulang,serta injeksi erethal(saluran kencing dan sperma). Lebih jauh lagi,ia
menguraikan jenis sakit perut yang disebutnya batr(potong),dan fatg(koyak).ia
juga menulis tentang penyakit anak-anak. Selama hidupnya,Ar-Razi telah
mengarang sekitar dua ratus buku ilmiah.salah satu diantaranya adalah al
hawi(buku menyeluruh)yang terdiri dari dua puluh jilid.Al hawi pun dianggap
sebagai karya terbesar Ar-Razi.
Buku ini juga dianggap sebagai intisari ilmu Yunani,Syiria,dan
Arab.Kurang lebih setengah abad setelah kematiannya.Buku tersebut baru
ditemukan dua jilid,sebelum akhirnya ditemukan lagi beberapa jilid.Karya Ar-
Razi tersebut tersimpan di berbagai tempat di Eropa. Abu bakar muhammad bin
Zakariya ar-Razi dilahirkan pada bulan sya’ban tahun 251 H. dan wafat pada
bulan sya’ban tahun 313 Hijriyah. Beliau seorang kimiawan yang mampu
mengobati pasiennya dengan makanan. Yang paling banyak membantu beliau
dalam ilmu kimia ialah Jabir bin Hayyan. Dalam kitab Mansuri beliau
menyebutkan semua anggota badan dan menjelaskan fungsinya masing-masing,
beliau menulisnya dengan sangat rinci.
Ahli sejarah sepakat bahwa ar-Razi adalah mercusuar bagi kedokteran
dalam dunia Islam dan barat sampai abad ke tujuh. Abu Bakar Muhammad bin
Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah
seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Ar-Razi juga
diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan
terbesar dalam Islam. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat
pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia,
matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn
bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin
sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit
Muqtadari di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad,
ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit
cacar. Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi
asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada
salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium
bunga mawar pada musim panas.
Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai
mekanisme tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga
berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga
mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri. Ar Razi (abad ke8);
pengarang kitab Sirr Al Asrar (rahasianya rahasia) tentang penyulingan minyak
mentah, pembuatan ekstrak parfum/minyak wangi (sekarang Perancis yang
terkenal), ekstrak tanaman untuk keperluan obat, pembuatan sabun, kaca warna-
warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat warna,
bahan-bahan dari kulit, Mengembangkan penelitian tentang penyakit wanita dan
kebidanan, penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar.

