Anda di halaman 1dari 10

LITERATUL PERADABAN ISLAM DI DUNIA KEDOKTERAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Islam & Sains”


Dosen Pengampu: Pak Surahman, M.E

Disusun Oleh:
Azzahra Zulfa Pratiwi (231410118)
Ekonomi Syariah / 1C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASSANUDIN
TAHUN AJARAN 2023/2024
LATAR BELAKANG

Dalam dunia Islam, Ilmu kedokteran Islam merupakan salah satu bagian peradaban Islam
yang paling masyhur. Selama abad pertengahan, ilmu kedokteran Islam dikaji di dunia Barat.
Ilmu kedokteran Islam lahir sebagai pembaruan ilmu kedokteran Yunani yang dirintis
oleh Hipokrates dan tradisi Galen dengan teori serta praktik bangsa Persia dan India.
Penghubung yang paling penting antara tradisi kedokteran Islamdan tradisi kedokteran
sebelumnya adalah perguruan di Jundisapur (sekarang wilayah Iran). Para dokter aliran
Nestoria mengajarkan dan mempraktikkan kedokteran Yunani. Sementara itu, pengaruh
kedokteran India mulai ada di Jundisapur.
Pengaruh langsung pertama kedokteran Jundisapur dalam kalangan Islam terjadi pada
tahun 865 M. Pada waktu itu, Khalifah Abu Ja'far al-Mansyur meminta para dokter Jundisapur
mengobatinya dari penyakit dyspepsia atau menahun (peradangan selaput lendir lambung).
Dokter Jirjis Bukhtyishuri dapat menyembuhkan penyakit Khalifah Abu Ja'far al-Mansyur
tersebut. Keberhasilan itu membuat Khalifah Abu Ja'far al-Mansyur memindahkan pusat
kedokteranJundisapur ke Baghdad.
Pada pemerintahan Bani Abbasiyah, rumah sakit menjadi pusat pengajaran ilmu
kedokteran. Sementara itu, aspek teoritisnya dibahas di masjid dan madrasah. Selain terdapat
pusat pengajaran ilmu kedokteran, banyak pula buku- buku kedokteran yang diterjemahkan
dari bahasa Yunani, Persia, dan India kedalam bahasa Arab. Pada masa pemerintahan Harun
ar-Rasyid, terdapat 800 orangdokter di Kota Baghdad. Hal itu menunjukan kemajuan ilmu
kedokteran pada masa itu.
Kegiatan penerjemahan ilmu kedokteran ke dalam bahasa Arab merupakan awal
munculnya tokoh kedokteran Islam. Banyak ilmuwan muslim menulis kitab kedokteran. Ahli
kedokteran Islam pada mulanya mendirikan tempat-tempat penelitian dan praktik dengan alat
yang didatangkan dari Yunani. Dalam perkembangannya, mereka mendapat temuan-temuan
asli dalam ilmu kedokteran. Kitab-kitab yang mereka karang jauh lebih maju daripada kitab-
kitab terjemahan. Jika pada abad ke 8 M-ke 9 M orang Islam masih menjadi murid, pada abad
ke10M -ke 11M mereka menjadi guru bagi orang-orang Kristen dan Yahudi.Pengarang
kedokteran pertama Islam adalah Ali bin Rabban at-Tabari yang menulis Firdaus al-Hikmah
pada tahun 850 M. Karyanya memuat berbagai hal dalam bidang patologi, farmakologi, dan
diet. Buku itu juga menjadi tanda munculnya aliran kedokteran yang baru pada waktu itu.
Setelah at-Tabani, lahir ratusan dokter dan ilmuwan kedokteran Islam,seperti ar-Razi,
Ali bin al-Abbas, Ibnu Sina, Jabir bin Hayyan, al-Kindi, dan al-Farabi. Sejak saat itu mulai dari
Baghdad, Mesir, Suriah, Persia (Iran), Spanyol,Afrika Utara, sampai India banyak sekali tabib
(dokter) yang muncul. (BukuSejarah)
II. Sejarah Perkembangan Ilmu Kedokteran

