Anda di halaman 1dari 17

Cara Umat Islam mengembalikan kejayaan di bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Kesehatan

Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap, telah menetapkan


prinsip-prinsip dalam penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Diantara cara
Islam menjaga kesehatan dengan menjaga kebersihan dan melaksanakan
syariat wudlu dan mandi secara rutin bagi setiap muslim. Tidak ada sesuatu yang
begitu berharga daripada kesehatan. Karenanya, hamba Allah hendaklah
bersyukur atas kesehatan yang dimiltkinya dan tidak bersikap kufur. Nabi saw.
bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu
kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Berdasarkan rumusan WHO yaitu: Health is a state of complete physical,


mental and social-being, not merely the absence disease on infirmity (keadaan
sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit
dan kelemahan). Menurut penelitian ‘Ali Mu’nis, dokter spesialis internal Fakultas
Kedokteran Universitas ‘Ain Syams Cairo, menunjukan bahwa ilmu kedokteran
modern menemukan kecocokan terhadap yang disyariatkan Nabi dalam praktek
pengobatan yang berhubungan dengan spesialisasinya.

Peradaban keilmuan, khususnya dalam bidang kedokteran yang dicapai


oleh bangsa-bangsa itu akhirnya bergeser. Pada zaman pertengahan,
peradaban ada ditangan Islam, dimana ilmu pengetahuan mendapat perhatian
penuh. Tidak terkecuali ilmu kedokteran , ketika penerjemahan dilakukan secara
besar-besaran. Dari kegiatan itu dapat dikatakan kejayaan Islam dalam keilimuan
dimulai. Inilah zaman menuju keemasan Islam, yang dalam dunia politik
kekhalifahan dipegang oleh bani Abbasiyah.

Seiring dengan majunya perkembangan zaman belakangan ini, banyak


masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa ilmu kedokteran berasal dari
Barat. Oleh sebab itu, banyak yang meninggalkan karena mereka menganggap
bahwa ilmu kedokteran modern tidak dianjurkan dalam Islam. Selain itu,
anggapan bahwa obat-obatan tersebut mengandung bahan kimia berbahaya.
Padahal jika kita mau menelusuri dan menelaah lebih lanjut tentang peran Islam

1
dalam perkembangan ilmu kedokteran, maka Islam memiliki kontribusi yang
sangat besar, termasuk menjadi pelopor ilmu kedokteran, dan berkembang
pesatnya ilmu tersebut pada masa kegemilangannya.

Ilmu kedokteran di era modern saat ini masih terus berkembang begitu
mengagumkan. Ilmu kedokteran juga tidak pernah lepas dari sejarah
kegemilangan Islam di masa lampau. Sudah banyak sekali bukti adanya tokoh-
tokoh kedokteran muslim yang pada masa kejayaan Islam menuliskan begitu
banyak karya serta melahirkan metode pengobatan seperti pembedahan.

Dalam dunia kedoktean kontribusi peradaban Islam sangat besar. Di era


keemasannya, peradaban Islam telah melahirkan pemikir dan dokter terkemuka
yang telah meletakkan dasar-dasar ilmu kedokteran modern. Tidak hanya itu,
dunia Islam juga tercatat sebagai peradaban pertama yang mempunyai rumah
sakit yang dikelola oleh tokoh-tokoh professional. Dunia kedokteran Islam di
zaman kekhalifahan meninggalkan banyak karya yang menjadi literatur keilmuan
dunia.

Dr. Ezzat Abouleist mengungkapkan, “Ilmu kedokteran tidak lahir dalam


waktu semalam”. Keilmuan yang berkembang dan peraktek-perakteknya tidaklah
ada begitu saja tetapi mempunyai sejarah panjang yang dihasilkan para
pendahulu hingga hasilnya dapat dilihat dan dinikmati saat ini. Awal mula
kelahirannya dimulai pada masa peradaban Yunani. Dan bangsa-bangsa lain
sekitar pada masa itu. Namun ketika era kegelapan mencengkram Barat pada
abad pertengahan, perkembangan ilmu kedokteran diambil alih dunia Islam yang
telah berkembang pesat di Timur Tengah.