2. Ibnu an-Nafis (Konsep Sirkulasi Pernafasan)


Filosofi Ibnu an-Nafis : Nama lengkap Ibnu Nafis adalah al-Din Abu al-
Hasan Ali Ibn Abi al-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi. Dia biasa dipanggil dengan
Ad-Dimasyqi, karena ia dilahirkan di Syam dan awal masa mudanya ia habiskan
di kota Damaskus, sebagaimana dia juga dipanggil dengan Al Mishri, karena ia
telah mengabiskan sebagian besar usianya di kota Cairo dan memiliki ikatan yang
kuat dengan Mesir dan penduduknya. Selain itu, ia juga mempunyai nama
panggilan lain, yaitu The Second Avicenna (Ibnu Sina Kedua), yang diberikan
oleh para pengagumnya. Ibnu Nafis lahir pada tahun 1213 di Damaskus referensi
lain menyebutkan ia dilahirkan di Syria pada tahun 607 H (1210 M).
Ia menghabiskan masa kecilnya di kota tersebut hingga menjelang dewasa.
Dia tinggal dan menetap di Mesir hingga ajal menjemputnya. Setelah
menyelesaikan pendidikan dasarnya, Ibnu Nafis menempuh pendidikan
kedokteran di Medical College Hospital. Gurunya adalah Muhalthab al-Din Abd
al-Rahim. Selain itu, ia juga mempelajari hukum Islam. Di kemudian hari, selain
sebagai dokter, Ibnu Nafis juga dikenal sebagai pakar hukum Islam bermazhab
Syafi'i. Pada tahun 1236, setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang
kedokteran dan hukum Islam, Ibnu Nafis meninggalkan tanah kelahirannya
menuju Kairo, Mesir.
Di sana, ia belajar di Rumah Sakit al-Nassiri. Prestasinya yang gemilang
membuat ia kemudian ditunjuk sebagai direktur rumah sakit tersebut. Sebagai
seorang dokter, Ibnu Nafis tidak pernah merasa puas dengan ilmu kedokteran
yang dimilikinya. Ia terus memperkaya pengetahuannya melalui berbagai
observasi. Hal inilah yang membuat namanya terkenal.
Ia adalah dokter pertama yang mampu menerangkan secara tepat tentang
paru-paru dan memberikan gambaran mengenai saluran pernapasan, juga interaksi
antara saluran udara dengan darah dalam tubuh manusia. Ibnu Nafis dikenal
sebagai seorang dokter muslim yang mempunyai pendapat dan pemikiran yang
masih murni, terbebas dari berbagai pengaruh Barat. Dalam studinya, Ibnu Nafis
menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, survei, dan percobaan. Ia
mempelajari ilmu kedokteran melalui pengamatan terhadap sejumlah gejala dan
unsur yang mempengaruhi tubuh. Menurut Ibnu Nafis, selain melakukan
pengobatan, memeriksa unsur-unsur penyebab munculnya penyakit juga perlu.
Selain itu, ia juga memaparkan mengenai fungsi pembuluh arteri dalam
jantung sebagai pemasok darah bagi otot jantung (Cardiac Musculature).
Penemuannya mengenai peredaran darah di paru-paru ini merupakan penemuan
yang menarik. Sehubungan dengan hal itu, Nafis dianggap telah memberikan
pengaruh besar bagi perkembangan ilmu kedokteran Eropa pada abad XVI. Lewat
penemuannya tersebut, para ilmuwan menganggapnya sebagai tokoh pertama
dalam ilmu sirkulasi darah.
Pendapat yang diyakini selama ini, teori mengenai sirkulasi paru-paru
(kaitan antara pernafasan dan peredaran darah) ditemukan oleh ilmuwan eropa
mulai abad ke 16. Penggiatnya berturut-turut ialah servetus, Vesalius, Colombo,
dan terakhir Sir William Harvey dari Inggris. Namun dengan meneliti berbagai
manuskrip dan objek sejarah lain maka kejelasan diungkapkan bahwa penemu
sirkulasi paru – paru adalah Ibnu an-Nafis pada abad ke 13. Dr. Muhyo al-Deen
al-Tawi, psikawan mesir menemukan sebuah tulisan berjudul "Commentary on
The Anatomy of Canon of Avicenna" di perpustakaan nasional prussia, berlin.
Belakangan diketahui bahwa tulisan itu karya Ibnu an-Nafis. Ini juga
mengungkap sesuatu yang mengejutkan, yaitu diskripsi pertama di dunia
mengenai sirkulasi paru – paru. ibnu Nafis atau Ibn Al-Nafis Damishqui,
merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah
dalam tubuh manusia (pada 1242).
Penggambaran kontemporer proses ini telah bertahan. Khususnya, ia
merupakan orang pertama yang diketahui telah mendokumentasikan sirkuit paru-
paru. Secara besar-besaran karyanya tak tercatat sampai ditemukan di Berlin pada
1924. Dia lahir di Damaskus (kini wilayah Suriah) tahun 1210 dan meninggal di
Kairo (kini wilayah Mesir), 17 Desember 1288 pada umur 77/78 tahun)

