Oleh
Irvaldo
200801018
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS MHAMMADIYAH RIAU
2021/2022
A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau yang biasa disebut IPTEK
sekarang sudah mengalami begitu banyak kemajuan yang sangat sangat pesat. Poin
utama dari perkembangan iptek sendiri adalah untuk menciptakan perubahan
kehidupan manusia yang lebih baik dari sebelum- sebelumnya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat erat kaitannya dengan
ilmuwan atau orang yang menemukan teknologi tersebut. Ilmu pengetahuan dan
teknologi sendiri merupakan aktivitas manusia atau dapat di katakan suatu kegiatan
yang di lakukan oleh satu orang atau lebih untuk membentuk suatu proses berkarya.
Seseorang yang melakukan kegiatan tersebut biasanya di sebut ilmuwan.
Ilmuwan adalah seseoarang yang ahli dan memiliki banyak ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam suatu atau banyak bidang tertentu. Dalam Islam ilmuwan sangat
berpengaruh bagi perkembangan berbagai macam ilmu pengetahuan. Salah satunya
Muhammad bin Zakariya ar-Razi merupakan seorang ilmuwan serbabisa. Berikut
biografi singkatnya.
B. Pembahasan
Biografi
Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Masehi dan meninggal pada tanggal 9
Oktober 925 Masehi. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak
di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di
kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya.
Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan
filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian
berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai
kerajaan dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tashim.
a) Bidang kedokteran
“Jika kamu bisa merawat pasien dengan makanan sehat, maka hentikan penggunaan obat-
obatan. Jika Anda merawat pasien dengan obat-obatan, maka hindari obat-obatan
majemuk (beraneka macam).”
Ar Razi adalah ilmuwan pertama yang bisa membedakan antara cacar dan campak.
Dia juga dapat memberi gambaran detail mengenai gejala dua penyakit tersebut
Dia adalah ilmuwan pertama yang mengembangkan teknik menjahit di kedokteran
Dia adalah ilmuwan pertama yang memperkenalkan senyawa kimia dalam
pengobatan
Dia adalah ilmuwan pertama yang bereksperimen dengan merkuri pada monyet untuk
mempelajari pengaruhnya pada tubuh mereka. Dia adalah pelopor penelitian
eksperimental yang menggunakan obat pada hewan untuk melihat efek dari obat. Jika
aman, obat tersebut baru akan digunakan pada manusia
Dia adalah dokter pertama yang melakukan penelitian hubungan beberapa penyakit
dengan faktor keturunan
Ar Razi adalah dokter yang memperhatikan dampak psikologis saat merawat pasien.
Ia selalu menasehati muridnya untuk menyemangati pasien bahwa mereka akan
segera sembuh.
Ar Razi melibatkan berbagai cara untuk memantau kondisi pasien, seperti:
memeriksa gejala pada kulit dan mata, menguji ritme pernapasan, suhu badan, denyut
nadi, dan urin pasien
Ar Razi memiliki cara unik dalam memilih tempat untuk membangun rumah sakit. Ia
meletakan potongan daging di berbagai tempat di kota. Ia akan memilih lokasi
terbaik yang tidak membuat daging cepat busuk.
b) Bidang kimia
Banyak ilmuwan menganggap Abu Bakar Ar Razi sebagai bapak kimia modern.
Ia berkontribusi dalam membagi bahan baku menjadi 4 golongan, yaitu: logam,
tumbuhan, hewan, dan bahan turunan. Dia juga membagi logam menjadi 6 kategori sesuai
karakteristik dan atributnya. Ar Razi juga adalah ilmuwan yang menyebut asam sulfat
sebagai minyak vitriol atau vitriol hijau.
Ar Razi pernah mengekstraksi alkohol dari tepung dan sakarin yang difermentasi.
Yang menarik, dia juga adalah ilmuwan pertama yang menerapkan ilmu pengetahuan
kimia dalam pengobatan. Ia dapat meneliti efek obat dalam mengaktifkan reaksi kimia
dalam tubuh pasien.
c) Bidang fisika
Abu Bakar Ar Razi adalah seorang sarjana pertama yang mengkritik teori
penglihatan mata oleh Euclid. Teori Euclid menyatakan bahwa mata manusia bisa melihat
karena dapat mengeluarkan sinar yang dipancarkan dari mata dan mengenai suatu benda.
Ar Razi berpendapat bahwa penglihatan manusia terjadi akibat pancaran sinar dari benda
yang memantul kemudian diterima atau dilihat oleh mata. Pendapatnya sama seperti Ibnu
Haitham yang menyangkal teori Euclid.
d) Buku Al-Hawi
Buku Al Hawi adalah karya terbesar yang ditulis oleh Abu Bakar Ar Razi. Dia
menghabiskan waktu 15 tahun untuk menulis buku ini. Di dalam buku ini tersimpan
catatan keterampilan Ar Razi dalam dunia kedokteran. Ia memiliki pengamatan yang
cermat, pengetahuan yang mendalam, dan kemampuan menarik kesimpulan yang sangat
jelas.
Kontribusi Ilmuwan
Bidang kedokteran
Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis:
"Pernyataan pertama yang paling akurat dan terpercaya tentang adanya wabah
ditemukan pada karya dokter Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia
menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan
perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah tersebut."
Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku
pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda.
Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa
lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates
dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.
Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi: "Kemunculan cacar ditandai oleh
demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi
yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala tersebut
bergabung dan gatal terasa di semua bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai
bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah
satu gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada
tenggorokan."
Farmasi
Etika krdokteran
Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat
baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Manfaat temuaan
Kesimpulan