Dalam sejarahnya, umat Islam Dalam sejarahnya, umat Islam pernah


mengalami masa pernah mengalami masa keemasan di bidang ilmu keemasan
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dengan menghasilkan
banyak ilmuwan dan penemu yang memberikan sumbangan besar bagi
peradaban dunia. Masa keemasan ini berlangsung dari abad ke-8 keemasan ini
berlangsung dari abad ke-8 hingga ke-1 hingga ke-13 Masehi, ketika umat Islam
3 Masehi, ketika umat Islam menguasai wilayah yang luas, dari menguasai

2
wilayah yang luas, dari Spanyol hingga In Spanyol hingga India, dan menjadi
pusat ilmu dia, dan menjadi pusat ilmu pengetahu pengetahuan dan budaya
dunia. Umat Islam mewarisi dan mengem budaya dunia. Umat Islam mewarisi
dan mengembangkan bangkan ilmuilmu dari peradaban sebelumnya, seperti
Yunani, Romawi, Persia, India, dan Cina, serta menciptakan ilmu-ilmu baru yang
orisinal dan inovatif.

Peradaban Islam mulai meningkat menjadi rujukan dalam dunia


kedokteran karena para dokternya memberikan kontribusi signifikan pada bidang
kedokteran, termasuk anatomi, farmakologi, farmasi, fisiologi, oftalmologi, dan
pembedahan. Mereka terpengaruh oleh praktik pengobatan dari India, Persia,
Yunani, Romawi, dan Bizantium kuno. Zaman keemasan Islam dimulai dari abad
ke 9–13 M, dimana pada masa tersebut berkembang budaya matematika,
kedokteran dan sains di seluruh Persia. Dasar dari pengobatan Islam yang
dikembangkan dari tradisi Yunani-Romawi, khususnya teori Hipokrates dan
Galen, kemudian disintesis dan dikembangkan menjadi model pengobatan yang
sangat logis, empiris, berbasis bukti dan eksperimental.

Masa awal perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasang


surut. Priode pertma dimulai dengan gerakan penerjemahan literatur kedokteran
dari Yunani dan bahasa lainnya ke dalam bahasa Arab yang berlangsung pada
abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada masa ini, serjana dari Syiria dan Persia secara
gemilang dan jujur menerjemahkan literature dari Yunani dan Syiria kedalam
bahasa Arab. Pengalihbahasaan literature medis meningkat drastic dibawa
kekuasaan Khalifah Al-Ma’mun dari dinasti Abbasiyah di Baghdad. Para dokter
dari Nestoria dari kota gundishapur dipekerjakan dalam kegiatan ini. Sejumlah
sarjana Islam pun terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transfer
pengatahuan tersebut.

Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam berkembang


begitu pesat. Sejumlah RS (RS) besar berdiri. Pada masa kejayaan Islam, RS
tak hanya berfungsi sebagai tempat perawatn dan pengobatan para pasien,
namun juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru. Tak heran, bila
penelitian dan pengembangan yang begitu gencar telah menghasilkan ilmu

3
medis baru. Era kejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan sejumlah dokter
telah melahirkan sejumlah dokter terkemuka dan berpengaruh di dunia
kedokteran, hingga sekarang.

Meskipun banyak dokter muslim, setidaknya terdapat lima orang yang


sangat terkenal dalam kontribusinya kepada dunia kedokteran, yakni Al-Razi
(865- 925 M), Al-Zahrawi (936-1013 M), Ibn Sina (980-1037 M), ibn Rushd (1126-
1198 M), dan ibn Nafis (1213-1288 M). Mereka tidak hanya mengembangkan
ilmu kedokteran, farmasi, bedah, dan anatomi, tetapi juga menciptaka
menciptakan alat-alat medis, obat-obatan, dan metode medis, obat-obatan, dan
metode pengobatan yang atan yang inovatif. inovatif. Karya-karya mereka
menjadi rujukan dan inspirasi bagi ilmuwan-ilmuwan lain di dunia, baik Muslim
maupun non-Muslim.

Ar-Razi, yang memiliki nama lengkap Muhammad ibn Zakariya alRazi,


lahir di Iran (865-925 M) merupakan tokoh pertama yang mempertanyakan teori
kedokteran Yunani tentang sistem humoral, dan teori tersebut hingga saat ini
masih digunakan. Beliau menguasai beberapa bidang ilmu, diantaranya
kedokteran, filsafat, musik, matematika, fisika, farmasi dan kimia. Beberapa
karya Ar-Razi yaitu “on Surgery” dan “A General Book on Therapy”, beliau juga
orang yang pertama mengenali reflex pupil terhadap cahaya.