3. Al-Balkhi (Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa)


Filosofi Al-Bakhi : Jauh sebelum barat mengenal metode penyembuhan
penyakit jiwa dan tempat perawatannya, pada abad ke 8 M. Di kota baghdad telah
didirikan rumah sakit jiwa atau insane asylums oleh para dokter dan psikolog
islam. Hal itu disampaikan oleh Ibrahim B. PhD. Dalam bukunya yang berjudul:
“Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times”.
Konsep kesehatan mental atau at-Tibb ar-Ruhani pertama kali
diperkenalkan di dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter persia bernama Abu
Zayd Ahmad Ibnu Sahl al-Balkhi, beliau lahir pada tahun 850 dan wafat pada
tahun 934. Dalam bukunya berjudul “Masalih al-Abdan wa an-Anfus”, Al-Balkhi
berhasil menghubungkan peyakit antara tubuh dan jiwa. Beliau menggunakan
istilah ath-Thibb ar-Ruhani untuk menjelaskan kesehatan spritual dan psikologi.

4. At-Tabrani (Terapi Konseling & Psikoterapi)


Selain al-Balkhi, peradaban islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama
Ali ibnu Sahl Rabban at-Tabari. Lewat kitab Firdaus al-Hikmah yang ditulisnya
pada abad ke 9 M., beliau telah mengembangkan psikoterapi untuk
menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Beliau menekankan
kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.

5. Az-Zuhr (Penemu Penyakit Saraf)


Filosofi Az-Zuhr : Ibnu Zuhr alias Evenzoar juga berhasil mengungkap
penyakit syaraf secara akurat. Ibnu zuhr juga telah memberi sumbangan yang
berarti bagi neuropharmakology modern. Namun, Sejarawan francis, Bacon,
menyebut al-Haitham sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar – dasar
psychophysics dan psikologi eksperimental.
Berdasarkan penulusurannya, ia yakin bahwa al-Haitam adalah sarjana
pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi. Boleh az-Zuhr,
boleh juga al-Haitam, tapi yang jelas dunia kedokteran berutang begitu banyak
terhadap ilmuwan muslim di era keemasan. Dokter muslim di era kekhalifahan
merupakan perintis diagnosis dan penyembuhan beragam penyakit.

6. Al-Jahiz (Peletak Dasar Teori Revolusi)


Filosofi Al-Jahiz : Beliau bernama lengkap Abu Utsman amr bin Bahr al-
Fuqaymi al-Bashri. Julukan al-Jahiz diberikan oleh masyarakat sekitar karena
bentuk matanya yang unik. Menurut catatan sejarah, beliu keturunan Abesinia,
berkulit hitam, dan berpenampilan sangat sembarangan. Pokok pikiran al-Jahiz
dipertajam oleh cendikiawan muslim, Ibnu Miskawaih dan kamaluddin ad-
Damiri. Al-Jahiz telah menulis lebih dari 100 judul buku meliputi bidang biologi,
botani, zoology, sosiologi, polotik, dan ekonomi, namun hanya sekitar 30 judul
yang bisa diselamatkan ketika perpustakaan baghdad dibakar oleh Hulagu Khan.
Sebagai seorang muslim, al-Jahiz meyakini hanya Allah yang menciptakan
seluruh eksistensi di jagad raya. Ketika Allah Swt menciptakan makhluk, Allah
melengkapinya dengan kemampuan bervolusi. Dan hanya Allah swt yang
merupakan zat yang tak pernah berubah. Disegi aliran, mungkin al-Jahiz agak
cenderung ke mu’tazilah karena gurunya merupakan orang yang cenderung
kepada aliran tersebut.

7. Thabib Bin Qurra (Penulis dan pemikir bidang kesehatan)


Filosofi Thabib Bin Qurra: Thabib bin Qurra lahir di Haran (turki) dan
meninggal di baghdad (irak). Di bidang metematika beliau telah meletakkan asas
pertama metematika modern dibawah tajuk hisab calculus Beliau juga telah
menulis buku "Muqaddimah li al-Ilm al-‘adad", yaitu salah satu sumber dasar bagi
orang islam di dalam ilmu bilangan. Di bidang astronomi, beliau telah bekerja di
pusat kajian yang dibina oleh khalifah al-Makmun di baghdad pada tahun 851 M.
Di bidang kedokteran beliau telah menghasilkan karya seperti kitab "zakhirah"
yang merupakan karya terpenting beliua, juga kitab “Auja’il kalli wa al-Masani”,
kitab “al-Maulud ibn sab’ata asyar”, dan beliua telah menerjemahkan karangan
galinous yang bertajuk “jawami al-adawiyati al-Mufradah”

