Anda di halaman 1dari 5

Lembar Jawaban Tugas 2

MKDK4001/PENGANTAR PENDIDIKAN

NAMA : IMANUEL YOSUA SIANTURI


NIM : 856990726
SEMESTER : 2
1. Beberapa Kebijakan Jaman Kolonial Belanda Terkait Pembeda Status Sosial
a. Kerja Rodi
Kebijakan ini berlangsung semasa pemerintahan gubernur Herman Willems
Deandels, dibawah kekuasaan Raja Louis Napoleon. Selama memerintah, Deandels
menerapkan sistem kerja wajib atau dikenal dengan kerja rodi. Deandels dikenal sebagai
sososk pemimpin yang amat disiplin dan kejam. Hingga suatu ketika ia melanggar
undang-undang negara dengan menjual tanah milik negara kepada pengusaha swasta
asing dan membuatnya diberhentikan dari jabatannya.
b. Landrente atau Sistem Sewa Tanah
Meskipun tidak digagas oleh pemerintah Belanda, namun kebijakan yang canangkan
oleh Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur Jawa di Indonesia semasa pendudukan
Inggris, ini tetap dilanjutkan oleh pemerintah kolonial Belanda yang baru, Buyskes dan
Van Der Capellen. Kebijakan Landrente ini berisi tentang keharusan rakyat untuk
menyewa tanah dan membayar pajak kepada pemerintah sebagai pemilik tanah. Hasil
pertanian pun langsung dipungut oleh pemerintah tanpa perantara bupati.
c. Cultuur Stelsel atau Sistem Tanam Paksa
Kebijakan ini diterapkan oleh Belanda untuk mengisi kekosongan kas negara setelah
berakhirnya Perang Jawa. Peraturan yang dikeluarkan oleh gubernus Van Der Bosch pada
tahun 1830 ini mewajibkan setiap desa untuk menyisihkan sebagian tanahnya sebesar
20% untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu dan tarum. Seluruh hasil
panen pun langsung diserahkan kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah
ditetapkan.

2. Sebelum memasuki lapangan pendidikan, bersama dengan dua teman lainnya Dr.Cipto
Mangun Kusuma dan Dr. Danurdirjo Setyabudi, Kihajar Dewantara mendirikan organisasi
politik yang bersifat revolusioner, sehingga terkenal dengan nama tiga serangkai pendiri
Indische Partij (IP). Dalam saat itu juga (1912) Kihajar Dewantara bersama dengan Dr.
Cipto Mangunkusuma mendrikan Komite Bumiputera yang bertujuan memprotes adanya
keharusan bagi rakyat Indonesia yang dijajah untuk merayakan kemerdekaan Nederland dari
penindasan Napoleon yang dengan paksa mengumpulkan uang sampai kepelosok –
pelosok.Dengan brosur pertama yang berjudul “Seandainya aku orang Belanda”dari
karyanya sendiri yang secara singkat isinya tidak selayaknya bangsa Indonesia yang ditindas
ikut merayakan kemerdekaan dari bangsa Belanda yang menindasnya.Karena dianggap
bahaya, Kihajar Dewantara diinternir ke Bangka, kemudian dieksternir ke negeri Belanda
atas permintaannya sendiri.Pada massa ini dan ditempat inilah ia mendapatkan kesempatan
untuk mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran. Setelah 4 tahun, dengan tanpa
diminta putusan eksternir itu dicabut sehingga ia dapat pulang kembali ke tanah
airnya.Sekembali ketanah airnya ia meneruskan perjuangan politiknya, dimulai lagi dari
menulis di surat kabar yang berjudul “ Kembali ke Pertempuran” . ia menjadi sekretaris
politik , dan menjadi redaktur tiga majalah dari partai politik (National Indesche Partij)
tersebut yaitu De Beweging, Persatuan India , dan Penggugah. Dengan aktifnya ke dunia
politik hidupnya hanya untuk masuk dan keluar penjara.Karena semakin kejam Pemerintah
Belanda terhadap rakyat Indonesia, lebih-lebih terhadap pergerakan rakyat Indonesia dan
agar perjuangan untuk kepentingan bangsa lebih bermanfaat maka Kihajar Dewantara
meninggalkan medan politik yang nampak, memasuki medan pendidikan dan pengajaran
(1921) dimulai dari mengajar pada Sekolah Adhidarma kepunyaan kakaknya R.M
Suryopranoto di Yogyakarta. Setelah satu tahun mengajar di Adhidarma Kihajar Dewantara
mendirikan sekolah yang sesuai dengan cita-citanya sendiri (3 Juli 1922) dengan nama
“Natinal Onderwisj Institut Taman Siswa” yang kelak diubah menjadi Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa. Sekolah ini mula – mula hanya meliputi bagian Taman Anak dan
Bagian Kursus Guru saja.