Ar-Razi juga dikenal sebagai Rhazes di Barat. Beliau adalah bapak


kedokteran modern. Ia menulis lebih dari 200 buku tentang kedokteran,
Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Hawi fi al-Tibb (The Comprehensive
Book of Medicine), yang merupakan kompilasi dari semua pengetahuan
kedokteran yang ada pada ada pada zamanny zamannya, termasuk kutipan dari
sumber-sumber Yunani, Persia, India, dan Cina. Al-Razi juga menulis Kitab al-
Judari wa al-Hasbah (The Book of Smallpox and Measles), yang merupakan
buku pertama yang secara khusus membahas tentang dua penyakit tersebut,
serta cara diagnosis, pencegahan, dan pengobatannya. Al-Razi juga
menemukan alkohol, asam sulfat, dan asam klorida, serta mengembangkan
metode destilasi, kristalisasi, dan kalsinasi.

4
Avicenna (Ibn Sina) yang memiliki nama asli Abu Ali al-Husayn ibn
Abdullah ibn Al-hasan ibn Ali ibn Sina, dilahirkan di kota kecil yang sekarang
menjadi bagian dari Afganistan. Ibn Sina menguasai beberapa ilmu selain ilmu
kedokteran, yaitu psikologi, farmakologi, geologi, fisika, astronomi dan kimia.
Beliau disebut sebagai bapak kedokteran, menulis bukuyangberjudul“The Canon
of Medicine”,sebuahikhtisarpengetahuan medis kontemporer dari dunia Islam
yang dipengaruhi oleh tradisi sebelumnya termasuk pengobatan Yunani-Romawi
(khususnya Galen), digunakan menjadi rujukan di berbagai universitas Eropa
pada abad pertengahan.

Selain buku al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine), buku yang


paling terkenal yang lain adalah kitab ash-Shifa (kitab Penyembuhan). Dan yang
terakhir ada buku ensiklopedia medis yang luas terdiri dari lebih dari satu juta
kata, dibagi menjadi banyak bagian. Dalam buku tersebut, ibn Sina memadukan
pengamatan sendiri dan teori Galen serta filsafat Aristoteles.

Ibn Al-Baitar menulis kitab al-Jami’ limufradat al-adwiya wa alaghdhiya


(ringkasan tentang obat dan makanan sederhana), sebuah ensiklopedia farmasi
yang mencatat sekitar 1.400 tanaman, makanan dan mineral, serta ensiklopedia
utama untuk perawatan kondisi medis tertentu dalam kitab al-mughni fi al-adwiya
al-mufrada. Abu al-Qasim Khalaf ibn alAbbas az-Zahrawi (936-1013 M)
menemukan berbagai instrumen bedah, termasuk benang catgut, ligator, jarum
bedah, retraktor. Dia melakukan trakeostomi dan litotomi.

Ibn Zuhr (Avenzoar, 1094-1162 M), adalah ahli bedah yang melakukan
eksperimen pertama kali, dia menguji hewan untuk melakukan pembedahan
otopsi postmortem kemudian dia lakukan kepada manusia. Dia menjelaskan
tentang penyakit perikarditis, mediastinitis dan kelumpuhan (paralisis) faring.

Ibn al-Nafis (1213-1288 M) menjelaskan dasar fisiologi peredaran darah


dan merupakan orang pertama yang menggambarkan sirkulasi paru-paru dan
sirkulasi jantung koroner.

5
Mansur ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Yusuf Ibnu Ilyas (1380-1422 M)
adalah seorang dokter yang menulis buku ilustrasi warna untuk anatomi tubuh
manusia.

Karya-karya ilmuwan Muslim di bidang ilmu pengetahu pengetahuan dan


teknologi kesehatan menjadi rujukan dan inspirasi bagi ilmuwan-ilmuwan di dunia,
baik Muslim maupun non-Muslim. Banyak karya-karya mereka yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Yunani, Ibrani, dan bahasa-bahasa
lainnya, dan disebarluaskan di Eropa, Asia, dan Eropa, Asia, dan Afrika. Banyak
ilmuwan Barat yang mengakui dan menghormati hormati kontribusi ilmuwan
Muslim, seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, William Harvey, dan lain-lain.
Karya-karya ilmuwan Muslim juga mempengaruhi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan di masa-masa berikutnya, hingga saat ini.

Setelah abad ke-13 ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana


Islam masa stagnasi. Perlahan kemudian mengalami kemunduran, seiring
runtuhnya era kejayaan Islam di abad pertengahan. Berikut ini adalah beberapa
faktor yang menyebabkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan mengalami
kemunduran:

Lemahnya pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah salah satu faktor


yang menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia,
termasuk ilmu kesehatan. Namun, pada masa kini, banyak lembaga pendidikan
Islam yang kurang berkualitas dan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman.
Kurikulum, metode, fasilitas, dan sumber daya manusia yang ada di lembaga
pendidikan Islam seringkali tidak memadai dan tidak sesuai dengan kebutuhan
dan tantangan pada masa kini. Akibatnya, lulusan pendidikan Islam terkadang
tidak memiliki kompetensi dan kreativitas yang tinggi dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan.

Selanjutnya yakni kurangnya dukungan dan fasilitas untuk penelitian dan


pengembangan. Penelitian dan pengembangan adalah salah satu faktor penting
yang menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

6
Penelitian dan pengembangan adalah proses yang melibatkan eksperimen,
observasi, analisis, dan inovasi dalam mencari dan menemukan solusi untuk
berbagai masalah kesehatan. Namun, pada masa kini, banyak umat Islam yang
kurang mendukung dan memberikan fasilitas untuk penelitian dan
pengembangan. Anggaran, peralatan, laboratorium, dan bantuan yang diberikan
untuk penelitian dan pengembangan seringkali tidak cukup dan tidak memenuhi
standar. Akibatnya, peneliti dan pengembang Islam tidak memiliki kesempatan
dan kemampuan yang optimal dalam menghasilkan karya dan optimal dalam
menghasilkan karya dan penemuan yang bermanfaat dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan.

Rendahnya kesadaran dan minat umat Islam terhadap ilmu pengetahuan


dan teknologi kesehatan. Kesadaran dan minat umat Islam terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan adalah salah satu faktor penting yang
menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Kesadaran
dan minat umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
adalah sikap dan motivasi yang mendorong umat Islam untuk belajar, menuntut,
mengembangkan, dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Namun, pada masa kini, banyak umat Islam yang kurang memiliki kesadaran dan
minat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Banyak umat Islam
yang menganggap ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai hal yang
tidak penting, tidak sesuai dengan ajaran Islam, atau bahkan bertentangan
dengan Islam. Akibatnya, umat Islam tidak memiliki dorongan dan semangat
yang tinggi dalam mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan.

Adanya konflik, perpecahan, dan penjajahan yang menghambat


kemajuan umat Islam. Konflik, perpecahan, dan penjajahan adalah salah satu
faktor penting yang menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan. Konflik, perpecahan, dan penjajahan adalah situasi yang
menyebabkan umat Islam terlibat dalam pertikaian, perselisihan, dan peperangan,
baik antara sesama umat Islam maupun dengan umat lain. Konflik, perpecahan,
dan penjajahan tidak hanya merusak keamanan, ketentraman, dan
kesejahteraan umat Islam, tetapi juga menghambat kemajuan ilmu pengetahuan

7
dan teknologi kesehatan. Umat Islam yang sibuk dengan konflik, perpecahan,
dan penjajahan tidak memiliki waktu, tenaga, dan pikiran yang cukup untuk
mengurus dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Bahkan, banyak ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang dimiliki umat
Islam yang hilang, rusak, atau dicuri akibat konflik, perpecahan, dan konflik,
perpecahan, dan penjajahan.

Pemaparan diatas merupakan faktor-faktor yang menyebabkan


mundurnya kemajuan umat islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan saat ini. Hal ini tentu sangat disayangkan dan harus segera diatasi.
Umat Islam harus menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan bagi kesejahteraan dan kemajuan umat manusia. Umat Islam harus
berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan pendidikan Islam, dukungan dan
fasilitas untuk penelitian dan pengembangan, kesadaran dan minat terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta mengatasi konflik, perpecahan, dan
penjajahan yang menghambat kemajuan umat Islam. Dengan demikian, umat
Islam dapat mengembalikan kejayaan dan kontribusi mereka dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta memberikan manfaat bagi seluruh
umat manusia.

pertama, meningkatkan pendidikan islam. Telah dipaparkan diatas bahwa


salah satu penyebab kemunduran kejayaan umat islam dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan adalah lemahnya pendidikan Islam. Hal ini
dapat diatasi dengan memperkuat pendidikan khususnya pendidikan Islam.
Pendidikan Islam adalah suatu proses pemberian bimbingan dan pengajaran
kepada peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas potensi iman,
intelektual, kepribadian dan ketrampilan peserta didik sebagai bentuk penyiapan
kehidupan ke depan berdasarkan ajaran Islam. Tujuan pendidikan islam, sama
halnya seperti pendidikan umumnya, yaitu berusaha membentuk keperibadian
manusia yang sempurna, dengan melalui peoses yang panjang dan
mendapatkan hasil yang tidak dapat diketahui secara langsung. Tujuan
pendidikan islam, sama halnya seperti pendidikan umumnya, yaitu berusaha
membentuk keperibadian manusia yang sempurna, dengan melalui peoses yang
panjang dan mendapatkan hasil yang tidak dapat diketahui secara langsung.

8
Memperkuat pendidikan Islam dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: (a)
Meningkatkan kualitas guru dalam mendidik. Guru adalah faktor utama dalam
keberhasilan pendidikan. Guru harus memiliki pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, sikap, dan kebiasaan yang baik, serta mampu menumbuhkan dan
mengembangkan kreativitas dalam mengajar. Guru juga harus menguasai materi
pelajaran, metode pembelajaran, dan pengelolaan kelas yang efektif dan efisien.
(b) Mengembangkan kurikulum dan materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan zaman. Kurikulum dan materi pembelajaran harus relevan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya, serta
mengandung nilai-nilai Islam yang universal dan kontekstual. Kurikulum dan
materi pembelajaran juga harus menyeimbangkan antara aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik, serta mengintegrasikan antara pendidikan formal, nonformal,
dan informal. (c) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
Sarana dan prasarana pendidikan adalah alat bantu yang mendukung proses
pembelajaran dan pengajaran. Sarana dan prasarana pendidikan harus lengkap,
modern, dan berkualitas, serta sesuai dengan standar nasional dan internasional.
Sarana dan prasarana pendidikan meliputi gedung, ruang kelas, laboratorium,
perpustakaan, media pembelajaran, fasilitas olahraga, dan lain-lain. (d)
Mendorong partisipasi dan kerjasama antara semua pihak yang terkait dengan
pendidikan Islam. Pihak yang terkait dengan pendidikan Islam meliputi
pemerintah, masyarakat, orang tua, lembaga pendidikan, organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha, dan media massa. Semua pihak harus memiliki
komitmen, tanggung jawab, dan peran yang jelas dalam mendukung dan
mengembangkan pendidikan Islam. Kerjasama antara pihak-pihak tersebut harus
dilakukan secara sinergis, harmonis, dan profesional.

Dengan memperkuat pendidikan Islam, diharapkan umat Islam dapat


mengembalikan kejayaan dan kemuliaan mereka, yang ditunjukkan dengan
kemampuan mereka untuk berpikir dinamis, mengantarkan kemajuan,
membangun peradaban, memperkuat semangat persaudaraan, dan menjadi
mujtahid dalam menghadapi tantangan zaman.

Kedua, Meningkatkan kualitas kepemimpinan muslim. Salah satu faktor


penting yang menentukan kejayaan umat Islam adalah kualitas kepemimpinan

9
Muslim. Kepemimpinan Muslim adalah kepemimpinan yang berdasarkan pada
ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. Kepemimpin
Kepemimpinan Muslim juga an Muslim juga harus memiliki visi, misi, strategi, dan
tindakan yang tindakan yang sesuai dengan kepentingan umat Islam dan
kemanusiaan.

Cara meningkatkan kualitas kepemimpinan muslim yakni: (a) Memperkuat


pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan bertujuan untuk membekali calon pemimpin Muslim dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menjadi pemimpin
yang efektif, kompeten, dan bertanggung jawab. Pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan dapat dilakukan di berbagai lembaga pendidikan, seperti
pesantren, sekolah, universitas, maupun organisasi keagamaan dan
kemasyarakatan. (b) Meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW dan para
sahabatnya. Rasulullah SAW adalah pemimpin yang sempurna bagi umat Islam
dan seluruh manusia. Beliau mempunyai sifat-sifat yang mulia, seperti kejujuran,
keadilan, kebijaksanaan, keberanian, kesabaran, kasih sayang, dan lain-lain.
Beliau juga sayang. Beliau juga mampu memimpin umat Islam dengan baik, baik
dalam hal ibadah, dakwah, jihad, maupun urusan dunia. Para sahabat Rasulullah
SAW juga merupakan contoh pemimpin yang berhasil mengembangkan Islam di
berbagai wilayah dan zaman. Mereka memiliki loyalitas, kecintaan, dan
pengabdian yang tinggi kepada Allah, Rasul-Nya, Rasul-Nya, dan umat Islam. (c)
Membangun kerjasama dan solidaritas antara pemimpin dan umat.
Kepemimpinan Muslim tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan
dan partisipasi dari umat Islam. Oleh karena itu, perlu dibangun hubungan yang
harmonis, saling menghormati, dan saling membantu antara pemimpin dan umat.
Pemimpin harus mampu mengayomi, menginspirasi, dan memberdayakan umat,
sedangkan umat harus mampu menghargai, mendukung, dan mengkritik
pemimpin secara konstruktif.

Dengan melakukan cara-cara yang telah dipaparkan di atas, diharapkan


dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan Muslim, sehingga dapat
mengembalikan kejayaan Islam di dunia.

10
Ketiga, menggalakkan toleransi antar umat beragama. Islam adalah
agama yang mengajarkan toleransi antarumat beragama, sebagaimana
tercantum dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Islam menghormati kepercayaan dan
keyakinan orang lain, selama mereka tidak memerangi atau mengusir umat Islam
dari tanah air mereka. Islam juga mengakui adanya ahlul kitab, yaitu orang-orang
yang mengikuti kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah sebelum Al-Qur'an, seperti
Taurat dan Injil. Islam bahkan memberikan perlakuan khusus kepada ahlul kitab,
seperti boleh menikah dengan mereka, boleh makan makanan yang mereka
sembelih boleh berdebat dengan mereka dengan cara yang baik.

Akan tetapi, toleransi antarumat beragama bukan berarti menyerah atau


mengabaikan perbedaan. Islam tetap menegaskan kebenaran dan
kesempurnaan ajarannya, dan mengajak orang-orang untuk masuk ke dalamnya
dengan hikmah dan mauidzah hasanah atau nasihat yang baik. Islam juga
menuntut umatnya untuk berpegang teguh pada syariatnya, dan tidak mengikuti
hawa nafsu atau tekanan dari luar. Islam juga mengharuskan umatnya untuk
berjihad di jalan Allah, baik dengan lisan, tangan, maupun harta, untuk membela
agama dan kaum muslimin dari segala bentuk penindasan dan kezaliman.

Langkah-langkah untuk menggalakan toleransi antar umat adalah


sebagai berikut: (a) Memperkuat iman dan ilmu. Iman dan ilmu adalah modal
utama bagi umat Islam untuk menghadapi tantangan zaman. Dengan iman yang
kuat, umat Islam akan memiliki keyakinan dan motivasi memiliki keyakinan dan
motivasi yang tinggi untuk mengamalkan agama mereka dengan baik. Dengan
ilmu yang luas, umat Islam akan memiliki pemahaman yang benar tentang ajaran
Islam, serta mampu berdialog dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai
latar belakang dan pandangan. (b) Menjaga akhlak dan adab. Akhlak dan adab
adalah cerminan dari iman dan ilmu. Dengan akhlak dan adab yang baik, umat
Islam akan menunjukkan sikap yang sopan, santun, ramah, dan hormat kepada
sesama manusia, terlepas dari agama, ras, atau etnis mereka. Dengan akhlak
dan adab yang baik, umat Islam juga akan menarik simpati dan rasa hormat dari
orang-orang lain, serta menjadi contoh dan teladan bagi mereka. (c) Membangun
kerjasama dan solidaritas. Kerjasama dan solidaritas adalah kunci untuk
mencapai kejayaan. Dengan kerjasama dan solidaritas, umat Islam akan saling

11
membantu, mendukung, dan melindungi satu sama lain, baik dalam hal ibadah,
dakwah, maupun urusan dunia. Dengan kerjasama dan solidaritas, umat Islam
juga akan mampu bersatu dan berdiri tegak di tengah-tengah persaingan dan
konflik global. (d) Meningkatkan kontribusi dan kreativitas. Kontribusi dan
kreativitas adalah buah dari iman, ilmu, akhlak, dan kerjasama. Dengan
kontribusi dan kreativitas, umat Islam akan memberikan manfaat dan nilai
tambah bagi diri mereka sendiri, umat Islam, dan umat manusia secara
keseluruhan. Dengan kontribusi dan kontribusi dan kreativitas, umat Islam juga
akan menunjukkan prestasi dan kemajuan di berbagai bidang, seperti ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, sosial, politik, dan ekonomi.

Dengan langkah-langkah di atas, diharapkan umat Islam dapat


mengembalikan kejayaan mereka di dunia, sekaligus menggalakkan toleransi
antarumat beragama. Dengan demikian, Islam akan kembali menjadi rahmat bagi
alam semesta.

\keempat, Memajukan Ekonomi Umat Islam Melalui Kewirausahaan.


Kejayaan umat Islam di masa lalu tidak lepas dari peran ekonomi yang kuat dan
mandiri. Umat Islam pernah menjadi pelaku ekonomi yang produktif, kreatif, dan
inovatif, yang mampu menghasilkan berbagai produk dan jasa yang berkualitas
dan bermanfaat. Umat Islam juga pernah menjadi pemimpin perdagangan dunia,
yang menjalin hubungan dagang dengan berbagai negara dan bangsa, serta
menyebarkan nilai-nilai Islam melalui jalur ekonomi.

Namun, pada masa kini, kondisi ekonomi umat Islam mengalami


kemunduran dan ketergantungan. Umat Islam banyak mengalami kemiskinan,
pengangguran, ketimpangan, dan krisis. Umat Islam juga ketimpangan, dan krisis.
Umat Islam juga banyak men banyak menjadi konsumen dan pengikut jadi
konsumen dan pengikut dari produk dan sistem ekonomi yang tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam. Umat Islam juga kehilangan pengaruh dan peran
dalam perekonomian global, serta menjadi sasaran eksploitasi dan dominasi dari
kekuatan-kekuatan ekonomi lainnya.

12
Salah satu cara untuk mengembalikan kejayaan umat Islam adalah
melalui pengembangan ekonomi melalui kewirausahaan. Dalam era globalisasi
ini, menjadi pengusaha yang sukses sangat penting dan dapat memberikan
sumbangsih besar bagi umat Islam. Berikut sumbangsih besar bagi umat Islam.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat berapa langkah yang dapat
dilakukan untuk memajukan ekonomi umat Islam melalui kewirausahaan: (a)
Mengembangkan minat dan kemampuan kewirausahaan. Minat dan kemampuan
kewirausahaan adalah modal dasar untuk menjadi pengusaha yang berhasil.
Umat Islam harus memiliki Islam harus memiliki semangat dan motivasi yang
tinggi untuk berwirausaha, serta memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk mengelola usaha. Umat Islam juga harus memiliki sikap dan
perilaku yang sesuai dengan etika dan moral Islam, seperti jujur, amanah,
profesional, dan bertanggung jawab. (b) Membangun jejaring dan kerjasama.
Jejaring dan kerjasama adalah kunci untuk mengembangkan usaha dan
meningkatkan daya saing. Umat Islam harus Islam harus mampu menjalin
hubungan yang baik dengan berbagai pihak, seperti pelanggan, pemasok, mitra,
kompetitor, pemerintah, masyarakat. Umat Islam juga harus mampu bekerja
sama dengan sesama pengusaha Muslim, baik dalam skala lokal, skala nasional,
maupun internasional, untuk saling mendukung dan memberdayakan satu sama
lain. (c) Memanfaatkan teknologi dan inovasi. Teknologi dan inovasi adalah faktor
yang menentukan keberhasilan dan keunggulan usaha di era digital. Umat Islam
harus mampu memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas,
efisiensi, dan produktivitas usaha, serta untuk efisiensi, dan produktivitas usaha,
serta untuk menciptakan produk dan jasa yang ciptakan produk dan jasa yang
baru dan unik. Umat Islam juga harus mampu mengadaptasi dan mengantisipasi
perubahan dan tantangan yang terjadi akibat perubahan dan tantangan yang
terjadi akibat perkembangan teknologi dan inovasi. (d) Mengedepankan nilai-nilai
Islam. Nilai-nilai Islam adalah m adalah pondasi dan tujuan dari pondasi dan
tujuan dari usaha yang dilakukan oleh umat Islam. Umat Islam harus
mengedepankan nilainilai Islam dalam setiap aspek usaha, seperti produk,
proses, pasar, dan manajemen. Umat Islam harus menjadikan usaha sebagai
sarana untuk beribadah, bersedekah, berdakwah, dan berjihad di jalan Allah.
Umat Islam juga harus menjadikan usaha sebagai sarana untuk
mensejahterakan diri, keluarga, masyarakat, dan umat. (e) Menyumbang untuk

13
kemaslahatan umum. Kemaslahatan umum adalah dampak umum dan kontribusi
dari usaha yang dilakukan oleh umat Islam. Umat Islam harus menyumbang
untuk kemaslahatan umum, baik secara materi maupun non-materi, melalui
usaha yang mereka jalankan. Umat Islam harus berusaha untuk menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan,
memperbaiki lingkungan, dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan umat.

Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan dapat memajukan kembali


ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan melalui bidang ekonomi.

Umat Islam harus bangkit dan berusaha untuk mengembalikan kejayaan


Islam dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat Allah Ta’ala. Umat Islam
harus bersungguh-sungguh dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam,
serta menyebarkannya kepada orang-orang lain dengan cara yang bijak dan
menarik. Umat Islam harus dan menarik. Umat Islam harus bersatu dan
bersama-sama menghadapi musuh-musuh Islam, serta membela hak-hak dan
kepentingan umat Islam di mana saja. Umat Islam harus berperan aktif dalam
membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Islam, serta berkontribusi
dalam kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, dan budaya.
Umat Islam harus menjaga kehormatan dan kesejahteraan diri, keluarga,
masyarakat, dan umat, serta menjauhi segala hal yang dapat merusak dan
merendahkan mereka.

Dengan demikian, umat Islam akan mendapatkan ridha akan


mendapatkan ridha dan pertolongan dari Allah Ta’ala, serta menjadi saksi dan
pembawa rahmat bagi seluruh alam. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik dan
hidayah kepada kita semua untuk menjadi umat yang jaya dan mulia.

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sarana untuk mengembangkan


peradaban dan kesejahteraan umat manusia, serta untuk menunjukkan
keagungan dan kekuasaan Allah. Ini adalah pelajaran yang dapat kita ambil dari
sejarah peradaban Islam, mencapai puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada masa keemasan Islam, yaitu antara abad ke-8 hingga ke-13
Masehi .

14
Pada masa itu, umat Islam menghasilkan banyak karya ilmiah dan
penemuan penting di berbagai bidang, seperti matematika, astronomi, fisika,
kimia, biologi, kedokteran, farmasi, geografi, sejarah, sastra, seni, arsitektur, dan
lain-lain. Umat Islam juga mengembangkan sistem pendidikan, perpustakaan,
observatorium, rumah sakit, dan industri, yang menjadi contoh dan sumber
inspirasi bagi dunia.

Sebaliknya, umat Islam mengalami kemunduran ilmu pengetahuan dan


teknologi pada masa-masa selanjutnya, akibat dari faktor-faktor internal dan
eksternal, seperti perpecahan politik, konflik sosial, penjajahan asing, dan
pengaruh budaya barat. Ini menyebabkan umat Islam tertinggal dan terpuruk
dalam kemiskinan, ketertindasan, dan keterbelakangan.

Oleh sebab itu, kita harus berusaha untuk mengembalikan semangat dan
tradisi keilmuan dan teknologi umat Islam, dengan belajar dan meneliti berbagai
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta mengaplikasikannya untuk
kemaslahatan umat dan masyarakat. Kita juga harus mengambil manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di teknologi yang ada di dunia, tanpa
meninggalkan nilai-nilai Islam dan identitas kita sebagai muslim.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Umat Islam pernah


mengalami kejayaan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan pada masa keemasan Islam, akan tetapi kemudian mengalami
kemunduran dan keterbelakangan akibat berbagai faktor internal dan eksternal.
Untuk mengembalikan kejayaan tersebut, umat Islam n tersebut, umat Islam
perlu melakukan beberapa upaya, antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan persatuan dan kesatuan umat, dengan menghilangkan
perpecahan, konflik, dan pengaruh asing yang dapat melemahkan
umat Islam dari dalam.
b. Melakukan gerakan pembaruan akidah dan tajdid, dengan
mengoreksi pemahaman dan pengamalan terhadap ajaran Islam yang
sesuai dengan AlQur'an dan Sunnah, serta menghindari segala
bentuk kemaksiatan, bid'ah, dan kesesatan yang dapat merusak iman
dan amal shalih.

15
DAFTAR PUSTAKA
Imi, Z. (2012). Islam Sebagai Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Jurnal Komunikasi dan Sosial Keagamaan, 15 (1), 95-106.

Maryam, H. (2011). Perkembangan Kedokteran dalam Islam. Sulasena, 6 (2), 79-


90.

Robi'aqolbi, R. (2020). Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu Kedokteran. Al-


I'jaz, 2 (2), 99-122.

16
LAMPIRAN

https://doi.org/10.21093/lj.v14i1%20JUNI.210

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul/article/view/7849

https://doi.org/10.53563/ai.v2i2.43

17

Anda mungkin juga menyukai