8. Abu Al Zahraw Filosofi abu al zahraw (Penemu Gips Era Islam)


Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan
yang berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan
patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era
modern ini . Sebagai seorang dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam
mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern ini.Al Zahrawi lahir
pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang terletak di dekat Kordoba
di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara modern Spanyol di Eropa .
Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd
Al rahman Al Nasir III yang berkuasa antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah
Al Zahrawi merupakan seorang penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di
Andalusia yang bernama Abbas . Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter
yang hebat juga termasyhur karena sebagai seorang Muslim yang taat. Dalam
buku Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan
Viliyuddin Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang
sufi .Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-
cuma. Dia sering kali tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia
menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian
dari amal atau sedekah. Dia merupakan orang yang begitu pemurah serta baik
budi pekertinya .
Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter
pribadi Khalifah Al Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang
merupakan putra dari Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II
sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai tahun 976. Salah satu sumbangan
pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan ilmu
kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi penderita patah tulang maupun
geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang
yang geser bisa kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut digips
atau dibalut semacam semen.
Dalam sebuah risalahnya, dia menuliskan, jika terdapat tulang yang
bergeser maka tulang tersebut harus ditarik supaya kembali tempatnya semula.
Sedangkan untuk kasus masalah tulang yang lebih gawat, seperti patah maka
harus digips.Untuk menarik tulang lengan yang bergeser, Al Zahrawi
menganjurkan seorang dokter meminta bantuan dari dua orang asisten. Kedua
asisten tersebut bertugas memegangi pasien dari tarikan .
Kemudian lengan harus diputar ke segala arah setelah lengan yang koyak
dibalut dengan balutan kain panjang atau pembalut yang lebih besar. Sebelum
dokter memutar tulang sendi sang pasian, dokter tersebut harus mengoleskan
salep berminyak ke tangannya. Hal ini juga harus dilakukan oleh para asisten yang
ikut membantunya dalam proses penarikan. Setelah itu dokter menggerakan
tulang sendi pasien dan mendorong tulang tersebut hingga tulang tersebut kembali
ke tempatnya semula. Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab
Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan
untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi ..
Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi.
Kitab Al Tasrif sendiri begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa
bahasa oleh para penulis. Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada
tahun 1519 dengan judul Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii. Salah
satu risalah buku tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh
Simone di Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13.
Salinan Kitab Al Tasrif juga juga diterbitkan di Venice pada tahun 1471
dengan judul Liber Servitoris. Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga
diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerardo van Cremona di Toledo pada
abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia. Dengan demikian kitab
karya Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi
dunia. Kitabnya yang mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang
digunakan Al Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai
kampus-kampus.Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur pada
zamannya. Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal, bukunya tetap
menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai belahan dunia. Prinsip-prinsip
ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum jurusan kedokteran di
seluruh Eropa.

9. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham Abu Ali Muhammad al-
Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham (Basra,965 – Kairo 1039)
Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen,
adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika,
geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan
mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti
Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang
lain: Physics,Optics, Mathematics.

10. Abu Musa Jabir bin Hayyan Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu
Hayyan
Abu Musa Jabir bin Hayyan Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu
Hayyan Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-
815 M. Dia adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan
dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan kita
mengenal sebagai ilmu kimia. Bidang keahliannya, (dimana dia mengadakan
peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan
sebagainya.

11. Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-
Kindi
Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-
Kindi Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah
menjadi semacam adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan
nama-nama orang terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui
apakah orang tersebut muslim atau bukan. Tetapi para sejarawan kita sendiri
maupun barat mengetahui dari buku-buku yang ditinggalkan bahwa mereka
adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat diketahui dalam bentuk
tulisan ilmiah mereka sendiri.
Al Khindi ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli
matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan
Yunani kuno. Al-Kindi adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang
bidang disiplin ilmunya adalah: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu
Kedokteran.