2.1. Awal Perkembangan Sebelum Islam


Seperti ungkapan Dr. Ezzat Abouleist di statemen awal pendahuluan,
“Ilmu kedokteran tidak lahir dalam waktu semalam”. Keilmuan yang berkembang
dan praktek-prakteknya tidak tanpa mula. Tapi mempunyai sejarah panjang yang dihasilkan
para pendahulu hingga hasilnya dapat dilihat saat ini. Awal mula kelahirannya dimulai pada
masa peradaban Yunani. Dan bangsa-bangsa lainsekitar pada masa itu.
Dalam peradaban Yunani, orang Yunani Kuno mempercayai Asclepiussebagai dewa
kesehatan. Pada era ini, menurut penulis Canterbury Tales, GeoffreyChaucer, di Yunani telah
muncul beberapa dokter atau tabib terkemuka. Tokoh Yunani yang banyak berkontribusi
mengembangkan ilmu kedokteran adalah Hippocrates atau `Ypocras' (5-4 SM). Dia adalah
tabib Yunani yang menulis dasar-dasar pengobatan.
Selain itu, ada juga nama Rufus of Ephesus (1 M) di Asia Minor. Beliau adalah dokter
yang berhasil menyusun lebih dari 60 risalah ilmu kedokteran Yunani. Dunia juga mengenal
Dioscorides. Dia adalah penulis risalah pokok- pokok kedokteran yang menjadi dasar
pembentukan farmasi selama beberapa abad. Dokter asal Yunani lainnya yang paling
berpengaruh adalah Galen (2 M). Ketika era kegelapan mencengkram Barat pada abad
pertengahan, perkembangan ilmu kedokteran diambil alih dunia Islam yang telah berkembang
pesat di TimurTengah, menurut Ezzat Abouleish, seperti halnya ilmu-ilmu yang lain.

2.2. Pada Masa Peradaban Islam

2.2.1. Masa Awal


Perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasang-surut. Periode pertama
dimulai dengan gerakan penerjemahan literatur kedokteran dariYunani dan bahasa lainnya ke
dalam bahasa Arab yang berlangsung pada abad ke-7 hingga ke-8 Masehi. Pada masa ini,
sarjana dari Syiria dan Persia secara gemilang dan jujur menerjemahkan litelatur dari Yunani
dan Syiria kedalam bahasa Arab.
Rujukan pertama kedokteran terpelajar dibawah kekuasaan khalifah dinasti
Umayyah, yang memperkerjakan dokter ahli dalam tradisi Helenistik. Pada abad ke-8 sejumlah
keluarga dinasti Umayyah diceritakan memerintahkan penterjemahan teks medis dan kimiawi
dari bahasa Yunani ke bahasa Arab.Berbagai sumber juga menunjukkan bahwa khalifah dinasti
Umayyah, Umar ibnAbdul Aziz (p.717-20) memerintahkan penterjemhan dari bahasa Siria ke
Bahasa Arab sebuah buku pegangan medis abad ketujuh yang ditulis oleh pangeran
Aleksandria Ahrun.
Pengalihbahasaan literatur medis meningkat drastis dibawah kekuasaan Khalifah
Al-Ma'mun dari Diansti Abbasiyah di Baghdad. Para dokter dari Nestoria dari kota Gundishpur
dipekerjakan dalam kegiatan ini. Sejumlah sarjana Islam pun terkemuka ikut ambil bagian
dalam proses transfer pengetahuan itu.Tercatat sejumlah tokoh seperti, Yuhanna Ibn
Masawayah (w.857), Jurjis Ibn-Bakhtisliu, serta Hunain Ibn Ishak (808-873 M) ikut
menerjemahkan literatur kuno dan dokter masa awal. Karya-karya original ditulis dalam bahasa
Arab oleh Hunayn. Beberapa risalah yang ditulisnya, diantaranya al-Masail fi al-Tibb lil-
Mutaallimin (masalah kedokteran bagi para pelajar) dan Kitab al-Asyr Maqalat fi al-Ayn
(sepuluhrisalah tentang mata). Karya tersebut berpengaruh dan sangat inovatif, walaupun
sangat sedikit memaparkan observasi baru. Karya yang paling terkenal dalam periode awal ini
disusun oleh Ali Ibn Sahl Rabban al-Tabari (783-858), Firdawsal-Hikmah. Dengan
mengadopsi satu pendekatan kritis yang memungkinkan pembaca memilih dari beragam
praktek, karya ini merupakan karya kedokteran Arab komprehensif pertama yang
mengintegrasikan dan memuat berbagai tradisi kedokteran waktu itu.
Perkembangan tradisi dan keberagaman yang nampak pada kedokteran Arab
pertama, dikatan John dapat dilacak sampai pada warisan Helenistik. Dari pada khazanah
kedokteran India. walaupun keilmuan kedokteran India kurang terlalu mendapat perhatian,
tidak menafikan adanya sumber dan praktek berharga yang dapat dipelajari. Warisan ilmiah
Yunani menjadi dominan, khususnya helenistik, John Esposito mengatakan “satu kesadaran
atas (perlunya) lebih dari satu tradisi mendorong untuk pendekatan kritis dan selektif “. Seperti
dalam sains Arab awal.

