Anda di halaman 1dari 13

MAKAL PERAN AGAMA DALAM BIDANG KEFARMASIAN

DISUSUN OLEH :

1. ABDUL LATIF SYAHDEWO (19650288)


2. DIMAS SATRIA ()
3. EVI LAELA SARI (19650302)
4. FEBRI NURQHORI (19650285)
5. INAZ ARFI FHERIANA (19650301)
6. OKTAVIANO SOARES CARDOSO (19650293)
7. RIZKI KURNIAWAN ()
8. WINDI CANTIKA PUTRI (19650252)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS KADIRI
DAFTAR ISI
BAB I

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang kaya. Khazahnya mencakup segenap aspek kehidupan
manusia, termasuk diantaranya masalah kesehatan dan pengobatan.ilmu pengobatan islam
sebenarnya tidak kalah dengan ilmu pengobatan barat. Contohnya Ibnu Sina seorang
muslim yang menjadi pionir ilmu kedokteran modern. Ilmu pengobatan islam bertumpu
pada cara-cara alami dan metode ilahiah.
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia di berkahi akal oleh Allah SWT, di samping
sebagai insting yang mendorong manusia untuk mencari segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk melestarikan hidupnya seperti makan, minum dan tempat berlindung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kefarmasian menurut agama islam?
2. Sejarah kefarmasian dalam kehidupan islam?
3. Tokoh tokoh farmasi dalam islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui ilmu farmsi dalam agama islam.
2. Mengetahui sejarah famasi dalam agam islam.
3. Mengetahui tokoh tokoh farmasi di agama islam.

BAB II

LANDASAN TEORI

Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah, dia berkata, bahwa Nabi Saw bersabda,
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya, maka dia
akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala” (HR. Muslim).

Ketika Allah SWT menurunkan penyakit, maka saat itu Allah menurunkan obatnya. Ketika
seorang hamba diuji dengan penyakit, maka Allah akan menolongnya dengan menurunkan
obatnya. Ketika Allah menguji hambanya dengan “roh jahat”, maka Allah akan menolongnya
dengan “roh baik”, yaitu malaikat. “Inilah kebijaksanaan Allah SWT. Dalam ruqyah syariah
malaikat ikut berperan,” jelas Ust. Abu.

Diriwayatkan pula dari musnad Imam Ahmad dari shahabat Usamah bin Suraik , bahwasanya
Nabi bersabda, “Aku pernah berada di samping Rasulullah, lalu datanglah serombongan Arab
dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya,
wahai para hamba Allah, berobatlah, sebab Allah tidaklah meletakkan sebuah penyakit
melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apa
itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua dan pikun.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul
Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan
shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’
Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain, 4/486).

Dari Utsman bin Al-Aash diriwayatkan bahwa ia pernah mengeluhkan penyakitnya kepada
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam, yaitu penyakit di tubuhnya. Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassallam bersabda:

“Letakkan tanganmu di bagian tubuhmu yang sakit, lalu ucapkanlah:”Bismillah, bismillah,


bismillah. Lalu ucapkan kalimat berikut sebanyak tujuh kali:”Aku memohon perlindungan
kepada Allah dengan kemuliaan dan kekuasaan-Nya, dari keburukan segala yang kudapatkan dan
kukhawatirkan.”(Diriwayatkan oleh Muslim).

Prinsip Pengobatan

Islam mengatur bagaimana seharusnya umat Islam berobat jika sakit. Setidaknya ada lima
prinsip pengobatan dalam Islam, meliputi (1) masalah berobat kepada ahlinya, (2) berobat
kepada orang nonmuslim, (3) soal berobat kepada dukun atau menggunakan obat yang haram,
(4) masalah berobat dengan cara tradisional, dan (5) aturan upah dari pengobatan bekam.

Rasulullah Saw pernah didatangi dua orang sahabat yang terluka mengeluarkan darah banyak,
lalu beliau berkata, “Siapa diantara kalian yang paling pandai di dalam ilmu kedokteran”? Maka
salah seorang dari mereka bertanya, “Apakah ilmu kedokteran itu ada manfaatnya, Ya
Rasulallah?” Rasulullah menjawab, “Allah adalah Dzat yang menurunkan penyakit dan sekaligus
menurunkan obatnya”.

Barangsiapa berobat kepada orang yang bukan ahlinya, maka dia bertanggung jawab di dunia
dan akhirat. Berobat kepada ahlinya dianjurkan oleh Rasulullah.

