Anda di halaman 1dari 9

Kemajuan Peradaban Islam di

Bidang Kesehatan Pada Khilafah


Abasiyah
Dinasti Abbasiyah adalah kekhalifahan ketiga yang berdiri setelah wafatnya Nabi
Muhammad. Kekhalifahan ini didirikan oleh dinasti keturunan dari paman Nabi
Muhammad, Abbas bin Abdul-Muttalib. Kekhalifahan Abbasiyah resmi memerintah
sebagai khalifah setelah menggulingkan Bani Umayyah pada 750 masehi. Kekuasaan
dinasti ini berlangsung selama lima abad, yakni dari tahun 750 hingga 1258 M.

Selama masa pemerintahannya, Kekhalifahan Abbasiyah menerapkan pola


pemerintahan yang berbeda-beda, sesuai perubahan politik, sosial, dan budaya. Salah satu
pencapaian terbesarnya adalah berhasil menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan
dunia.
● Kontributor besar Islam dalam sejarah dunia kedokteran adalah pendirian rumah sakit yang
dibiayai oleh uang zakat. Ada bukti-bukti bahwa rumah sakit ini berdiri pada abad ke-8 dan
dengan segera menyebar ke seluruh dunia Islam.

Rumah sakit-rumah sakit ini tidak hanya merawat mereka yang membutuhkan, namun juga mengirim
para dokter dan bidan ke daerah-daerah yang miskin dan padat penduduk, serta memberikan tempat
bagi para dokter dan staff rumah sakit untuk melakukan penelitian dan eksperimen. Tiap rumah sakit
memiliki spesialisasinya sendiri, seperti rumah sakit khusus lepra, orang cacat, dan mereka yang renta.

● Sistem pendidikan dokter tersusun dengan sangat baik, biasanya menggunakan sistem tutoring
sebagai basis, dan dengan banyaknya dokter spesialis terkenal di berbagai daerah membuat
perjalanan para murid dari satu kota ke kota lain tidak sia-sia karena mereka belajar dari yang
terbaik. Sebagai tambahan, para dokter Islam sangat cermat dengan catatan mereka, sebagian
karena catatan mereka akan digunakan untuk menyebarkan ilmu, namun juga dijadikan barang
bukti kalau-kalau mereka dituduh melakukan malpraktek.
Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran dalam Islam dikenal dengan nama at-Tib. Orang-
orang Barat bahkan juga menuntut ilmu di universitas milik umat
Islam. Para dokter muslim yang terkenal adalah sebagai berikut.
• Ibnu Sina, dikenal sebagai Bapak Pengobatan Modern
• Ar-Razi, karyanya berjudul al-Hawi yang membahas
tentang campak dan cacar
Bapak Kedokteran Islam: Ar-Razi
• Muhammad ibn Zakariya Ar-Razi dikenal di Eropa dengan nama Rhazes (850-
923), adalah peneliti Islam terdepan dalam bidang kedokteran. Seorang penulis
produktif yang menghasilkan lebih dari 200 buku tentang kedokteran dan
filosofi, termasuk sebuah buku kedokteran yang belum selesai, yang
mengumpulkan seluruh ilmu kedokteran dalam dunia Islam ke dalam satu buku.
Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi salah satu tulang
punggung sejarah kedokteran Barat.
• Ar-Razi juga terkenal akan hasil kerjanya dalam memperbaiki metode ilmiah dan mempromosikan eksperimen dan
observasi. Aksi beliau yang paling terkenal adalah penentuan lokasi rumah sakit di Baghdad. Ketika Ar-Razi
ditanya dimanakah beliau akan membangun rumah sakit di Baghdad, beliau menggantung sejumlah daging di
sekeliling Baghdad, dan memilih tempat dimana dagingnya paling tidak busuk. Beliau menyimpulkan bahwa para
pasien akan memiliki lebih sedikit resiko terkena sejumlah penyakit dan pencemaran di tempat tersebut. Beliau
menjabat sebagai direktur rumah sakit tersebut hampir sepanjang karirnya dan melakukan sebagian besar
penelitiannya yang memajukan dunia kedokteran Islam
• Ar-Razi menulis secara ekstensif pada pentingnya hubugan antara pasien dan dokter, percaya bahwa dokter dan
pasien harus membentuk hubungan yang berdasar pada kepercayaan. Jika tugas dokter adalah membantu pasien,
maka tugas pasien adalah mengikuti petunjuk dokter. Seperti Galenus, beliau percaya bahwa pendekatan holistik
dalam pengobatan adalah hal krusial, dengan mempertimbangkan background pasien dan penyakit yang diderita
oleh keluarga dekat sebagai bagian dari pengobatan modern.
• Pencapaian beliau lainnya yang luar biasa adalah pengertiannya akan sifat sebuah penyakit, yang
sebelumnya hanya melibatkan gejala, namun Ar-Razi membuat sebuah terobosan dengan melihat faktor
apa saja yang menyebabkan gejala-gejala tersebut. Pada kasus cacar dan campak  beliau menyalahkan
darah, dan karena saat itu mikroba belum ditemukan, maka ini adalah pernyataan yang masuk akal.
• Ar-Razi menulis secara ekstensif mengenai fisiologi manusia dan memahami bagaimana otak dan sistem
syaraf mengoperasikan otot. Sayangnya, Muslim di masa tersebut dilarang melakukan pembedahan
mencegah Rhazes menyempurnakan studinya di area ini.
Ibnu Sina
Bapak Pengobatan Modern, begitulah
sebagian orang menjulukinya. Ibnu
Sina yang di dunia Barat dikenal
dengan nama Avicenna, disebut- sebut
sebagai dokter muslim pertama yang
menerapkan kromoterapi dalam
pengobatannya. Hal tersebut
dicantumkan dalam karyanya Al-
Qanun fi At-Thibb (The Canon of
Medicine).
Ibnu Sina
Dia mempelajari kedokteran sejak usia
16 tahun. Bahkan memperoleh
predikat sebagai seorang fisikawan
pada usia 18. Dalam dunia
kedokteran, ia tak hanya mempelajari
teori kedokteran, tetapi juga
perawatan/pelayanan pada orang sakit.
Melalui perhitungannya sendiri, ia
menemukan metode-metode baru dari
perawatan/pengobatan

Anda mungkin juga menyukai