2.2.2. Masa Kejayaan


Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam berkembang begitu
pesat. Sejumlah RS (RS) besar berdiri. Pada masa kejayaan Islam, RS takhanya berfungsi
sebagai tempat perawatan dan pengobatan para pasien, namun juga menjadi tempat menimba
ilmu para dokter baru. Tak heran, bila penelitian dan pengembangan yang begitu gencar telah
menghasilkan ilmu medis baru. Erakejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan sejumlah
dokter terkemuka dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang. `'Islam banyak
memberikontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran,'' papar Ezzat Abouleish.
Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti
Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis,dan Ibn- Maimon. Al-Razi (841-
926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes. Ia pernah menjadi dokter istana Pangerang Abu
Saleh Al-Mansur, penguasa Khorosan. Ia lalu pindah ke Baghdad dan menjadi dokter kepala
di RS Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Buku kedokteran yang dihasilkan nya berjudul
“Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) dan “Al-Hawi”.
Tokoh kedokteran lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenaldi Barat
Abulcasis. Beliau adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan di
Universitas Cordoba. Dia menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman III.
Sebagain besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya
masalah bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, 'Al-TastifLiman
Ajiz'an Al-Ta'lif' - ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad pertengahan.Buku itu digunakan
di Eropa hingga abad ke-17. Al-Zahrawi menerapkan cautery untuk mengendalikan
pendarahan. Dia juga menggunakan alkohol dan lilin untuk mengentikan pendarahan dari
tengkorak selama membedah tengkorak. Al-Zahrawi juga menulis buku tentang tentang
operasi gigi.
Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atauAvicenna (980-
1037 M). Salah satu kitab kedokteran fenomela yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanon fi
Al- Tibb atau Canon of Medicine. Kitab itu menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan
kedokteran yang berisi satu juta kata.Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi referensi
sekolah kedokteran diEropa.
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes(1126-
1198 M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana didi Eropa.
Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul 'Al-
Kulliyat fi‟l-Tibb' (Colliyet). Buku itu berisi rangkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran
lainnya berjudul 'Al-Taisir' mengupas praktik- praktik kedokteran.
Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu El-Nafis (1208 - 1288
M). Ia terlahir di awal era meredupnya perkembangan kedokteranIslam. Ibnu El-Nafis sempat
menjadi kepala RS Al-Mansuri di Kairo. Sejumlah buku kedokteran ditulisnya, salah satunya
yang tekenal adalah 'Mujaz Al-Qanun'.Buku itu berisi kritik dan penambahan atas kitab yang
ditulis Ibnu Sina. Beberapanama dokter Muslim terkemuka yang juga mengembangkan ilmu
kedokteran antara lain; Ibnu Wafid Al-Lakhm, seorang dokter yang terkemuka di Spanyol;Ibnu
Tufails tabib yang hidup sekitar tahun 1100-1185 M; dan Al-Ghafiqi,seorang tabib yang
mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika.
Setelah abad ke-13 M, ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana Islam
mengalami masa stagnasi. Perlahan kemudian surut dan mengalami kemunduran, seiring
runtuhnya era kejayaan Islam di abad pertengahan. Sampai disini, penulis tidak akan
menjelaskan nasib Ilmu kedokteran masa kemunduran Islam. Karena sudah jelas Peradaban
Islam mengalami kematian. Oleh karena itu,dalam sub-bab selanjutnya penulis akan terus
menulusuri warisan-warisan peradaban Islam berkaitan dengan bidang ini. Karena banyak
sekali warisan peradaban Islam dalam bidang kedokteran, baik itu berupa teori-teori
pengobatan,lembaga-lembaga, beserta sistemnya.