Oleh karena itu, kita harus punya skill kedokteran yang memadai dan bisa memberikan
pelayanan yang komperensif agar kita mengobati atau memberikan pengobatan yang
disyariatkan, biar kita bisa mempertanggungjawabkan kepada Allah SWT.

Bagaimana berobat kepada nonmuslim, Ahmad bin Hambal menyatakan makruh minum obat
buatan orang nonmuslim. Seorang muslim makruh berobat kepada dokter orang nonmuslim,
kecuali dalam keadaan darurat, karena kita tidak tahu komposisi obat yang dipakai.

Rasululah Saw juga sangat melarang umatnya berobat kepada dukun. “Barangsiapa yang
mendatangi seorang dukun, kemudian dia bertanya tentang sesuatu (dia mempercayainya), maka
shalatnya tidak diterima selama 40 hari 40 malam.”
Islam membolehkan berobat dengan cara tradisional, selama terhindar dari unsur haram. Salah
satu cara pengobatan tradisional ala Rasulullah Saw adalah bekam.

Pembuluh darah ada dua, yaitu pembuluh nadi dan pembuluh pena (pembuluh balik). Cairan
dalam tubuh kita 80% adalah darah, 80% diantaranya adalah darah di pembuluh pena (darah
kotor) pembuluh pena paling anyak terdapat di daerah punggung dan leher. Karenanya,
Rasulullah memerintahkan umatnya untuk berbekam.

Obat-obat herbal halal yang pernah dianjurkan Rasulullah SAW di antaranya habatus sauda,
alkus (bahan herbal yang digunakan oleh Rasulullah untuk mengobati tenggorokan yang disertai
pendarahan), khana yang bisa mengobati masalah perut, sobir atau lidah buaya bisa mengobati
luka, sakit mata, diare, dan penyakit herpes.

Soal upah dari pengobatan bekam, Rasulullah pernah berbekam dan memberikan upah dua syak
gandum atau sekitar Rp 250 ribu. (Ust. Abu Syadza, pakar Thibbun Nabawi. Tulisan ini
disarikan dari Kajian Online Asy-Syifa Center bersama Ust. Abu Syadza, 5 Januari 2013 oleh
Lutfiana Wakhid/localhost/project/personal/ddhongkong.org/ddhongkong.org).*

https://ddhongkong.org/prinsip-pengobatan-dalam-islam/

Farmasi merupakan salah satu bidang professional dalam kesehatan yang mengombinasikan ilmu
kesehatan dan ilmu kimia. Tugas utama dalam kajian dunia farmasi adalah bertanggung jawab
dalam memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Namun di era Globalisasi ini,
banyak orang yang menganggap bahwa kemajuan ilmu farmasi berasal dari Barat atau Eropa.
Padahal kemajuan yang dicapai oleh Barat, tidak bisa dilepaskan dari peranan zaman
sebelumnya yaitu kejayaan peradaban Islam dalam berbagai bidang, termasuk farmasi.

Eksistensi ilmu farmasi tidak bisa dilepaskan dari kejayaan peradaban Islam di masa dinasti
Abbasiyyah yang melakukan gerakan penerjemahan secara besar-besaran. salah satu karya
penting yang diterjemahkan pada waktu itu, adalah De Material Medica karya Dioscorides.
Selain itu, para ilmuwan muslim juga melakukan transfer pengetahuan tentang obat-obatan dari
berbagai naskah yang berasal dari Yunani, China, Persia.

Pada abad ke-7 sampai ke-17, para ilmuwan muslim secara khusus memberi perhatian khusus
untuk melakukan investigasi atau pencarian, terhadap beragam produk alam yang dapat
digunakan sebagai obat-obatan. Apa yang dilakukan oleh para ilmuwan muslim ini adalah
bentuk dari manifestasi dari sabda Rasulullah SAW, “Bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya”.

Sabda Rasulullah SAW yang begitu populer di kalangan umat Islam itu, nampaknya memicu
para ilmuwan muslim di era kekhalifahan Abbasiyah, untuk berlomba-lomba meracik dan
menciptakan bermacam obat-obatan. Pencapaian umat Islam yang begitu gemilang dalam
bidang kedokteran dan kesehatan, tidak bisa dilepaskan dari kejayaan Islam dalam bidang
farmasi.
Peradaban Islam adalah peradaban yang telah merintis bidang farmasi, serta menjadikan farmasi
tetap bertahan sampai sekarang. Banyak para ilmuwan muslim di era kejayaan Islam, sudah
berhasil menguasai riset ilmiah mengenai komposisi, dosis, penggunaan, dan efek dari obat-
obatan sederhana dan campuran. Seperti adas manis, kayu manis, cengkeh, sulfur, merkuri dan
lain sebagainya.