3. 7 unsur kebudayaan yang muncul pada masa Indonesia sebelum mengenal tulisan (pra
aksara):
1. Bahasa. Komunikasi yang masih sederhana dilakukan oleh manusia saat itu, bahkan
lebih banyak dibantu oleh bahasa tubuh atau isyarat
2. Sistem pengetahuan. Ditandai dengan kemampuan berlayar terbukti dengan migrasi
manusia ke kepulauan Nusantara, serta dengan itu artinya mereka mengenal adanya
petunjuk berdasarkan rasi bintang.
3. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial. Homo sapiens sudah mengenal adanya
kelompok masyarakat dan salah satu diantaranya akan dipilih menjadi
pemimpin/kepala suku atau yang dikenal dengan primus interpares.
4. Peralatan hidup dan teknologi. Kemampuan membuat peralatan dari batu, tanah liat
dan bahkan peembuatan barang dari logam dengan teknologi pengecoran sudah
dikenal pada masa itu
5. Sistem mata pencaharian hidup. Berkenaan dengan kehidupan ekonomi atau
pemenuhan kebutuhan yang masih sederhana dimana dimulai dengan berburu dan
mengumpulkan makanan kemudian berkembang menjadi bercocok tanam dan
berternak (food producing) seiring dengan meningkatnya kemampuan berpikir
manusia terlebih saat mereka sudah menetap secara permanen
6. Sistem religi. Manusia pra aksara secara perlahan sadar akan kekuatan yang berada
diluar kemampuan mereka termasuk kekuatan roh nenek moyang atau anismisme,
kemudian percaya bahwa suatu benda itu mempunyai kemampuan gaib atau disebut
dengan dinamisme, serta percaya bahwa beberapa hewan tertentu memiliki kekuatan
supranatural.
7. Kesenian. Manusia pra aksara mengenal adanya seni rupa terbukti dengan adanya
lukisan-lukisan yang ada di dinding gua dan mereka telah mengenal wayang yang
digunakan untuk berhubungan dengan roh nenek moyang.
4. Berikut Kerangka Kebudayaan yang digambarkan melalui lingkaran kebudayaan

Organisasi Sosial

Sistem Sistem Ekonomi


Pengetahuan

Sistem Teknologi
Nilai-nilai Budaya

Religi Sistem budaya

Sistem sosial

Kebudayaan Fisik

Kesenian
Bahasa

Lingkaran 1 Merupakan “Kebudayaan Fisik” yang berarti lingkaran untuk semua benda hasil karya manusia yang
bersifat kongkret.
Lingkaran 2 “Sistem Sosial”, semua pola perbuatan manusia dari waktu kewaktu dan dari hari ke hadru, dari masa ke
masa sebagai pola-pola perilaku yang dilakukan berdasarkan sistem
Lingkaran 3 “Sistem Budaya” KEbudayaan dalam wujud ini bersifat asbtrak dan hanya dipajami dan diketahui (oleh
warga kebudayaan lain) setelah ia mempelajarinya. Kebudayaan dalam wujud gagasan juga berpola dan berdasarkan
sistem-sistem tertentu.
Lingkaran 4 adalah “nilai-nilai budaya” digambarkan dalam lingkaran paling dalam dan merupakan inti dari semua
unsur yang lain yang menentukan sifat, corak, dari pikiran, cara pikir, serta pola prilaku manusia
5.

Anda mungkin juga menyukai