2.3. Warisan-Warisan Peradaban Islam Dalam Bidang Kedokteran


Era kejayaan Islam, kegiatan kedokteran semakin maju pesat. Dokter-dokter Islam
sangat berjasa dengan kontribusinya pada dunia ilmu kedokteran. Hal ini dapat dilihat melalui
penemuan-penemuan mereka dalam menganilisis dan menemukan penyakit beserta obat
penawarnya, cara-cara pengobatan, institusi-intitusi pengobatan maupun pendidikan, serta
bangunan-bangunan lembaga tang berdiri kokoh hingga sekarang, antara lain:

1) Urologi, Bakteriologi, Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi


Salah satu penemuan Islam yang juga diungkap oleh karya-karya Baratdalam
bidang medis adalah Urologi. Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus
menangani tentang penyakit ginjal dan saluran kemih serta alatreproduksi. Mengenai cabang
ilmu ini ditulis dalam kitab Prof. Rabie E Abdel-Halim, bertajuk Paediatric Urology 1000
Years Ago. Dalam kitab ini disebutkan keberhasilan dunia kedokteran muslim pada seratus
tahun seribu tahun silam dalam bidang Urologi.
Dalam ilmu Urologi dikaji oleh empat dokter Islam dalam karyanyamasing-
masing. Kitab keempat dokter tersebut ialah Kitab al-Hawi fi al-Tibbkarya al-Razi, Risalah fi
Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim, karya Ibnu al-Jazzar,kitab at-Tasrif li-
man „Ajiza „an at-Ta‟lif, karya Al-Zahrawi, dan Al-Qanun fi at-TIbb, karya Ibnu Sina. Dalam
Urologi ini, mereka membahas dan menganalisis penyakit ginjal dan yang lainnya dengan
gejala-gejala yang timbul tentunya.Mereka berhasil mengembangkan warisan-warisan ilmu
medis Yunani dan menciptakan penemuan baru.
Cabang-cabang Ilmu kedokteran yang tidak bias saya jelaskan semuanyadari
ilmuwan Islam, diantaranya Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi.Bakteriologi,
Ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Dokter Muslim yang banyak
memberi perhatian pada bidang ini adalah Al-Razi sertaIbnu Sina. Anesthesia, suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang
menimbulkan rasa sakit padatubuh. Ibnu Sina tokoh yang memulai mengulirkan ide
menggunakan anestesioral. Ia mengakui opium sebagai peredam rasa sakit yang sangat manjur.
Surgery, Bedah atau pembedahan adalah adalah spesialisasi dalam kedokteran
yang mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual daninstrumen. Dokter Islam yang
berperan dalam bedah adalah Al-Razi dan Abu al-Qasim Khalaf Ibn Abbas Al-Zahrawi.
Ophthamology, cabang kedokteran yang berhubungan dengan penyakit dan bedah syaraf mata,
otak serta pendengaran. Dokter Muslim yang banyak memberi kontribusi pada Ophtamology
adalah lbnuAl-Haytham (965-1039 M).
Selain itu, Ammar bin Ali dari Mosul juga ikut mencurahkan kontribusinya. Jasa
mereka masih terasa hingga abad 19 M. Psikoterapi, serangkaian metode berdasarkan ilmu-
ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang.
Dokter Muslim yang menerapkan psikoterapi adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.