Selain menguasai bidang farmasi, masyarakat muslim tercatat sebagai peradaban pertama yang
mempunyai apotek dan toko obat. Apotek pertama yang ada di dunia berdiri di kota Baghdad
pada tahun 754 M, dimana pada waktu itu Baghdad menjadi pusat pemerintahan dinasti
Abbasiyah sekaligus pusat peradaban dunia.

Hal ini menepis anggapan bahwa apotek dan ilmu farmasi berasal dari Barat, tetapi kenyataannya
apotek di barat baru ada sekitar tahun 1400 M atau akhir abad ke-14 M.

Masa perkembangan farmasi pada kejayaan Islam ini melahirkan tokoh-tokoh muslim yang
berperan penting dalam ilmu kedokteran dan farmasi. Hal ini tergambar dalam kitab-kitab yang
dihasilkan oleh para ilmuwan muslim seperti Jabir Ibnu Hayyan yang mengarang kitab yang
berjudul al-Khama’ir (Fermentasi), al-Khawash al-Kabir (buku besar tentang sifat kimiawi).

Banyak tokoh-tokoh besar Islam, yang mempunyai andil besar dalam kemajuan bidang farmasi.
Diantaranya adalah Muhammad Ibnu Zakariya al-Razi yang mengembangkan obat-obatan, Abu
al-Qosim al-Zahrawi yang merintis tentang distiliasi dan sublimasi, al-Biruni yang menulis buku
tentang farmakhologi yang bernama al-Saydalah (kitab tentang obat-obatan) dan berbagai
ilmuwan muslim lainnya yang menekuni bidang farmasi.

Perkembangan farmasi menurut Abu al-Wafar Abdul Akhir ada empat fase. Fase pertama yaitu
antara tahun 720 – 776 M, fase kedua terjadi antara tahun 777-930 M, fase ketiga berlangsung
diantara tahun 936-1165 M, adapun fase ke-4 terjadi direntang tahun 1095-1248 M. pada setiap
fase ini lah, muncul ulama-ulama besar Islam yang menekuni dunia farmasi dan melakukan
ijtihad dalam bidang farmasi. Sehingga pada setiap fase ini, muncul sesuatu yang baru dan
memiliki karakteristik sendiri-sendiri.

Dengan majunya bidang farmasi pada masa kejayaan Islam, toko obat-obatan atau apotek mulai
menjamur seperti jamur yang tumbuh di musim hujan. Toko obat tidak hanya menjamur di kota
Baghdad yang menjadi kota metropolis dunia, tetapi juga di kota-kota Islam lainnya.

Bahkan para ahli farmasi pada waktu itu sudah mempunyai apotek sendiri-sendiri. Mereka
memanfaatkan keahliannya untuk meracik berbagai obat-obatan dan kemudian menyimpannya di
toko obat miliknya.

Islam dan peradabannya mendominasi bidang farmasi sampai abad ke-17 M. setelah era
kejayaan Islam memudar, ilmu meracik dan membuat obat-obatan di kuasai oleh dunia Barat
yang telah bangkit dari masa kegelapannya.

Kebangkitan barat berhasil menguasai berbagai bidang diantaranya adalah farmasi, mereka
menerjemahkan kitab-kitab berbahasa arab karya para ilmuwan muslim, ke dalam bahasa-bahasa
yang ada di Eropa. Tidak mengherankan, jika industri farmasi dunia kini berada dalam
genggaman barat.

Selain itu, bukti bahwa peradaban Islam mempunyai peran dalam kebangkitan peradaban Barat,
khususnya dalam bidang farmasi adalah kembalinya minat terhadap pengobatan natural, yang
begitu popular dalam pendidikan kesehatan saat ini. Dimana pengobatan-pengobatan natural ini,
sudah tertulis di berbagai literature arab puluhan abad yang lalu.