12. Abul Hakam Umar


Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani Abul
Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani adalah
cendekiawan besar abad ke-12 dari Kordoba, Al-Andalus. Ia adalah murid dari
Maslamah Al-Majriti. Ia mempelajari dan berkarya di bidang bidang geometri dan
logika.
Menurut muridnya Al-Husain bin Muhammad Al-Husain bin Hayy Al-
Tajibi, “tak ada yang sepandai Al-Kirmani dalam memahami geometri atau
jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya yang tersulit, dan dalam
mempertunjukkan seluruh bagian dan bentuknya.” Ia lalu pindah ke Harran, Al-
Jazirah (sekarang terletak di Turki). Disana ia mempelajari geometri dan
kedokteran. Ia lalu kembali ke Al-Andalus dan tinggal di Sarqasta (Zaragoza). Ia
diketahui menjalankan praktik bedah seperti amputasi dan kauterisasi.

13. Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf ibn al-
Abbas az-Zahrawi
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf ibn al-
Abbas az-Zahrawi adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam
abad Pertengahan. Dia lahir di Madinatuz Zahra’, 936 – 1013 yang dikenal di
Barat sebagai Abulcasis. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik
kedokteran yang terdiri atas 30 jilid. Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di
sekitar Kordoba, Spanyol.
Di kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama “El
Zahrawi”. Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari
kekhalifahan Umayyah. Al-Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran,
termasuk di antaranya tentang gigi dan kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan ke
bahasa Latin oleh Gerardo dari Cremona pada abad ke-12, dan selama lima abad
Eropa Pertengahan, buku ini menjadi sumber utama dalam pengetahuan bidang
kedokteran di Eropa. Bidang lain: Surgery, Medicine.

14. Ibnu Rushd Ibnu Rushd


Nama lengkapnya Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad adalah ahli
falsafah, perubatan, matematik, teologi, ahli fikah mazhab Maliki, astronomi,
geografi dan sains. Rushd lahir 1126 dan meninggal dunia 1198. Dilahirkan di
Sepanyol dan meninggal dunia di Maghribi, beliau adalah ahli falsafah yang
paling agung pernah dilahirkan dalam sejarah Islam. Pengaruhnya bukan sahaja
berkembang luas didunia Islam, tetapi juga di kalangan masyarakat di Eropah. Di
Barat, beliau dikenal sebagai Averroes dan bapa kepada fahaman sekularisme.

15. Abu Raihan Al-Biruni Abu Raihan Al-Biruni


Abu Raihan Al-Biruni Abu Raihan Al-Biruni merupakan matematikawan
Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara,
sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang
matematika, filsafat, obat-obatan. Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di
Khawarazmi, Turkmenistan.
Beliau merupakan Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang
pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Abu Raihan Al-Biruni merupakan
teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu
Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat
sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma’mun Khawarazmshah.

16. Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi


Hidup antara tahun 864-930 dan namanya dilatinkan menjadi Razes.
Seorang dokter klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu
penelitian Al-Kimi atau sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia. Didalam
penelitiannya pada waktu itu Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi sudah
menggunakan peralatan khusus dan secara sistimatis hasil karyanya dibukukan,
sehingga orang sekarang tidak sulit mempelajarinya. Disamping itu Al-Razi telah
mengerjakan pula proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi dan sebagainya dan
bukunya tersebut merupakan suatu buku pegangan Lboratorium Kimia yang
pertama di dunia. Bidang lain: Medicine, Ophthalmology, Smallpox , Chemistry,
Astronomy.