2) Aneka Metode Terapi dalam Medis Islam


Kometerapi, Krometerapi, Hirudoterapi Kometerapi adalah metode peratan penyakit dengan
menggunakan zat kimia untuk membunuh sel penyakit kangker. Perawatan ini berguna untuk
menghambat kerja sel. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini merujuk kepada obat
antineoplastik yang digunakan untuk melawan kangker. Kometerapi pertama kali dikenalkan
oleh dokter legendaris muslim, Al-Razi. Al-Razi merupakan dokter pertama yang
memperkenalkan penggunaan zat-zat kimia dan obat-obatan dalam penyembuhan. Zat-zat itu
meliputi belerang, tembaga, merkuri, garam arsenik, salam moniac, gold scoria, ter, aspal dan
alcohol.
Krometerapi merupakan metode perawatan penyakit dengan menggunakan
warna-warna. Terapi ini merupakan terapi suportif yang dapat mendukung terapi utama.
Menurut praktisi krometerapi, penyebab dari beberapa panyakit dapat diketahui dari
pengurangan warna-warna tertentu dari system dalam menusia.Terapi ini dikembangkan oleh
Ibnu Sina. Ia mampu menggunakan warna sebagai salah satu bagian paling penting dalam
mendiagnosa dan perawatan. Seperti yang telah ia ungkapkan dalam kitabnya, The Canon of
Medicane, “warna merupakan gejala yang nampak dalam penyakit”.
Hirudoterapi merupakan terapi penyembuhan penyakit dengan menggunakan
pacet/lintah sebagai obat untuk tujuan pengobatan. Metode terapiini juga diperkanalkan oleh
Ibnu Sina dalam karya yang sama. Tapi dalam kemajuannya, pengobatan dengan lintah ini
diperkenalkan lagi oleh Abdel-Latief pada abad ke-12 M yang kurang lebih menulis bahwa
lintah dapat digunakan untuk membersihkan jaringan penyakit setelah operasi pembedahan.
Metode-metode ini banyak disadur dan dikembangkan dalam dunia modern.
Hingga istilah dan penyebutannya pun berbeda. Misalnya, kometerepi, didunia modern bisa
digunakan kombinasi sitostika dan disebut regimenkometerapi. Padahal sebelumnya
penggunaan kometerapi digunakan satu jenis saja. Kometerapi pertama modern adalah
asrsphenamine karya Paul Ehrlich,sebuah Arsenic komplel ditemukan pada tahun 1909 dan
digunakan untukmerawat sipilis. Dan tentunya masih banyak lagi metode terapi atau cara
pengobatan lain dari khaazanah ilmu kedokteran Islam.Institusi-Institusi dan Sistemnya
1. Pendidikan
Abad ke-12 dan ke-13 gelombang besar melanda aktivitas kedokteran,ketika para
dokter dari seluruh dunia Muslim mengejar karir institusi medis diDamaskus dan Kairo. Karena
sudah banyak Rumah Sakit yang didirikan dan memerlukan lebih banyak dokter dalam
pengoprasiaanya. Rujukan pertama dalam mendapatkan ilmu kedokteran adalah Institusi
pendidikan seperti madrasah(sekolahan).
Di Damaskus abad ke-13, Muhadzadzab al-Din al-Dakhwar membuat sebuah
sekolahan dalam rangka pengajaran kedokteran eksklusif. Sekolah tersebut disambut gembira
oleh pemimpin otoritas keagamaan kota tersebut. Ada yang mengatakan, sekolah kedokteran
pertama yang dibangun umat Islam sekolah Jindi Shapur. Khalifah Al-Mansur dari Dinasti
Abbasiyah yang mendirikan kota Baghdad mengangkat Judis Ibn Bahtishu sebagai dekan
sekolah kedokteran itu. Pendidikan kedokteran yang diajarkan di Jindi Shapur sangat serius
dansistematik.
Pendirian Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mempelajari
bidang keagamaan, mulai gencar pada abad ke-14 pada era Usmaniah hingga Sultan
Muhammad berkuasa. Madrasah tersebut banyak mencetak yang tidak hanya ulama‟, tapi
seorang ilmuwan. Dokter - dokter pun banyak terlahir dalam pendidikan ini. Pendidikan era
Usmani ini, mempunyai konsep dan metode khusus dalam mendidik tenaga medis, selain sudah
memiliki tabib, yang dikenal spesialis penyakit pada era itu. Ternyata dalam era Usmani,
pendidikan kedokteran tidak hanya dilakukan digedung sekolahan, tapi juga di sebuah Rumah
Sakit yang memang ada khusus tempat didik calon dokter. Bedanya dengan madraah, di RS
tidak hanya diajariteori-teori seputar kedokteran, tapi juga praktek medis langsung. Sedangkan,
Madrasah lebih banyak mempelajari seluk beluk kedokteran secara teoritis.

2. Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan salah satu prestasi institusional terbesar masyarakat
Islamabad pertengahan. Antara abad ke-9 dan ke-10 lima RS dibangun di Baghdad. Rumah
sakit paling terkenal adalah RS Adudi yang dibangun di bawah pemerintahan Buyudiyah pada
tahun 982. Setelah periode ini jumlah RS meningkat signifikan. Ketika institusi terkenal seperti
RS Nuri di Damaskus (abadke-12), dan RS al-Mansuri di Kairo (abad ke-13) dibangun
bersamaan dengan RSlain di Qayrawan, Mekkah, Madinah, dan Rayy. Institusi-intitusi medis
terbuka bagi semua orang yang memerlukan pengobatanatau obat. Tidak memandang gender,
ras, kelas, orang miskin atau kaya, agama. Perawatan medis bergerak secara bergilir ke
pelosok-pelosok desa dan jugamelayani pengobatan para narapidana. System peraturan dan
menageman RS juga telah diterapkan. Dengan adanya pemisahan antara pasien wanita dan
laki-laki, jadwal kerja para dokter, terdapat seorang administrator kepala, seorang kepala setaf
yang juga memiliki wewenang menjalankan operasi medis. Beberapa RS tersedia tempat
pendidikan, perpustakaan dan juga ruang-ruang khusus operasi atau pembedahan. Regulasi
yang telah terorganisasikan secara sistematis, juga didukung dengan sarana-sarana lainnya.
Seperti Muhtasib (supervisor pasar) yang merupakan pegawai public, berwenang untuk
memberikan perlindungan melawan praktek curang. Manual hisbah (supervise pasar), disusun
untuk menjelaskan kewajiban muhtasib. Dalam RS lebih maju terdapat berbagai fasilitas
seperti apa yang telah dijelaskan. Termasuk apotek (toko obat) khusus untuk melayani
pembelian obat masyarakat umum. Berbicara mengenai apotek, Islam juga mewarisi apotek-
apotek yang dibangun oleh apoteker Islam zaman dulu. Sharif Kaf al-Ghazal dalam tulisannya
bertajuk The Valueble contributions of Al-Razi in the History of pharmacy duringthe middle
Ages, mengungkapkan, apotek pertama di dunia berdiri di kota Baghdad pada tahun 754 M.
Saat itu Baghdad sudah menjadi Ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah. Selain itu, peradaban Islam
juga merupakan pendiri sekolah farmasi pertama.Dengan berkembangnya ilmu farmasi yang
begitu cepat membuat apotek atautoko-toko obat tumbuh berdiri di kota-kota Islam. Hampir di
setiap RS besardilengkapi dengan apotek instalasi farmakologi. Bahkan di era Abbasyiah,
paraahli-ahli obat mempunyai apotek sendiri dirumahnya dan menggunakan keahliannya untuk
meracik, menyimpan aneka obat-obatan sendiri. Pemerintah Islam juga mendukung
pembangunan dibidang farmasi, dengan tujuan adanya selektifikasi atau ketelitian dalam obat.
Secara bersamaan, praktek sosial medis ini menjadika n kedokteran Islam berada pada satu
tingkatan yang tak terprediksikan dalam sejarah yang selanjutnya memberi kontribusi pada
perkembangan tradisi medis Timur maupun Barat.
2.4. Etika Kedokteran
Dalam praktek pengobatan dan perawatan pada pasien perlu diterapkan etika. Para
dokter harus memiliki sikap tersebut dalam menjalankan profesin yaitu. Karena itu sangat
berpengaruh pada keberhasilannya dalam menyembuhkan pasien. Selain sikap itu khusus
untuk menjaga nama baik atau keprofesionalan seorang dokter, sikap-sikap etis dokter juga
berkaitan dengan psikologi pasien. Bagaimana seorang dokter mampu menciptakan suasana,
menciptakan rasa percaya diri untuk sembuh dan sebagainya.
Profesi dokter yang disandang seseorang, sangat terhomat di mata pasiennya. Oleh
karena itu untuk menjaga kehormatan, nama baik maupun keharmonisan antara dokter dan
pasiennya, perlu diterapkan sikap-sikap etis yangdiemban para dokter. Berangkat dari situ,
tradisi kedoteran para era kejayaan Islam menetapkan peraturan atau kode etik harus diemban
oleh para dokter.Hingga era kekhalifahan Usmani peraturan berjalan sangat ketat. Para dokter
muslim diwajibkan memegang teguh etika kedokteran dalam mengobati pasiennya.
Akdeniz (sari) mengatakan dalam karyanya, Osmanlilarda Hekim ve Hekimlik
Ahlaki (Dokter Ottoman dan Etika Kedokteran), “setiap dokter harus mematuhi etika
kedokteran dalam setiap tindakannya”. Menurut is secara garis besar ada empat hal yang harus
dipegang teguh oleh para dokter di era kekhalifahan Turki Usmani, yaitu kesederhanaan /
kesopanan, kepuasan,harapan dan kesetiaan. Akdeniz juga berpendapat berdasarkan catatan
para tokoh di zaman Turki Usmani, etika kedokteran mengatur dokter saat berinteraksi dengan
pasiennya.
Nilai kesopanan dalam kutipan Akdeniz, tercermin dari sikap seorangdokter bijak
abad 16 M zaman Turki Usmani yang bernama Nidai. Nidai menasehati pasiennya ketika
memuji dirinya setelah berhasil menyembuhkan, bahwa Allah-lah yang sebenarnya
menyembuhkan. Nilai kesetiaan disarankan dokter terkemuka era Turki, Vesim Abbas bahwa
dokter harus setia dengan pasien dalam pengobatannya walaupun pasien bertindak tidak baik.
Dalam nilai kepuasan ia juga menuturkan bahwa seorang dokter harusmerasa puas
terhadap keberhasilannya mengobati dan menyembuhkan pasien tanpa ambisi mendapatkan
uang. Begitu juga rasa optimisme, seorang dokter tidak boleh menyebabkan pasiennya
mengalami keputusasaan. Seperti yang diajarkandokter abad 15 M, Ibnu Shareef, dokter harus
mengembangkan dan menumbuhkan rasa optimisme para pasiennya. Bahkan tidak boleh
memberitahukan terkait kematiannya.
Tapi dalam karyanya, “Tip Deontolojisi” Prof. Nil tampaknya menunjukkan
kesayanga. Menurut Prof. Nil dizan modern ini, telah terjadi perubahan yang begitu besar.
Akibat pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi medis. Akibatnya nilai-niai moral
yang dipegang teguh dokter mulai terkikis dan tergantikan dengan nilai-nilai baru. Berbeda
dengan ungkapanBeauchamp LT dalamkarya Childress FJ: Principless of Biomedical Ethics,
padaabad ke-20 M, kemajuan besar telah dicapai dibidang studi etika medis. Etika medis saat
ini terkonsentrasi pada pemecahan pilihan moral sesuai dengan prinsip- prinsip etika dan
peraturannya.
III. KESIMPULAN