https://islami.co/apotek-dan-sejarah-farmasi-dalam-peradaban-islam/

“Setiap pasti ada obatnya”. Sabda Rasulullah SAW. Yang begitu populer dikalangan umat Islam
itu tampaknya telah memicu para Ilmuwan dan sarjana di era kekhalifahan untuk berlomba
meracik dan menciptakan beragam obat-obatan. Pencapaian umat Islam yang begitu gemilang
dalam bidang kedokteran dan kesehatan dimasa keemasan tak lepas dsri keberhasilan di bidang
Farmakologi dan farmasi. Dimasa itu para dokter dan ahli kimia muslim sudah berhasil
melakkukan penelitian ilmiah mengenai komposisi, dosis, penggunaan dan efek dari obat-obatan
sederhana serta campuran. Menurut Howard R Turner dalam bukunya Science in Medievel
Islam, umat Islam mulai menguasai farmakologi dan farmasi setelah melakukan gerakan
penerjemahan secara besar-besaran di era kekhalifahan Abasiyah. Salah satu karya penting yang
diterjemahkan adalah De Materia Medica karya Dioscorides. Selain itu para sarjana dan ilmuwan
muslim juga melakukan transfer pengetahuan tentang obat-obatan dari berbagai naskah yang
berasal dari Suriyah, Persia, India serta Timur Jauh. Karya-karya terdahulu itu telah membuat
para ilmuwan Islam terinspirasi untuk melahirkan berbagai inovasi dalam bidang farmakologi.
“Kaum Muslimin telah menumbang banyak hal dalam bidang farmasi dan pengaruhnya sangat
luar biasa terhadap Barat, “Papar Turner. Betapa tidak, para sarjana muslim di jaman kejayaan
telah memperkenalkan adas manis, kayu manis, cengkeh, kamper, sulfur, serta merkuri sebagai
unsur atau bahan racikan obat-obatan. Menurut Turner, umat Islam lah yang mendirikan warung
pengobatan pertama. Para ahli farmakologi Islam juga termasuk yang pertama dalam
mengembangkan dan menyempurnakan pembuatan sirup dan salep.

Islam dan pengobatan

Untuk menjaga tubuh tetap sehat dari segala macam penyakit baik penyakit yang sudah sempat
menimpa tubuh maupun agar penyakit sampai mengenai tubuh hanya ada dua cara :

 Pemeliharaan kesehatan
 Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Pencegahan agar tidak terkena penyakit (ini dilakukan pada orang yang sehat).
b. Pencegahan agar penyakit tidak tambah sekaligus menghilangkan atau
menyembuhkan penyakit yang sudah ada (ini dilakukan pada orang yang sudah
terlanjur kena penyakit).
Setiap penyakit ada obatnya

Ini merupakan sebuah hadist Rasulullah SAW, sebagai berikut dari Jabir Nin Abdillah RA, dari
Nabi SAW beliau bersabda:

“setiap penyakit ada obatnya. Apabila penyakit bertemu obatnya, maka penyakit itu akan sembuh
atas izin Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Agung”. (H.R. Muslim).

Dilarang berobat dengan yang haram

Berobat dengan sesuatu yang haram merupakan perbuatan yang keji baik ditinjau dari segi
hukum, akal maupun hukum Syara’.

a. Yang menjijikan. Obat yang demikian ini tidak menimbulkan rasa senang bagi si
sakit seperti memakan daging ular dan binatang-binatang kecil lainnya yang
menjijikkan. Dengan demikian, maka obat itu tidak dapat lagi menyembuhkan
penyakit.
b. Yang tidak menjijikan. Obat ini dapat dimakan si sakit tanpa ada perasaan yang
mengganggu akan tetapi kemudiaratannya lebih banyak dari manfaatnya. Oleh
karena itu akal yang sehat mengatakan setuju terhadap pengharaman tersebut
dengan maksut agar tidak dipertimbangkan sedikit pun sebagai obat penyakit.

Berobat kepada dokter

Jika seorang menderita penyakit, perlu berobat kepada dokter bahkan jika kepada dokter yang
ahli mengenai penyakit di daerah itu. Dari Hilal Bin Yassar, ia berkata: “Rasulullah SAW
mengunjungi orang sakit yang telah pernah dibesuknya, lalu beliau berkata:”Kirimkan (bawalah)
dia (si sakit) kepada dokter”. Maka seseorang berkata: “Engkaulah yang mengatakan demikian,
ya Rasulullah? Nabi menjawab: “Ya, sesungguhnya Allah Azzawajala tidak menurunkan suatu
penyakit, kecuali dia menurunkan pula obat penyakit tersebut. “(H.R. AMAR BIN DINAR)

Hadits diatas menunjukkan keharusan berobat dan berobat itu sedapat-dapatnya kepada orang
yang ahli. Keharusan berobat ini sudah merupakan ketetapan baik ditinjau dari segi syarat Rasio
(akal) maupun firahnya (Ibnul Qayim Al Jauziyah, 1994:23-35).

https://www.scribd.com/doc/232916775//makalah-hubungan-islam-dengan-ilmu-farmasi

Di dalam dunia Farmasi, terdapat beberapa tokoh terkenal, yang dalam pembahasan kali ini, saya
membawakan tokoh-tokoh farmasi yang saya peroleh dari blog Dunia Farmasi . Sejak abad ke-
9, tanah Arab dan Islam berhasil membangun jembatan ilmu yang menghubungkan antara
sumbangan Yunani dengan dunia farmasi modern sekarang ini. Tahap ilmu yang diperoleh dari
Yunani terus ditingkatkan dan usaha ini diteruskan hingga abad ke-13 melalui berbagai karya,
Peningkatan ilmu pada zaman-zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi
dipraktekkan secara terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak sumbangan dunia Arab-Islam
dalam farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan cara meracik obat pada tahun 1260. Berikut
nama-nama tokoh besar farmasi :

1. Ibnu Al-Baitar

Lewat risalahnya yang berjudul Al-Jami fi Al-Tibb (Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang
Sederhana), beliau turut memberi kontribusi dalam dunia farmasi. Di Dalam kitabnya itu, dia
mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat (sekarang lebih dikenal dengan nama herbal) yang
berhasil dikumpulkannya di sepanjang pantai Mediterania. Lebih dari dari seribu tanaman
obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang ditemukannya pada abad ke-
13 M itu berbeda dengan tanaman yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Tak heran
bila kemudian Al-Jami fi Al-Tibb menjadi teks berbahasa Arab terbaik yang berkaitan dengan
botani pengobatan. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar melampaui prestasi Dioscorides.
Kitabnya masih tetap digunakan sampai masa Renaisans di Benua Eropa.
2. Abu Ar-Rayhan Al-Biruni (973 M – 1051 M)

Al-Biruni mengenyam pendidikan di Khwarizm. Beragam ilmu pengetahuan dikuasainya, seperti


astronomi, matematika, filsafat dan ilmu alam. Ilmuwan Muslim yang hidup di zaman keemasan
Dinasti Samaniyaah dan Ghaznawiyyah itu turut memberi kontribusi yang sangat penting dalam
farmasi. Melalui kitab As-Sydanah fit-Tibb, Al-Biruni mengupas secara lugas dan jelas mengenai
seluk-beluk ilmu farmasi. Kitab penting bagi perkembangan farmasi itu diselesaikannya pada
tahun 1050 M – setahun sebelum Al-Biruni tutup usia. Dalam kitab itu, Al-Biruni tak hanya
mengupas dasar-dasar farmasi, namun juga meneguhkan peran farmasi serta tugas dan fungsi
yang diemban seorang farmasis.

3. Abu Ja’far Al-Ghafiqi (wafat 1165 M)

Ilmuwan Muslim yang satu ini juga turut memberi kontribusi dalam pengembangan farmasi.
Sumbangan Al-Ghafiqi untuk memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan menyimpan
obat-obatan dituliskannya dalam kitab Al-Jami’ Al-Adwiyyah Al-Mufradah. Kitab tersebut
memaparkan tentang pendekatan metodologi eksperimen, serta observasi dalam bidang farmasi.

4. Al-Razi

Sarjana Muslim yang dikenal di Barat dengan nama Razes itu juga ikut andil dalam membesarkan
bidang farmasi. Al-Razi memperkenalkan penggunaaan bahan kimia dalam pembuatan obat-
obatan seperti pada obat-obatan kimia sekarang.

5. Sabur Ibnu Sahl (wafat 869 M)

Ibnu Sahal adalah dokter pertama yang mempelopori pharmacopoeia (farmakope). Dia
menjelaskan beragam jenis obat-obatan. Sumbangannya untuk pengembangan farmasi
dituangkannya dalam kitab Al-Aqrabadhin. dalam kitabnya beliau memberikan resep kedokteran
tentang kaedah dan teknik meracik obat, tindakan farmakologisnya dan dosisnya untuk setiap
penggunaan. formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi selama hampir 200 tahun.

6. Ibnu Sina

Dalam kitabnya yang fenomenal, Canon of Medicine, Ibnu Sina juga mengupas tentang farmasi.
Ia menjelaskan lebih kurang 700 cara pembuatan obat dengan kegunaannya. Ibnu Sina
menguraikan tentang obat-obatan yang sederhana.