17. Ibnu Sina Abu Ali Al-Husein


Ibnu Sina atau dikenal dengan nama Avicenna, yang hidup antara tahun
986-1037 M. Seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga
kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais. Keistimewaannya antara lain pada
masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah
mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu, bidang keahliannya
adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang
Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy. Ibnu Sina (1037) dikenal oleh
barat dengan nama Aveciena; ilmuwan ensiklopedi, dokter, psikolog, penulis
kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat),
menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes dan
penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.

18. Fakhruddin Razi Fakhruddin Razi (1290)


Ahli matematika, ahli fisika, tabib/dokter, filosof, penulis ensiklopedia
ilmu pengetahuan modern.

19. Ibnu Thufail Ibnu Thufail (1185)


Dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn
Yaqzan kemudian dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya
Robinson Crusoe

20. Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh


Filosofi Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh : ibnu Bajjah
atau lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh merupakan
filsuf dan dokter Muslim Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya,
Avempace. Ia lahir di Saragossa di tempat yang kini bernama Spanyol dan
meninggal di Fez pada 1138.
Pemikirannya memiliki pengaruh yang jelas pada Ibnu Rushdi dan Yang
Besar Albert. Kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap (atau teratur baik)
karena kematiannya yang cepat. Ia memiliki pengetahuan yang luas pada
kedokteran, Matematika, dan Astronomi. Sumbangan utamanya pada filsafat
Islam ialah gagasannya pada Fenomenologi Jiwa, namun sayangnya tak lengkap.
Ekspresi yang dicintainya ialah Gharib dan Motivahhed ekspresi yang diakui dan
terkenal dari Gnostik Islam. \

21. Az Zahra Az Zahra (939);


Pembuat alat bedah/pembedahan , teknik dan jenis pengoperasian,
pengembangan ilmu kedokteran gigi dan operasi gigi serta peralatan bedah gigi.

23. Al Ibadi Al Ibadi (873);


Pengarang buku tentang anatomi mata, otak dan syaraf optik,
permasalahan pada mata.Ibnu Fadlan (abad 10); membuat daftar koordinat daerah
Volga-Caspian (daerah Rusia) dan sosiologi daerah tersebut.

24. Ibnu Rusyd Ibnu Rusyd


(Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, dalam bahasa Latin Averroes, adalah seorang
filsuf dari Spanyol (Andalusia). Dia lahir tahun 1126 – Marrakesh, Maroko, dan
meninggal 10 Desember 1198). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat,
kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir
semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani
(Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang
dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd
tentang akidah dan sikap keberagamaannya. Ibnu Rusyd adalah seorang jenius
yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya
sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai “Kadi” (hakim) dan fisikawan.
Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas
filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan,
termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu
Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya semua ilmu hanya milik Allah SWT oleh karena itu kita
harus banyak bersyukur atas nikmat Allah kepada kita. Dalam Ilmu kesehatan
banyak kita ketahui ilmuwan muslim yang berperan didalamnya, baik dari ilmu
kedokteran hingga penerapan pola hidup sehat kepada masyarakat. Seperti kita
ketahui bersama bahwa banyak dari ilmuwan kafir yang memanfaatkan ilmu dari
ilmuwan muslim baik dengan cara baik dan tidak baik. Hanya Allah yang Maha
melihat dan Maha mengetahui.

3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui dan mengetahui
peran Islam dan Ilmuannya di dunia khususnya bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Supriyadi, Dedi,dan Abdul Jaliel, Maman. 2008. Sejarah peradaban Islam.


Bandung: Pustaka Setia.
2. Anonim. 2013. http://munsypedia.blogspot.com/2013/08/10-ilmuwan-
muslim-terbesar-dan-terhebat.html#ixzz3UUo5uAWP. Diakses 10 Januari 2017
3. M. Abdurrahman, Yusuf. 2013. Cara-Cara Belajar Ilmuwan-Ilmuwan
Muslim
Pencetus Sains-Sain Canggih Modern. Yogyakarta. Diva Press
4. Masood, Ehsan 2009. Saince & Islam (Ilmuwan-Imuwan Muslim Pelopor
Hebat di Bidang Sains Modern). Jakarta. Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai