TINJAUAN PUSTAKA
Tes pap smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk
melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia)
sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi, 2008). Pap Smear
merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan
Pemeriksaan pap smear mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta dapat
dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid. Manfaat pemeriksaan pap smear adalah
dapat mendeteksi secara dini kejadian abnormal bagi sel – sel dinding rahim yang
dapat berkembang menjadi kanker sehingga dapat secara dini dicengah dengan
George N Papanicolaou seorang ahli anatomi pada tahun 1924, secara tidak
sengaja menemukantingginya sel-sel abnormal pada sediaan yang diambil dari pasien
kanker serviks. Penggunaan materi seluler dari serviks dan vagina untuk diagnosis
kanker serviks ini kemudian dipublikasikan pada tahun 1928 dan selanjutnya teknik
http://repository.unimus.ac.id
2
pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan
prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah
(Dalimartha, 2004). Pap Smear mampu mendeteksi lesi prekursor pada stadium awal
sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif (Crum,
segi akurasi pap smear maupun dari segi sumber daya manusia, geografi, dan wanita
akurasi smear dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain cara dan saat pengambilan
pap smear, cara fiksasi, pengeringan dan pengecatan, dan kemampuan interpretasi
skuamokolumner, sediaan terlalu tipis atau terlalu tebal, banyak mengandung darah,
kotor, waktu antara pengambilan sediaan dengan pemeriksaan terlalu lama, fiksasi
terlambat atau memakai alkohol yang kadarnya kurang dari 95% serta kesalahan
http://repository.unimus.ac.id
3
vagina, memperhatikan lokasi pengambilan pap smear, dan mengisi status permintaan
terminologi pelaporan yang sudah disepakati bersama antara klinisi dengan ahli
pelaksanaan pap smear sebagai program skrining adalah teknik yang kurang praktis
oleh karena hanya bisa dikerjakan oleh tenaga-tenaga terlatih, interprestasi hasil
memerlukan waktu yang lebih lama, dan biaya pemeriksaan yang cukup tinggi.
Prosedur pemeriksaan pap smear sangat panjang dan kompleks. Sediaan yang telah
diambil dan difiksasi tersebut, kemudian diseleksi oleh skriner apakah memenuhi
syarat atau tidak. Setelah itu, dilakukan proses pengecatan oleh tenaga terlatih dan
kemudian dibaca oleh ahli sitologi. Apabila hasil pembacaan menunjukkan tanda-
tanda lesi pra kanker atau kanker invasif, barulah kemudian dilakukan pemeriksaan
http://repository.unimus.ac.id
4
Sumber daya manusia sebagai pelaku skrining khsusunya tenaga ahli patologi
menjalani skriming sering enggan untuk diperiksa, oleh karena ketidaktahuan, rasa
malu, rasa takut, dan faktor biaya. Hal ini dsebabkanmasih rendahnya tingkat
maupun bidan atau paramedis. Sampel diproses oleh analis atau teknisi laboratoriun
dan yang mendiagnosis hasil adalah ahli patologi anatomi (dokter spesialis PA).
Sarana prasarana yang diperlukan dalam pemeriksaan pap smear antara lain
ruangan khusus, meja ginekologi, tenaga ahli dan terampil, spekulum steril, peralatan
penunjang untuk pemeriksaan Pap Smear. Peralatan tersebut antara lain spatula,
obyek glass, cairan untuk fiksasi, tabung fiksasi, mikroskop, alat tulis (misal spidol
marker, label, pensil), formulir Pap Smear, medical records, laboratorium sitologi
pengiriman hasil Pap Smear, sistem informasi untuk meyakinkan klien dalam
http://repository.unimus.ac.id
5
Bahan yang dapat dijadikan sampel adalah dari cervical/ vaginal smear,
urin, cairan lambung/ pleura/ ascites/ sendi, liquor cerebrospinal, aspirat AJH,
bebek), spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan alkohol 96%.
sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks posterior, serviks uterus, dan
kanalis servikalis. Serviks diperiksa apakah normal atau tidak, kemudian spatula
dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12
dan diputar 360° searah jarum jam. Sediaan yang telah didapat dioleskan di atas kaca
objek pada sisi yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45° satu kali
usapan. Kaca objek dicelupkan ke dalam larutan alkohol 96% selama 10 menit,
anatomi(Manuaba, 2005).
