Nim : 0801213162
Prodi : Ilmu Kesehatan Masyarakat 5
Semester : 1 (satu)
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dalam sejarah islam, dikena beberapa tokoh penemu dibidang kesehatan dan
kedokteran. Ibnu Sina (980-1037 M) atau dikenal di Barat dengan nama Avicenna adalah
tokoh yang paling terkemuka atas karya monumentalnya “Quanun Fit Al Thib” (The Canon
Of Medicine), sebuah ensiklopedia pengobatan (pharmacopedia) yang berisi satu juta kata.
Ibnu Sina memberi sumbangan pada bakteriologi yakni ilmu yang mempelajari kehidupan
dan klasifikasi bakteri. Ibnu Sina juga digelari bapak kedokteran modern atas
rekomendasinya pada tujuh aturan dasar dalam uji klinis atau suatu obat. Selama dua abad
(Abad ke-15 dan ke-16) karya tersebut dicetak ulang sebanyak 35 kali dan menjadi rujukan
kedokteran Eropa dan dunia hingga abad ke 18.
Pada bidang kemoterapi Al-Razi alias Rahzes (865M-925M) adalah dokter muslim
yang pertama kali memperkenalkan. Dalam sebuah tulisan bertajuk The Valuable
Countribution Of Al-Razi (Rahzes) To The History Of Pharmacy, disebutkan Al-Razi adalah
dokter yang pertama kali memperkenalkan penggunaan zat-zat kimia dan obat-obatan dalam
pengobatan pada abad ke 10 M. Zat-zat kimia itu adalah alkohol, belerang, tembaga, merkuri
dan garam arsenik, sal ammoniac gold scoria, zat kapur, tanah liat, karang, mutiara dan aspal.
Kini, kemoterapi digunakan sebagai metode perawatan penyakit dengan menggunakan zat
kimia. Dalam kedokteran modern, kemoterapi merujuk pada penggunaan obat sitostatik untuk
merawat penyakit kanker.
Dalam perkembangan dan riset vaksin di Negara-negara islam, Iran cukup menonjol.
Di Iran makin banyak ilmuwan muda yang melibatkan diri dalam kegiatan pengembangan
dan produksi vaksin. Besarnya minat ilmuwan Iran karena potensi Negara dunia islam untuk
menyumabngkan potensi produksi vaksin cukup besar dan tahun demi tahun
perkembangannya terus meningkat, utamanya vaksin meningitis untuk jamaah haji.