7. Al-Zahrawi

Bapak ilmu bedah modern ini juga ikut andil dalam membesarkan farmasi. Dia adalah perintis
pembuatan obat dengan cara sublimasi dan destilasi.

8. Yuhanna Ibnu Masawayh (777 M – 857 M)

Orang Barat menyebutnya Mesue. Ibnu Masawayh merupakan anak seorang apoteker.
Kontribusinya juga terbilang penting dalam pengembangan farmasi. Dalam kitab yang ditulisnya,
Ibnu Masawayh membuat daftar sekitar 30 macam aromatik. Salah satu karya Ibnu Masawayh
yang terkenal adalah kitab Al-Mushajjar Al-Kabir. Kitab ini merupakan semacam ensiklopedia
yang berisi daftar penyakit berikut pengobatannya melalui obat-obatan serta diet.

9. Abu Hasan ‘Ali bin Sahl Rabban at-Tabari

At-Tabari lahir pada tahun 808 M. Pada usia 30 tahun, dia dipanggil oleh Khalifah Al-Mu’tasim
ke Samarra untuk menjadi dokter istana. Salah satu sumbangan At-Tabari dalam bidang farmasi
adalah dengan menulis sejumlah kitab. Salah satunya yang terkenal adalah Paradise of Wisdom.
Dalam kitab ini dibahas mengenai pengobatan menggunakan binatang dan organ-organ burung.
Dia juga memperkenalkan sejumlah obat serta cara pembuatannya.

10. Zayd Hunayn b. Ishaq al-Ibadi (809-873)

Beliau adalah anak dari seorang apoteker. Hunayn diantar ke Baghdad, yang pada masa itu
merupakan pusat pendidikan Islam terpenting untuk mengikuti pendidikan dalam perawatan.
Hunayn memainkan peranan yang penting dalam penterjemahan atau penentuan ketepatan
terjemahan yang dilakukan (termasuk penulis Hippocrate, Gelen dan penulis Yunani lain) di
samping menulis buku-bukunya sendiri. Antara buku dan tulisan Hunayn adalah tentang aspek
kebersihan mulut, pecuci dan penggunaan bahan-bahan pergigian.

mereka adalah para tokoh Islam yang sangat berjasa pada dunia kesehatan khususnya Ilmu
kefarmasian dan kedokteran, hasil penemuan dan buku-buku yang ditulis merupakan cikal bakal
penelitian bidang farmasi setelah zaman mereka sampai sekarang. Semoga bermanfaat.
http://farmatika.blogspot.com/p/tokoh-farmasi.html#ixzz2H9yD6sfc

BAB III

A. KESIMPULAN

Ketetapan peracikan obat itu sangatlah mutlak diperluka, karena akan mempengaruhi
beberapa aspek. Di dalam proses peracikan obat secara tepat, maka diperlukan ilmu agar apa
yang menjadi tujuan dapat bermanfaat, ilmu yang diperlukan salah satunya adalah teknologi dan
sains yang sudah diatur dalam.

Keteapan perckan obat sendiri ialah ketetapan meracik penggunaan obat seharusnya/rasional
digunakan. Penggunaan obat rasional sendiri adalah pasien menerima pengobatan yang sesuai
dengan kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan individual, untuk
jangka waktu yang sesuai dan dalam biaya terapi yang terendah bagi pasien maupun komunitas
mereka.

Agar peravikan obat dapat secara tepat diberikan maka diharuskan para peracikan obat
mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien. Suatu penyakit dan konsidi fisik pasien juga
mempengaruhi dalam peracikan oabt para apoteker maupun asisten apoteker dapat
memperlihatankan hal-hal kecil yang dapat mempengaruhi proses peracikan oabt, agar peracikan
obat dapat dilakukan dengan tepat agar memperoleh suatu manfaat yang salah satunya dan
terpenting adalah kesehatan.

B. SARAN

Sebaiknya dalam ranah kefarmasian kita dianjurkan mempergunakan ilmu syariat islam yang
aman untuk pengobatan pasien dalam pelayan setiap hari. Contohnya, diapotek orang yang kaya
dan miskin harus disamakan dalam pelayanan mulai dari pembeliann obat sampai penyerahan
obat kepasien, dalam proses peracikan jumalah dan dosis harus sama denagan apa yang ada
diresep agar obat dalam tubuh memberikan efek terapi yang sesuai.

DAFTAR PUSAKA

Anda mungkin juga menyukai