http://repository.unimus.ac.id
6
tertentu agar sel yang terkandung dalam sampel tidak rusak/ lisis. Bahan kimia untuk
fiksasi antara lain : alkohol 96%, alkohol 70%, methanol, alkohol 50%, either –
alkohol 95%. Fiksasi secepatnya penting karena dapat terjadi artefak akibat
Kesalahan yang sering terjadi pada pembuatan sediaan apus antara lain
sediaan apus terlalu tipis sehingga hanya mengandung sedikit sel, atau sediaan apus
terlalu tebal dan tidak merata menyebabkan sel terlihat bertumpuk-tumpuk sehingga
terlalu lama diluar, tidak segera direndam di dalam cairan fiksatif, dan cairan fiksatif
apus. Gambar 1 berikut merupakan cara pembuatan preparat apus pap smear.
http://repository.unimus.ac.id
7
yang bersifat basa (hematoksilin) dan protein sitolpasma akan mengikat cat yang
bersifat asam (Orange G) dan nukleus dalam inti akan mengikat cat asam (EA 50)
sehingga sel akan berwarna merah muda dengan inti berwarna biru (Medilab, 2018).
http://repository.unimus.ac.id
8
lain Hematoxylin, potasium alumunium atau tawas, asam asetat pekat, dan natrium
iodida. Hasil pengecatan yang seharusnya kromatin dan membran inti (biru–ungu),
anak inti (merah, merah muda, atau oranye).Apabila ganas inti berwarna ungu. HE
untuk pewarnaan inti sel berwarna hitam atau biru tua (Kemenkes, 2017).
Orange G merupakan cat lawan yang bersifat asam yang berfungsi untuk
mencerahkan sehingga sel akan terlihat jelas. Komposisi OrangeG antara lain
phosphotungstic acid, Orange G, dan alkohol absolut. Hasil pengecatan akan terlihat
EA-50 Multiple Polychrome Stain antara lain Light Green S.F. Yellowish, Fast Green
FCF, Bismark Brown Y,Eosin Y,Asam Phosphotungstic, dan asam asetat glasial. Sel-
merah muda sampai dengan kuning, sel-sel superfisial lebih asidofil, sitoplasma
basofil (basa), biru pucat atau biru kehijauan, dan sel-sel intermediate,parabasal dan
basal lebih basa. Bluing atau substitusi kebiruan solusion dapat digunakn untuk
memperjelas bentuk atau struktur sel. Proses hidrasi dalam pengecatan merupakan
penggunaan alkohol secara bertingkat (50%, 70%, 80%, dan 96%) untuk hidrasi dan
dalam pengecatan papanicoloau adalah dapat mewarnai inti sel (untuk melihat
keganasan), pewarnaan banding (sitoplasma diwarnai, inti jadi kontras), warna cerah
http://repository.unimus.ac.id
9
pada sitoplasma agar lebih bisa melihat sel di bawahnya yang kadangberkelompok
(Kemenkes, 2017).
antara lain hematoxylin tetap relatif konstan dalam pewarnaan karakteristik dan
minggu atau segera setelah sel tampak abu-abu, kusam, atau warna kontras yang
pengecatan sitoplasma harus diperiksa dengan hydrometer dan harus diganti setiap
minggu atau mungkin dibuang setiap hari untuk menghindari adanya penyaringan
diganti. Salah satu pengecatan sitoplasma. Xylene didalam air akan membuat
solusion sedikit muncul susu. Sehingga proses kliring terganggu, dan tetes air dapat
berikut :
1 = Baik, yaitu sel skuamosa terwarnai merah muda terang atau oranye terang pada
http://repository.unimus.ac.id
10
2 = Sedang, yaitu sel terwarnai merah muda tersamar atau oranye tersamar pada
3= Tidak Baik, yaitu sel terwarnai hanya satu warna di sitoplasma inti atau
beberapa faktor yang mempengaruhi akurasi preparat papsmear yaitucara dan saat
interpretasi pemeriksaan. Kesalahan saat fiksasi antara lain sediaan apus telah kering
sebelum difiksasi. Hal ini disebabkan preparat terlalu lama di luar, tidak segera
96%. Penggunaan hairspray yang disemprotkan pada jarak terlalu dekat sehingga
sebagian sel-sel akan tersapu juga menyebabkan sel tidakterfiksasi dengan baik.
http://repository.unimus.ac.id
11
sitologi dari
serviks dan
porsio
Fiksasi
Reagen HE Pengecatan Apusan
Papanicoloau
Alkohol 96%
EA-50 Orange G
http://repository.unimus.ac.id
12
Menggunakan
Orange G Hasil Pengecatan
Pap Smear dengan
Papanicoloau
Tanpa Orange G
2.7 Hipotesis
http://repository.unimus.ac.id