Kedokteran adalah bagian penting dari kebudayaan Islam pada abadPertengahan.


Sebagai kondisi atas keadaan waktu dan tempat mereka maka, paradokter Islam
mengembangkan literature medis yang kompleks dengan menelitidan menyintesa teori dan
praktik kedokteran.
Kedokteran Islam dibangun dari tradisi, terutama pengetahuan teoretis dan praktis
yang telah berkembang sebelum Yunani, Romawi, dan Persia. Bagi parailmuwan Islam seperti,
Galen dan Hippokrates yang merupakan orang-orang yangunggul, kemudian disusul oleh para
ilmuwan Hellenik di Iskandariyah. Parailmuwan Islam menerjemahkan banyak sekali tulisan-
tulisan Yunani ke bahasaArab dan kemudian menghasilkan pengetahuan kedokteran baru dari
tulisan-tulisan tersebut. Untuk menjadikan tradisi Yunani lebih mudah diakses, dipahami,dan
diajarkan, para ilmuwan islam mengusulkan dan menjadikan ilmu kedokteran menjadi lebih
sistematis dengan cara menulis ensikolpedia dan ikhtisar.
Pembelajaran ilmu kedokteran Yunani dan Latin dipandang sangat jelek diEropa
Kristen pada abad pertengahan awal, dan pada abad ke-12, setelah adanya penerjemahan, Eropa
pada abad pertengahan kembali mempelajari kedokteranHellenik, termasuk karya-karya Galen
dan Hippokrates. Bahkan kedokteran karyaIbnu Sina mampu memberikan pengaruh yang
setara atau bahkan lebih besar diEropa Barat, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
dan dibuat manuskrip lalu dicetak dan disebarkan ke seluruh Eropa. Selama abad kelima belas
dan keenam belas saja, karya tersebut diterbitkan lebih dari lima kali.
Di dunia Islam Abad Pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di semua kota besar,
misalnya di Kairo (rumah sakit Qalawun) yang memiliki staf pegawai yang terdiri dari dokter,
apoteker, dan suster. Orang-orang juga dapat mengaksesapotek, dan fasilitas penelitian yang
menghasilkan kemajuan dari pemahaman mengenai penyakit menular, dan penelitian
mengenai mata serta mekanisme kerjamata.

Anda mungkin juga menyukai